Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOLIK RIMPANG JAHE MERAH TERHADAP FAGOSITOSIS MAKROFAG PADA MENCIT JANTAN YANG DIINFEKSI DENGAN Listeria monocytogenes Yuswanto, Agustinus; Sudarsono, Sudarsono; Bintari, YS
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 2 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.569 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss2pp%p

Abstract

Jahe merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan pada kondisi individu yang berada pada kondisi tidak nyaman; misalnya sakit kepala, diare, kembung, demam, batuk, dan masuk angin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak zat pedas rimpang jahe merah dalam kaitannya dengan peningkatan aktivitas fagositosis makrofag. Metode penelitian dilakukan sesuai dengan metode yang pernah dilakukan oleh Leijh dkk. (1986) yaitu dengan lateks beads. Efek ekstrak zat pedas rimpang  jahe merah 10 mg/kgBB, 25 mg/ kgBB, dan 100 mg/kgBB dilihat terhadap jumlah lateks yang difagositosis makrofag. Perlakuan dilakukan selama 20 hari. Pada hari ke-15, mencit diinfeksi dengan Listeria monocytogenes. Data dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov, dan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak zat pedas rimpang jahe merah 100 mg/kgBB, dengan perbandingan kadar relatif bercak zat pedas 1 dan bercak zat pedas 2 sebesar 6,8:1, kadar fenolik total 3,27% b/b EAG (Ekuivalen Asam Galat), dan IC50 14,57 mg/mL, berefek pada peningkatan aktivitas makrofag. Peningkatan fagositosis makrofag ekstrak zat pedas rimpang jahe merah 100 mg/kgBB sebanding dengan ekstrak Echinacea dan levamisol.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ZAT PEDAS RIMPANG JAHE EMPRIT YANG DISARI DENGAN ETANOL 70% TERHADAP FAGOSITOSIS MAKROFAG PADA MENCIT JANTAN YANG DIINFEKSI DENGAN Listeria monocytogenes Sudarsono, Sudarsono; Yuswanto, Agustinus; Mellawati, Dyah
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.217 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp112 – 120

Abstract

Efek immunomodulator banyak dilakukan dalam upaya pengembangan herbal medisin. Jahe merupakan salah satu bahan alami yang digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Jahe emprit merupakan salah satu nama lokal jahe yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak zat pedas rimpang jahe emprit yang diekstraksi dengan 70% v/v etanol terhadap aktivitas makrofag, dibandingkan dengan levamisol dan ekstrak Echinacea. Ekstraksi dilakukan dengan etanol 70% v/v. Kemampuan fagositosis makrofag terhadap lateks ekstrak zat pedas rimpang jahe emprit  secara in vitro pada 5 mg/kgBB; 25 mg/kgBB; dan 100 mg/kgBB. CMC Na 1,5% b/v digunakan sebagai kontrol pelarut; sedangkan sebagai kontrol positif, digunakan Levamisol 2,5 mg/kg BB dan ekstrak Ehinacea 10 mg/kg BB. Metode pengujian yang dilakukan, sesuai dengan pengujian yang dilakukan Leijh dkk (1986). Ekstrak diberikan secara oral pada mencit jantan galur Swiss sebanyak 0,2 ml/20 g BB. Data dianalisis dengan ANOVA satu jalan (taraf kepercayaan 95%). Ekstrak zat pedas rimpang jahe emprit dengan spesifikasi kadar relatif zat pedas 35%, kadar fenol total 3,554% ± 0,145 % b/b; dan bilangan antioksidan (IC50) 13,70 mg/ml, pada dosis 5 mg/kg BB dan 25 mg/kg BB dapat berefek pada peningkatan ke-mampuan fagositosis makrofag peritoneal pada mencit jantan yang diinfeksi Listeria monocytogenes. Peningkatan fagositosis ekstrak zat pedas rimpang jahe emprit dosis 25 mg/kg BB sebanding dengan imunostimulator sintetik (Levamisol hidroklorida 2,5 mg/kg BB) dan imunostimulator alami (ekstrak Echinacea 10mg/ kgBB).
Authentication of Wild Boar Meat in Meatball Formulation Using Differential Scanning Calorimetry and Chemometrics Guntarti, Any; Rohman, Abdul; Martono, Sudibyo; Yuswanto, Agustinus
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 5, No 1 (2017): J. Food Pharm. Sci (January-April)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.177 KB) | DOI: 10.14499/jfps

Abstract

Bakso or meatball is one of the Indonesian favorite foods, commonly made from beef. This food is quite popular among Indonesian societies. Due to the high price of beef, unethical producers may adulterate beef with wild boar meat (WBM). In this study, the potential use of differential scanning calorimetry (DSC) combined with multivariate calibration was used to verify adulteration of WBM in meatball formulation. Oil extracted from WBM is characterized by significantly different cooling and heating DSC thermal profiles. The change of characteristic exothermic and endothermic event in oil with increasing crystallization, melting enthalpy and developing both process over a narrower temperature range is investigated. In this research, we developed DSC and multivariate calibration of Partial Least Square (PLS) calibration to analyze WBM in beef meatball. Meanwhile, the chemometrics of Principle Componen Analysis (PCA) is used to classify WBM and beef in the meatball. The validation model using crystalization profiles yield the coefficient of determination (R2) of 0.999 for the correlation between actual value of WBM (x-axis) and DSC predicted value (y-axis) with equation of y= 0.9999 x + 0.0027, root mean square error of cross validation (RMSECV) of 0.380%, and root mean square error of prediction (RMSEP) of 0.203%. PCA is successfully used for classification of WBM in beef meatball. DSC in combination with PLS and PCA can be an alternative technique for analysis of WBM in meatball.Key words: Differential scanning calorimetry, Wild bear meat, Crystallization profile, Melting profile, Partial least square.