This Author published in this journals
All Journal e-GIGI
Kustina Zuliari, Kustina
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Uji Daya Hambat Virgin Coconut Oil Plus terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans Hassan, Ewithya H.; Zuliari, Kustina; Mintjelungan, Christy N.
e-GiGi Vol 7, No 1 (2019): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.7.1.2019.23310

Abstract

Abstract: Dental caries is caused by a variety of factors, and the most important one is bacteria Streptococcus mutans. This disease could be prevented inter alia by using mouthwash. Albeit, mouthwash contains synthetic chemical ingredients which might be harmful to our health. Virgin coconut oil plus (VCO plus) can be used as a herbal medicine to inhibit the growth of bacteria in the oral cavity. This study was aimed to test whether the VCO plus had an inhibitory effect on the growth of Streptococcus mutans. This was an experimental laboratory study, using pure experimental design (true experimental design) with the post test only control design. We used modified Kirby-Bauer method with filter paper. Pure VCO plus obtained from the laboratory at Faculty of Mathematics and Natural Science University of Sam Ratulangi Manado was tested for its inhibitory effect. Erythromycin was used as the positive control and aquadest as the negative control. The results showed that the mean inhibitory zone of VCO plus to Streptococcus mutans was 10.22 mm which was categorized as moderate according to Davis and Stout. The mean inhibitory zone of VCO plus was less than of erythromycin. Conclusion: Virgin coconut oil plus had moderate inhibitory effect to Streptococcus mutans.Keywords: dental caries, virgin coconut oil plus, Streptococcus mutans Abstrak: Karies gigi disebabkan oleh berbagai faktor, namun yang paling berperan yaitu Streptococcus mutans. Salah satu cara untuk mencegah karies gigi, antara lain menggunakan obat kumur. Namun obat kumur yang digunakan saat ini banyak mengandung bahan sintetis yang berefek kurang baik. Bahan alam yang banyak digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri yaitu virgin coconut oil plus (VCO plus). Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hambat VCO plus terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorium, menggunakan rancangan eksperimental murni (true experimental design) dengan post test only control design. Metode yang digunakan ialah modifikasi Kirby-Bauer menggunakan kertas saring. Bahan uji ialah VCO plus yang diperoleh dari laboratorium F-MIPA Univeristas Sam Ratulangi, dengan kontrol positif eritromisin dan kontrol negatif akuades. Hasil penelitian mendapatkan rerata diameter zona hambat VCO plus terhadap Streptococcus mutans sebesar 10,22 mm yang termasuk kategori sedang berdasarkan penggolongan Davis dan Stout. Diameter zona hambat VCO plus lebih kecil dibandingkan dengan diameter zona hambat dari antibiotik (eritromisin). Simpulan: Virgin coconut oil plus mempunyai daya hambat kategori sedang terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.Kata kunci: karies gigi, virgin coconut oil plus, Streptococcus mutans
Status kebersihan gigi dan mulut berdasarkan cara menyikat gigi dengan teknik kombinasi pada anak kidal dan non-kidal Lumempouw, Novany; Mintjelungan, Christy N.; Zuliari, Kustina
e-GiGi Vol 5, No 1 (2017): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.5.1.2017.15525

Abstract

Abstract: During the developmental stage, children begin to do a variety of activities including tooth brushing. Generally, children use their right hands dominantly to do their activities (right-handed), however, there are also children who use their left hands (left-handed) dominantly. This study was aimed to assess the oral hygiene status based on tooth brushing with a combination technique among left-handed and right-handed children. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Population study consisted of left-handed and right-handed children at Kalawat, North Minahasa, North Sulawesi province. Respondents were 60 children consisted of 30 left-handed children and 30 right-handed children obtained by using the purposive sampling method. Data were obtained by using checking form of oral hygiene status. The results showed that oral hygiene status of most left-handed and right-handed children was in good category. The average of OHI-S score of the left-handed children before tooth brushing was 0.7 and after tooth brushing was 0.3, whereas, of the right-handed children, the average of OHI-S score before tooth brushing was 0.6 and after tooth brushing was 0.2. Conclusion: Oral hygiene status of right-handed children who brushed their teeth with a combination technique was better than of the left-handed children. Keywords: oral hygiene status, left-handed children, right-handed children, tooth brushing, combination techniqueAbstrak: Seiring berjalannya tahap perkembangan, anak-anak mulai melakukan aktivitas termasuk menyikat gigi. Umumnya anak dominan melakukan aktivitas menggunakan tangan kanan (non-kidal) tetapi ada juga yang dominan melakukan aktivitas menggunakan tangan kiri (kidal). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan status kebersihan gigi dan mulut nerdasrkan cara menyikat gigi dengan teknik kombinasi pada anak kidal dan non-kidal. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ialah anak kidal dan non-kidal di Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Jumlah responden sebanyak 60 orang anak terdiri dari 30 anak kidal dan 30 anak non-kidal diambil dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan formulir pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut. Hasil penelitian menunjukkan status kebersihan gigi dan mulut pada anak kidal dan anak non-kidal sebagian besar memiliki kategori baik. Rerata skor OHI-S anak kidal sebelum menyikat gigi yaitu 0,7 dan sesudah menyikat gigi 0,3 sedangkan pada anak non-kidal rerata skor OHI-S sebelum menyikat gigi 0,6 dan sesudah menyikat gigi 0,2. Simpulan: Status kebersihan gigi dan mulut berdasarkan cara menyikat gigi menggunakan teknik kombinasi pada anak non-kidal lebih baik dibandingkan pada anak kidal.Kata kunci: status kebersihan gigi dan mulut, anak kidal, anak non-kidal, menyikat gigi teknik kombinasi.
mbaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado Mararu, Wahyu P.; Zuliari, Kustina; Mintjelungan, Christy N.
e-GiGi Vol 5, No 2 (2017): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.5.2.2017.17128

Abstract

Abstract: Oral and dental health is a part of the body health that can not be separated from each other because it can affect the whole body. Fixed orthodontic appliance has a more complex design that makes it more difficult to be cleaned compared to the removable orthodontic appliance. Therefore, people who use fixed orthodontic appliance are more difficult to maintain their oral hygiene. This study was aimed to obtain the oral and dental hygiene status of students at SMA Negeri 7 Manado (senior high school) that used fixed orthodontic appliance. This was a descriptive study with a cross-sectional design. This study was conducted at SMA Negeri 7 Manado with a total of 43 respondents obtained by using total sampling method. The results showed that the mean OHI-S of the respondents was 1.73 classified as moderate category. Conclusion: Oral and dental hygiene status of students at SMA Negeri 7 Manado that used fixed orthodontic appliance was categorized as moderate.Keywords: OHI-S, fixed orthondontics appliance, high school students Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Alat ortodontik cekat memiliki desain yang lebih sulit untuk dibersihkan dibandingkan dengan alat ortodontik lepasan, sehingga pasien pengguna ortodontik cekat lebih sulit untuk memelihara kebersihan mulut selama perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut pada siswa SMA Negeri 7 Manado yang menggunakan alat ortodontik cekat. Jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 7 Manado dengan reponden sebanyak 43 siswa diperoleh dengan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata indeks OHI-S dari 43 responden yang menggunakan alat ortodontik cekat di SMA Negeri 7 Manado sebesar 1,73 yang berada dalam kategori sedang. Simpulan: Status kebersihan gigi dan mulut siswa/i pengguna alat ortodontik cekat di SMA Negeri 7 Manado tergolong pada kriteria sedang.Kata kunci: OHI-S, ortondotik cekat, siswa SMA
Hubungan status gingiva dengan kebiasaan menyirih pada masyarakat di Kecamatan Manganitu Hontong, Cheny; Mintjelungan, Christy N.; Zuliari, Kustina
e-GiGi Vol 4, No 2 (2016): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.4.2.2016.14157

Abstract

Abstract: Oral health is very important for every individual. Gingivitis is an inflammation of the gingiva caused by the interaction of microorganisms in plaques and bad habits inter alia the habit of chewing betel. This study was aimed to determine the relationship of gingival status and chewing habits based on the duration of betel chewing and chewing frequencies per day among Manganitu district community. This was a descriptive-analytical study with a cross-sectional design. Samples were taken by using purposive sampling. There were 39 respondents as samples. Clinical data of the gingival status was measured by using gingival index (GI) of Loe and Sillnes. The results of chi-square analysis showed a significant correlation between the gingival status and the betel chewing habit based on the duration of betel chewing habit (p = 0.000) and the frequency of betel chewing per day (p = 0.001). Conclusion: Gingival status of Manganitu district community who had betel chewing habit was classified in the severe category.Keywords: Status gingiva, chewing habits, Manganitu districts. Abstrak: Kesehatan gigi dan mulut sangat penting bagi setiap individu. Gingivitis merupakan inflamasi pada gingiva yang disebabkan oleh interaksi mikroorganisme pada plak dan kebiasaan buruk, salah satunya ialah kebiasaan menyirih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gingiva dengan kebiasaan menyirih berdasarkan lama menyirih dan frekuensi menyirih perhari pada masyarakat kecamatan Manganitu. Jenis penelitian ialah deskriptif-analitik dengan desain potong lintang. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling sebanyak 39 responden. Data klinis tentang status gingiva diukur menggunakan gingival index (GI) menurut Loe dan Sillnes. Berdasarkan hasil uji analisis chi-square terdapat hubungan bermakna antara status gingiva dengan kebiasaan menyirih berdasarkan lama menyirih (p=0,000) dan frekuensi menyirih (p=0,001). Simpulan: Status gingiva masyarakat kecamatan Manganitu yang memiliki kebiasaan menyirih tergolong dalam kategori berat. Kata kunci: status gingiva, kebiasaan menyirih
Gambaran temporomandibular disorders pada lansia di kecamatan wanea Gabrila, Johannis; Tendean, Lydia; Zuliari, Kustina
e-GiGi Vol 4, No 2 (2016): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.4.2.2016.13489

Abstract

Abstarct: Elderly was the final phase of the development of human life. The elderly will experience a reduction of posterior or anterior teeth, degeneration, thinning of the oral mucosa, hyposalivation, decreased activity and muscle mass, setbacks of many body functions including temporomandibular joint (TMJ) function. Arthritis and osteoporosis that occur in TMJ due to excessive load as well as tooth loss lead to temporomandibular disorders (TMD). Elderly who has TMD will experience discomfort in eating and drinking. This study aimed to obtain the description of TMD among the elderly at Wanea district. This was a descriptive study with a cross sectional design conducted in June 2016. Samples were obtained by using purposive sampling. The elderly were interviewed by using the Fonseca's questionnaire and were checked for clicking sound and teeth loss. The results showed that of 98 respondents, there were 54 elderly with mild TMD, 12 elderly with moderate TMD, and 5 elderly with severe TMD; 28 elderly had no TMD. Clicking sound was found in 70 elderly, partial tooth loss in 78 ederly, and whole tooth loss in 20 ederly. Conclusion: Most elderly in Wanea had TMD. The most frequent that had TMD was age 60-70 years old and females. The most common classification of TMD was mild TMD.Keywords: elderly, temporomandibular disorders.Abstrak: Lanjut usia (Lansia) merupakan tahap akhir perkembangan dari kehidupan manusia. Lansia umumnya mengalami pengurangan jumlah gigi geligi posterior maupun anterior, terjadi degenerasi, penipisan mukosa oral, hiposalivasi, penurunan aktivitas dan massa otot, serta terjadi kemunduran banyak fungsi tubuh termasuk fungsi sendi temporomandibular (TMJ). Artritis dan osteoporosis yang dapat terjadi pada TMJ akibat beban berlebihan serta kehilangan gigi pada lansia mengakibatkan terjadinya temporomandibular disorders (TMD). Lansia yang mengalami TMD akan mengalami ketidaknyamanan dalam hal makan dan minum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran TMD pada lansia di Kecamatan Wanea dan dilaksanakan pada bulan Juni 2016. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pada penelitian ini dilakukan wawancara pada lansia menggunakan Fonseca’s Questionnaire, serta pemeriksaan bunyi clicking dan pemeriksaan kehilangan gigi. Hasil penelitian mendapatkan dari 98 responden, 54 lansia mengalami TMD ringan, 12 lansia TMD sedang, 5 lansia TMD berat; 28 lansia tanpa TMD. Bunyi clicking terdapat pada 70 lansia, kehilangan gigi sebagian sebanyak 78 lansia, dan kehilangan gigi seluruhnya sebanyak 20 lansia. Simpulan: Sebagian besar lansia di Kecamatan Wanea mengalami TMD. Yang tersering ditemukan ialah kelompok usia 60-70 tahun, jenis kelamin perempuan dan klasifikasi TMD ringan.Kata kunci: lansia, temporomandibular disorders
GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SERTA STATUS GINGIVA PADA ANAK REMAJA DI SMP ADVENT WATULANEY KABUPATEN MINAHASA Lesar, Astrid M.; Pangemanan, Damajanty H. C.; Zuliari, Kustina
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.8823

Abstract

Abstract: Adolescence is a transition period from childhood to adulthood characterized by the presence of physiological amendments, as well as hormonal. Such reformations may influence the hygiene of dental, mouth and gingiva. Thus are results of mental pattern, adolescents cooperation to look after dental and mouth hygiene in order to prevent gingiva’s inflammation when the level of dental and mouth hygiene decreases. Gingivitis is one of periodontal diseases that is particularly vulnerable to occur during adolescence period, when dental and mouth hygiene are not carefully preserved. The purpose of this research is to identify the status of dental, mouth, and gingiva hygiene among advent junior high school adolescents in Watulaney, Regency of Minahasa. This is a descriptive study, with cross sectional study approach. Conducted in Advent Junior High School, Watulaney, Regency of Minahasa. With 63 subjects under Total Sampling method, measured by oral hygine index simplified by Green and Vermillion, and gingiva index by Loe and Sillness. The implication of this study shows that dental and mouth hygiene among adolescents overall reaches the good category obtains 14,28%, medium category obtains 65,08%, and poor category obtains 20,64%. The status of gingiva upon general adolescents 47,62% for light inflammation, 34,92% for medium inflammation, 17,46% for severe inflammation.Keywords: adolecents, oral hygiene status, gingival statusAbstrak: Remaja merupakan masa transisi dari anak menuju kedewasaan yang ditandai oleh adanya perubahan fisiologis dan hormonal. Perubahan ini dapat memengaruhi kebersihan gigi dan mulut serta gingiva. Hal ini disebabkan oleh pola pemikiran, kepatuhan anak remaja terhadap kebersihan gigi dan mulut guna menjaga terjadinya peradangan pada gingiva apabila kurangnya tingkat kebersihan gigi dan mulut. Gingivitis merupakan salah satu penyakit periodontal yang sangat rentan terjadi di usia remaja apabila kebersihan gigi dan mulut tidak terjaga dengan baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut serta status gingiva pada anak remaja di SMP Advent Watulaney kabupaten Minahasa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian dilakukan di SMP Advent Watulaney kabupaten Minahasa dengan subjek penelitian sebanyak 63 orang, menggunakan metode Total Sampling yang diukur dengan indeks oral hygiene index simplified menurut Green and Vermillion dan indeks gingiva menurut Loe and Sillness. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa status kebersihan gigi dan mulut anak remaja berada pada kategori baik 14,28%, kategori sedang 65,08%, dan kategori buruk 20,64. Status gingiva anak remaja yang memiliki inflamasi ringan sebesar 47,62%, inflamasi sedang sebesar 34,92%, inflamasi berat sebesar 17,46%.Kata kunci: anak remaja, status kebersihan gigi dan mulut, status gingiva
Hubungan Teknik Menyikat Gigi dengan Keparahan Resesi Gingiva pada Masyarakat Pesisir Pantai di Kawasan Megamas Kota Manado Rizkika, Lilies; Mintjelungan, Christy N.; Zuliari, Kustina; Khoman, Johanna
e-GiGi Vol 7, No 2 (2019): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.7.2.2019.23929

Abstract

Abstract: Gingival recession is the displacement of marginal gingiva to the apical direction of the cementoenamel junction due to the loss of alveolar bone attachment tissue resulting in exposure of the root surface of the tooth. Wrong technique of tooth brushing is one of the causes of gingival recession. This study was aimed to determine the correlation between tooth brushing techniques and gingival recession among the coastal coast community at the Megamas area of Manado. This was an analytical study with a cross sectional design. Sampleswere obtained by using total sampling method. Tooth brushing techniques were observed by looking at the way the respondents brushed their teeth. We provided check lists in accordance with the techniques they used. Data of gingival recession were obtained by examination of the oral cavity and then we calculated the severity of gingival recession. There were 43 respondents involved in this study. The result of the Kolmogorov-Smirnov obtained a p-value of 0.000. In conclusion, Yjere was a relationship between tooth brushing technique and the severity of gingival recession.Keywords: gingival recession, tooth brushing technique Abstrak: Resesi gingiva adalah perubahan posisi tepi gingiva ke arah apikal dari cemento enamel junction karena hilangnya jaringan perlekatan tulang alveolar sehingga mengakibatkan terbukanya permukaan akar gigi. Kesalahan teknik menyikat gigi merupakan salah satu penyebab resesi gingiva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teknik menyikat gigi dengan keparahan resesi gingiva pada masyarakat pesisir pantai di Kawasan Megamas Kota Manado. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara melihat gerakan menyikat gigi yang digunakan. Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam check list sesuai dengan teknik yang digunakan. Resesi gingiva yang diperoleh melalui pemeriksaan langsung diklasifikasikan menurut tingkat keparahan resesi gingiva. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 43 orang. Hasil analisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov mendapatkan nilai p=0,000. Simpulan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan teknik menyikat gigi dengan keparahan resesi gingiva.Kata kunci: resesi gingiva, teknik menyikat gigi
Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD Papilaya, Eko A.; Zuliari, Kustina; ., Juliatri
e-GiGi Vol 4, No 2 (2016): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.4.2.2016.14261

Abstract

Abstract: Dental health education conducted to the elementary school students is one of the promotive efforts to increase oral and dental health, however, it needs an appropriate media. This study was aimed to evaluate the difference between health promotion using audio media and using audio-visual media to dental health behavior of elementary school students. This was a quasy experimental study using questionnaire as the instrument. This study was conducted among elementary school students of Sekolah Dasar Inpres at Tiwoho North Minahasa. There were 56 students as respondents obtained by using simple random sampling method. The result of independent T-test showed a difference between the average behavior value of the audio group and of the audio-visual group (p= 0.004). Conclusion: There was a significant difference between health promotion using audio media and using audio-visual media to care dental health behavior among elementary school students. Keywords: health promotion, audio, audio-visual Abstrak: Promosi kesehatan gigi dan mulut pada siswa sekolah dasar merupakan salah satu upaya promotif dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan penggunaan media yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut pada siswa SD. Penelitian dilakukan di SD Inpres Tiwoho Minahasa Utara, dengan jenis penelitian quasy eksperimental menggunakan kuesioner. Jumlah responden sebanyak 56 siswa diperoleh dengan teknik simple random sampling. Hasil uji statistik independent T-test menunjukkan perbedaan antara nilai rerata kelompok audio-visual dan kelompok audio (p=0,004). Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada siswa SD.Kata kunci: promosi kesehatan, audio, audio-visual
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Penyandang Tunanetra Dewasa Tandra, Noviana F.; Mintjelungan, Christy N.; Zuliari, Kustina
e-GiGi Vol 6, No 2 (2018): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.6.2.2018.20855

Abstract

Abstract: Limitations in vision of people with visual impairment affect their ability to gain knowledge, including oral and dental knowledge. Therefore, they are not able to keep their oral and dental health properly. This study was aimed to determine the correlation between oral and dental health knowledge and oral hygiene status among adult people with blindness. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. Data were obtained by using questionnaire and examination of oral hygiene status using the oral hygiene index-simplified (OHI-S). Data were analyzed by using the Pearson correlation test. Subjects were 35 adult people with blindness aged 18-45 years. The results showed that 24 subjects (68.57%) had poor level of knowledge and 11 subjects (31.43%) had good level of knowledge. There were 10 subjects (28.57%) with poor oral hygiene status, 24 subjects (68,57 %) with moderate oral hygiene status, and 1 subjects (2.86%) with good oral hygiene status. The Pearson correlation test showed a P value of 0.009. Conclusion: There was a significant correlation between oral and dental health knowledge and oral hygiene status among adult people with blindness.Keywords: oral and dental health knowledge, oral hygiene status, blindness Abstrak: Keterbatasan dalam penglihatan yang dimiliki oleh penyandang tunanetra meme-ngaruhi kemampuan mereka dalam memperoleh pengetahuan, tepenyandangrmasuk pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini mengakibatkan penyandang tunanetra kurang optimal menjaga kebersihan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada penyandang tunanetra usia dewasa. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan dessain potong lintang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuisioner serta pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut menggunakan oral hygiene index-simplified (OHI-S). Subyek penelitian berjumlah 35 penyandang tunanetra berusia 18-45 tahun diperoleh dengan menggunakan teknik total sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian mendapatkan dari 35 subyek, terdapat 24 penyandang (68,57%) dengan tingkat pengetahuan rendah, 11 penyandang (31,43%) dengan tingkat pengetahuan tinggi. Terdapat 10 penyandang (28,57%) dengan status kebersihan gigi dan mulut buruk, 24 penyandang (68,57%) dengan status kebersihan sedang, dan 1 penyandang (2,86%) dengan status kebersihan gigi dan mulut baik. Uji korelasi Pearson mendapatkan nilai P = 0,009. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada penyandang tunanetra dewasa.Kata kunci: pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, status kebersihan gigi dan mulut, tunanetra
Pengaruh konsumsi nanas (Ananas comosus L. Merr) terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 10-12 tahun di SD Inpres 4/82 Pandu Embisa, Yurnila A.; Tendean, Lydia; Zuliari, Kustina
e-GiGi Vol 4, No 2 (2016): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.4.2.2016.13769

Abstract

Abstract: To date, the most common oral health problem in children is dental caries. Plaque is one of the causes of caries. There are several ways to control plaque, as follows: mechanical, chemical and naturally methods. Plaque can naturally be controled by consumption of fiber-rich and watery fruits, inter alia pineapple. This study is aimed to obtain the effect of pineapple consumption on plaque index reduction in children aged 10-12 years old at SD Inpres 4/82 Pandu. This was a quasy experimental study with a pre and post-test group design. There were 48 students as samples obtained by using simple random sampling method. The result of paired t-test showed that the significance probability value was 0.000 (p < 0.05), which meant that there was a significant reduction in plaque index between before and after pineapple consumption. Conclusion: Pineapple consumption could reduce plaque index in children aged 10-12 years old.Keywords: pineapple, plaque index.Abstrak: Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak yang banyak ditemukan ialah karies gigi. Plak merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya karies. Untuk menghilangkan plak dapat dilakukan tindakan pengontrolan plak, yaitu mekanis, kimiawi, dan alamiah. Pengontrolan plak secara alamiah dapat dilakukan dengan mengonsumsi buah yang mengandung serat dan air, antara lain buah nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengonsumsi nanas terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 10-12 tahun. Jenis penelitian ialah eksperimental semu dengan pre and post-test group design. Sampel sebanyak 48 siswa usia 10-12 tahun yang duduk di kelas V dan VI di SD Inpres 4/82 Pandu, diperoleh dengan simple random sampling. Hasil uji paired t-test mendapatkan nilai probabilitas signifikansi 0,000 (p < 0,05) yang artinya terdapat perbedaan penurunan indeks plak yang bermakna antara sebelum dan sesudah mengonsumsi nanas. Simpulan: Konsumsi nanas dapat menurunkan indeks plak pada anak usia 10-12 tahun.Kata kunci: nanas, indeks plak