Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INDEKS KELEMBABAN SUHU DAN RESPON FISIOLOGI SAPI BALI YANG DIPELIHARA SECARA FEED LOT PADA KETINGGIAN BERBEDA I. M., Nuriyasa; G. A. M. K., Dewi; N. L. G., Budiari
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 1 (2015): Vol 18, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.071 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i01.p02

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kondisi iklim mikro dan respon fisiologi sapi Bali yang dipelihara secara feed lot pada ketinggian tempat berbeda yaitu di daerah dataran rendah, sedang dan tinggi. Penelitian lapangan dilaksanakan pada tiga ketinggian tempat yaitu pada peternak di Desa Sudimara, Tabanan (dataran rendah), Di Desa Sobangan (dataran sedang) dan di Desa Baturiti (dataran tinggi). Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan (survey), pada masing-masing ketinggian tempat diamati 10 peternak (ulangan). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Random Sampling (Sugiyono, 2009). Ternak yang diamati adalah ternak berumur sama yang dapat dilihat dari jumlah gigi seri sebanyak dua buah (umur 2-3 tahun). Pengamatan dilakukan sebanyak 10 kali perjalanan survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur udara, kelembaban udara dan temperature humidity index kandang sapi di daerah dataran tinggi lebih rendah (P<0,05) daripada dataran sedang dan rendah. Tidak terjadi perbedaan yang nyata (P>0,05) pada variabel intensitas radiasi matahari dan kecepatan angin pada semua perlakuan. Temperatur kulit, temperatur rektal dan frekuensi pernafasan sapi yang dipelihara pada daerah dataran rendah adalah lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan daerah dataran sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi iklim mikro kandang dan respon fisiologi sapi yang dipelihara di daerah dataran rendah lebih jelek dibandingkan dengan daerah dataran sedang dan tinggi.
PERFORMANS DAN INDEKS KELEMBABAN SUHU KELINCI JANTAN (Lepus nigricollis) YANG DIPELIHARA DENGAN LUAS LANTAI KANDANG DAN DIBERI RANSUM DENGAN IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN BERBEDA Puspani, Eny; N. G. K., Roni; I. M., Nuriyasa
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 1 (2015): Vol 18, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.939 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i01.p01

Abstract

Penelitian yang bertujuan mempelajari indeks kelembaban suhu atau temperature humidity index dan performans kelinci jantan lokal pada kepadatan ternak berbeda dan diberi ransum dengan imbangan energi protein berbeda telah dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial 2 x 3 dengan empat kali ulangan (blok). Sebagai perlakuan pertama adalah imbangan energi dan protein pada ransum (R) yang terdiri dari ransum dengan kandungan energi termetabolis 2500 kkal/kg dan protein kasar 17% dengan imbangan energi dan protein 147 (R1), ransum dengan kandungan energi termetabolis 2800 kkal/kg dengan kandungan protein kasar 18,5% dengan imbangan energy dan protein 151 (R2). Sebagai perlakuan kedua adalah luas lantai kandang (L) yang terdiri dari 3500 cm2 (L1), 1750 cm2 (L2) dan 1166 cm2 (L3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim mikro pada perlakuan tingkat kepadatan ternak dan ransum dengan imbangan energi dan protein yang berbeda memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap kelembapan udara, temperatur udara, “temperature humidity index” dan radiasi matahari. Performans pada perlakuan ransum dengan imbangan energy dan protein R1 menyebabkan konsumsi air, ransum, berat badan akhir dan pertambahan berat badan lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan perlakuan R2 sedangkan FCR yang memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05). Performans pada perlakuan tingkat kepadatan ternak L2 dan L3 menyebabkan konsumsi air dan ransum lebih tinggi sehingga berat badan akhir pada kandang L2 dan L3 juga lebih tinggi dibandingkan L1 kecuali pertambahan berat badan dan FCR memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perbedaan iklim mikro pada kandang dengan perlakuan ransum dengan imbangan energi dan protein berbeda serta perlakuan dengan tingkat kepadatan ternak berbeda. Kelinci yang diberi ransum dengan imbangan energi dan protein 147 (R1) menghasilkan performans lebih tinggi daripada imbangan energi dan protein 151 (R2). Kelinci yang dipelihara pada tingkat kepadatan ternak 2 ekor/3500cm2 menghasilkan performans lebih tinggi daripada tingkat kepadatan ternak 1 ekor dan 3 ekor/3500 cm2.