Sekar Ayu Paramita, Sekar Ayu
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Perhitungan Unit Cost dengan Menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) dan Metode Doubel Distribution (DD) Untuk Pasien TB Paru Kategori 2 di Instalasi Rawat Jalan Dan Rawat Inap Rumah Sakit Paru Hilfi, Lukman; Setiawati, Elsa Pudji; Djuhaeni, Henni; Paramita, Sekar Ayu; Komara, Ratna
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 2 (2015): Volume 1 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.113 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i2.12835

Abstract

Latar Belakang Indonesia menduduki rangking ke-5 dari 22 negara-negara yang mempunyai beban tinggi untuk TB dan memberikan kontribusi jumlah kasus TB di dunia sebesar 4,7%. Penatalaksanaan TB tidak mudah, membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang besar. Saat ini berbagai rumah sakit menentukan tarif pelayanan berdasarkan metode DD. Perhitungan biaya satuan pada pelayanan kesehatan dapat juga dilakukan dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) yang didasarkan pada aktivitas. Tujuan mengetahui perhitungan unit cost dengan metode ABC dan metode DD di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap TB Paru Kategori 2 di Rumah Sakit Paru. Metode Penelitian deskriptif analitik menggunakan data sekunder dan metoda Pusposive Sample. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Paru Bandung selama bulan September sampai dengan Desember 2013 dengan menggunakan data rekam medis dalam kurun waktu 2 tahun yaitu pada bulan Januari 2011 sampai dengan Desember 2012. Hasil dan Diskusi perhitungan biaya satuan rata-rata dengan metode ABC untuk pasien rawat jalan TB kategori 2 sebesar Rp 611.321; untuk pasien rawat darurat TB kategori 2 sebesar Rp 713.852; untuk pasien rawat inap yang masuk melalui instalasi rawat jalan sebesar Rp 5.037.309 dan instalasi rawat darurat sebesar Rp 4.398.415. Biaya satuan rata-rata dengan metode DD untuk pasien rawat jalan TB kategori 2 sebesar Rp 421.621; untuk pasien rawat darurat TB kategori 2 sebesar Rp 734.170; untuk pasien rawat inap yang masuk melalui instalasi rawat jalan sebesar Rp 1.727.213 dan instalasi rawat darurat sebesar Rp 1.846.337. Banyak nya obat yang diberikan untuk pasien rawat jalan yaitu untuk 2 minggu sedangkan ALOS untuk pasien rawat inap yaitu 9,2 hari. Kesimpulan dan Saran perhitungan biaya satuan dengan menggunakan metode ABC lebih menguntungkan secara financial bagi Rumah Sakit dibandingkan dengan metode DD. Manajemen rumah sakit sebaiknya memiliki sistem pencatatan dan pelaporan yang rapih, terintegrasi antar unit pelayanan dan unit penunjang untuk dapat melakukan perhitungan biaya satuan dengan baik. Manajemen rumah sakit melakukan evaluasi berkala terhadap kepatuhan SOP dan penggunaan obat rasional. Kata Kunci : Activity Based Costing, Biaya Satuan, DD
Public Health Orientation Program (PHOP): Persepsi Dokter Internship Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Gondodiputro, Sharon; Paramita, Sekar Ayu; Amalia, Indah; Djuhaeni, Henni
Majalah Kedokteran Bandung Vol 47, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.602 KB)

Abstract

Perubahan paradigma sakit menjadi sehat, kuratif menjadi preventif dan berbasis komunitas menempatkan ilmu kesehatan masyarakat yang dikemas dalam Public Health Oriented Program (PHOP) sebagai materi yang sangat penting di Fakultas Kedokteran Unpad. Persepsi mahasiswa mengenai materi dalam kurikulum pendidikan dapat menggambarkan bagaimana efektivitas kurikulum tersebut. Atas dasar tersebut maka dilakukan penelitian tentang persepsi dokter internship FK Unpad mengenai manfaat PHOP pada saat mereka menjalankan internship. Penelitian deskriptif dilakukan terhadap 97 dokter Fakultas Kedokteran Unpad kelas reguler Angkatan 2007 dan 2008 (respons rate 74,2%), telah atau sedang melakukan program internship periode Juli–November 2014. Kuesioner yang telah diuji coba dan divalidasi, berisi 52 pertanyaan skala Likert, dikelompokkan menjadi 4 kelompok serta, disebarkan kepada responden menggunakan Research Electronic Data Capture (REDCap). Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Data diolah menggunakan distribusi frekuensi dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden menyatakan bahwa materi-materi yang terdapat di PHOP bermanfaat pada waktu internship, namun  beberapa topik kurang aplikatif, peranan mereka sebagai dokter fungsional, tidak diberi kesempatan untuk melakukan fungsi manajemen, preventif dan promotif di masyarakat. Dari hasil ini dapat disimpulkan, perlu ada penyesuaian materi lebih aplikatif, laboratorium khusus untuk PHOP, mendatangkan expert dari lapangan dan  wahana intership melibatkan dokter dalam bidang manajemen, preventif dan promotif di masyarakat. [MKB. 2015;47(2):115–23] Kata kunci: Internship, persepsi, Public Health Oriented Program (PHOP)Public Health Orientation Program (PHOP): Perception of Medical Doctor Internship Program Participants at the Faculty of Medicine, Universitas PadjadjaranAbstractThe shift  from disease paradigm to healthy paradigm, from curative to preventive and community-based medical education has positioned the Public Health Oriented Program (PHOP) as a very important program of the Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran. Students’ perception of  the educational curriculum materials can describe the effectiveness of the curriculum. Based on this situation, the aim of this study was to describe the perception of doctors who participated in the internship program of the Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran on the benefits of PHOP. A descriptive study was carried out on 97 doctors of the Faculty of Medicine class 2007 and 2008 (response rate 74.2%) who had been and was involved in the internship program as participants. A validated questionnaire was used, containing 52 questions in Likert scale, divided into 4 groups of questions that was distributed to the respondents using Redcap (Research Electronic Data Capture). A consecutive sampling was used. The data was analyzed using frequency distribution and narratives.The results showed that most of the respondents stated that the materials in PHOP were very useful  during internship but some topics were  less applicable because the main role they played during internship was the role of a clinician and they were not given the opportunity to perform management, preventive and promotive functions in the community. From these results it can be concluded that there are needs for material adjustment towards more applicable, special laboratory activities for PHOP, inviting public health practitioners/experts to give lecture, and creating opportunities for the students to apply management, preventive and promotive actions during internship. [MKB. 2015;47(2):115–23]Key words: Internship, perception, Public Health Oriented Program (PHOP) DOI: 10.15395/mkb.v47n2.570