Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TRAFO TERHADAP FAKTOR DAYA SISTEM DISTRIBUSI PADA FEEDER PLTD POASIA Rahman, Rahman; Tambi, Tambi; Mustamin, Mustamin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Elektroda Vol 3 No 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v3i2.6641

Abstract

Besarnya energi listrik atau beban listrik yang terpakai ditentukan oleh reaktansi(R), induksi (L) dan capasitansi (C).Besarnya pemakaian energi atau beban listrik disebabkan banyak peralatan beban listrik yang digunakan oleh masyarakat. Sedangkan beban listrik pada umumnya bersifat induktif dan kapasitif dimana beban induktif membutuhkan daya reaktif seperti  motor induksi dan lampu TL dan peralatan listik lainnya yang mana beban-beban tersebut mengandung gulungan-gulungan kawat (induktor).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembebanan trafo  pada faktor daya .Setelah melakukan simulasi besarnya kompensasi daya reaktif pada sistem pembangkit poasia dengan pembebanan yang harus diberikan 10 % sebesar 1414 kVar, serta pada waktu  pembebanan 100 % 13480 kVar.Semakin besar faktor daya sistem pembangkit poasia maka nilai kompensasi daya reaktif semakin kecil, serta semakin besar nilai kompenasi daya reaktif maka faktor dayanya semakin kecil. Pada nilai kompensasi daya reaktif 1414 kVar dengan beban operasi 10 % maka nilai faktor daya sebesar 0.8452 cos φ.Kata Kunci :Faktor Daya (cos φ) dan Daya Reaktif ( Mvar) 
EVALUASI SISTEM PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TERPUSAT 20 KWP DESA ANAWUA, KECAMATAN TOARI, KABUPATEN KOLAKA SAHARUDDIN, SAM SAHRI; TAMBI, TAMBI; DJOHAR, ABDUL
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 2, No 3 (2017): Jurnal Elektroda Vol 2 No 3
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v2i3.7900

Abstract

Sulawesi Tenggara memiliki potensi energi listrik yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan, ini dikarenakan mengingat waktu/lama penyinaran matahari diatas Sulawesi Tenggara cukup panjang (lebih 10 jam perhari).  Salah satu daerah yang telah memilih menggunakan PLTS sebagai alternatif lain dalam hal pemasokan energi listrik adalah Desa Anawua, Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka tepatnya dimulai dari awal tahun 2016 tepatnya januari 2016. Tetapi dalam perkembangannya, perencanaan awal PLTS yang tidak sesuai dengan PLTS yang telah terpasang juga menyebabkan kebutuhan daya dari masyarakat kurang terpenuhi, selain itu perawatan PLTS dianggap sangat penting karena penyerapan energi panas dari modul surya yang terpasang sangat tergantung dari cara masyarakat merawat PLTS itu sendiri. Tujuan dari penelian ini adalah melaksanakan evaluasi terhadap perencanaan awal PLTS dan setelah PLTS Terpasang, mengetahui beban energi maksimal serta menyusun alternatif pengelolaan PLTS.Terdapat beberapa point dalam evaluasi sistem pemasangan, kesalahan pemasangan grounding, tidak adanya trafo pada lampu jalan, kondisi area plts yang tidk steril serta pembagian beban yang tidak sesuai dengan daya yang dihasilkan oleh plts. Berdasarkan perhitungan beban masyarakat untuk penggunaan plts terpusat 20 kwp, besarnya energi total terpakai adalah 23.175 Wh, sementara jumlah daya tersimpan pada kapasitas baterai adalah 153.600 Wh. Penambahan daya serta pengelolaan plts akan membuat PLTS terpusat 20 kWp desa anawua akan lebih efisien dalam penggunaannya.Kata Kunci — Evaluasi, Daya Beban, Pengelolaan
UNJUK KERJA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK UNTUK PENINGKATAN PENYALURAN ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PENERAPAN SISTEM SCADA (STUDI KASUS PT. PLN (Persero) WILAYAH SULSELRABAR AREA KENDARI) Setiawan, Budi; Tambi, Tambi; Hay, Sahabuddin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 3, No 4 (2018): Jurnal Elektroda Vol 3 No 4
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v3i4.6580

Abstract

Terintegrasinya sistem SCADA pada peralatan Jaringan distribusi tenaga listrik dapat mengefisiensikan waktu pengendalian sistem jaringan distribusi ketika operasi dan pasca gangguan. Untuk melihat sejauh mana pengaruh penerapan sistem SCADA terhadap unjuk kerja sistem distribusi tenaga listrik selama proses padam/penormalan sistem. Dapat dianalisa dengan menghitung Indeks Keandalan sistem distribusi tenaga listrik meliputi indeks SAIDI, SAIFI dan Kwh tak tersalur.Dalam kurun 5 tahun sejak terintegrasinya Sistem SCADA pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Sistem Kendari dalam Nilai Indeks SAIDI dari tahun 2012 yakni 86,24 (jam) kemudian terjadi penurunan nilai durasi padam menjadi 71,84 (jam) ditahun 2013, kemudian kembali menurun menjadi 66,15 (jam) ditahun 2014, kemudian menurun lagi menjadi 51,62 (jam) ditahun 2015 dan akhirnya ditahun 2016 menurun menjadi 29,16 (jam). Nilai Indeks SAIFI dari tahun 2012 yakni sebanyak 748,64 (kali) terjadi peningkatan menjadi 990,6 (kali) ditahun 2013, kemudian kembali meningkat menjadi 1271,82 (kali) ditahun 2014, namun terjadi penurunan sebesar 1048,50 (kali) ditahun 2015 dan ditahun 2016 kembali menurun menjadi 715,44 (kali).Terintegrasinya Sistem SCADA pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Sistem Kendari dalam Nilai Kwh Tak Tersalur (Dalam Harga Rupiah Terendah & Harga Rupiah Tertinggi) mulai tahun 2012 yakni Nilai Kwh Tak Tersalur dari 1806577,66 Kwh menurun menjadi 1793181,03 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah dari Rp.749.729.728,- menjadi Rp.744.170.126,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi dari Rp.2.442.492.993,- menjadi Rp.2.424.380.747,- ditahun 2013. Kemudian kembali menurun, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 1787804,8 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.741.938.991,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.2.417.112.086,- Rp. ditahun 2014. Lalu ditahun 2015 menurun lagi, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 1461040,76 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.606.331.917,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.1.975.327.114,- dan akhirnya ditahun 2016 menurun, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 912753,367 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.378.792.647,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.1.234.042.553,-.Kata Kunci : Scada, Saidi, Saifi, Kwh Tak Tersalur
PERACANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH (TM) DAN TEGANGAN RENDAH (TR) DENGAN MENGUNAKAN KABEL BAWAH TANAH (STUDI KASUS “UNIVERSITAS HALU OLEO”) Romadi, Romadi; Tambi, Tambi; johar, Abdul
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 2, No 4 (2017): Jurnal Elektroda Vol 2 No 4
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v2i4.7743

Abstract

Abtrak ---- Dengan semakin berkembangannya kampus Baru Universits Halu Oleo sebagai kampus Negeri yang terbesar di Sulawesi Tenggarah, maka kebutuhan terhadap energi listrik juga semakin bertambah, gedung perkuliahan dan laboratorium, semakin memerlukan energi listrik dalam jumlah besar.Penggunaan jaringan distribusi listrik bawah tanah adalah salah satu alternatif untuk mendistribusikan energi listrik dengan aman, andal, mudah, estetis dan kontinyu bagi perkotaan umumnya dan pada kampus Baru Univesitas Halu Oleo khususnya.Pada perancangan jaringan distribusi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR) digunakan loyout untuk menghitung luas penampang kabel tanah yang akan digunakan dan untuk menentukan teknik pemasangan kabel tanah pada perencanaan iniKabel pada saluran distribusi bawah tanah tegangan menengah yang dipakai adalah kabel NA2XY  dan tegangan rendah NYFGbY dengan pelindung mekanis bagian luar (pita baja), dengan berpelindung medan magnet dan elektris. Kabel dapat berbentuk multicore belted cable atau single core full isolated cable. Kata kunci :  Jaringan Ditribusi Kabel Bawah Tanah,  Kabel NA2XY dan NYFGbY.
ANALISA PERKIRAAN UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BERDASARKAN PEMBEBANAN DENGAN METODE TINGKAT TAHUNAN Ridwan, Khanif; Jie, Samuel; Tambi, Tambi
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 2, No 4 (2017): Jurnal Elektroda Vol 2 No 4
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v2i4.7899

Abstract

Transformator distribusi merupakan salah satu sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan konsumen. Transformator distribusi dihubungkan dengan beban melalui jaringan sekunder, dan lokasi pemasangan tersebar di beberapa tempat. Dalam memperkirakan umur transformator dapat menggunakan metode tingkat tahunan. Metode tingkat tahunan menggunakan hukum deterioration yaitu terdiri dari persamaan Arrhenius (Ar), periode change out (n) dan menghasilkan jumlah periode changeout (EL), yaitu hasil perkiraan umur transformator. Dalam memperkiraan umur transformator diperoleh nilai per unit rating dasar transformator adalah 1 p.u, nilai n sebesar 2.84, Ar sebesar 0,369, dan hasil akhir perkiraan umur transformator atau jumlah periode change out adalah 4,928 tahun.Kata Kunci — Transformator, distribusi, perkiraan, umur, Arrhenius, periode, change out.
UNJUK KERJA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK UNTUK PENINGKATAN PENYALURAN ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PENERAPAN SISTEM SCADA (STUDI KASUS PT. PLN (Persero) WILAYAH SULSELRABAR AREA KENDARI) Setiawan, Budi; Tambi, Tambi; Hay, Sahabuddin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 3, No 4 (2018): Jurnal Elektroda Vol 3 No 4
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v3i4.6580

Abstract

Terintegrasinya sistem SCADA pada peralatan Jaringan distribusi tenaga listrik dapat mengefisiensikan waktu pengendalian sistem jaringan distribusi ketika operasi dan pasca gangguan. Untuk melihat sejauh mana pengaruh penerapan sistem SCADA terhadap unjuk kerja sistem distribusi tenaga listrik selama proses padam/penormalan sistem. Dapat dianalisa dengan menghitung Indeks Keandalan sistem distribusi tenaga listrik meliputi indeks SAIDI, SAIFI dan Kwh tak tersalur.Dalam kurun 5 tahun sejak terintegrasinya Sistem SCADA pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Sistem Kendari dalam Nilai Indeks SAIDI dari tahun 2012 yakni 86,24 (jam) kemudian terjadi penurunan nilai durasi padam menjadi 71,84 (jam) ditahun 2013, kemudian kembali menurun menjadi 66,15 (jam) ditahun 2014, kemudian menurun lagi menjadi 51,62 (jam) ditahun 2015 dan akhirnya ditahun 2016 menurun menjadi 29,16 (jam). Nilai Indeks SAIFI dari tahun 2012 yakni sebanyak 748,64 (kali) terjadi peningkatan menjadi 990,6 (kali) ditahun 2013, kemudian kembali meningkat menjadi 1271,82 (kali) ditahun 2014, namun terjadi penurunan sebesar 1048,50 (kali) ditahun 2015 dan ditahun 2016 kembali menurun menjadi 715,44 (kali).Terintegrasinya Sistem SCADA pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Sistem Kendari dalam Nilai Kwh Tak Tersalur (Dalam Harga Rupiah Terendah & Harga Rupiah Tertinggi) mulai tahun 2012 yakni Nilai Kwh Tak Tersalur dari 1806577,66 Kwh menurun menjadi 1793181,03 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah dari Rp.749.729.728,- menjadi Rp.744.170.126,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi dari Rp.2.442.492.993,- menjadi Rp.2.424.380.747,- ditahun 2013. Kemudian kembali menurun, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 1787804,8 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.741.938.991,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.2.417.112.086,- Rp. ditahun 2014. Lalu ditahun 2015 menurun lagi, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 1461040,76 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.606.331.917,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.1.975.327.114,- dan akhirnya ditahun 2016 menurun, Nilai Kwh Tak Tersalur yakni menjadi 912753,367 Kwh, untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Terendah yakni menjadi Rp.378.792.647,- dan untuk Nilai Kwh dalam Rupiah Tertinggi menjadi Rp.1.234.042.553,-.Kata Kunci : Scada, Saidi, Saifi, Kwh Tak Tersalur
PERACANGAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH (TM) DAN TEGANGAN RENDAH (TR) DENGAN MENGUNAKAN KABEL BAWAH TANAH (STUDI KASUS “UNIVERSITAS HALU OLEO”) Romadi, Romadi; Tambi, Tambi; johar, Abdul
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 2, No 4 (2017): Jurnal Elektroda Vol 2 No 4
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v2i4.7743

Abstract

Abtrak ---- Dengan semakin berkembangannya kampus Baru Universits Halu Oleo sebagai kampus Negeri yang terbesar di Sulawesi Tenggarah, maka kebutuhan terhadap energi listrik juga semakin bertambah, gedung perkuliahan dan laboratorium, semakin memerlukan energi listrik dalam jumlah besar.Penggunaan jaringan distribusi listrik bawah tanah adalah salah satu alternatif untuk mendistribusikan energi listrik dengan aman, andal, mudah, estetis dan kontinyu bagi perkotaan umumnya dan pada kampus Baru Univesitas Halu Oleo khususnya.Pada perancangan jaringan distribusi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR) digunakan loyout untuk menghitung luas penampang kabel tanah yang akan digunakan dan untuk menentukan teknik pemasangan kabel tanah pada perencanaan iniKabel pada saluran distribusi bawah tanah tegangan menengah yang dipakai adalah kabel NA2XY  dan tegangan rendah NYFGbY dengan pelindung mekanis bagian luar (pita baja), dengan berpelindung medan magnet dan elektris. Kabel dapat berbentuk multicore belted cable atau single core full isolated cable. Kata kunci :  Jaringan Ditribusi Kabel Bawah Tanah,  Kabel NA2XY dan NYFGbY.
ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TRAFO TERHADAP FAKTOR DAYA SISTEM DISTRIBUSI PADA FEEDER PLTD POASIA Rahman, Rahman; Tambi, Tambi; Mustamin, Mustamin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Elektroda Vol 3 No 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v3i2.6641

Abstract

Besarnya energi listrik atau beban listrik yang terpakai ditentukan oleh reaktansi(R), induksi (L) dan capasitansi (C).Besarnya pemakaian energi atau beban listrik disebabkan banyak peralatan beban listrik yang digunakan oleh masyarakat. Sedangkan beban listrik pada umumnya bersifat induktif dan kapasitif dimana beban induktif membutuhkan daya reaktif seperti  motor induksi dan lampu TL dan peralatan listik lainnya yang mana beban-beban tersebut mengandung gulungan-gulungan kawat (induktor).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembebanan trafo  pada faktor daya .Setelah melakukan simulasi besarnya kompensasi daya reaktif pada sistem pembangkit poasia dengan pembebanan yang harus diberikan 10 % sebesar 1414 kVar, serta pada waktu  pembebanan 100 % 13480 kVar.Semakin besar faktor daya sistem pembangkit poasia maka nilai kompensasi daya reaktif semakin kecil, serta semakin besar nilai kompenasi daya reaktif maka faktor dayanya semakin kecil. Pada nilai kompensasi daya reaktif 1414 kVar dengan beban operasi 10 % maka nilai faktor daya sebesar 0.8452 cos φ.Kata Kunci :Faktor Daya (cos φ) dan Daya Reaktif ( Mvar) 
EVALUASI SISTEM PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TERPUSAT 20 KWP DESA ANAWUA, KECAMATAN TOARI, KABUPATEN KOLAKA SAHARUDDIN, SAM SAHRI; TAMBI, TAMBI; DJOHAR, ABDUL
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 2, No 3 (2017): Jurnal Elektroda Vol 2 No 3
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v2i3.7900

Abstract

Sulawesi Tenggara memiliki potensi energi listrik yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan, ini dikarenakan mengingat waktu/lama penyinaran matahari diatas Sulawesi Tenggara cukup panjang (lebih 10 jam perhari).  Salah satu daerah yang telah memilih menggunakan PLTS sebagai alternatif lain dalam hal pemasokan energi listrik adalah Desa Anawua, Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka tepatnya dimulai dari awal tahun 2016 tepatnya januari 2016. Tetapi dalam perkembangannya, perencanaan awal PLTS yang tidak sesuai dengan PLTS yang telah terpasang juga menyebabkan kebutuhan daya dari masyarakat kurang terpenuhi, selain itu perawatan PLTS dianggap sangat penting karena penyerapan energi panas dari modul surya yang terpasang sangat tergantung dari cara masyarakat merawat PLTS itu sendiri. Tujuan dari penelian ini adalah melaksanakan evaluasi terhadap perencanaan awal PLTS dan setelah PLTS Terpasang, mengetahui beban energi maksimal serta menyusun alternatif pengelolaan PLTS.Terdapat beberapa point dalam evaluasi sistem pemasangan, kesalahan pemasangan grounding, tidak adanya trafo pada lampu jalan, kondisi area plts yang tidk steril serta pembagian beban yang tidak sesuai dengan daya yang dihasilkan oleh plts. Berdasarkan perhitungan beban masyarakat untuk penggunaan plts terpusat 20 kwp, besarnya energi total terpakai adalah 23.175 Wh, sementara jumlah daya tersimpan pada kapasitas baterai adalah 153.600 Wh. Penambahan daya serta pengelolaan plts akan membuat PLTS terpusat 20 kWp desa anawua akan lebih efisien dalam penggunaannya.Kata Kunci — Evaluasi, Daya Beban, Pengelolaan