Maman Mansyur Idris
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

BIAYA DAN PRODUKTIVITAS TREE LENGTH LOGGING DI HUTAN ALAM PRODUKSI Idris, Maman Mansyur; Sukanda, Sukanda
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 4 (2012):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3041.39 KB)

Abstract

This study examined cost and productivity of tree length logging system in natural production forest. The study was conducted in several forest concession in Kalimantan. The results showed that the sytem is capable to extract the clearbole part as main production log and the wasted log above the first branch into the landing point. Skidding productivityof tree length syistem in PT Gunung Gajah Abadi 6,25 m3/jam/hm, PT Narkata Rimba 15,54 m3/hr/hm, PT Balikpapan Forest Industries 16,67 m3/hr/hm, PT Jatitrin Co Ltd 20,76 m3/hr/hm, PT Dwima Jaya Utama 36,69 m3/hr/hm dan PT Kayu Tribuana Rama 21,67 m3/hr/hm.The average cost of tree length logging system in PT Gunung Gajah Abadi is Rp 84.817,92 / m3, PT Narkata Rimba Rp 33.636,55/ m3, PT Balikpapan Forest Industries Rp 31.800,34/ m3, PT Jatitrin Co Ltd Rp. 25.535,26/ m3, PT Dmimajaya Utama Rp 14.155,19/ m3 and PT Kayu Tribuana Rama Rp. 25.207,41/ m3.    
PENERAPAN METODE TREE LENGTH LOGGING SKALA OPERASIONAL DI AREAL TEKNIK SILVIKULTUR INTENSIF (STUDI KASUS DI PT SARMIENTO PARAKANCA TIMBER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR) Idris, Maman Mansyur; Soenarno, Soenarno
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode tree length logging sebagai alternatif cara pemanenan kayu merupakan upaya untuk meningkat-kan efisiensi pemanfaatan hasil hutan kayu dan kelestarian hutan produksi alam. Saat ini kontribusi produksi kayu bulat hutan alam semakin menurun akibat masih borosnya proses pemanenan dan makin terbatasnya luas hutan alam produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penerapan metode pembalakan kayu sepanjang mungkin dalam skala operasional. Penelitian dilaksanakan pada areal hutan yang dikelola dengan teknik silvikultur intensif (SILIN) di PT Sarmiento Parakanca Timber (SARPATIM), Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Pengumpulan data melalui pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan meliputi produktivitas kerja dan biaya penebangan dan penyaradan, limbah pembalakan, faktor eksploitasi (FE) dan kerusakan tegakan tinggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas penebangan meningkat menjadi 60,535 m /jam dan produktivitas penyaradan sebesar 31,931 m /jam. Selain itu, penerapan metode tree length logging dapat memperkecil biaya penebangan menjadi Rp 1.604,36/m dan penyaradan Rp 21.142,75/m , meningkatkan nilai FE mejadi 0,93 dan dapat menekan kerusakan tegakan menjadi sebesar 20,70%.
UNJUK KERJA TEKNIK PENYARADAN KAYU DENGAN METODE TREE LENGTH LOGGING PADA HUTAN ALAM LAHAN KERING Idris, Maman Mansyur; Soenarno, Soenarno
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENYARADAN KAYU SESUAI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DAN PENGGESERAN LAPISAN TANAH ATAS : KASUS DI SATU PERUSAHAAN HUTAN DI JAMBI Suhartana, Sona; Idris, Maman Mansyur; Yuniawati, Yuniawati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2726.894 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2011.29.3.248-258

Abstract

Penggunaan alat berat pada penyaradan dapat menimbulkan kerusakan tanah berupa penggeseran lapisan tanah atas atau hilangnya top soil. Kehilangan top soil berarti mengurangi kesuburan tanah hutan yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas hutan. Teknik penyaradan yang efisien dan efektif dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya sarad serta penggeseran lapisan tanah atas. Penelitian dilaksanakan di PT Wirakarya Sakti di Jambi pada bulan Mei tahun 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik penyaradan sesuai prosedur (TSP) dan teknik setempat (TS) terhadap produktivitas, biaya sarad dan penggeseran lapisan tanah atas. Tahapan penelitian dilakukan dengan pengambilan data lapangan dan wawancara yang kemudian dianalisis secara tabulasi. Untuk merekomendasikan teknik sarad yang digunakan, kedua teknik dianalisis dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Rata-rata produktivitas sarad TSP (38,941 m3.hm/jam) lebih tinggi daripada TS (33,779 m3.hm/jam); 2. Rata-rata biaya produksi sarad TSP (Rp 9.076,3 m3.hm) lebih rendah daripada TS ( Rp 10.395,5 m3.hm.); dan 3. Penerapan TSP dengan menggunakan jalur matting dapat memperkecil kedalamanan penggeseran lapisan tanah atas yaitu dari 8,9 mm (2,67%) menjadi 1,4 mm (0,42%);.
PENYARADAN KAYU SESUAI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DAN PENGGESERAN LAPISAN TANAH ATAS : KASUS DI SATU PERUSAHAAN HUTAN DI JAMBI Suhartana, Sona; Idris, Maman Mansyur; Yuniawati, Yuniawati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2011.29.3.248-258

Abstract

Penggunaan alat berat pada penyaradan dapat menimbulkan kerusakan tanah berupa penggeseran lapisan tanah atas atau hilangnya top soil. Kehilangan top soil berarti mengurangi kesuburan tanah hutan yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas hutan. Teknik penyaradan yang efisien dan efektif dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya sarad serta penggeseran lapisan tanah atas. Penelitian dilaksanakan di PT Wirakarya Sakti di Jambi pada bulan Mei tahun 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik penyaradan sesuai prosedur (TSP) dan teknik setempat (TS) terhadap produktivitas, biaya sarad dan penggeseran lapisan tanah atas. Tahapan penelitian dilakukan dengan pengambilan data lapangan dan wawancara yang kemudian dianalisis secara tabulasi. Untuk merekomendasikan teknik sarad yang digunakan, kedua teknik dianalisis dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Rata-rata produktivitas sarad TSP (38,941 m3.hm/jam) lebih tinggi daripada TS (33,779 m3.hm/jam); 2. Rata-rata biaya produksi sarad TSP (Rp 9.076,3 m3.hm) lebih rendah daripada TS ( Rp 10.395,5 m3.hm.); dan 3. Penerapan TSP dengan menggunakan jalur matting dapat memperkecil kedalamanan penggeseran lapisan tanah atas yaitu dari 8,9 mm (2,67%) menjadi 1,4 mm (0,42%);.
ALAT BANTU TRUK ANGKUTAN KAYU UNTUK MENGURANGI SELIP RODA PADA JALAN HUTAN TANPA PERKERASAN Yuniawati, Yuniawati; Dulsalam, Dulsalam; Idris, Maman Mansyur; Suhartana, Sona; Sukadaryati, Sukadaryati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 4 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2015.33.4.387-395

Abstract

Kegiatan pengangkutan kayu memiliki tujuan untuk mengeluarkan kayu dari dalam hutan menuju industri pengolahan kayu atau langsung ke konsumen. Kegiatan tersebut membutuhkan waktu yang efisien sehingga kelancaran dalam pengangkutan harus diutamakan. Selip merupakan hambatan yang harus dihadapi saat mengangkut kayu menggunakan truk. Hal tersebut dapat mengurangi produktivitas kerja dan meningkatkan biaya pengangkutan kayu. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014  di wilayah RPH Ciogong, BKPH Tanggeung, KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan alat bantu terhadap pengurangan selip pada jalan tanah angkutan kayu jati. Metode penelitian berupa perancangan dan pembuatan alat bantu truk logging yang berupa sarung roda alat angkutan dari rantai besi menyilang serta uji coba dan pengumpulan data di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Rata-rata selip pada kelas kelerengan 0-8%, 9-15% dan 16-25% masing-masing sebesar 3,24%, 6,11% dan 7,58% dengan koefisien traksi masing-masing sebesar 0,59, 0,44 dan 0,36. Produktivitas pengangkutan kayu jati dengan menggunakan alat bantu pada kelas kelerengan 0-8%, 9-15% dan 16-25% masing-masing sebesar 92,02 m3.km/jam, 89,07 m3.km/jam dan 83,59 m3.km/jam dan biaya produksi pengangkutan kayu jati masing-masing sebesar Rp 2.640,01/m3.km, Rp 2.737,92/m3.km dan Rp 2.917,27/m3.km.
STATUS PENELITIAN CENDANA DI PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Surata, I Komang; Idris, Maman Mansyur
BERITA BIOLOGI Vol 5, No 5 (2001)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v5i5.1460

Abstract

Cendana (Santalum album L.) adalah hasil hutan yang tergolong sangat penting dari Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), karena merupakan spesies endemik yang terbaik di dunia dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dewasa ini populasinya sudah semakin menurun. Oleh sebab itu dalam pemanfaatan perlu segera diikuti upaya pelestarian. Untuk mewujudkan upaya tersebut sebagaimana yang diharapkan, dukungan teknologi sangat diperlukan. Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Kupang yang berkedudukan di daerah inti produksi cendana telah berupaya secara sungguh-sungguh untuk menyediakan teknologi yang dibutuhkan lewat kegiatan penelitian. Paket-paket teknologi hasil penelitian cendana yang telah dihasilkan dan sudah dapat diujicobakan untuk pengembangannya di lapangan antara lain teknik pembuatan Hutan Tanaman dengan menggunakan sistem tumpangsari, pengelolaan tegakan alam lewat permudaan tunas akar yaitu dengan pemotongan akar lateral pohon induk cendana dan teknik penggalian tunggak akar yang dilaksanakan saat penebangan, penentuan target tebangan tahunan yang berdasarkan data jumlah pohon masak tebang, kandungan teras dan daur/umur pohon cendana. Dalam rangkamendapatkan benih cendana dengan kualitas dan kuantitas yang memadai dewasa ini upaya pemuliaan pohon cendana telah mulai dilakukan. Kegiatan yang sedang berjalan antara lain pemilihan calon pohon plus, uji keturunan, uji provenan, teknik kultur jaringan,penunjukan tegakan benih dan pembangunan kebun benih. Adapun hasil sementara kegiatan ini telah dilakukan penunjukan pohon plus sebanyak 175 pohon beserta uji keturunanya di Pulau Timor, pembangunan kebun benih seluas 4 ha, kultur jaringan cendana seperti pengembangan eksplan, pengakaran dan pembentukan kalus, dari kultur jaringan, uji provenansi dan penunjukan tegakan benih. Sebagian besar penelitian ini berlangsung dalam jangka panjang. Kebijakan pengelolaan cendana di NTT yang diatur oleh PERDA No.16 tahun 1986 masih rendah memberikan kontribusi bagi upaya pelestarian cendana secara berkelanjutan. Oleh karena itu aturan ini perlu disempurnakan agar dapat menguntungkan masyarakat dan pemerintah agar mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian cendana. Paket-paket teknologi yang dihasilkan BPK Kupang yang sudah siap untuk dikembangkan perlu diangkat menjadi kebijakan dalam rangka membantu pelestarian cendana.