Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Iodine Mineral Status of Etawah Crossbred Goat at Different Physiological Stages Fed Elephant Grass and Tofu Byproduct Widiyanto, Widiyanto; Sumarsono, Sumarsono; Sudjatmogo, Sudjatmogo; Prasetiyono, Bambang W.H.E; Setiadi, A; Surahmanto, Surahmanto
ANIMAL PRODUCTION Vol 17, No 1 (2015): January
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.382 KB) | DOI: 10.20884/1.anprod.2015.17.1.477

Abstract

Abstract. The objective of the study was to determine the iodine status and to map the thyroxin hormone concentration in etawah crossbred goat (ECG) at different physiological stages and its interrelation to the nutrition and performance. Fifteen female ECG was allotted in three physiolgical stage groups:  female kid, young female goat and lactating goat, fed elephant grass and tofu byproduct. The study was conducted  in Tossa Shakti Agro Company (TSA), Central Java, Indonesia. Analysis of variance in completely randomized design was used to determine the effect of physiological stages on soil and feed iodine content, blood serum thyroxin hormone concentration, nutrient and feed dry matter consumption, average daily gain and milk production. Result showed that soil iodine content was adequate to stimulate plant growth (3.109 mg/kg). Consumed feed iodine content  was adequate to all physiological stages, female kid, young female and lactating goat (1.003; 0.940 and 0.820 mg/kg, respectively). Thyroxin hormone concentration in blood serum of female kid and young female goat was  in normal range (8.23 and 10.05 µg/dl) but the concentration of thyroxin hormone in blood serum of lactating goat was  marginal ( 6.17 µg/dl).  Iodine supplementation was required for  lactating etawa crossbred goat  if tofu byproduct was included in its ration.Key words : nutrient, iodine, thyroxin hormone, etawah crossbred goat Abstrak.  Penelitian ini bertujuan mengkaji status iodine dan memetakan konsentrasi hormone tiroksin kambing peranakan etawah (PE) pada berbagai status fisiologis dan interelasinya dengan status nutrisi serta performans ternak.  Sebanyak 15 ekor kambing PE betina digunakan dalam penelitian yang terbagi atas tiga kelompok status fisiologis, yakni: cempe betina, kambing dara dan kambing laktasi.  Sebagai pakan, digunakan rumput gajah dan ampas tahu.  Penelitian ini dilakukan di PT. Tossa Shakti Agro (TSA) Kendal, Jawa Tengah.  Variabel yang diukur meliputi kandungan iodin tanah dan pakan, kadar hormon tiroksin serum darah, konsumsi bahan kering pakan dan nutrien, pertambahan bobot badan serta produksi susu. Data yang terkumpul diolah secara statistik dengan analisis variansi dalam rancangan acak lengkap guna mengetahui pengaruh status fisiologis terhadap variable-variabel tersebut.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan iodine tanah memadai untuk menstimulasi pertumbuhan tanaman (3,109 mg/kg).  Kandungn iodin pakan terkonsumsi memadai untuk semua status fisiologis, dalam hal ini cempe betina, kambing dara dan kambing laktasi (masing-masing: 1,003; 0,940 dan 0,820 mg/kg).  Konsentrasi hormon tiroksin serum darah cempe betina dan kambing dara dalam kisaran normal (8,23 dan 10,05 ug/dl), tetapi konsentrasi hormon tiroksin serum darah kambing laktasi berada pada batas normal (borderline), yakni 6,17 ug/dl.  Suplementasi iodin diperlukan bagi kambing peranakan etawa yang sedang laktasi, jika ampas tahu digunakan sebagai bagian dari ransum.Kata kunci:  nutrien, iodin, hormone , kambing peranakan etawah
TAMPILAN LEMAK DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK PADA SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT YANG BERBEDA (The Display of Fat and Solid Non Fat of Milk Lactation Dairy Cattle Because of The Rationing Feed By The Differen Setiyaningtyas, Rahmadilla Widi; Sudjatmogo, Sudjatmogo; Suprayogi, Teguh Hari
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 2 (2014): Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.65 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang bertujuan mempelajari pengaruh imbangan hijauan : konsentrat pakan sapi perah terhadap produksi susu dan kualitasnya, khususnya lemak dan bahan kering tanpa lemak susu dilaksanakan selama 60 hari di Unit Pelaksanaan Teknis Mulyorejo Pembibitan Ternak Kabupaten Semarang. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kepada peternak. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah sapi perah FH sebanyak 9 ekor yang terdiri dari 6 ekor bulan laktasi VIII dan 3 ekor bulan laktasi VII dengan pendugaan bobot badan antara 400-486 kg dan produksi susu antara 5,5-8 liter. Pakan yang digunakan adalah rumput gajah dan konsentrat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 3 perlakuan, yaitu imbangan hijauan : konsentrat (T1 = 40 : 60, T2 = 45 : 55, T3 = 50 : 50%). Data hasil penelitian dianalisis dengan uji F yang dilanjutkan dengan uji  Beda Nyata Terkecil (BNT). Parameter yang diamati meliputi kandungan lemak dan bahan kering tanpa lemak susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan hijauan dan konsentrat  pada ransum sapi perah PFH tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap kandungan lemak dan bahan kering tanpa lemak susu dengan kandungan lemak susu (gram/ekor/hari) masing-masing T1 = 242,04, T2 = 260,49 dan T3 = 276,47. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa ransum sapi perah dengan imbangan hijauan dengan konsentrat pada kisaran 40-60% tidak mengubah persentase lemak dan bahan kering tanpa lemak susu.Kata Kunci : Sapi FH; lemak susu; bahan kering tanpa lemak susu ABSTRACTThe experiment was aimed to learn the effect of balance  forage : concentrates on feed dairy cattle to milk production and quality, specially milk fat and solid non fat was implemented about 60 days in the Technical Implementation Unit Mulyorejo and Livestock Breeding Semarang District. The benefits of this study to give farmers information. The material was used in this experiment were 9 FH dairy cattle which consists of 6 in the VIII lactations and 3 in the VII lactations with body weight estimation were between 400-486 kg and milk production between 5.5-8 liters. Feed used forage and concentrates. The experimental design used Latin Square Design with 3 treatments. That was the balance forage : concentrate (T1 = 40 : 60, T2 = 45 : 55, T3 = 50 : 50%). The results were analyzed by the F test which continued by Least Significant Difference test ( LSD ). The parameters were observed include milk  fat and solid non fat content. The results showed that the balance forage and concentrates on feed dairy cattle FH did not influence ( P > 0.05) milk fat and solid non fat content (g/cattle/day), T1 = 242.04, T2 = 260.49 and T3 = 276.47. It was concluded that the feed dairy cattle by the balance forage and concentrates in the range of 40-60 % did not change the percentage of milk fat and solid non fat.Keywords : FH Cattle; milk fat; solid non fat
PENGARUH LAMA WAKTU DIPPINGDENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN KAPORIT TERHADAP TAMPILAN TOTAL BAKTERI DAN DERAJAT KEASAMAN SUSU SAPI PERAH (The Effect of Durations Time of Dipping with Kaporit on Total Bacteria and pH of Dairy Cows Milk) Putri, Praditha; Sudjatmogo, Sudjatmogo; Suprayogi, Teguh Hari
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.277 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian yang bertujuan untuk mengetahui tampilan total bakteri dan derajat keasaman susu sapi perah akibat perbedaan lama waktu dipping dengan menggunakan larutan kaporitini dilaksanakan di UPTD Pembibitan Ternak Unggul Mulyorejo, Tengaran, Semarang pada tanggal 15 September - 12 Oktober 2014. Materi penelitian adalah susu segar dari 18 ekorsapiperah FH dengan rata-rata bobot badan 387,21 20,54 kg (CV : 5,46%) dan rata-rata produksi susu 8,7 0,46 l (CV : 5,36%). Larutan dipping menggunakan 0,2% kaporit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang diterapkan sebagai berikut: T1 (dippingselama 5 detik), T2 (dippingselama 10 detik) dan T3 (dippingselama 15 detik). Parameter yang diamati adalah total bakteri dan derajat keasaman susu. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Varians yang dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil analisis rata-rata  total bakteri yaitu : T1 : 3,20; T2 : 2,55 dan T3 : 2,50 x 105CFU/ml (P<0,05). Rata-rata nilai pH susu yaitu T1 : 6,0; T2 : 6,1dan T3 : 6,3 (P<0,05). Simpulan dari penelitian ini adalahperlakuan dippingmenggunakan larutan kaporit 0,2 %dengan lama waktu 10 detik sudah mampu meminimalkan cemaran bakteri dan cenderung meningkatkan pH susu ke arah netral.                                                                                                             Kata kunci: dipping; total bakteri; pH susu sapi perah; kaporitABSTRACT The study aimed to determine the total bacteria and the acidity of the dairy cows milk at the different length of dipping time using chlorine solution is carried out at Superior Livestock Breeding Station (UPTD) Mulyorejo, Tengaran, Semarang from 15 September to 12 October 2014. The research materials were fresh milk from 18 heads of FH dairy cows. The cattle were in average body weight of 387.21±20.54 kg (CV: 5.46%) and the average milk production of 8.7±0.46 l (CV: 5.36%). Dipping solution was used 0.2% chlorine. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) with three treatments and 6 replications. The treatments were applied as follows: T1 (5 seconds dipping time), T2 (10 seconds dipping time) and T3 (15 seconds dipping time). Parameters measured were total bacteria and the acidity of the milk. Data observed were analyzed using analysis of variance followed by Least Significant Difference Test (BNT) to determine the differences between the treatments. The results showed that average of total bacteria were 3.20; 2.55 and 2.50x105CFU/ml (P<0.05), and pH of milk were 6.0; 6,1 and 6.3 (P<0.05) for T1, T2 and T3, respectively. The conclusion of this study was the dipping treatment used 0.2% chlorine with duration 10 seconds time had been able to minimize bacterial contamination and led milk pH to be neutral.Keywords : dipping time; bacterial contamination; pH dairy cows milk; chlorine
KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT RANSUM YANG BERBEDA (Protein Digestibility and Milk Protein of Dairy Cow Fedatthe Ration of the Difference Ratio Forage And Concentrates) Sarah, Siti; Suprayogi, Teguh Hari; Sudjatmogo, Sudjatmogo
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.966 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum dengan imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda terhadap kecernaan protein ransum dan kandungan protein susu sapi perah. Materi yang digunakan yaitu 12 ekor sapi perah FH betina bulanlaktasi II dan III, rumput raja, konsentratdanHCl 3%. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3x4. Perlakuan yang diterapkan adalah imbangan hijauan dan konsentrat yaitu 50:50 (T0), 55:45 (T1), dan 60:40 (T2). Parameter pengamatan meliputi konsumsi BK dan PK ransum, kecernaan protein ransum dan kandungan protein susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan kecernaan protein ransum (T0; T1; T2) masing-masing adalah 66,26; 62,03; 67,48 %. Kandungan protein susu (T0; T1; T2) adalah 247,08; 270,70; 287,79 gram/ekor/hari. Konsumsi BK ransum (T0; T1; T2) adalah15,16; 15,37; 16,30  kg/ekor/hari. Konsumsi PK ransum (T0; T1; T2) adalah1,75; 1,74; 1,81 kg/ekor/hari. Ketiga perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap parameter. Simpulan penelitian ini adalah pemberian ransum dengan imbangan konsentrat dan hijauan yang berbeda belum dapat mengubah kecernaan protein ransum dan kandungan protein susu sapi perah.Kata kunci : sapi perah FH; konsumsi pakan; kecernaan protein pakan; protein susu. ABSTRACT The experiment aimedto determine the protein digestibility and milk protein of lactating dairy cowsfed at forage and concentrate ratio.The materials used were 12 dairy cows at II and III month lactating period. The experiment was done by Completely Randomized Designs (CRD) for 3 treatments and 4 replications. The treatments applied were proportion of forage and concentrate in the rations, namely 50:50 (T0), 55:45(T1), and 60:40 (T2), respectively.The parameters observed were protein digestibility, milk protein, dry matter intake (DMI) and crude protein intake (CPI).The results showedthat protein digestibility ofT0; T1; and T2 were66.26; 62.03; 67.48%, while milk protein were 247.08; 270.70; 287.79 g/head/day, respectively. The DMI ofT0; T1; and T2 were15.16; 15.37; and 16.30 kg/head/day, while CPI were1.75; 1.74; and 1.81kg/head/day, respectively. All of those parameterswere not significantlydifferent (P>0.05).Therefore it could be concluded that ratio of forage and concentrates in the ration forlactating dairy cow did not affectfeed protein digestibility and milk protein.Keywords : lactating dairy cow; feed consumption;milk protein;protein digestibility
EFISIENSI DAN PERSISTENSI PRODUKSI SUSU PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT BERBEDA (The Efficiency and Persistency of Milk Production on Friesian Holstein Dairy Cows Fed at Different Forage and Concentrate Feeding Ratio) Anggiati, Gita Tri; Sudjatmogo, Sudjatmogo; Suprayogi, Teguh Hari
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.146 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan persistensi produksi susu akibat imbangan pakan hijauan dan konsentrat berbeda.  Materi yang digunakan adalah 12 ekor sapi perah Friesian Holstein bulan laktasi II dan III dengan bobot badan rata-rata 456,21 ± 20,83 kg (CV = 4,95%) dan produksi susu rata-rata 10,05 ± 1,24 liter (CV = 12,83%).  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan.  Perlakuan yang diujikan yaitu pemberian ransum dengan imbangan hijauan dan konsentrat : T0 = 50:50; T1 = 55:45 dan T2 = 60:40.  Data dianalisis ragam menggunakan uji F dan apabila terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan.  Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan imbangan pakan hijauan dan konsentrat tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap kecernaan energi ransum (T0= 88,27; T1= 88,02 dan T3= 87,91 %), energi susu (T0=921,60; T1=1.174,53 dan T2=1.132,68 kkal/liter) dan persistensi produksi susu (T0=93,50; T1=100,26 dan T2=84,21%).  Perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap energi tercerna (T0=16,05; T1= 13,66 dan T2= 8,34 Mkal/hari) dan efisiensi produksi susu (T0=27,84; T1=37,69 dan T2=39,62%. Kesimpulan penelitian ini adalah imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda dalam ransum sapi perah friesian holstein tidak mengubah persistensi produksi susu tetapi meningkatkan efisiensi produksi susu. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT The aim of this experiment was to determine the efficiency and persistency of milk production as a result of forage and concentrates rations.  The materials used were twelve Friesian Holstein lactating cows in lactation II and III month at averaged body weight of 456.21±20.83 kg (CV=4.95%) and the averaged milk production of 10.05±1.24 liters (CV =12.83%).  The experimental design used was a completely randomized design for 3 treatments and 4 replications.  The treatments were rations of forage and concentrate at 50:50 (T0); 55:45 (T1) and 60:40 (T2).  Data were analyzed using ANOVA and further test using Duncan Multiple Range Test were used at any significant differences.  The results showed that the forage and concentrate ratio on the ration of Friesian Holstein dairy cows was not significantly different (P>0.05) the digestibility of energy (T0= 88.27; T1=88.02 and T2=87.91%), milk energy (T0=921.60; T1= 1,174.53 and T2=1,132.68 kcal/liter), persistencies of milk (T0=93.50; T1=100.26 and T2=84.21%) respectively.  There was high significantly different (P<0.01) to the digestible energy (T0=16.05; T1=13.66 and T2=8.34 Mcal/day) and milk production efficiencies (T0= 27.84; T1=37.69 and T2=39.62%). This study concluded that the ratio of forage and concentrate in Friesian Holstein dairy cows feeding was failed to change the persistencies of milk production but increase the milk production efficiencies. Key words : Ration Balance; Efficiency Milk Production; Persistency of Milk.
TAMPILAN TOTAL PLATE COUNT DAN Staphylococcus aureus PADA SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN AKIBAT DIPPING DENGAN IODOSFOR PADA BERBAGAI KONSENTRASI (Performance Of Total Plate Count And Staphylococcus aureus In Milk Of Friesian Holstein Cow After Dipping With Wibowo, Andri; Suprayogi, Teguh Hari; Sudjatmogo, Sudjatmogo
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.193 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi iodosfor untuk dipping terhadap Total Plate Count (TPC) dan Staphylococcus aureus pada susu sapi Friesian Holstein (FH). Penelitian dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Ternak Unggul Mulyorejo di Desa Barukan, Kecamatan Tengaran - Kabupaten Semarang. Materi yang digunakan adalah susu segar yang diperoleh dari 18 ekor sapi perah FH laktasi dengan rata-rata bobot badan 408,55 ± 30,86 kg (CV = 10,68%) dan rata-rata produksi susu 9,6 ± 0,84 l (CV = 12,36%). Bahan dipping yang digunakan adalah iodosfor 10,295% (yang tersusun atas 0,295% iodine, 10% sorbitol dan gliserol) dan akuades yang dicampur hingga homogen. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu T0 (non dipping), T1 (dipping dengan konsentrasi 0,5% iodosfor) dan T2 (dipping dengan konsentrasi 1% iodosfor). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan TPC pada T0, T1 dan T2 masing-masing adalah 9,6 ; 7,5 dan 3,9 x 105 CFU/ml (P<0,01), sedangkan total bakteri Staphylococcus aureus masing-masing yaitu : 1,60; 0,93 dan 0,55 x 102 CFU/ml (P<0,01). Kesimpulan dari penelitian ini adalah dipping dengan menggunakan iodosfor pada konsentrasi 0,5% sudah dapat menurunkan TPC dan Staphylococcus aureus pada susu sapi FH.Kata kunci:  dipping; iodosfor; Total Plate Count; Staphylococcus aureus; sapi Friesian Holstein  ABSTRACTThis study was aimed to determine the effect of iodosphor concentration for dipping on Total Plate Count (TPC) and Staphylococcus aureus in milk of Friesian Holstein (FH) dairy cow. The research was conducted at the Regional Technical Implementation Unit (Superior Livestock Breeding/UPTD Mulyorejo) Barukan village, Tengaran – district of Semarang. The material used was fresh milk obtained from 18 lactating FH dairy cows with an averaged body weight of 408.55 ± 30.86 kg (CV = 10.68%) and the averaged milk production of 9.6 ± 0.84 l (CV = 12.36%). Dipping materials used were iodosphor 10.295% (which was composed of 0.295% iodine, 10% sorbitol and glycerol) and distilled water which was mixed until homogeny. The experimental design used was a completely randomized design with 3 treatments and replicates).The treatments were T0 (non-dipping), T1 (dipping with a concentration of 0.5% iodosphor) and T2 (dipping with a concentration of 1% iodosphor).The results showed that the average of TPC of the treatments were 9.6; 7.5, and 3.9 x 105 CFU/ml (P <0.01), whereas the total Staphylococcus aureus were 1.60; 0.93 and 0.55 x 102 CFU/ml (P <0.01) for T0, T1 and T2, respectively. The conclusion of this study was the use of iodosphor at a concentration of 0.5% for dipping could lower the TPC and Staphylococcus aureus in milk from FH dairy cows. Keywords:  dipping; iodosphor; Total Plate Count; Staphylococcus aureus; Friesian Holstein cows
TAMPILAN TOTAL BAKTERI DAN pH PADA SUSU KAMBING PERAH AKIBAT DIPPING DESINFEKTAN YANG BERBEDA Mahardika, Okto; Sudjatmogo, Sudjatmogo; Suprayogi, Teguh Hari
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.603 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelayanan Teknis Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Singosari Malang pada tanggal 6 Agustus sampai 20 Agustus 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari 3 macam desinfektan yang dicobakan untuk dipping puting kambing PE laktasi terhadap total bakteri dan pH. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor kambing perah Peranakan Ettawa laktasi dengan kriteria kondisi sehat,dengan bobot badan rata-rata 40 kg dan sedang dalam masa laktasi bulan laktasi ke 2, 3 macam desinfektan yaitu povidon iodine, kaporit (calcium hyphochloride 60%), desinfektan (benzalkonium chloride dan isopropanol) dengan merk dagang destasan dan aquabides. Peralatan yang digunakan timbangan digital, ember, gelas ukur, gelas pencelup untuk dipping, stop watch, botol sampel, pH meter merk Hanna dengan skala 0-14 dengan kepekaan 0,01, dan termos kedap cahaya serta plate count agar. Perlakuan yang diterapkan adalah T1 (dipping dengan larutan iodine), T2 (dipping dengan larutan kaporit) dan T3(dipping dengan larutan destasan). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah total bakteri dan pH susu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dipping dengan desinfektan yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan (P>0,05) terhadap total bakteri dan pH susu. Rataan total bakteri T1, T2 dan T3 masing-masing 5,80 x 105 cfu/ml ; 5,53 x 105 cfu/ml dan 5,40 x 105 cfu/ml. Rataan pH susu T1, T2 dan T3 masing-masing 6,52; 6,59 dan 6,61. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa 3 jenis desinfektan (iodine, kaporit, destasan) yang digunakan untuk dipping puting kambing laktasi mempunyai kemampuan yang sama dalam mengendalikan jumlah bakteri dan mempertahankan nilai pH.Kata kunci: total bakteri, pH susu, dippingABSTRACT This research was conducted at the Technical Services Unit and the Livestock Breeding Livestock Forage Food Singosari Malang on August 6 until August 20, 2011. This study aimed to determine the effect of three kinds of disinfectants were tested for dipping goat nipple lactation on total bacteria and pH. The material used in this study were 12 dairy goats Peranakan Ettawa healthy lactation criteria, with an average body weight of 40 kg and is in the months of lactation to lactation 2, 3 kinds, namely povidone iodine disinfectant, chlorine (60% calcium hyphochloride ), disinfectants (benzalkonium chloride and isopropanol) with destasan trademarks and aquabides. Equipment used digital scales, buckets, measuring cups, glasses dyer for dipping, stop watch, sample bottles, brand Hanna pH meter with a scale of 0-14 with a sensitivity of 0.01, and a light-tight flask and plate count agar. The treatment is applied to T1 (dipping with iodine solution), T2 (dipping with chlorine solution) and T3 (dipping the solution destasan). Parameters observed in this study is the total bacteria and pH of milk. Experimental design used was completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 4 replications. The data obtained were then analyzed using ANOVA. The results showed that dipping with different disinfectants showed no difference (P> 0.05) on total bacteria and pH of milk. Mean total bacterial T1, T2 and T3 respectively 5.80 x 105 cfu / ml; 5.53 x 105 cfu / ml and 5.40 x 105 cfu / ml. Mean pH of milk T1, T2 and T3 respectively 6.52; 6.59 and 6.61. Based on these results it can be concluded that the three types of disinfectant (iodine, chlorine, destasan) used for dipping the nipple lactating goats have the same ability to control the amount of bacteria and maintain the pH value.Keywords: total bacteria, the pH of milk, dipping
TAMPILAN TOTAL BAKTERI DAN pH PADA SUSU SAPI FRIESIEN HOLSTEIN (FH) AKIBAT PERBEDAAN KONSENTRASI IODOSFOR (Total Bacteria and Potential Hydrogen (pH) On FH Cow’s Milk Affected by Different Concentration Iodosphor) Nilamsari, Graditha Ayu; Sayuthi, Suranto Moch; Sudjatmogo, Sudjatmogo
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.366 KB)

Abstract

ABSTRAK          Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh dari berbagai konsentrasi larutan dipping iodosfor terhadap total bakteri dan pH pada susu sapi FH. Penelitian dilaksanakan di UPTD PTU Mulyorejo Kabupaen Semarang tanggal 15 September - 12 Oktober 2014. Materi yang digunakan adalah susu 18 sapi perah FH dengan kisaran bulan laktasi II - III, bobot badan 408,55 + 30,86 kg (CV : 10,68%) dan produksi susu 9,6 + 0,84 L (CV : 12,36%), iodosfor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan 6 ulangan. Data diolah menggunakan Anova dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Tengah (BNT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Perlakuan yang diterapkan adalah T1 ( dipping 0,25%); T2 (dipping 0,5%); dan T3 ( dipping 0,75%). Parameter yang diamati adalah total bakteri dan pH susu. Rataan total bakteri pada T1, T2, dan T3 adalah 9,2 x 105cfu/ml; 7,5 x 105cfu/ml; dan 4,90 x 105cfu/ml (p<0,01). Rataan nilai pH pada T1, T2, dan T3 adalah 5,18; 6,28; dan 6,53 (p<0,01). Kesimpulan dari penelitian adalah dipping puting menggunakan konsentrasi 0,5% sudah mampu mengurangi total bakteri dan menaikkan nilai pH susu.Kata kunci : dipping; total bakteri; derajat keasaman (pH); susu sapi FH; iodosfor ABSTRACT          The goal of this research was to determine the best dosage of iodosphor for teat dipping to decrease total plate count and increase potential hydrogen (pH) on Friesien Holstein cow’s milk. The study was conducted at UPTD PTU Mulyorejo, Semarang from September 15th 2014 to October 12th 2014. The material used in this research was 18 Fresian Holstein cows at averaged body weight of 408.55+ 30.86 kgs (CV: 10.68%) and milk production of 9.6 + 0.84 L (CV: 12.36%), and their milk samples also iodosphor. The study conducted under Completely Randomized Design, while data was analyzed using Anova and LSD test. The treatments were T1 (teat dipping at 0,25%), T2 (teat dipping at 0,5%) and T3 ( teat dipping at 0,75%). Parameters observed were total bacteria and pH of milk. The result showed that various dipping dossages were able to reduce (p<0.01) total plate count amount and increased (p<0.01) milk pH. The TPC in T1, T2 and T3 were 9.2 x 105cfu/ml; 7.5 x 105cfu/ml; and 4.90 x 105cfu/ml, while the milk pH were 5.18; 6.28; and 6.53, respectively. This research could be concluded that dipping at0,5% iodosphor concentration could decreased the amount of total plate count and increased milk’s pH, simultaniously.Keywords : dipping;  total bacteria; potential hydrogen (pH); FH cow’s milk; iodosphor
TOTAL BAKTERI DAN PH SUSU SEGAR SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DAN PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL MULYOREJO TENGARAN-SEMARANG (Total Bakteria and pH in Milk by Friesian Holstein Cows Milk atPelaksana Teknis Daerah dan Pembibitan Te Pramesthi, Ridha; Suprayogi, Teguh Hari; Sudjatmogo, Sudjatmogo
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.805 KB)

Abstract

ABSTRAK             Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas susu dengan cara menghitung total bakteri dan mengukur pH susu segar sapi perah FH yang berada di Peternakan (UPTD-PTU) Mulyorejo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2014 di UPTD-PTU Mulyorejo, Tengaran-Semarang. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel susu dari 6 ekor sapi perah laktasi yang berada pada lingkungan kandang yang sama dengan rataan bobot badan 398,9 kg dan produksi susu 8,5 l. Parameter yang diamati adalah total bakteri dan pH susu segar sapi perah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata – rata total bakteri dan pH susu masing – masing adalah 3,15 x 106 CFU/ml dan 5,6. Simpulan penelitian ini bahwa total bakteri dan pH susu di UPTD – PTU Mulyorejo, Tengaran-Semarang masih di atas rata – rata standar total bakteri dan pH susu yang ditetapkan dan perlu dilakukan dipping (celup puting) untuk menekan total bakteri dan meningkatkan pH susu. Kata Kunci : Total Bakteri; pH; Susu; Sapi Friesian Holstein. ABTRACT             The study aimed to evaluate quality by counting total bacteria and pH of fresh milk from Friesian Holstein Cows in UPTD-PTU Mulyorejo, Tengaran-Semarang. The experiment was conducted from September - October 2014 at UPTD Mulyorejo, Tengaran-Semarang. The research was doneby taking milk sample from 6 cows in same stall with average of body weight of 398,9 kg and milk production 8,5 l. The parameters measured were total bacteria and pH of milk. The results showed that average total bacteria and pH of milk were 3,15 x 106 CFU/ml and 5,6. The results could be concluded that total bacteria and pH of milk in UPTD were out of standard that were required and needed a treatment for reduce total bacteria and rise pH of fresh milk. Keyword : Total Bacteria; pH; Milk; Friesian Holstein Dairy Cow.
TAMPILAN PRODUKSI, BERAT JENIS, KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN YANG BERBEDA Vidyanto, Tri; Sudjatmogo, Sudjatmogo; Sayuthi, Suranto Moch
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.989 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh interval pemerahan berbeda pada peningkatan produksi, berat jenis, laktosa, dan air pada susu. Materi yang digunakan adalah 16 ekor sapi perah FH terdiri atas bulan laktasi 4 dan 5 serta periode laktasi 2 dan 3. Bobot badan rata-rata 373,27±27,32 kg (CV 7,32%) dan produksi susu rata-rata 12,50±0,06 liter (CV 0,46%). Rancangan percobaan yang digunakan adalahCrossover Design. Perlakuan yang dicobakan adalah T1 (interval pemerahan 12:12 jam) dan T2 (interval pemerahan 16:8 jam). Parameter yang diamati meliputi produksi, beratjenis, laktosa, dan airpada susu. Data dianalisis menggunakan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (P<0,05) antara interval pemerahan (T1 vs T2) pada semua parameter yang diamati, yaitu produksi susu masing-masing 13,33 dan 12,30 kilogram/ekor/hari, berat jenis susu masing-masing 1,028 dan 1,026 g/ml, kandungan laktosa masing-masing 0,66 dan 0,58 kg/ekor/hari, air pada susu masing-masing 11,54 dan 10,72  kg/ekor/hari. Kesimpulan dari penelitian adalah sapi yang diperah dengan interval pemerahan 12:12 jam menghasilkan produksi susu lebih tinggi dibandingkan interval pemerahan 16:8 jam. Kata kunci: Sapi perah; interval pemerahan; produksi susu. ABSTRACT        This study was aimed at knowing the effect of milking interval on milk production, milk density, lactose yield, and water content in milk. The average of body weight and milk production were 373.27 ± 27.32 kg (CV 7.32%) and  12.50 ± 0.06 liters (CV 0.46%). The experimental design used was Crossover Design. The treatment was T1 (milking interval 12:12 hours) and T2 (milking interval 16:8 hours). The parameters observed were milk production, milk density, lactose yield, and water content ini milk. The data were analysed by F test. The results showed that there was an effect of milking interval (T1 vs T2) on all parameters observed, such as milk production was 13.33 and 12.30 kg/head/day, milk density was 1.028 and 1.026 g/ml, lactose yield was 1.80 and 1.56 kg/head/day and water content in milk was 11.54 and 10.72 kg/head/day, respectively. In conclusion, the milking interval 12:12 hours was better than 16:8 hours to increase the milk production. Keywords: Dairy cows; milking interval; milk production.