Endah Mustikowati, Endah
Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Hayam Wuruk 5, Kampus Undip Pleburan, Semarang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA ACTIVITY SUPPORT DI KAWASAN RUANG PUBLIK BUNDARAN HOTEL INDONESIA JAKARTA PUSAT Mustikowati, Endah; Setioko, Bambang; Syahbana, Joesron Alie
TEKNIK Vol 36, No 2 (2015): (December 2015)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.932 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v36i2.7497

Abstract

Area Bundaran Hotel Indonesia menjadi salah satu ruang publik di mana banyak pengunjung datang untuk melakukan berbagai kegiatan. Kondisi ini menyebabkan munculnya activity support misalnya PKL, penyewa peralatan olahraga, dan beberapa hiburan jalanan. Di puncak intensitas kegiatan, activity support tersebut tersebar di beberapa tempat ini seperti di koridor utama, jalur pejalan kaki dan air plaza mancur. Melihat fenomena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor penyebab munculnya activity support tersebut. Dalam menjawab tujuan penelitian, digunakan penelitian rasionalistik kuantitatif sebagai paradigma untuk membangun variabel faktor berdasarkan teori Activity Support dan Ruang Publik. Variabel yang dioperasionalkan dalam kuesioner dianalisis dengan menggunakan analisis faktor uji statistik. Jumlah faktor variabel yang memiliki korelasi yang kuat dalam analisis tereduksi menjadi beberapa factor yang signifikan sebagai penyebab dari munculnya activity support di ruang publik, yaitu, area pedesrian, jalan masuk, sirkulasi dan parkir, keragaman kegiatan, karakteristik ruang publik, jenis kegiatan, bentuk-makna-arti ruang publik, aksesibilitas dan visual, budaya, fungsi dan bentuk ruang publik dan area lansekap, batasan kawasan dan ciri khas dari ruang publik. [Title: The Factors Causing Appearance of Activity Support in The Public Area Around Bundaran Hotel Indonesia in Central Jakarta] Bundaran Hotel Indonesia area becomes one of public space where many of people have coming to do some activities here. This condition causes the occurrences of activity support for instance the street vendors, sport equipments tenants, and some of street entertaintment. In the peak of intensity of activities, the activity supports crowded around this area such as in the main corridor, pedestrian pathways and fountain plaza. Seeing those phenomena, it could be concluded that there are causal factors of the occurrences of the activity support. In answering the research objectives, this research applied quantitative rationalistic research as paradigm to construct factor variables based on theories of Activity Support and Public Space. The variables operationalized into a questionnaire were analyzed using factor analysis statistical test. The number of factors that have a strong correlation in the analysis is reduced into the causal factors of the occurrences of activity support in the public space, such as: pedesrian area, entrance ways, sirculation and parking, diversity of activities, characteristics of public sace, type of activities, form- meaning-significance of public space, accesibility and visual, culture, function and form of public space and landscape area, border area and the hallmark of public space.
OPTIMASI PENCAHAYAAN ALAMI RUANG KERJA KANTOR PADA BANGUNAN RUKO MELALUI PEMANFAATAN LIGHT SHELVES Mustikowati, Endah
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 6, No 2 (2023): Vol 6, No 2 (2023): Jurnal Arsitektur Zonasi juni 2023
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v6i2.39565

Abstract

Penelitian optimasi pencahayaan alami ruang kerja kantor pada bangunan ruko ini bertujuan untuk menguji model light shelves yang efektif dalam mengoptimalkan pencahayaan alami pada ruang dengan karakteristik minim bukaan pada perimeter bangunan, serta bentang ruangan yang cukup panjang dengan jarak ruangan terdalam jauh dari bukaan cahaya matahari, khususnya pada ruang kerja kantor. Sesuai tujuan tersebut, penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif dengan cara pengukuran kondisi eksisting ruang kerja serta simulasi pencahayaan alami selama satu tahun setelah diterapkan beberapa model rekomendasi desain light shelves menggunakan software pencahayaan alami.
Desain Homestay pada Rumah Pesisir di Pulau Lancang Besar Kepulauan Seribu Mustikowati, Endah; Bachri, Annizar; Nimpuno, Wibisono Bagus; Permata, Suciati
IRA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (IRAJPKM) Vol 2 No 3 (2024): Desember
Publisher : CV. IRA PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56862/irajpkm.v2i3.162

Abstract

Residential settlements in the Lancang Besar Island area of Kepulauan Seribu, apart from being used as residences, also function as micro-trading places. Seeing the high tourism potential in this area, this residence can be developed into a homestay for visiting tourists. The implementation methods and strategies applied in this activity include field observations followed by qualitative data analysis and residential design planning by adding homestay facilities. Several important things that need to be emphasized in the design of homestays originating from residents' homes in coastal areas include spatial organization, destruction, materials, vegetation, sanitation and elements of locality. The locality aspect of this design emphasizes several concepts, including local architecture, local materials, recycled materials, and local culture. Design planning needs to consider local architecture, as well as the spatial relationship formed between the rented space and the homeowner so that the existence of the homestay is able to provide a spatial and cultural experience for tourism visitors and also improve the quality of life of the homestay owner.
TENDENSI PENERAPAN PERANGKAT LUNAK BIM (Building Information Modeling) DAN NON-BIM PADA MATA KULIAH PERANCANGAN ARSITEKTUR Bachri, Annizar; Mustikowati, Endah; Nimpuno, Wibisono Bagus
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i3.001

Abstract

Perangkat lunak berbasis Computer Aided Design (CAD) masih menjadi salah satu andalan setiap mahasiswa dalam kegiatan mendesain pada mata kuliah perancangan. Namun, hal tersebut dapat menjadi masalah pada era digitalisasi yang terus berkembang pesat karena disatu sisi perangkat lunak berbasis Building Information Modeling (BIM) sudah mulai banyak digunakan untuk merancang. Perangkat lunak berbasis BIM dalam dunia desain memberikan solusi yang lebih efisien dan terintegrasi, serta sudah berkembang sejak beberapa tahun silam. Metode BIM menawarkan efisiensi waktu pengerjaan desain yang lebih adaptif dan terukur sehingga dapat membantu mahasiswa dalam membuat gambar rancang yang lebih komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecenderungan mahasiswa arsitektur yang aktif dalam merancang menggunakan perangkat lunak pada mata kuliah perancangan arsitektur khususnya pada rancangan yang kompleks. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menguji hipotesis dengan mengidentifikasikan tiga faktor dalam kecenderungan pemilihan perangkat lunak BIM dan non-BIM yang memiliki pengaruh penting dalam proses pembelajaran yaitu self-rated Proficiency (Kemampuan), Learning Time / Exposure (Waktu), dan Functional Tendency Principle (Fungsi).  Hasil dari penelitian menunjukan sebagian besar mahasiswa masih cenderung menggunakan perangkat lunak non-BIM. Mahasiswa dengan tingkat pemahaman yang lebih tinggi, masa studi yang lebih panjang, serta kemampuan menyesuaikan penggunaan perangkat lunak dengan kebutuhan perancangan, cenderung memilih BIM sebagai perangkat utama dalam proses desain lanjutan. Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa tiga faktor tersebut memiliki keterkaitan terhadap kecenderungan mahasiswa dalam memilih BIM atau non-BIM.