Esti Anantasari, Esti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONDISI HUTAN BAKAU TEBANGAN MASYARAKAT DAN INDUSTRI PULP DI BATU AMPAR KALIMANTAN BARAT Djohan, Tjut Sugandawaty; Laksono, P.M.; Anantasari, Esti; Utama, Angga N.; Suhesthiningsih, Krisni
Jurnal Kawistara Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Sekolah Pascasarjana UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.118 KB)

Abstract

The purpose of this research was to study tree cutting of mangrove forest by the local people of Batu Ampar and the pulp industry at Kapuas river estuary. At each site the rapid measurement methods were established using quadrate plots of 20m x 20m and 5m x 5m, each with 2 replicates. The results revealed that the local people only cut the selective trees of Rhizophora apiculata and Bruguiera gymnorhiza with diameter of 20-25 cm2 at 0.25 ha wide, which created gap canopy as small disturbace to the mangrove forest. This area of gap canopy immediately was colonized and dominated by R. apiculata. The mangrove tree cuttings created the phase gap generations. This forest recovered quickly, thus the small distrurbance maintained the mangrove tree species diversity. The Rhizophora roots were habitat for nusery grown of larval shrimps, crabs, and fishes. The pulp industry cut all of the mangrove species wich created big disturbance and huge gap area. The forest also recovered quickly, but was dominated by Xylocarpus granatum. Thus, the big disturbance by the pulp industry caused the shifted species of the mangrove forest species from Rhizophora and Bruguiera to Xylocarpus. The roots of Xylocarpus tree were not habitat forthelarval shrimps, crabs, and fishes, which decreased the fisherman catch. The forest rehabilitation of industrial cutting was planted regularly with Rhizophora, and created many current canals which proned to the erosion. Thus the pulp industry of mangrove forest cutting threatened nursery habitat and species diversity at the mangrove forest of Batu Ampar.
MNEMONIC DEVICE (KALENDER) UNTUK PENGAYAAN LITERASI MUSIM MENUJU SUMBA BARAT DAYA YANG BERDAULAT PANGAN Laksono, Paschalis Maria; Christianto R., Wisma Nugraha; Widada, Arif Wahyu; Anantasari, Esti; Marlina, Inda; Nandiswara, Olga Aurora; Dhanwani, Natasha Devanand
HUMANIKA Vol 28, No 1 (2021): June
Publisher : Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/humanika.v28i1.35653

Abstract

Kedaulatan pangan adalah solusi bagi kelaparan. Namun demikian di Sumba Barat Daya, kondisi lapar tersebut berkelindan menyatu dengan perubahan kondisi alam, sosial, ekonomi, dan budaya. Pengadaan dan kecukupan pangan pun dibayangkan bertautan dengan kebutuhan untuk memenuhi kontrak-kontrak sosial dalam komunitas setempat, yaitu dengan moralitas yang ditampilkan melalui rangkaian ritual daur hidup sepanjang tahun. Kelindan pengadaan pangan, yang utamanya lewat kegiatan pertanian dan peternakan, dengan rangkaian kegiatan ritual ini diperlukan penataan agar hidup lebih terorganisir dan adaptif terhadap perubahan lingkungan. Kelindan ini secara tradisional telah diantisipasi menggunakan berbagai macam media. Salah satu di antaranya adalah kalender musim yang di Sumba Barat Daya dan banyak tempat lain sudah terabaikan. Oleh karena itu, artikel ini menyajikan aplikasi kalender musim sebagai mnemonic device yang dapat membantu petani, untuk menemukenali kembali jiwa alam sehingga mereka dapat bertani selaras dengan irama alam. Selain itu, kalender musim menjadi sarana pencatatan mengenai tanda-tanda alam yang selama ini samar, sehingga petani mampu menyeimbangkan diri antara kepentingan pemenuhan komoditas dan juga pemenuhan kebutuhan hidupnya. Secara partisipatoris penelitian dilakukan selama tiga tahun, yaitu tahun pertama menghasilkan identifikasi masalah; tahun kedua menghasilkan rumusan model kedaulatan pangan, dan tahun ketiga berisi rangkaian workshop uji coba model. Artikel ini khusus mengulas bagaimana model kedaulatan pangan yang berupa mnemonic device itu diperkaya melalui serangkaian workshop, yang diikuti para pemangku kepentingan di Sumba Barat Daya serta komunitas mahasiswa Sumba yang ada di Yogyakarta. Pengayaan kalender musim ini diharapkan mempermudah serta memperluas aksesibilitas penggunanya secara lintas gender, usia, dan strata sosial. Apresiasi kalender musim akan menjamin petani insaf akan pentingnya mendahulukan kedaulatan pangan daripada gengsi sosial.