I Gede Herry Purnama, I Gede Herry
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas udayana

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFISIENSI MODEL HORIZONTAL SUB-SURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND DENGAN AKAR WANGI (VETIVERIA ZIZANIOIDES) PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TERNAK BABI Purnama, I Gede Herry; Anggara, I Made Tejamurti
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 11 No 1 (2024): April 2024
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2024.v11.i01.p14

Abstract

Peternakan babi di Bali menghasilkan limbah ternak sekitar 46 ribu ton setiap tahunnya. Limbah cair ternak babi dapat membahayakan lingkungan dan makhluk hidup apabila langsung dibuang ke perairan atau sungai tanpa adanya pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyisihan nilai parameter limbah cair ternak babi yang diolah menggunakan model Horizontal Sub-Surface Flow Constructed Wetland dengan Akar Wangi (Vetiveria Zizanioides) berdasarkan parameter BOD, COD, NH3-N, dan pH. Jenis penelitian ini adalah true experiment dengan desain pre-post with control group design. Tahapan penelitian dilakukan penyusunan model, uji coba, aklimatisasi tanaman dan proses start-up reaktor. Pengambilan sampel air limbah dilakukan setiap pengujian di hari ke-6, 12, 18 dan 25 dengan waktu detensi 2 hari. Air limbah bersumber dari peternakan babi yang berlokasi di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati. Pengambilan sampel menggunakan grab sampling dengan total 108 sampel uji di laboratorium. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penyisihan keseluruhan nilai BOD, COD dan NH3-N pada reaktor ulangan secara berturut-turut sebesar 19,34%, 18,26%, dan 8,94% dan pada reaktor kontrol sebesar 24,68%, 24,67% dan 3,51% serta rentangan nilai pH sekitar 7,44 – 8,35. Kesimpulan yang didapat bahwa model ini belum cukup efisien dalam mengolah air limbah ternak babi sesuai dengan tiap parameter sehingga diperlukan berbagai upaya pengoptimalan kembali apabila model ini diterapkan untuk peternakan babi. Kata Kunci: Efisiensi, Constructed Wetland, Akar Wangi (Vetiveria Zizanioides), Limbah Cair Ternak Babi
Sosialisasi usia ideal menikah untuk mencegah melahirkan anak dengan stunting Ani, Luh Seri; Utami, Ni Wayan Arya; Purnama, I Gede Herry; Mertasari, Luh; Budiartami, Putu Paramitha; Dewi, Ni Made Desi Suzika
PROMOTIF: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): PROMOTIF: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um075v5i22025p221-235

Abstract

Stunting adalah masalah kesehatan pada balita yang dapat dicegah. Pernikahan pada usia anak atau kurang dari 20 tahun merupakan salah satu faktor risiko kejadian stunting pada balita. Pernikahan pada usia remaja cenderung diikuti oleh peristiwa kehamilan usia remaja. Di sisi lain pengetahuan remaja tentang efek negatif pernikahan usia muda masih rendah. Berdasarkan hal tersebut maka pengabdian ini diselenggarakan untuk menurunkan resiko melahirkan anak dengan stunting saat hamil. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode presentasi dan pemutaran film pendek “Dini” pernikahan usia dini. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh remaja yang berdomisili di desa Sarimekar Kecamatan Buleleng-Bali. Materi pengabdian diberikan oleh 2 orang pembicara yang handal di bidang stunting dan kesehatan pra hamil. Pelaksanaan pengabdian ini berlangsung lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan hasil penilaian dijumpai bahwa peserta sosialisasi sangat antusias mendengarkan ceramah dan aktif pada sesi tanya jawab. Berdasarkan wawancara dijumpai bahwa peserta pengabdian mendapatkan manfaat positif dari pengabdian yang dilaksanakan. Sehingga disimpulkan bahwa pengabdian ini berhasil dilakukan meskipun terdapat keterbatasan dalam penyelenggaraannya. Pengabdian ini menyarankan untuk melakukan kembali sosialisasi tentang usia ideal menikah pada remaja dengan frekuensi yang lebih sering dan durasi yang lebih panjang sehingga pengetahuan remaja tentang usia ideal menikah dapat berubah menjadi perilaku untuk menghindari pernikahan usia dini.