Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Forestry and Environment

STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG ADAT KUTA SEBAGAI DESTINASI WISATA Anggi Setiadi; Agus Yadi Ismail; Deni Deni
Journal of Forestry And Environment Vol 6, No 1 (2023): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v6i1.9064

Abstract

Kuta Traditional Village development is faced with a lack of human resources who understand the importance of tourism awareness, lack of support to improve infrastructure and development budgets are still a major problem for rural communities to develop tourist objects and make their villages progress to become tourist villages. The objectives of this study are 1) Knowing the management strategy for the development of Kuta Traditional Village as a tourist destination; 2) Knowing the development strategy of the Kuta Traditional Village. The research method used was a questionnaire and FGD which were then analyzed using IFAS and EFAS as well as a SWOT analysis. From the research results it is known that 1) the authenticity of the Kuta traditional village; 2) Traditional social life; 3) Customs and customs that are still adhered to; 4) Traditional ceremonies are still being held; and 5) The sacredness of the Leuweung Gede forest is a potential that can make Kuta Traditional Village a tourist destination. The IFAS and EFAS analysis shows a score of 2.07 for strengths, 1.78 for weaknesses and 1.40 for opportunities and 1.53 for threats. In the SWOT diagram, the position of the Kuta Traditional Village is in quadrant II. Diversification (0.14 x-axis and -0.06 y-axis), which means that Kuta Traditional Village is in a position that has threats but still has strength, to minimize these threats the strategy that can be used is the ST strategy.Pengembangan Kampung Adat Kuta dihadapkan dengan kurangnya sumberdaya manusia yang mengerti akan pentingnya kesadaran pariwisata, kurangnya dukungan untuk mneingkatkan infrastuktur merupakan dan anggaran pengembangan masih menjadi permasalahan utama bagi masayarakat desa untuk mengembangkan objek wisata dan menjadikan desanya maju untuk menjadi desa wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui strategi pengelolaan pengembangan Kampung Adat Kuta sebagai destinasi wisata; 2) Mengetahui strategi pengembangan Kampung Adat Kuta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuesiner dan FGD yang kemudian dianalisis menggunakan IFAS dan EFAS serta analisis SWOT. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 1) Keaslian kampung adat kuta; 2) Kehidupan sosial masyarakat yang masih tradisional;  3) Adat dan istiadat yang masih dipegang teguh; 4) Masih sering dilaksanakannya upacara adat; dan 5) Kesakralan hutan leuweung gede merupakan potensi yang dapat menjadikan Kampung Adat Kuta sebagai destinasi wisata. Analisis IFAS dan EFAS menunjukan skor 2.07 untuk kekuatan, 1.78 untuk kelemahan dan 1.40 untuk peluang dan 1.53 untuk ancaman. Dalam diagram SWOT posisi Kampung Adat Kuta berada pada kuadran II. Diversifikasi (sumbu x 0.14 dan sumbu y -0.06) yang artinya Kampung Adat Kuta berada dalam posisi yang memiliki ancaman namun masih memiliki kekuatan, untuk meminimalkan ancaman tersebut strategi yang dapat digunakan adalah strategi ST
TINGKAT KENYAMANAN HUTAN KOTA BUNGKIRIT DI KABUPATEN KUNINGAN BERDASARKAN KERAPATAN VEGETASI, IKLIM MIKRO DAN PERSEPSI MASYARAKAT Silvi Sahidah; Iing Nasihin; Deni Deni
Journal of Forestry And Environment Vol 5, No 2 (2022): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v5i2.9028

Abstract

Green Open Space is part of the open space of an urban area filled with plant vegetation, one of which is the City Forest. Bungkirit City Forest is part of the green open space in Kuningan Regency which is maintained to overcome environmental problems. The existence of this urban forest is an important component in maintaining the comfort of the city for its residents through the function of forming the city's microclimate. This research aims to identify the types of trees that make up the City Forest, determine comfort based on the Temperature Humidity Index (THI) and community perception. Vegetation data is carried out by vegetation analysis to determine the type and number of trees, composition of vegetation types and tree density, determining data collection points is carried out based on the purposive method. Air temperature and humidity were collected by measuring within 5 weeks using a thermohygrometer, while perception data was collected by interview using a questionnaire. The results of identifying tree vegetation show that there is an influence of vegetation density on air temperature and humidity which influences the level of comfort with the composition of vegetation types dominated by the Gmelina (Gmelina arborea) type. The THI value inside the Bungkirit City Forest area can be categorized as comfortable, seen from the average for 5 weeks, the comfort index reaches 24.25, while outside the area it falls into the uncomfortable category with an average comfort index reaching 26.73, which means the value This exceeds the moderate category level, namely 26. The comfort level of Bungkirit City Forest based on perception is relatively high, with 87.5% stating that it is comfortable.Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan bagian ruang terbuka dari suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh vegetasi tumbuhan, salah satunya yaitu Hutan Kota. Hutan Kota Bungkirit merupakan bagian dari ruang terbuka hijau di Kabupaten Kuningan yang dipertahankan keberadaannya untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Keberadaan hutan kota ini merupakan komponen penting dalam mempertahankan kenyamanan kota bagi penduduknya melalui fungsi pembentuk iklim mikro kota. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis pohon penyusun Hutan Kota, mengetahui kenyamanan berdasarkan Temperature Humidity Index (THI) serta persepsi masyarakat. Data vegetasi dilakukan dengan analisis vegetasi untuk mengetahui jenis dan jumlah pohon, komposisi jenis vegetasi dan kerapatan pohon, penentuan titik pengambilan data dilakukan berdasarkan metode purposive. Suhu dan kelembaban udara dikumpulkan dengan cara pengukuran dalam waktu 5 minggu menggunakan alat termohigrometer, sedangkan untuk data persepsi dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil dari identifikasi vegetasi pohon menunjukkan adanya pengaruh kerapatan vegetasi terhadap suhu dan kelembaban udara yag mempengaruhi tingkat kenyamanan dengan komposisi jenis vegetasi didominasi oleh jenis Gmelina (Gmelina arborea). Nilai THI di dalam kawasan Hutan Kota Bungkirit dapat dikategorikan nyaman dilihat dari rata-rata pada 5 minggu, indeks kenyamanan mencapai 24,25, sedangkan di luar kawasan masuk ke dalam kategori tidak nyaman dengan rata-rata indeks kenyamanan mencapai 26,73 yang artinya nilai tersebut melebihi tingkat kategori sedang yaitu 26. Tingkat kenyamanan Hutan Kota Bungkirit berdasarkan persepsi tergolong tinggi sebesar 87,5% menyatakan nyaman.
ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN TANAMAN AREN (Arenga pinnata Merr.) OLEH MASYARAKAT DI DESA TUNDAGAN KECAMATAN HANTARA KABUPATEN KUNINGAN Sylvana Sylvana; Ai Nurlaila; Deni Deni
Journal of Forestry And Environment Vol 5, No 2 (2022): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v5i2.9043

Abstract

Tundagan Village is an area known as a producer of productive and high-quality brown sugar or palm sugar. Palm sugar is increasingly popular and in demand by the public along with public awareness to consume low-calorie foods. That is, palm sugar is actually in demand because of changing consumption patterns and awareness of natural ingredients that are better for the body. The high demand for palm sugar like this has made the people of Tundagan Village able to increase their economy through non-timber forest products (HHBK) the aren plant type. The problem with the potential and utilization of sugar palm (Arenga pinnata Merr.) is the lack of information about the production of sugar palm and the limitations of the types of production from the sugar palm plant. The purpose of this study was to determine the potential and utilization of sugar palm (Arenga pinnata Merr.) in Tundagan Village, Hantara District, Kuningan Regency. The method used in this study is research with observation, interviews, and questionnaires. The results of the identification of potential sugar palm plants in Tundagan Village showed that 34.1% of the unproductive plants, 17.5% were almost productive, 29.5% productive plants and 18.8% were not productive. The use of sugar palm plants by the people of Tundagan Village is still limited to sap, kolang kaling and palm fiber water. The community uses the sap water for the manufacture of printed sugar which will be commercialized later. Meanwhile, by-products such as kolang kaling and palm fiber are generally used by the community themselves, but are sometimes sold at certain times or seasons to support the economy.Desa Tundagan merupakan suatu daerah yang dikenal sebagai penghasil gula merah atau gula aren yang produktif serta memiliki kualitas tinggi. Gula aren semakin popular dan diminati masyarakat seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan rendah kalori, Artinya, gula aren justru diminati karena pola konsumsi yang berubah dan kesadaran akan bahan-bahan alami yang lebih baik bagi tubuh. Tingginya permintaan gula aren seperti ini membuat masyarakat Desa Tundagan bisa meningkatkan perekonomiannya melalui Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) jenis tanaman aren. Permasalahan potensi dan pemanfaatan tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) adalah minimnya informasi mengenai hasil produksi tanaman aren serta keterbatasan jenis produksi dari tanaman aren tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi serta pemanfaatan tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) di Desa Tundagan Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan metode observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil identifikasi potensi tanaman aren di Desa Tundagan menunjukan bahwa tanaman yang belum produktif sejumlah 34,1%, hampir produktif 17,5%, tanaman yang produktif 29,5% dan yang tidak produktif itu di angka 18,8%. Pemanfaatan tanaman aren oleh masyarakat Desa Tundagan masih sebatas air nira, kolang kaling dan ijuk. Masyarakat memanfaatkan air nira untuk pembuatan gula cetak yang nantinya dikomersilkan. Sedangkan hasil ikutan seperti kolang kaling dan ijuk secara umum dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat, namun terkadang dijual pada waktu atau musim tertentu untuk menunjang perekonomian