Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KARAKTERISTIK FASAD RUMAH MINIMALIS DI SURAKARTA Arifin, Mufti; raidi, Samsudin
Sinektika Vol 13, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1523.866 KB)

Abstract

Berbagai jenis desain rumah berkembang di Surakarta, antara lain desain rumah minimalis, modern, mediterania, klasik dan sebagainya. Salah satu yang berkembang adalah model disain minimalis. Berbagai bentuk model minimalis dapat ditemui di masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban tentang karakteristik dan ciri fasad disain rumah minimalis. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu kamera dan meliputi seluruh wilayah Surakarta. Kompenen-kompenen fasad bangunan rumah minimalis yang dianalisis meliputi bentuk, orientasi, warna, dimensi, proporsi, irama dan skala. Simpulan dari kegiatan ini adalah bentuk/wujud bangunanya merupakan bangunan yang sedarhana, geometris dan simple, posisi bangunan sangat strategis yang dapat dilihat dari barbagai arah, warna didominasi warna putih abu-abu, dimensi cukup kecil dari bangunan sekitarnya, irama kebanyakan diperlihatkan pada ventilasi dan jendela dan penggunaan material batu alam dan skala keseluruhan bangunan relatif besar dan didukung dari kondisi bangunan yang masih terlihat bagus.
KARAKTERISTIK FASAD RUMAH MINIMALIS DI SURAKARTA Arifin, Mufti; raidi, Samsudin
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 13, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1523.866 KB)

Abstract

Berbagai jenis desain rumah berkembang di Surakarta, antara lain desain rumah minimalis, modern, mediterania, klasik dan sebagainya. Salah satu yang berkembang adalah model disain minimalis. Berbagai bentuk model minimalis dapat ditemui di masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban tentang karakteristik dan ciri fasad disain rumah minimalis. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu kamera dan meliputi seluruh wilayah Surakarta. Kompenen-kompenen fasad bangunan rumah minimalis yang dianalisis meliputi bentuk, orientasi, warna, dimensi, proporsi, irama dan skala. Simpulan dari kegiatan ini adalah bentuk/wujud bangunanya merupakan bangunan yang sedarhana, geometris dan simple, posisi bangunan sangat strategis yang dapat dilihat dari barbagai arah, warna didominasi warna putih abu-abu, dimensi cukup kecil dari bangunan sekitarnya, irama kebanyakan diperlihatkan pada ventilasi dan jendela dan penggunaan material batu alam dan skala keseluruhan bangunan relatif besar dan didukung dari kondisi bangunan yang masih terlihat bagus.
Simulasi Distribusi Manpower Pemeliharaan Maskapai X Dengan Metode Northwest Corner, Least Cost, Dan Vogel’s Approximation Method Mahendra, Moch. Rezza; Arifin, Mufti; Utama, Ericko
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeliharaan pesawat udara sangat penting dilakukan. Dimana pada saat ini pesawat udara sebagai salah satu alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat. Hal tersebut membutuhkan manpower untuk kegiatan pemeliharaan terjadwal dan tidak terjadwal. Salah satu kegiatan pemeliharaan terjadwal adalah A04-Check yang membutuhkan jumlah manpower cukup banyak untuk pemeliharaannya. Pada maskapai X mempunyai manpower yang terbatas dan harus mengirimkan manpower tersebut ke bandara- bandara pemeliharaan yang kekurangan manpower. Simulasi distribusi manpower dibutuhkan untuk mencari solusi untuk mengirimkan manpower dengan mencari biaya yang minmum. Pusat bandara pemeliharaan pada simulasi adalah Bandara Soekarno-Hatta (CGK), Bandara Juanda (SUB) dan Bandara Sultan Hasanuddin (UPG). Simulasi pada penelitian menggunakan data pemeliharaan A04-Check pesawat ATR 72- 600 sebagai dasar referensi melihat banyaknya pekerjaan jumlah manhour dan perkiraan jumlah manpower yang dibutuhkan pada saat pemeliharaan. Pada penelitian menggunakan metode transportasi solusi awal yaitu: Metode Northwest Corner, Least Cost, dan Vogel’s Approximation Method. Metode transportasi adalah metode yang digunakan untuk permasalahan pengiriman barang dengan mencari biaya yang minimum. Pada simulasi ini metode transportasi digunakan untuk mencari solusi agar maskapai X bisa meminimalkan biaya operasional pengiriman manpower ke setiap bandara pemeliharaan yang dibutuhkan. Biaya dengan metode Northwest Corner mendapatkan solusi biaya sebesar 4718 USD atau Rp.68.920.779,90, sedangkan pada metode Least Cost memperoleh biaya sebesar 3451 USD Atau Rp.50.412.380,55 , dan pada metode Vogel’s Approximation Method memperoleh biaya sebesar 2884 USD atau Rp.42.129.616,20. Sehingga alokasi pengiriman manpower yang paling hemat adalah metode Vogel’s Approximation Method.
Perhitungan Jumlah Maksimum Flight Cycle Tanpa Refuelling pada Kondisi Full Tank dan Full Payload pada Jaringan Rute Commuter Pesawat ATR 72 Alam, Ganda Tri; Arifin, Mufti; Yuniarti, Endah
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jmd.v1i1.17

Abstract

Transportasi adalah proses pergerakan atau perpindahan orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan tertentu, pesawat ATR sangat cocok untuk penerbangan regional, sehingga penggunaan bahan bakar harus diperhitungkan untuk memberikan transportasi yang murah dan nyaman. Maskapai penerbangan di Indonesia memiliki tuntutan yang sangat besar dalam persaingan di dunia penerbangan. Salah satu jenis rute domestik Indonesia adalah rute commuter, pesawat ATR sangat cocok untuk penerbangan regional dengan rute commuter, penerbangan dengan jarak pendek dengan menggunakan pesawat kecil untuk membawa penumpang antar bandara dengan kapasitas penumpang yang sedikit. Salah satu kelebihan rute commuter adalah pesawat tidak harus mengisi bahan bakar (refueling) di bandara transit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah maksimum flight cycle tanpa refueling berdasarkan variasi berat dengan menggunakan data FCOM dan menggunakan data berdasarkan spesifikasi pesawat ATR. Dengan menggunakan metode analitik untuk menghitung fuel consumption dari data FCOM pada strategi full tank, full payload dan strategi refueling di setiap bandara untuk rute Nusa tenggara dan Sumatera. Penelitian ini menghasilkan perhitungan pada rute Nusa Tenggara total fuel 4750,57 kg dan rute Sumatera sebanyak 4474,88 kg dari strategi full tank. Strategi full payload pada rute Nusa Tenggara diperoleh total fuel sebanyak 2789,69 kg dan rute Sumatera diperoleh total fuel sebanyak 2658,98 kg. Strategi full tank memungkinkan terbang sebanyak 12 flight cycle, full payload sebanyak 7 flight cycle pada rute Nusa Tenggara dan strategi full tank sebanyak 10 flight cycle, full payload 6 flight cycle pada rute Sumatera.
Pengaruh Center Of Gravity terhadap Horizontal Stabilizer saat Landing pada Pesawat Airbus A320 Hendrajaja, Simon Sindhu; Arifin, Mufti; Raditya, Dewandra Ramadhan Alif
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Weight and Balance adalah suatu hal yang wajib dilaksanakan oleh petugas di lapangan sebelum pesawat dioperasikan atau diterbangkan. Perhitungan yang tidak tepat akan menimbulkan masalah besar, seperti pesawat akan kehilangan performanya dan kemungkinan tidak dapat diterbangkan. Perhitungan kesetimbangan gaya dan momen ditentukan oleh letak center of gravity (CG), sehingga letak titik CG mempengaruhi kesetimbangan gaya dan momen saat tinggal landas dan mendarat. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh letak CG pada lift di pesawat dipengaruhi oleh perhitungan nilai Dt dan Dw, dan membutuhkan nilai berdasarkan pusat titik CG. Apabila titik CG semakin ke depan/ke belakang, maka akan mempengaruhi nilai lift tail pada pesawat. Selain itu, diperoleh pula kesimpulan bahwa hasil nilai CG berdasarkan variasi yang ditentukan mempengaruhi hasil perhitungan pada landing performance. Apabila titik CG semakin ke depan/belakang maka akan mempengaruhi nilai Vstall, ground roll, dan total landing distance.Dari hasil yang didapatkan, pada variasi 2 dengan nilai CG paling rendah 18,853, menghasilkan jarak landing paling besar 1796,864 m, dan sebaliknya pada nilai CG yang paling tinggi 19,404, menghasilkan jarak landing yang rendah 1703,464. Maka dari variasi yang ada, variasi yang memiliki titik CG yang paling kedepan adalah variasi 2 sehingga vstall nya semakin besar dan jarak landing-nya semakin panjang, dan di variasi yang memiliki titik paling kebelakang adalah variasi 1 sehingga vstall nya semakin kecil dan jarak landing-nya semakin pendek.
A Comparative Study on Commercial Aircraft Gliding Performance Efendi, Naufal Wafifauzan; Jayadi, muhamad; Arifin, Mufti
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 10 No 2 (2025): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v10i2.351

Abstract

Aerodynamic principles are crucial for improving both efficiency and safety in commercial aircraft operations. This study compares three gliding strategies: (1) iterative calculation at a fixed 3° glide angle, (2) analysis of actual flight data from FlightRadar24, and (3) aerodynamic optimization using the drag polar method. The iterative approach produced relatively low descent rates 4.6–5.5 m/s and the longest glide times 1,100–1,323 s, offering safety benefits by enabling aircraft to reach more distant landing sites during emergencies. Actual flight data showed wider variations in descent rates 4.8–17.88 m/s and glide times 340–1,270 s due to operational requirements and ATC instructions. In contrast, aerodynamic optimization identified an ideal glide angle of 3.1°–4.1°, with higher descent rates 10.56–16.65 m/s but shorter glide times 366–577 s, representing the most efficient aerodynamic condition at maximum lift-to-drag ratio. Comparative analysis revealed that optimization median 512 s and actual data median 590 s yield greater aerodynamic efficiency, while the 3° fixed-angle approach median 1,186 s enhances safety margins. These results emphasize that glide strategy selection must balance efficiency and safety, integrating aerodynamic analysis with real operational data to support decision-making in commercial aviation