, Haryati, ,
Jurusan Perikanan - Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Growth response of koi fish fed on the diet containing Euchema cottoni Saade, Edison; Trijuno, Dody D; Haryati, ,; Zainuddin, ,
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 13 No. 2 (2014): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2792.998 KB) | DOI: 10.19027/jai.13.140-145

Abstract

ABSTRACT Seaweed meal has been used as ingredient, binding and thickening agent in the diet. The objective of this study was to examine the biological response of Cyprinus carpio haematopterus consumed several types of gel feed using Euchema cottoni as thickening agent. Four types of diets containing different level of moisture were used i.e. 60−90% (treatment A), 30−60% (treatment B), 10−30% (treatment C), and <10% (treatment D). C. carpio haematopterus with average body weight of 13.58±1.31 g were used in this study. Fish were cultured for six weeks and stocked at the density of 15 fish/aquarium. The completely randomized design with four treatments and two replications were used in this study. Survival, growth rate, and feed efficiency were used as evaluating parameters. According to ANOVA results, the effect of treatments on all tested parameters were similar or not significant (P>0.05). This findings have indicated that the different types of gel diets (wet, semi-wet, semi-dry, and dry) had similar effects on survival, growth, and feed efficiency in C. carpio haematopterus. Keywords: gel feed, Cyprinus carpio haematopterus, diet type, growth, feed efficiency ABSTRAK Tepung rumput laut telah dapat digunakan sebagai bahan baku binder (bahan perekat), dan thickening agent (bahan pengental). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji respons biologis ikan koi, Cyprinus carpio haematopterus yang mengkonsumsi beberapa tipe pakan gel yang menggunakan tepung rumput laut, Euchema cottoni sebagai bahan pengental pakan. Bahan baku utama pakan uji adalah tepung ikan, tepung kepala udang, dedak halus, minyak ikan, vitamin dan mineral mix, carboxymethil cellulose (CMC), serta tepung E. cottoni. Empat macam pakan digunakan dalam penelitian ini, yaitu pakan gel basah dengan kandungan air 60−90% (perlakuan A), pakan gel semibasah dengan kandungan air 30−60% (perlakuan B), pakan gel semikering dengan kandungan air 10−30% (perlakuan C), dan pakan gel kering dengan kandungan air <10% (perlakuan D). Ikan uji yang digunakan adalah ikan koi dengan bobot rata-rata 13,58±1,31 g dengan kepadatan 15 ekor/unit pelakuan. Rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan dua ulangan digunakan dalam penelitian ini. Parameter yang diukur adalah kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan. Berdasarkan hasil ANOVA, pengaruh perlakuan terhadap ke semua parameter uji adalah sama (P>0,05). Hal ini berarti bahwa tipe pakan gel yang berbeda (basah, semibasah, semikering, dan kering) memiliki efek yang sama terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan pada ikan koi. Kata kunci: pakan gel, Cyprinus carpio haematopterus, tipe pakan, pertumbuhan, efisiensi pakan 
Glycogen and proximate content of white shrimp fed on different carbohydrate level and feeding frequency Zainuddin, ,; Haryati, ,; Aslamyah, Siti
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 14 No. 1 (2015): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2904.897 KB) | DOI: 10.19027/jai.14.18-23

Abstract

ABSTRACT White shrimp Litopenaeus vannamei is one of penaeid shrimp which can be cultured either in traditional and advanced technology scale. One problem that commonly faced by pond farmer is the high price of feed with high protein content. This research was to identify the optimal level of carbohydrate and feeding frequency on glycogen deposit and chemical composition of white shrimp juvenile. Research used factorial completely randomized design with two factors in triplicates. Treatments were factor A, carbohydrate level in feed respectively A1 (30%), A2 (37%), A3 (44%), A4 (50%), and factor B daily feeding frequency respectively B1 (twice), B2 (four times), and B3 (six times) respectively. White shrimp used had an initial average body weight of 0.3 g/shrimp. Feeding level was 10% of shrimp body weight. Results showed that both factors, carbohydrate level in feed, feeding frequency and their interactions were not significantly different on glycogen deposit of white shrimp juvenile. Analysis result on chemical compositions of white shrimp juvenile consisted of protein, lipid, nitrogen-free extract, crude fiber, ash, and energy were generally increased after treatments. Keywords: glycogen deposit, feeding frequency, chemical composition, carbohydrate level ABSTRAK Udang vaname Litopenaeus vannamei merupakan salah satu jenis udang penaeid yang dapat dibudidayakan baik dalam skala teknologi tradisional maupun skala teknologi maju. Salah satu masalah yang dihadapi para petani tambak adalah tingginya harga pakan yang disebabkan karena tingginya kandungan protein pakan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek pemberian pakan dengan kadar karbohidrat dan frekuensi pemberian berbeda terhadap deposit glikogen dan komposisi kimia tubuh juvenil udang vanamei. Penelitian menggunakan desain rancangan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor dan setiap faktor diberi masing-masing tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah faktor A, kadar karbohidrat pakan berturut-turut A1 (30%), A2 (37%), A3 (44%), A4 (50%), dan faktor B, frekuensi pemberian pakan dalam sehari berturut-turut B1 (dua kali), B2 (empat kali), dan B3 (enam kali). Udang vaname yang digunakan memiliki bobot rata-rata 0,3 g/individu. Dosis pakan ditetapkan sebesar 10% dari bobot tubuh udang dengan frekuensi pemberian pakan disesuaikan dengan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor level karbohidrat pakan, frekuensi pemberian pakan dan kombinasi keduanya tidak berpengaruh signifikan terhadap deposit glikogen juvenil udang vaname.  Hasil analisis terhadap komposisi kimia tubuh juvenil udang vaname meliputi protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), serat kasar, kadar abu dan energi secara umum mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan dibandingkan pada awal penelitian. Kata kunci: deposit glikogen, frekuensi pemberian pakan, komposisi kimia, level karbohidrat