Paul Gabriel Tamelan, Paul Gabriel
Department of Vocational Technical Education, Faculty of Teaching and Education Studies, University of Nusa Cendana, Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMANENAN AIR HUJAN SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR BERSIH DAN KONSERVASI AIR TANAH DI WILAYAH SEMI-RINGKAI, TIMOR TENGAH SELATAN Tamelan, Paul Gabriel; Nendissa, Doppy Roy; Chamdra, Santhy; Lerik, Mariana Dinah Charlota
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 Nomor 1 Edisi April 2025
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/jpkmkelaker.v6i1.399

Abstract

Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu daerah semi-ringkai di Indonesia yang sering menghadapi krisis air bersih, terutama di musim kemarau. Akses terhadap air bersih yang terbatas menyebabkan masyarakat terpaksa mengambil air dengan jarak yang jauh atau tergantung pada bantuan distribusi air. Disis lain, ketika musim hujan, air yang melimpah tetapi tanpa pemanfaatan secara optimal. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi air melalui penerapan sistem Pemanenan Air Hujan (PAH) sebagai alternatif penyediaan air bersih rumah tangga dan pelestarian air tanah. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat dengan pendekatan partisipatif melalui sosialisasi, pelatihan teknis, dan pembangunan sistem PAH sederhana. Sebanyak 25 peserta dari masyarakat lokal mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari pembuatan talang, instalasi tandon berkapasitas 2.000 liter, hingga pemeliharaan sistem. Monitoring selama tiga bulan menunjukkan bahwa sistem mampu memenuhi kebutuhan air rumah tangga selama musim kemarau dan memberikan dampak positif berupa meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi air. Evaluasi partisipasi menunjukkan tingkat kepuasan mencapai 92%, meskipun masih ada tantangan teknis seperti kebocoran talang. Dengan keberhasilan ini, PAH terbukti menjadi solusi praktis, hemat biaya, dan dapat direplikasi di daerah lain dengan kondisi serupa. Dukungan lebih lanjut dari pemangku kepentingan diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan perluasan program ini.