Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Contextual Content of Friday Sermons in the Religious Moderation Discourse in Jayapura City Syarifuddin, Syarifuddin; Abubakar, Asnandar; Hamsiati, Hamsiati; Hamid, Wardiah
Proceedings of International Conference on Da'wa and Communication Vol. 2 No. 1 (2020): Moderate Da’wa: Instruments of Reception for the Superdiverse Society
Publisher : Da’wa and Communication Faculty of the Sunan Ampel State Islamic University, Surabaya, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/icondac.v2i1.384

Abstract

The study of Friday sermon content is always interesting to discuss, especially in Muslim minority areas. This study describes the content of the Friday sermons selected by the preachers in Jayapura City. The research method used is a qualitative method by recording Friday sermons from several types of mosques, namely the Great Ash Shalihin Mosque in Jayapura City, the Baiturrahim Mosque, Kotaraja, Skyland Complex, and the IAIN Fathul Muluku Jayapura Campus Mosque. This study found that the procedure for selecting khatibs in Jayapura City was coordinated by the Ministry of Religious Affairs except for Heram and Muara Tami Districts. Therefore, content is easier to coordinate. In general, preachers in Jayapura City prefer themes around issues of faith, jurisprudence, and morals. Besides that, the preacher also often chooses content related to events that are currently viral. Meanwhile, content related to religious moderation, including local wisdom, is still very minimal. Khatib tends to choose a religious theme or context that is safe from controversy because in Jayapura the majority is Christian. In addition, the preachers' and community's literacy is still lacking towards moderation material on religion and local wisdom. The control efforts undertaken by the Ministry of Religion over the implementation of the Friday sermon schedule in Jayapura City need to be increased by capturing all mosques. There needs to be a mapping related to the distribution of preachers, da'wah themes, the religious characteristics of community groups as objects of da'wah so that the preaching delivered does not impress provocative da'wah just because it differs in religious understanding.
Jaringan Ulama Awal Abad XX Kabupaten Sidrap dan Parepare Hamid, Wardiah
PUSAKA Vol 6 No 2 (2018): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.076 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i2.53

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fakta sejarah jaringan ulama awal abad XX di dua daerah yaitu Sidrap dan Parepare terbangun secara intens. Dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa jaringan ini terbentuk melalui transmisi intelektual dalam bentuk pengajian tradisonal yang biasa disebut mangngaji tudang. Untuk memperkuat jaringan ini dijalin dengan mengadakan tali perkawinan diantara sesama keluarga ulama lain. Suatu dampak yang brilian tertuang melalui Ide maupun gagasan lahir dengan terbentuknya halaqah-halagah, Sekolah Arab hingga pendirian pondok pesantren diberbagai wilayah Sidrap maupun Parepare. Tersebutlah para ulama di dua tempat ini antara lain KH. Bahsen Salman, KH. Mahmud Fasieh, KH. Muhammad Sanusi Maggu, Hakim Lukman dan Syekh Jamal Usman Padaelo. Kata kunci: Jaringan, Ulama, Sidrap, Parepare
Eksistensi Komunitas Salafi di Makassar Hamid, Wardiah
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.822 KB)

Abstract

Tulisan ini mengulas tentang komunitas salafi di kota Makassar dan sekitarnya. Merinci karakteristik ajaran salafi dalam cara memahami dan mengamalkan Islam. Komunitas Salafi hadir di Makassar dan bagaimana komunitas salaf ini membentuk eksistensi dengan memasuki elemen-elemen masyarakat dengan beragam status sosial. Mahasiswa, pelajar, masyarakat umum adalah bagian dari komunitas ini. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawacara, observasi di lapangan dan menggunakan data sekunder pustaka dan elektronik. Hasil penelitian dalam dua dasawarsa terakhir mengalami perkembangan yang cukup signifikan utamanya dalam pemahaman memahami agama dengan bermanhaj (metode) salaf.
Peran Orang Arab Dalam Pendidikan Keagamaan di Kabupaten Maros Hamid, Wardiah
PUSAKA Vol 5 No 2 (2017): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.201 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v5i2.183

Abstract

Sejarah telah mencatat bahwa pembawa Islam ke wilayah Nusantara adalah para pedagang dan mubalig dari negeri Arab. Mereka sangat berjasa dalam penyebaran dan pengembangan agama Islam di Indonesia. Kemudian membentuk pemukiman di sepanjang wilayah di Nusantara. Keberadaan mereka di Sulawesi Selatan begitu urgen untuk ditelusuri. Penelitian ini akan mencoba untuk mendeteksi keberadaan mereka di kabupaten Maros. Untuk itu rumusan masalahnya adalah bagaimana gambaran persebaran keturunan orang Arab kabupaten Maros dan bagaimanasistem kelembagaan yang dibangun oleh keturunan Arab. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriftip. Hasil dari penelitian ini menunjukan keturunan Arab yang masih eksis sampai sekarang diantaranyAl Hamid, Al Idrus, Al qadri, Al Habsyi, bin Syihab, Al Mahdali, bi Faqih, Alwi dan Aidit, Assaggaf, Aidit, Al Idrus.Dan beberapa diantara mereka mengelola lembaga Pendidikan keagamaan di Sulawesi Selatan. Di Maros ada tarekat Khalwatiyah Yusuf mursyidnya adalahn marga Assegaf yang tetap eksis sampai sekarang.
Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al Risalah Batetanga Kabupaten Polman Provinsi Sulawesi Barat Hamid, Wardiah
PUSAKA Vol 8 No 1 (2020): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8844.103 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v8i1.328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembelajaran kitab kuningdi pondok pesantren, serta mendeskripsikan problem dan solusi yang dihadapdalam mempelajari kitab-kitab tersebut. Penelitian ini merupakan penelitiankualitatif deskriptif yang memotret pembelajaran kitab kuning di pondokpesantren. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sebagai ciri khas dari penelitian kualitatif Teknik pengumpulan data yangdipergunakan adalah wawancara, dokumentasi dan obseservasi. Hasil penelitianini menunjukan bahwa mekanisme pembelajaran kitab kuning di pondokpesantren yang bertipe Salafiyah dalam hal ini Pondok Pesantren Al Risalahmenunjukkan kitab-kitab tersebut digunakan dalam proses pembelajaran. Adapunproblem dan solusi yang dihadapi dalam pembelajaran kitab kuning salah satunyaadalah tingkat kecerdasan anak yang bervariasi sehingga diperlukan tenaga ekstrauntuk mengajar anak-anak ini adalah salah satu kendala proses pembelajaranBeberapa kasus yang terjadi anak-anak yang latar belakangnya berasal dari SDumum belum mampu mengaji dibuatkan kelas khusus serta jam pelajaran metode iqra’. Sehingga pembelajaran pun terasa lambat karena menunggu kemahiran anaksantri dalam mengenal huruf hijaiyah.
Moderasi Beragama dalam Masossor Manurung di Bumi Manakarra Provinsi Sulawesi Barat Hamid, Wardiah
PUSAKA Vol 9 No 1 (2021): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v9i1.481

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Moderasi Beragama dalam Masossor Manurung di Bumi Manakarra Provinsi Sulawesi Barat. Dimana berbagai kearifan lokal tumbuh dan mengandung nilai moderasi beragama diantaranya falsafah-falsafah hidup orang Mandar. Dan yang secara spesifik melihat secara mendalam Masossor Manurung menjadi ritual dan event penting konsolidasi keberagaman bagi masyarakat di tanah Manakarra. Metode pengumpulan data yang pergunakan yaitu wawancara mendalam dengan informan, studi dokumen dan observasi lapangan. Temuan lapangan menunjukan bahwa moderasi beragama dalam Masossor Manurung di Bumi Manakarra Provinsi Sulawesi Barat yang berkembang berupa falsafah-falsafah dan secara spesifik ritual masossor manurung memberi pengaruh efektif membangun potensi moderasi beragama tanpa memandang perbedaan agama dan suku. Kesulitan tentang perbedaan yang melingkupi kemajemukan kadang menjadi bias perbedaan yang saling mencurigai dan menjadi kekacauan suatu wilayah. Tetapi leluhur orang-orang Manakarra sangat jeli melihat kondisi di masa depan. Mereka menanamkan berbagai wejangan lewat falsafah hidup dan ritual untuk saling menghargai di dalam perbedaan agama suku dan strata sosial.
Dari Angpau ke Sedekah: Adaptasi Kultural dan Identitas Tionghoa Muslim Parepare Hamid, Wardiah; Mustafa, Muhammad Sadli; Alboneh, Nasrun karami
PUSAKA Vol 10 No 1 (2022): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v10i1.664

Abstract

Adaptasi Kultural dan Identitas Tionghoa Muslim di Kota Parepare Sulawesi Selatan dapat dilihat dengan pola kehidupan keseharian mereka di masyarakat. Dan dapat pula disorot dari berbagai sisi kehidupan beragama mereka. Artikel ini bertujuan mengkaji bagaimana adaptasi kultural yang dibangun oleh ttnis Tionghoa Muslim dalam kesehariannya, diantaranya dari angpau ke sedekah dan bagaimana etnis Tionghoa Muslim melakukan pengembangan keagamaan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif diperoleh temuan pertama, bahwa pola negosiasi adaptasi kutural ini tanpa disadari sangat memberi andil dalam pembauran antara etnis Tionghoa dengan masyarakat lainnya. Demikian pun para Tionghoa Muslim (kaum Muallaf) yang telah masuk Islam. Yang kedua adaptasi Etnis Tionghoa Muslim eksistensinya dalam hal pengembangan keagamaan, dapat terlihat salah satunya yaitu dengan di bangunnya sebuah Masjid berciri khas Tionghoa yang beralamat di Jalan Satelit Parepare. Faktor agama yang menjadi pilihan mereka secara individu, di mana ketika menjadi seorang mualaf atau beralih memeluk agama Islam, unsur-unsur kultur mereka tetap melekat. Berbagai kultur Tionghoa yang menjadi ciri khas leluhur mereka tetap dimainkan ketika beragama Islam, di mana pada adaptasi kultural dan identitas tersebut terdapat negoisasi yang dimainkan secara alamiah antara kultur leluhurnya dengan kultur baru sebagai seorang muslim.
MYSTICAL RADIANCE OF MANUSCRIPT: A PARATEXTUAL STUDY OF ISLAMIC ASTRONOMY MANUSCRIPT Kila, Syahrir; Hamsiati, Hamsiati; Hamid, Wardiah; Arsyad, Abd. Rahman; Idham, Idham; Nur, Muhammad; Nomay, Usman; Wan Sulaiman, Wan Shahrazad
Al-Qalam Vol. 30 No. 2 (2024)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v30i2.1488

Abstract

Society treating manuscripts as objects with mystical power is often viewed as a myth that has no scientific basis. There are differences of perspectives about mystical belief and reality that evoke supernatural phenomenon related to manuscripts. This research analyzes the paratextual aspects of the Islamic Astronomy Manuscript owned by Husen Hatuwe in Keitetu Village, Leihitu District, Central Maluku Regency. The manuscript is used as a guidance to determine the right time for various daily activities and considered to have mystical power by the local community. This research is a philological study which used data collection technique through observation, interviews, and literature studies. The paratextual approach in this research reveals the external narrative aspects of the manuscript, including how the local culture influences and get influenced by the existence of the manuscript. Apart from serving as a guidance to determine the right time for religious rituals, this manuscript is also Mystical Radiance of Manuscript … – Syahrir Kila, et.al | 253 believed to have spiritual power that maintains the social balance in the community. In addition, this research contributes to the attempt to preserve the ancient manuscripts in Maluku, which most of them are damaged due to inadequate storage as well as analyze the role of this manuscript in the social, spiritual, and cultural context of the local community.
Tolak Balak Local Traditions of Sea Rituals in the Sabu Tribe of East Nusa Tenggara in the Midst of Modern Culture Mustolehudin, Mustolehudin; Hamid, Wardiah; Dachlan, Muhammad; Israpil, Israpil
Indigenous Southeast Asian and Ethnic Studies Vol. 1 No. 2 (2025): September
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/iseaes.v1i2.19

Abstract

The Tolak Balak ritual is an important tradition performed by the Sabu tribe in East Nusa Tenggara to ask for protection and safety from evil spirits. This ritual has been going on for a long time and is an important part of the Jingitiu religious beliefs. However, the impact of modernization has caused some major difficulties. This article looks at how the Tolak Balak ritual is adapting to the rapidly evolving social, cultural, and technological changes in Sabu society. Although modernization and technological advances make it easy, they also affect the way this tradition is performed and how the younger generation perceives it. This study shows that Savunese people can maintain the essence and meaning of the Tolak Balak ritual by changing and updating its implementation even though the changing times are destroying it. In addition, the article links this tradition to broader conversations about the preservation of local cultural heritage amidst modernization and globalization. This article provides insight into the importance of the Tolak Balak tradition for the people of Savu and shows how local traditions can survive and thrive in the face of today's challenges.