Sukanda Sukanda, Sukanda
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

BIAYA DAN PRODUKTIVITAS TREE LENGTH LOGGING DI HUTAN ALAM PRODUKSI Idris, Maman Mansyur; Sukanda, Sukanda
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 4 (2012):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3041.39 KB)

Abstract

This study examined cost and productivity of tree length logging system in natural production forest. The study was conducted in several forest concession in Kalimantan. The results showed that the sytem is capable to extract the clearbole part as main production log and the wasted log above the first branch into the landing point. Skidding productivityof tree length syistem in PT Gunung Gajah Abadi 6,25 m3/jam/hm, PT Narkata Rimba 15,54 m3/hr/hm, PT Balikpapan Forest Industries 16,67 m3/hr/hm, PT Jatitrin Co Ltd 20,76 m3/hr/hm, PT Dwima Jaya Utama 36,69 m3/hr/hm dan PT Kayu Tribuana Rama 21,67 m3/hr/hm.The average cost of tree length logging system in PT Gunung Gajah Abadi is Rp 84.817,92 / m3, PT Narkata Rimba Rp 33.636,55/ m3, PT Balikpapan Forest Industries Rp 31.800,34/ m3, PT Jatitrin Co Ltd Rp. 25.535,26/ m3, PT Dmimajaya Utama Rp 14.155,19/ m3 and PT Kayu Tribuana Rama Rp. 25.207,41/ m3.    
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DI HUTAN TANAMAN RAWA GAMBUT: STUDI KASUS DI SALAH SATU PERUSAHAAN HUTAN DI RIAU Suhartana, Sona; Sukanda, Sukanda; Yuniawati, Yuniawati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 4 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2009.27.4.369 - 380

Abstract

Penyaradan di hutan tanaman rawa gambut berbeda dengan penyaradan di lahan kering. Metode penyaradan yang digunakan adalah sistem manual dengan tenaga manusia, menggunakan sampan darat semi mekanis dan mekanis penuh yang ditarik ekskavator. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2008 di PT Arara Abadi, Riau. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui produktivitas dan biaya penyaradan di hutan tanaman rawa gambut. Data dianalisis dengan tabulasi dengan menghitung nilai rata-ratanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1). Sistem penyaradan yang dipergunakan di rawa gambut kering dan rawa gambut basah di areal perusahaan ini  adalah sistem manual (tenaga manusia), sistem sampan darat semi mekanis (semi mekanis) dan sampan darat mekanis (mekanis penuh); (2) Rata-rata produktivitas penyaradan mekanis penuh dan semi mekanis lebih tinggi daripada menggunakan sistem manual, yaitu masing-masing 27,79 m3.hm/jam dan 25,61 m3.hm/jam, dikarenakan volume kayu yang dapat disarad lebih besar; dan (3) Rata-rata biaya penyaradan sistem semi mekanis (Rp 18.190,5/m3.hm) dan mekanis penuh (Rp 15.926,5/m3.hm) lebih tinggi daripada dengan sistem manual (Rp 1.203,8/ m3.hm) karena pada kedua sistem terdahulu digunakan ekskavator yang biayanya tinggi.
KAJIAN PEMANENAN JENIS RAMIN DI PT DIAMON RAYATIMBER Endom, Wesman; Sukanda, Sukanda
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2008.26.2.105 - 116

Abstract

Kajian ini dilakukan untuk mengevaluasi target volume tebangan kayu ramin tahun 2003 di PT. DRT (Diamon Raya Timber). Evaluasi dilakukan menggunakan metode French (1883). Hasilnya memperlihatkan volume tebangan untuk seluas 2.000 ha sekitar 9.104,3 m3 berasal dari sebanyak 3.672 pohon. Dari hasil penelusuran pada lokasi bekas tebangan diketahui penebangan di1akukan antara 5,75-14,61 pohon/ha atau rata-rata 10,18 batang/ha; dengan sekitar 1,3-4,0 batang diantaranya dari jenis kayu ramin. Sumber informasi lain memperlihatkan pohoo ramin yang ditebang antara 5,65 - 7,22 batang/ha atau rata-rata 6 batang/ha. Besaran ini memperlihatkan bahwa perusahaan telah berusaha menerapkan prinsip kelestarian pemanenan di hutan a1am. Kendati demikian untuk menambah tingkat kelestariannya maka penebangan pohon berdiameter besar perlu dibatasi, utamanya diperlukan untuk penyediaan pohon induk yang sangat penting sebagai sumber benih dao anakan alam masa mendatang.
PRODUKTIVITAS BIAYA DAN EFISIENSI MUAT BONGKAR KAYU DI DUA PERUSAHAAN HTI PULP Sukadaryati, Sukadaryati; Sukanda, Sukanda
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2008.26.3.228 - 242

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi produktivitas, biaya dan tingkat efisiensi pemuatan dan pembongkaran kayu ke atas berbagai jenis truk di HTI pulp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa truk yang terdiri dari 5 stik menghasilkan procluktivitas dan efisiensi pemuatan kayu yang lebih tinggi dengan biaya yang dikeluarkan tidak berbeda dengan truk yang terdiri dari 2 stik. Produktivitas, efisiensi dan biaya pemuatan truk yang terdiri dari 5 stik masing- masing sebesar 540,014 m.m/jam; 99,15% dan Rp 786,079/m. Di sisi lain, penggunaan truk berkapasitas 30 ton menghasilkan produktivitas pemuatan yang lebih tinggi dan biaya lebih murah dengan tingkat efisiensi yang tidak berbeda dengan truk berkapasitas 10 ton. Produktivitas, biaya dan efisiensi pemuatan truk berkapasitas 30 ton masing-masing sebesar 301,817 m3.m/jam; Rp 112,569 / m dan 89,88%. Penggunaan truk yang terdiri dari 5 stik dan truk yang berkapasitas 30 ton masing-masing menghasilkan produktivitas pembongkaran kayu yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan truk yang terdiri dari 2 stik dan truk berkapasitas 10 ton. Produktivitas, biaya dan efisiensi pembongkaran truk yang terdiri dari 5 stik, masing-masing sebesar 1432,574 m3.m/jam; Rp 344,559/m dan 99,17%. Sementara itu produktivitas, biaya dan efisiensi pembongkaran truk berkapasitas 30 ton masing-masing sebesar 1632,567 m3.m/jam; Rp 208,022/m dan 97,71%. Namun demikian, penggunaan truk yang terdiri dari 2 stik dan truk berkapasitas 10 ton tersebut masih dijurnpai dalam kegiatan muat bongkar kayu dengan beberapa pertimbangan/alasan terutama karena truk-truk tersebut lebih lincah dioperasikan di lapangan. Kelebihan dan kelemahan yang ditimbulkan akibat penggunaan alat mekanis muat bongkar di HTI hendaknya bisa dijadikan acuan agar pengelolaan hutan dapat dilakukan dengan bijaksana.
MONITORING A CONDITION OF RECOVERY OF RESIDUAL STAND AND LOGGED OVER AREA AFTER 5 YEARS RIL IMPLEMENTATION: A CASE STUDY AT A FOREST COMPANY IN CENTRAL KALIMANTAN Sukanda, Sukanda; Yuniawati, Yuniawati; Suhartana, Sona
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 4, No 1 (2007): Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2007.4.1.45-51

Abstract

The aim of this study were to identify and evaluate a condition in logged over area (LOA) after 5 years of reduced impact logging (RIL) implementation, and to asses how far recovery of former skidding road, damages in felled and yarded over area, and environmental condition had taken place. Results of this study was expected to provide inputs and to improve the RIL implementation guidance for sending   sustainable forest management. The results revealed that: (1)The covers of skidding road reached consecutively 2,641 m2  area (in block I), and 3,147 m2  area (in block II), as both marked by the growing of  bushes with coverage portions i.e. 84% and 80%, respectively; (2) The bush that grew on the former skidding road was regarded as pioneer vegetation; (3) The effect of cross drain on skidding road after logging was able to decrease erosion, and increase the recovery of the road condition; and (4) The healthy residual stand after 5 years logging by RIL showed that small diameter felled trees have resulted bigger residual stand damaged then big diameter or the percentage of healthy trees would be small.
PENGARUH PENYARADAN TERHADAP KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL PADA BERBAGAI TINGKAT KELERENGAN Dulsalam, Dulsalam; Sukanda, Sukanda
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 5 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7542.668 KB) | DOI: 10.20886/jphh.1988.5.5.307-310

Abstract

An investigation  or  the  effect  of  skidding   to  residual  stand  damage  on  several  slope  degrees  has  been  done  at PT Sumpol Timber  in South  Kalimantan in 1987.  The purpose  of  this investigation  is to seek  information   on the residual stand  damage  caused  by  skidding   on  several slope  degrees.  The  investigation   took  place  in three  different  slope  degrees: i.e.:  0  -  20  %, 20 - 40  %, and > 40%.  Sample  plots  were selected with  completely randomized   design.Results  of  this investigation  are concluded  as follows   :Skidding has caused part  of  the  residual stand  to damage.The  residual  stand  damage  caused  by  skidding   ranges from 10  Trees/ha to 70 trees/ha  (from 6 % to 29  %)  with an average of 30  trees/ha  (15%) with  standard  error of  3,60   trees/ha. The  residual stand  damage caused   by skidding  on  :             a. 0 - 20 % slope  ranges from 10  trees/ha  to 50  trees/ha (6 – 18%) with an average of 23,3  trees/ha  (11 %).             b. 20 - 40  % slope  ranges  from  10  trees/ha  to  70 trees/ha  with  an average of  30  trees/ha  (15 %).              c.Greater  than 40  %  slope  ranges from  20  trees/ha  to  70 trees/ha   (from 10 % to 29 %) with an average of 38 trees/ha (19 %).The  result  of  Least  Significant   Difference   (LSD) test  on  the  data  revealed  that  the residual stand  damage  between 0 - 20% and > 40%  slope  differs  significantly at 95% level.    The higher the slope degree the greater the residual stand damage took  place.It  is therefore  sugessted  that  skidding  on 40  % slope  degree  or more  be done  with  great  care in order  to decrease  the residual stand  damage