Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SIMBOLISME GREBEG SURO DI KABUPATEN PONOROGO Hanif, Muhammad; Zulianti, Zulianti
Jurnal Agasthia Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Agasthia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih memadai tentang nilai-nilai simbolik dalam tradisi Grebeg Suro. Penelitian ini dilakukan di Ponorogo selama enam bulan. Data diperoleh dari sumber primer, sumber sekunder dan dokumen. Teknik pengambilan data dengan observasi, wawancara dan pencatatan dokumen. Analisis datanya menggunakan  analisis kualitatif model interaktif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi Grebeg Suro Ponorogo mengandung  nilai-nilai simbolik religius dan budaya.  Nilai-nilai religius berupa ungkapan rasa syukur dengan melakukan tirakatan (banyak berdzikir dan beramal soleh) dan kenduri (selamatan berbagi rezeki), serta menjalin silaturahmi antarwarga. Selain nuansa religi, nuansa budaya juga mewarnai pembukaan Grebeg, yaitu dengan diadakannya Tari Reyog massal yang diadakan di Alun-alun Ponorogo, kirab pusaka, pemilihan duta wisata, kakang senduk, acara Larung Risalah dan doa. Setiap perlengkapan prosesi mengandung makna simbolik untuk menyampaikan pesan-pesan kebudayaan melalui media seni.Kata Kunci : Simbolisme, Grebeg Suro
SOSIALISASI TENTANG DAMPAK AMBLYOPIA TERHADAP LOW VISION DI SEKOLAH YAYASAN KARSA UTAMA SEJAHTERA MEDAN Irma, Khairuna; Zulianti, Zulianti; Romadhon, Syahru; Nainggolan, Roy Candra
PKM Maju UDA Vol 5 No 2 (2024): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Darma Agung (UDA) Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/pkmmajuuda.v5i2.4698

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1992, seseorang dengan low vision adalah orang yang mengalami kerusakan fungsi penglihatan setelah penataklasanaan dan atau koreksi refraksi standar dan memiliki tajam penglihatan kurang dari 6/8 (20/60) dan persepsi cahaya atau lapangan pandang kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi. Mereka masih dapat menggunakan atau mungkin dapat menggunakan penglihatannya dalam merencanakan atau melakukan tindakan. Namun, dalam ICD-10, versi terakhir dari Klasifikasi Penyakit Internasional WHO, istilah kurang penglihatan dikategorikan sebagai gangguan penglihatan binokuler kategori 1 atau 2, yaitu ketajaman penglihatan terbaik harus lebih rendah dari 6/18 dan lebih baik atau sama dengan 3/60 dengan kedua mata terbuka setelah koreksi. Istilah "visi rendah" mencakup banyak definisi. Seseorang yang mengalami penyakit mata pada tahap awal Mungkin memiliki penglihatan yang hampir normal, tetapi sisanya mungkin mengalami penurunan penglihatan yang berfungsi, meskipun penurunan tersebut mungkin signifikan. Kecuali mereka tidak lagi memiliki penglihatan yang berfungsi, mereka tidak boleh dianggap buta. Kinerja penglihatan setiap orang berbeda.
The impact of parental knowledge about selecting and caring for glasses on compliance with glasses use in children who use gadgets at Methodist Elementary School–9 Fields Nainggolan, Roy Candra; Zulianti, Zulianti; Irma, Khairuna; Romadhon, Syahru
Science Midwifery Vol 12 No 6 (2025): February: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v12i6.1820

Abstract

The use of glasses in children requires supervision because children tend to be disobedient to use glasses routinely and even take off their glasses. This happens for various reasons, namely children feel uncomfortable, other friends' bad views of glasses users and are not confident in their appearance. The results of the study stated that parental knowledge was at the analysis level and was good, seen from more than 60 parents who gave good responses regarding the statement and the level of child compliance was at the level of trust seen from the answers to the results of the data analysis which stated that there was an impact of knowledge on compliance with glasses use.
Locality-Based Administrative Services (Study in Terong Village, Kapanewon Dlingo, Bantul Regency, Unique Region of Yogyakarta) Zulianti, Zulianti; Purnomo, Herry; Tiurmida, Nelly; Sumaryantiningsih, Siti; Marina, Rema
POPULIKA Vol. 13 No. 1 (2025): Populika
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/populika.v13i1.1506

Abstract

The sub-district is the lowest element of government, having direct relations with the community. The district head has the authority to carry out administrative services. The administration of administrative services in sub-districts follows the Village Minimum Service   Standards (SPM). The quality of the service measures the success of administrative services. Terong Village must be able to provide administrative service to users, namely the community, according to the Village SPM provisions, and provide quality services to user needs. The research aims to determine administrative services and the suitability of administrative services with the SPM  Village in  Terong Village. The informants in the study were the Head of Terong Village, Carik, the administrative officer of Terong Village, Dukuh, and the community user of administrative services—research analysis using analytical descriptive. The research analysis results concluded that administrative services in Terong District are locality-based services based on 1) geographical, 2) community characteristics, 3) trust in other communities, and 4) demographic factors. The results of the research show that Terong Village does not yet have a Village SPM and does not service SOPs or service announcements. Terong District has implemented SERQUAL services based on demographic factors, geography, and community characteristics.   Keywords: Service; Administration; locality.
EFEKTIVITAS BANTUAN PANGAN NON TUNAI DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI KELURAHAN PRAWIRODIRJAN GONDOMANAN YOGYAKARTA Zulianti, Zulianti; Julianti, Julianti
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Administrasi Vol. 12 No. 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) "AAN" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65124/prdm.v12i2.180

Abstract

The research method used is descriptive qualitative. The types of data in this research are primary data and secondary data. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. Research result; The Non-Cash Food Assistance Program (BPNT) in the Prawirodirjan Village has not been maximized because it is not on target. The implementation and distribution of the Non-Cash Food Assistance Program to be right on target needs to be re-data collected periodically and routinely. It is necessary to increase the amount of assistance received by beneficiary families so that the BPNT program's goal of reducing the public expenditure burden is achieved.Keyword: Program Effectiveness; Non-Cash Food Assistance Program.
BEBAN ADMINISTRASI DI DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG: IMPLIKASI DAN OPTIMALISASI PUBLIC SERVICE MELALUI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA Khomariyah, Maulida Nurul; Zulianti, Zulianti
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 12 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12536910

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implikasi beban administrasi yang ada di Dinas Pendidikan Kota Semarang dan bagaimana optimalisasi public service yang diberikan melalui kualitas sumber daya manusianya. Penelitian ini menggunakan yuridis normatif dan yuridis empiris. Penulis menggunakan pendekatan yuridis normatif. Kesimpulan dari salah satu pengaruh adanya tuntutan beban administrasi yang ada, Dinas Pendidikan Kota Semarang dalam menyikapi hal tersebut, timbul sebuah regulasi-regulasi yang salah satunya dapat dilihat pada penyusunan dan Renstra Dinas Pendidikan Kota Semarang adalah sebagai dasar bagi seluruh stakeholder Bidang Pendidikan dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mulai dari tahun 2021-2026.