Suranto Moch Sayuthi, Suranto Moch
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA Vergi, Mentari Diana; Suprayogi, Teguh Hari; Sayuthi, Suranto Moch
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.622 KB)

Abstract

ABSTRAK    Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan interval pemerahan yang berbeda guna memperbaiki tampilan mutu susu atau kandungan lemak, total bahan kering dan bahan kering tanpa lemak (BKTL). Materi yang digunakan adalah 16 ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) pada bulan laktasi ke-4 dan 5, bobot badan rata-rata 373,27±27,32 kg (CV 7,32%), dan produksi susu rata-rata 12,50±0,06 liter (CV 0,46%). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Crossover Designs. Perlakuan yang dicobakan adalah P1 (interval pemerahan 12:12 jam) dan P2 (interval pemerahan 16:8 jam). Parameter yang diamati meliputi lemak susu, total bahan kering dan bahan kering tanpa lemak. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan lemak susu P1 dan P2, masing-masing 0,56 dan 0,50 kg/ekor/hari dan berbeda nyata (P<0,05). Kandungan total bahan kering pada P1 dan P2, masing-masing 1,80 dan 1,56 kg/ekor/hari dan berbeda nyata (P<0,05). Kandungan BKTL pada susu untuk perlakuan P1 dan P2, masing-masing 19,76 dan 17,34  kg/ekor/hari dan berbeda nyata (P<0,05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah interval pemerahan 12:12 jam dapat meningkatkan kualitas susu dibandingkan interval pemerahan 16:8 jam.Kata kunci : Sapi Perah FH; Interval Pemerahan; Kualitas Susu. ABSTRACT This study aimed to compare the milking interval on milk fat content, Total Solid and Solid Non Fat (SNF). The dairy cattle used was 16 Frisien Holstein cows at the second and third milking periods and at fourth and fifth months of lactation. The average of body weight and milk production were 373.27 ± 27.32 kg (CV 7.32%) and  12.50 ± 0.06 liters (CV 0.46%). The experimental design used was Crossover Design. The treatment was T1 (milking interval 12:12 hours) and T2 (milking interval 16:8 hours). The parameters observed were milk fat, total solid and solid non fat. The data were analysed by F test. The results showed that milk fat content was 0.56 and 0.50 kg/head/day (P<0.05), total solid content was 1.80 and 1.56 kg/head/day (P<0.05), Solid non fat on milk was 19.76 and 17.34 kg/ head/day (P<0.05 ) for P1 and P2, respectively. In conclusion, the milking interval used by 12:12 hours was better than 16:8 hours to increase milk quality.Keywords: Milking Interval; Fat Content; Total Solid; Solid Non Fat.
TAMPILAN TOTAL BAKTERI DAN pH PADA SUSU SAPI FRIESIEN HOLSTEIN (FH) AKIBAT PERBEDAAN KONSENTRASI IODOSFOR (Total Bacteria and Potential Hydrogen (pH) On FH Cow’s Milk Affected by Different Concentration Iodosphor) Nilamsari, Graditha Ayu; Sayuthi, Suranto Moch; Sudjatmogo, Sudjatmogo
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.366 KB)

Abstract

ABSTRAK          Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh dari berbagai konsentrasi larutan dipping iodosfor terhadap total bakteri dan pH pada susu sapi FH. Penelitian dilaksanakan di UPTD PTU Mulyorejo Kabupaen Semarang tanggal 15 September - 12 Oktober 2014. Materi yang digunakan adalah susu 18 sapi perah FH dengan kisaran bulan laktasi II - III, bobot badan 408,55 + 30,86 kg (CV : 10,68%) dan produksi susu 9,6 + 0,84 L (CV : 12,36%), iodosfor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan 6 ulangan. Data diolah menggunakan Anova dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Tengah (BNT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Perlakuan yang diterapkan adalah T1 ( dipping 0,25%); T2 (dipping 0,5%); dan T3 ( dipping 0,75%). Parameter yang diamati adalah total bakteri dan pH susu. Rataan total bakteri pada T1, T2, dan T3 adalah 9,2 x 105cfu/ml; 7,5 x 105cfu/ml; dan 4,90 x 105cfu/ml (p<0,01). Rataan nilai pH pada T1, T2, dan T3 adalah 5,18; 6,28; dan 6,53 (p<0,01). Kesimpulan dari penelitian adalah dipping puting menggunakan konsentrasi 0,5% sudah mampu mengurangi total bakteri dan menaikkan nilai pH susu.Kata kunci : dipping; total bakteri; derajat keasaman (pH); susu sapi FH; iodosfor ABSTRACT          The goal of this research was to determine the best dosage of iodosphor for teat dipping to decrease total plate count and increase potential hydrogen (pH) on Friesien Holstein cow’s milk. The study was conducted at UPTD PTU Mulyorejo, Semarang from September 15th 2014 to October 12th 2014. The material used in this research was 18 Fresian Holstein cows at averaged body weight of 408.55+ 30.86 kgs (CV: 10.68%) and milk production of 9.6 + 0.84 L (CV: 12.36%), and their milk samples also iodosphor. The study conducted under Completely Randomized Design, while data was analyzed using Anova and LSD test. The treatments were T1 (teat dipping at 0,25%), T2 (teat dipping at 0,5%) and T3 ( teat dipping at 0,75%). Parameters observed were total bacteria and pH of milk. The result showed that various dipping dossages were able to reduce (p<0.01) total plate count amount and increased (p<0.01) milk pH. The TPC in T1, T2 and T3 were 9.2 x 105cfu/ml; 7.5 x 105cfu/ml; and 4.90 x 105cfu/ml, while the milk pH were 5.18; 6.28; and 6.53, respectively. This research could be concluded that dipping at0,5% iodosphor concentration could decreased the amount of total plate count and increased milk’s pH, simultaniously.Keywords : dipping;  total bacteria; potential hydrogen (pH); FH cow’s milk; iodosphor
TAMPILAN PRODUKSI, BERAT JENIS, KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN YANG BERBEDA Vidyanto, Tri; Sudjatmogo, Sudjatmogo; Sayuthi, Suranto Moch
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.989 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh interval pemerahan berbeda pada peningkatan produksi, berat jenis, laktosa, dan air pada susu. Materi yang digunakan adalah 16 ekor sapi perah FH terdiri atas bulan laktasi 4 dan 5 serta periode laktasi 2 dan 3. Bobot badan rata-rata 373,27±27,32 kg (CV 7,32%) dan produksi susu rata-rata 12,50±0,06 liter (CV 0,46%). Rancangan percobaan yang digunakan adalahCrossover Design. Perlakuan yang dicobakan adalah T1 (interval pemerahan 12:12 jam) dan T2 (interval pemerahan 16:8 jam). Parameter yang diamati meliputi produksi, beratjenis, laktosa, dan airpada susu. Data dianalisis menggunakan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (P<0,05) antara interval pemerahan (T1 vs T2) pada semua parameter yang diamati, yaitu produksi susu masing-masing 13,33 dan 12,30 kilogram/ekor/hari, berat jenis susu masing-masing 1,028 dan 1,026 g/ml, kandungan laktosa masing-masing 0,66 dan 0,58 kg/ekor/hari, air pada susu masing-masing 11,54 dan 10,72  kg/ekor/hari. Kesimpulan dari penelitian adalah sapi yang diperah dengan interval pemerahan 12:12 jam menghasilkan produksi susu lebih tinggi dibandingkan interval pemerahan 16:8 jam. Kata kunci: Sapi perah; interval pemerahan; produksi susu. ABSTRACT        This study was aimed at knowing the effect of milking interval on milk production, milk density, lactose yield, and water content in milk. The average of body weight and milk production were 373.27 ± 27.32 kg (CV 7.32%) and  12.50 ± 0.06 liters (CV 0.46%). The experimental design used was Crossover Design. The treatment was T1 (milking interval 12:12 hours) and T2 (milking interval 16:8 hours). The parameters observed were milk production, milk density, lactose yield, and water content ini milk. The data were analysed by F test. The results showed that there was an effect of milking interval (T1 vs T2) on all parameters observed, such as milk production was 13.33 and 12.30 kg/head/day, milk density was 1.028 and 1.026 g/ml, lactose yield was 1.80 and 1.56 kg/head/day and water content in milk was 11.54 and 10.72 kg/head/day, respectively. In conclusion, the milking interval 12:12 hours was better than 16:8 hours to increase the milk production. Keywords: Dairy cows; milking interval; milk production.
TOTAL BAKTERI DAN DERAJAT KEASAMAN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PERBEDAAN LAMA WAKTU DIPPING MENGGUNAKAN LARUTAN IODOSFOR SEBAGAI DESINFEKTAN (Total Plate Count and pHof Fresh Milk of Dairy Cows After Dipping using Iodosphor Solution as Desinfectantat on Differ Kencanawati, Arsy Putri; Suprayogi, Teguh Hari; Sayuthi, Suranto Moch
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.326 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui, pengaruh perlakuan lama waktu dipping dengan menggunakan Iodosfor pada sapi perah Fresian Holstein(FH) terhadap total plate count (TPC) dan nilai pH susu sapi segar telah dilakukan di Unit PelaksanaTeknis Daerah (UPTD) Pembibitan Ternak Unggul Tengaran-Semarang. Materi yang digunakan adalah susu segar yang diperoleh dari 18 ekor sapi FH laktasi dengan bulan laktasi II dan III, rata-rata bobot badan 387,21 ± 20,54 kg (CV : 5,46%) dan rata-rata produksi susu 8,7 ± 0,46 l (CV : 5,36%).Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah T0 (dipping selama 5 detik), T1 (dipping selama 10 detik) dan T2 (dipping selama 15 detik). Data dianalisis menggunakan Anova kemudian diuji lanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu dipping menggunakan larutan iodosfor menurunkantotal plate count(TPC) (p<0,01) dan menaikkan derajat keasaman susu sapi ke arah pH normal (p<0,05). Rataan TPC pada T0, T1 dan T2 masing-masing yaitu 8,86 x 105 CFU/ml; 7,50 x 105 CFU/ml dan 5,40 x 105 CFU/ml, dan rataan pH susu masing-masing yaitu : 5,36 ; 5,75 dan 6,10. Simpulan yang dapat disampaikan bahwa pada perlakuan dipping dengan lama waktu 15 detik (perlakuan optimal) akan menurunkan cemaran bakteri dan mempertahankan pH susu kearah pH normal. Kata kunci: dipping; total bakteri; derajat keasaman; sapi perah ABSTRACT The research aimed to determine the influence of the duration of dipping using Iodosfor in Fresian Holstein (FH) dairy cows to the total plate count (TPC) and the pH value of fresh cow's milk had been done in UPTDMulyorejo Good Breeding Tengaran-Semarang. The material used was fresh milk obtained from 18 lactating cows FH month of lactation II and III, average of body weight 387,21 ± 20,54 kg (CV : 5,46%) and average of milk production 8,7 ± 0,46 l (CV : 5,36%). The research design used was a completely randomized design (CRD) with three treatments and 6 replications. The duration of dipping treatments being tested were T0 (5 seconds), T1 (10 seconds) and T2 (15 seconds). Data were analyzed using ANOVA and then was tested by Least Significant Difference(LSD). The results showed that the duration of dipping time using iodosfor solution could lower the TPC (p<0.01) and increased the pH of milk cows into normal pH (p<0.05). The average of TPC for T0, T1 and T2 were 8.86 x 105 CFU/ml; 7.50 x 105 CFU/ml and 5.40 x 105 CFU/ml, while the pH of milk were averaged at 5.36; 5.75 and 6.10, respectively. Conclusions is dipping treatment with 15 second the optimum treatment to decrease bacteria spread and stabilize fresh milk pH level as close to normal as possible. Keywords: dipping; total bacteria; acidity; dairy cows