Muhammad Sadli Mustafa, Muhammad Sadli
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengkaderan Ulama di Ma’had Aly Pondok Pesantren DDI Mangkoso Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan Mustafa, Muhammad Sadli
PUSAKA Vol 6 No 2 (2018): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.491 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i2.55

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengkaderan ulama di Sulawesi Selatan dengan fokus kajian Ma’had Aly DDI Mangkoso, Barru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi literatur dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkaderan ulama di Sulawesi Selatan sebenarnya telah lama dilakukan di beberapa Pondok Pesantren. Khusus di Barru, pengkaderan ulama dalam bentuk Ma’had Aly baru dimulai sejak tahun 2013. Hingga kini masih sedang berlangsung dan belum menelurkan alumni. Masa pengkaderannya empat tahun untuk satu angkatan dengan kurikulum berupa ilmu-ilmu alat seperti ilmu lugah (bahasa) khususnya bahasa Arab, Usul Fikih, Usul Tafsir, Usul Hadis, serta Aqidah/ilmu Tauhid yang bersumber dari Kitab-kitab klasik yang dipelajari hingga tuntas dalam sistem tradisional yakni dalam bentuk pengajian halaqah. Semua mahasantri di Ma’had ini dibebaskan dari segala bentuk biaya pendidikan. Yang unik dari sistem pendanaan di Ma’had ini adalah menggunakan pola orang tua angkat/asuh yang menyumbangkan dana setiap bulan selama program ini berlangsung meskipun tetap menerima sumbangan dari para donatur lainnya dan juga pemerintah khususnya pemerintah setempat. Kata Kunci: Ma’had Aly, Pondok Pesantren, DDI Mangkoso
THE AGREEMENT BETWEEN BONEAND LUWU KINGDOM INMANUSCRIPT ATTORIOLONG RI LUWU Mustafa, Muhammad Sadli
PUSAKA Vol 1 No 1 (2013): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.114 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kepustakaan (library research) dengan mengangkat naskah Attoriolong ri Luwu sebagai fokus utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang melatari terjadinya peristiwa perjanjian raja Bone dan raja Luwua dalah keinginan untuk menciptakan perdamaian dengan mencegah terjadinya permusuhan dan peperangan khususnya untuk menghentikan perang Cenrana yang dipicu tidak saja karena keinginan mempertahankan wilayah tetapi juga keinginan besar atau ambisi yang kuat untuk ekspansi atau perluasan wilayah kerajaan. Isi perjanjian itu pada intinya bertujuan untuk mempersatukan orang Luwu dan orang Bone dalam persaudaraan yang kuat sehingga tercipta kehidupan yang aman dan damai selamanya, di mana tak ada lagi permusuhan dan perang antara dua kerajaan. Selain itu, kesepakatan penting lainnya antara raja Luwu dan raja Bone selain butir-butir perjanjian Polo Malelaèri Unynyi adalah disepakatinya pertukaran pajung Luwu yang telah direbut oleh raja Bone dengan wilayah Cenrana yang mengakibatkan batas wilayah kerajaanLuwu di Selatan menyempit (hanya sampai di Akkotengeng) dengan lepasnya Cenrana. Tetapi, berimplikasi positif terhadap keamanan dan kedamaian kerajaan Luwu selanjutnya. Kata Kunci: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kepustakaan (library research) dengan mengangkat naskah Attoriolong ri Luwu sebagai fokus utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang melatari terjadinya peristiwa perjanjian raja Bone dan raja Luwua dalah keinginan untuk menciptakan perdamaian dengan mencegah terjadinya permusuhan dan peperangan khususnya untuk menghentikan perang Cenrana yang dipicu tidak saja karena keinginan mempertahankan wilayah tetapi juga keinginan besar atau ambisi yang kuat untuk ekspansi atau perluasan wilayah kerajaan. Isi perjanjian itu pada intinya bertujuan untuk mempersatukan orang Luwu dan orang Bone dalam persaudaraan yang kuat sehingga tercipta kehidupan yang aman dan damai selamanya, di mana tak ada lagi permusuhan dan perang antara dua kerajaan. Selain itu, kesepakatan penting lainnya antara raja Luwu dan raja Bone selain butir-butir perjanjian Polo Malelaèri Unynyi adalah disepakatinya pertukaran pajung Luwu yang telah direbut oleh raja Bone dengan wilayah Cenrana yang mengakibatkan batas wilayah kerajaanLuwu di Selatan menyempit (hanya sampai di Akkotengeng) dengan lepasnya Cenrana. Tetapi, berimplikasi positif terhadap keamanan dan kedamaian kerajaan Luwu selanjutnya.
Implementasi Pembinaan Ri’ayah Masjid Raya Bandung Mustafa, Muhammad Sadli
PUSAKA Vol 3 No 1 (2015): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.099 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v3i1.137

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang kondisi fisik dan perkembangan Masjid Raya Bandung dan pembinaan ri’ayah masjid tersebut. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi, wawancara dan studi dokumentasi menggunakan pendekatan kualitatif yang dianalisis dan disajikan dalam bentuk naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan fisik Masjid Raya Bandung yang megah dan luas bercorak Timur Tengah dengan sedikit perpaduan budaya khas Sunda dan Jepara dengan sejumlah fasilitas yang masih terpelihara. Meski secara historis Masjid ini sudah berumur lebih dari dua abad, namun fisik masjid seluruhnya merupakan bangunan baru, tidak dapat ditemukan lagi bangunan kuno disebabkan dari masa ke masa telah mengalami renovasi berulangkali dengan berbagai sebab baik karena kebutuhan jama’ah, terkena musibah maupun peningkatan kualitas bangunan. Kata Kunci: Pembinaan Ri’ayah, Masjid Raya Bandung
Pengelolaan Perpustakaan Madrasah Aliyah di Kabupaten Sinjai Mustafa, Muhammad Sadli
PUSAKA Vol 4 No 1 (2016): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.742 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v4i1.157

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan kondisi ril perpustakaan Madrasah Aliyah di Kabupaten Sinjai dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Sasaran penelitian dipilih secara purposif di tiga Madrasah Aliyah yang masing-masing mewakili tingkatan akreditasi. Madrasah tersebut adalah MAN 1 Sinjai terakreditasi B, MA Darussalam Patalassangterakreditasi C, dan MA al-Azhar Mannanti yang belum terakreditasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan perpustakaan di tiga Madrasah Aliyah tersebut masih sederhana dan terbatas dengan kata lain pengelolaannya belum sepenuhnya memenuhi Standar Nasional Perpustakaan, baik dari segi sarana, koleksi, ketenagaan atau sumber daya manusia, maupun pengelolaannya. Hal itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan pengelola tentang penyelenggaraan perpustakaan yang baik sesuai standar nasional perpustakaan. Regulasi dan petunjuk teknis terkait penyelenggaraan perpustakaan madrasah sesuai standar juga belum tersosialisasi dengan baik hingga ke daerah termasuk ke madrasah yang diteliti. Karena para pengelola perpustakaan di tiga Madrasah Aliyah tersebut masih memiliki semangat yang cukup tinggi dalam mengelola perpustakaan sehingga dengan keterbatasan yang ada, perpustakaan tetap dapat berfungsi dengan baik meski dengan cara yang sederhana.
Pengabdian Tanpa Pamrih Tangguru Jahido’ untuk Masyarakat Pangkep Mustafa, Muhammad Sadli
PUSAKA Vol 8 No 1 (2020): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8947.817 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v8i1.311

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap biografi dan peranan Tangguru Jahido’ di masyarakat, khususnya di Kabupaten Pangkep. Penelitian ini sifatnya kualitatif. Oleh karena itu, pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen lalu dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gurunta Haji Abdul Mudjahid atau Tangguru Jahido’ merupakan seorang ulama yang bersahaja. Meski ia keturunan bangsawan dan ulama, namun ia tidak menonjolkan status sosialnya dalam bermasyarakat. Pendidikannya hanya sampai pada tingkat PGA, namun ilmunya pengetahuan dan pemahaman agamanya luas dan mendalam. Meski ia disibukkan dengan pekerjaannya sebagai PNS namun ia tetap konsisten meluangkan waktunya untuk membina dan bergaul dengan masyarakat. Tangguru Jahido’ berperan penting dalam melayani dan membina agama masyarakat dan memakmurkan masjid. Ia juga berperan di bidang pendidikan bagi masyarakat baik sebagai guru di Madrasah dan PGA maupun sebagai pembina tajwi>d dan tila>wah untuk membebaskan masyarakat dari buta aksara dan ketidak fasihan membaca AlQur’an. Selain itu, cukup banyak karya tulisnya terkait pengetahuan agama yang diwariskannya kepada masyarakat. Prinsip yang ia pegang teguh dalam kehidupannya adalah "qul al-h}aqqu wa law ka>na murran". Ia merupakan sosok teladan bagi masyarakat dan dikenal sebagai ulama yang tawadhu, disiplin, jujur, berani, tegas, santun, serta dikenal dengan keikhlasannya dalam mengabdikan diri dan ilmunya pada masyarakat.
Moderasi Beragama di Kota Palopo: Analisis Gauk Lao Tengngae dalam Lontara Luwu Mustafa, Muhammad Sadli
PUSAKA Vol 9 No 2 (2021): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v9i2.521

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap manuskrip yang bermuatan moderasi beragama, mengungkap dan mendeskripsikan nilai-nilai dalam manuskrip yang relevan dengan konsep moderasi beragama, dan mendeskripsikan interpretasi dan implementasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat tana Luwu, khususnya di Kota Palopo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sejarah, filologi, dan antropologi. Observasi dan wawancara digunakan dalam mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manuskrip bermuatan moderasi beragama yang ditemukan adalah lontara Luwu yang terdiri dari dua versi. Pertama lontara Luwu milik A. Mattangkilang Opu to Tenriesa. Kedua, lontara Luwu yang telah ditransliterasi dan diterjemahkan oleh Pananrangi Hamid dkk. Beberapa bagian dari isi teks kedua versi lontara Luwu tersebut secara umum sangat relevan atau memuat konsep moderasi beragama. Lontara yang secara eksplisit menyebut kata moderasi dengan bahasa lokal (gauk lao tengngae) adalah versi yang kedua. Di versi yang kedua ini pula ditemukan keterangan tentang pola perawatannya yaitu dengan cara diwariskan secara turun temurun. Bagi warga tana Luwu khususnya Kota Palopo, saling menghargai, saling mengasihi dan saling menyayangi merupakan sikap yang perlu dikedepankan dalam berinteraksi antar sesama manusia meskipun berbeda latar belakang suku maupun agama. Sebagai manifestasi dari sikap gauk lao tengngae yang dalam istilah sekarang disebut moderasi beragama. Pada tataran praksisnya, warga Kota Palopo, masih mempraktikkan sikap itu dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga toleransi antar umat beragama masih tetap terjaga hingga kini sebagai wujud dari sikap moderat yang mereka miliki dan diwariskan turun temurun.
Dari Angpau ke Sedekah: Adaptasi Kultural dan Identitas Tionghoa Muslim Parepare Hamid, Wardiah; Mustafa, Muhammad Sadli; Alboneh, Nasrun karami
PUSAKA Vol 10 No 1 (2022): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v10i1.664

Abstract

Adaptasi Kultural dan Identitas Tionghoa Muslim di Kota Parepare Sulawesi Selatan dapat dilihat dengan pola kehidupan keseharian mereka di masyarakat. Dan dapat pula disorot dari berbagai sisi kehidupan beragama mereka. Artikel ini bertujuan mengkaji bagaimana adaptasi kultural yang dibangun oleh ttnis Tionghoa Muslim dalam kesehariannya, diantaranya dari angpau ke sedekah dan bagaimana etnis Tionghoa Muslim melakukan pengembangan keagamaan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif diperoleh temuan pertama, bahwa pola negosiasi adaptasi kutural ini tanpa disadari sangat memberi andil dalam pembauran antara etnis Tionghoa dengan masyarakat lainnya. Demikian pun para Tionghoa Muslim (kaum Muallaf) yang telah masuk Islam. Yang kedua adaptasi Etnis Tionghoa Muslim eksistensinya dalam hal pengembangan keagamaan, dapat terlihat salah satunya yaitu dengan di bangunnya sebuah Masjid berciri khas Tionghoa yang beralamat di Jalan Satelit Parepare. Faktor agama yang menjadi pilihan mereka secara individu, di mana ketika menjadi seorang mualaf atau beralih memeluk agama Islam, unsur-unsur kultur mereka tetap melekat. Berbagai kultur Tionghoa yang menjadi ciri khas leluhur mereka tetap dimainkan ketika beragama Islam, di mana pada adaptasi kultural dan identitas tersebut terdapat negoisasi yang dimainkan secara alamiah antara kultur leluhurnya dengan kultur baru sebagai seorang muslim.