Wignyo Hadriyanto
Departemen Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Perawatan Ulang Saluran Akar Insisivus Lateralis Kiri Maksila dengan Medikamen Kalsium Hidroksida-Chlorhexidine Ariani, Ni Gusti Ayu; Hadriyanto, Wignyo
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : Majalah Kedokteran Gigi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.826 KB)

Abstract

Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan terapi endodontik antara lain pembersihan dan membentuk saluran akar yang tidak sempurna dan obturasi tidak hermetis sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada. Saluran akar yang terinfeksi membutuhkan suatu medikamen untuk menunjang keberhasilan dalam perawatan saluran akar.Kalsium hidroksida merupakan salah satu bahan medikamen yang efektif karena memiliki sifat antibakteri dengan spektrum luas, pH tinggi, biokompatibilitas baik, mampu menetralkan endotoksin bakteri, memiliki sifat toksik yang paling rendah, serta menstimulasi pembentukan jaringan keras. Tujuan laporan kasus untuk menunjukan keberhasilan perawatan ulang saluran akar gigi insisivus lateralis kiri maksila dengan lesi periapikal menggunakan medikamen kalsium hidroksida- chlorhexidine. Pasien wanita umur 53 tahun, gigi insisivus lateralis kiri maksila dengan lesi periapikal.Radiografi tampak obturasi kurang hermetis dan radiolusen daerah periapikal. Perawatan ulang saluran akar,diikuti pemasangan pasak fiber frefabricated dan restorasi porselin fuse metal.Keseimpulan setelah evaluasi setelah enam bulan pasca perawatan ulang saluran akar, radiografi menunjukan radiolusen mengecil dan gigi dapat berfungsi dengan normal.ABSTRACT: Re-Treatment of Root Canal of Maxillary Left Lateral Incisor with Calcium Hydroxide-Chlorhexidine Medicament. There are many factors that cause failure of endodontic therapy. For instances, incomplete cleaning and shaping of root canal and inadequate obturation that results in difficulty to remove the microorganisms. Infected root canal requires a medicament for the success of the root canal treatment. Calcium hydroxide is one of the effective ingredients as medicament because it has broad spectrum antibacterial properties, high pH, good biocompatibility, and it is able to neutralize bacterial endotoxins, decrease tissue toxicity, and stimulate the formation of hard tissue. The purpose of this case report is to show the success of root canal treatment of the left maxillary lateral incisor with periapical lesions using calcium hydroxide-chlorhexidine medicaments. The patient was a woman aged 53, complaining about her left maxillary lateral incisor with periapical lesion. Based on the radiographic evaluation, there was less hermetic obturation and a radiolucent in the periapical. Root canal re-treatment was continued with fiber prefabricated post and porcelain fused to metal crown. After six months of evaluation and endodontic retreatment, it is found that there is a decrease of radiolucency periapical lesion, and her teeth are able to function normally.
Perawatan Satu Kunjungan Restorasi Pasak Fiber Reinforced Composite Pada Gigi Insisivus Atas Ariani, Ria; Hadriyanto, Wignyo
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : Majalah Kedokteran Gigi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.482 KB)

Abstract

Perawatan saluran akar satu kali kunjungan memberikan keuntungan antara lain memperkecil resiko kontaminasi mikroorganisme dan menghemat waktu perawatan. Pasak fiber reinforced composite memiliki ikatan yang baik dengan dentin menggunakan semen resin dan inti dari resin. Penggunaan pasak bisa mengurangi risiko fraktur. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengevaluasi hasil restorasi gigi 11 nekrosis pulpa pasca perawatan saluran akar disertai restorasi dengan pasak fiber reinforced composite. Pasien wanita, 22 tahun datang ke Klinik Konservasi RSGM FKG UGM untuk merawat gigi depan atas kanan yang berlubang. Berdasarkan pemeriksaan subjektif, objektif dan radiografis diperoleh diagnosis gigi 11 nekrosis pulpa. pasca perawatan saluran akar gigi Gigi direstorasi dengan resin komposit dan pasak fiber reinforced composite. Kesimpula dari hasil evaluasi klinis saat kontrol tidak ada keluhan rasa sakit dan pasien merasa puas.ABSTRACT: One Visit Treatment of Fiber Reinforced Compositerestoration in Maxillary Right First Incisivus. One visit root canal treatment is advantageous to minimize the risk of microorganism contamination. It saves time and more tolerable for the patients. Fiber reinforced composite post is fabricated, and it has been known to have a good bond with dentinal wall of root space, resin cement and composite resin core. The use of this post could decrease the risk of fracture. The purpose of this paper is to report the results of dental restoration 11 pulp necrosis after root canal treatment with resin composite restorations and post fiber reinforced composite. A 22 year-old female patient who came to Faculty of Dentistry UGM complained about her maxillary right incisor teeth which decayed and needed a treatment. Based on the subjective, objective and radiograph examinations, it was diagnosed that the pulp was necrotic. After one visit root canal treatment and based on clinical evaluation, it is concluded that the right upper incisor that was restored using fiber reinforced composite post and composite resin showed no pain, and patient was satisfied.
Direct Composite Resin Restoration of Anterior Maxillary Teeth and Esthetic Smile Design: A Case Report Widya Nugrohowati, Christina; Hadriyanto, Wignyo; Nugraheni, Tunjung
Journal of Dentistry Indonesia Vol. 27, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dental esthetic complex involves more than one caries with malformed shape and malposition. Dental trauma most commonly affects maxillary anterior teeth, and subsequently affects the esthetics, functions, and psychological well-being of the individual. Composite resins have become an integral part of contemporary restorative and minimally invasive dentistry. Objective: To summarize the successful use of direct composite resin restoration in the management of a 29-year old male patient. Case Report: A 29-year old male patient presenting with multiple secondary caries and crown fractures in the anterior maxillary teeth, resulting in an unaesthetic smile. Comprehensive esthetic dental treatment was carried out. The patient was highly satisfied with the results even after eleven months of follow-up. Conclusion: restorative success with composite resins, the dental treatment plan should be carefully executed with attention to factors such as dental convexities and contours, re‑establishment of function, and esthetics. Smile design should always be a multifactorial decision-making process that allows the clinician to treat patients with an individualized and interdisciplinary approach.
APIKOEKTOMI GIGI INSISIVUS KANAN DISERTAI KISTA RADIKULER: LAPORAN KASUS Agustin, Yuniari; Arifati, Azizah; Indrapradana, Adyaputra; Hadriyanto, Wignyo; Ratih, Diatri Nari
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2021.005.02.9

Abstract

LATAR BELAKANG: Proses inflamasi periapikal yang berlanjut dapat merangsang sisa epitel malassez di ligamentum periodontal. Granuloma dapat terbentuk sebagai pertahanan pertama terhadap nekrosis pulpa yang selanjutnya dapat menjadi abses periapikal. Kista radikuler dapat terjadi jika kondisi sebelumnya tidak segera ditangani. TUJUAN: Studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi apikoektomi yang diikuti dengan enukleasi kista radikuler. KASUS: Seorang pria berusia 24 tahun datang dengan rujukan ke Klinik Bagian Konservasi Gigi Universitas Gadjah Mada untuk memeriksakan giginya dan melanjutkan perawatan saluran akar gigi. Keluhan utama adalah perubahan warna gigi dan seringkali muncul benjolan besar pada gusi gigi dengan riwayat trauma (kecelakaan) kurang lebih 12 tahun yang lalu yang tidak segera dilakukan untuk diperiksa dan dirawat. MANAJEMEN: Enukleasi kista yang terlihat pada foto rontgen dan CBCT dilakukan setelah perawatan saluran akar selesai. Kapsul dan kuretase jaringan granulasi kista dikirim ke bagian patologi anatomi. Apikoektomi dilakukan sekitar 3 mm dari apeks dilanjutkan dengan preparasi kavitas, pengisian retrograde menggunakan mineral trioxide aggregate dan aplikasi bone graft. Evaluasi dilakukan satu minggu pasca operasi dan dilanjutkan pembuatan restorasi akhir berupa pasak dowel dan mahkota zirkonia. KESIMPULAN: Apikoektomi diikuti dengan enukleasi kista radikuler yang dilakukan setelah perawatan saluran akar menunjukkan keberhasilan dalam proses penyembuhan yang ditandai dengan pengurangan lesi periapikal pada foto rontgen.
PERAWATAN BEDAH ENDODONTIK APIKOEKTOMI KISTA RADIKULER GIGI SENTRAL INSISIVUS PASCA RETREATMENT: LAPORAN KASUS Djaynurdin, Novia Alamsyah; Nidyasari, Ferdina; Hadriyanto, Wignyo; Untara, Raphael Tri Endra
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2021.005.02.8

Abstract

Latar Belakang: Proses inflamasi periapikal terus berlangsung dan akan menstilmulasi sisa epitel malassez yang ada di ligamen periodontal. Sebagai pertahanan pertama, pulpa akan membentuk granuloma, dimana granuloma akan menjadi kista radikuler ketika gigi tidak segera dirawat. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk mengevaluasi perawatan lesi periapikal gigi dalam bentuk kista. Kasus: Seorang wanita usia 25 tahun datang ke klinik konservasi gigi Universitas Gadjah Mada dengan keluhan utama gigi depan bawah terkadang terasa sakit. Gigi tersebut telah dilakukan perawatan saluran akar. panatalaksanaan kasus ini dengan pendekatan non bedah, dan dilanjutkan pendekatan non bedah setelah dievaluasi. Penatalaksanaan: Bedah periradikuler dilakukan setelah retreatment dari gigi tidak menunjukan hasil penyembuhan di jaringan periodontal. Lesi periapikal kemudian dievaluasi dengan Cone Beam Computed Tomography (CBCT) kemudian dilakukan apikoektomi dan kuretase. Sebanyak 3mm dari apeks direseksi dan dilakukan dibawah anastesi lokal. Jaringan patoloigis kemudian dikirim ke departemen patologi setelah dikuretase. Bahan bonegraft dan apical seal dengan MTA diberikan dan diikuti penutupan flap. Evaluasi postoperatif dilakukan setelah satu minggu, tiga minggu, dan tujuh minggu. Gambaran radiograf menunjukan lesi periapikal mengecil dan pasien tidak ada keluhan. Kesimpulan: Bedah periradikuler dilakukan setelah retreatment endodotik konvensional tidak berhasil.
Restorasi pasca one visit endodontik dengan perbaikan malposisi dan selective Contouring Eldina Febrianifa; Wignyo Hadriyanto
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.078 KB) | DOI: 10.22146/mkgk.31964

Abstract

Karies yang meluas ke pulpa dapat mengakibatkan inflamasi pulpa. Pulpitis irreversibel merupakan inflamasi pulpa yang dapat diatasi dengan perawatan saluran akar satu kunjungan. Restorasi pasca perawatan endodontik pada gigi depan harus mempertimbangkan estetik. Estetik tidak hanya dilihat dari warna gigi, tetapi juga bentuk gigi, ukuran gigi, oklusi dan penggunaan ruang agar tampak selaras. Permasalahan yang terjadi pada kasus ini adalah karies yang luas hingga menyisakan 1/3 mahkota serta sisa ruang gigi yang sempit. Makalah ini bertujuan untuk melaporkan restorasi mahkota porcelain fused to metal (PFM) pada gigi insisivus sentralis kiri rahang atas (gigi 21) pasca perawatan saluran akar dengan perubahan inklinasi dan selective contouring. Seorang pasien pria berusia 23 tahun dirujuk untuk perawatan endodontik pada gigi 21. Pasien merasakan sakit spontan pada giginya. Gigi labioversi dengan sisa mahkota 1/3 dan sisa ruang sempit. Radiografi menunjukkan karies telah mengenai pulpa. Perawatan endodontik dilakukan dalam satu kunjungan bertujuan menghemat waktu perawatan tanpa mengurangi kualitas perawatan. Evaluasi dilakukan satu minggu setelahnya dan dilanjutkan dengan perhitungan estetik, pembuatan pasak custom dowel dengan perbaikan inklinasi, dan selective conturing gigi untuk mendapatkan ruang ideal. Setelah pemasangan pasak, dilakukan restorasi mahkota PFM. Restorasi pasca endodontik pada gigi anterior dengan malposisi gigi dan ruang gigi sempit dapat berhasil baik dengan pertimbangan estetik, perbaikan inklinasi dengan pasak custom dowel dan selective conturing.ABSTRACT: Restoration post endodontic treatment with malposition correction and selective contouring. Extensive caries can lead to inflammation of the pulp. Irreversible pulpitis is an inflammation of the pulp that can be done by one visit endodontic treatment. Aesthetic aspect should be considered for post endodontic treatment restoration of anterior teeth. Aesthetic is not only seen from the color of the teeth, but also the shape, size, occlusion, and harmonized space. This case is about restoring the remain of 1/3 tooth crown due to extensive caries with narrow tooth space. To report a porcelain fused metal crown restoration in the left maxillary central incisor with inclination correction and selective contouring to obtain space. Twenty three year-old male patient was referred for endodontic treatment on the left maxillary central incisor. Spontaneous pain was also reported. The tooth is labioversy with remaining 1/3 tooth crown due to extensive caries with narrow tooth space. Radiographs showed extensive caries has reached the pulp. Endodontic treatment had done in one visit to save time without compromising the quality treatment. Evaluation was done a week after that and then aesthetic calculation, then custom dowel core with inclination correction for left maxillary central incisor and selective contouring adjacent teeth. After custom dowel insertion, then carried porcelain fuced metal crown restoration. Post endodontic restoration on anterior teeth with dental malposition and narrow tooth space can be managed by aesthetic considerations, inclination correction with custom dowel core and selective contouring.
Fraktur Ellis kelas III dengan restorasi mahkota jaket porselin dan pasak fiber prefabricated Prisca Bernadeti Sri Widayanto; Wignyo Hadriyanto
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65682

Abstract

igi anterior memiliki fungsi estetika yang penting, sehingga ketika trauma terjadi perawatan harus segera dilakukan. Fraktur koronal gigi anterior adalah bentuk umum dari trauma gigi yang sering terjadi pada anak-anak dan dewasa. Mayoritas trauma gigi melibatkan gigi anterior, terutama gigi insisivus maksila. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan penatalaksanaan fraktur Ellis kelas III dengan perawatan saluran akar dan restorasi mahkota jaket porselen yang diperkuat pasak fiber prefabricated. Pasien wanita berusia 22 tahun datang dengan keluhan gigi depan atas patah 2 bulan yang lalu, gusi bagian belakang bengkak 3 minggu yang lalu dan terasa sakit, saat ini gigi tersebut tidak terasa  sakit (gigi 22). Pemeriksaan radiografis menunjukkan bahwa fraktur pada gigi 22 telah menyebabkan pulpa terbuka dan terdapat area radiolusen di daerah apikal berdiameter 5 mm. Restorasi akhir pada kasus ini adalah mahkota jaket porselen e.max dengan teknik stop. Hasil pemeriksaan pada kontrol 3 minggu, pasien tidak menunjukkan adanya keluhan, lesi periapikal mengecil, dan hasil restorasi yang baik.
Custom split dowel core pada gigi posterior pasca perawatan saluran akar Elvina Dewi; Wignyo Hadriyanto
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65721

Abstract

Perawatan saluran akar bukan sekedar melakukan perawatan untuk menyelamatkan gigi yang rusak namun mempertimbangkan juga bagaimana agar setelah dirawat gigi tersebut dapat bertahan lama menjalankan fungsinya didalam rongga mulut. Pada gigi pasca perawatan saluran akar dengan kerusakan yang luas diperlukan pemasangan pasak untuk memperkuat struktur gigi yang tersisa. Laporan kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi gigi dengan kerusakan yang luas dan anatomi saluran akar distal yang lebar, pasca perawatan saluran akar dan crown lengthening dengan restorasi mahkota porselin fusi metal dan custom split dowel core. Seorang wanita berusia 22 tahun datang ke klinik Konservasi Gigi RSGM UGM Prof. Soedomo untuk memeriksakan gigi geraham bawah kirinya yang sudah ditambal sejak sekitar 2 tahun yang lalu. Satu tahun setelah ditambal, gigi tersebut kadang muncul rasa sakit jika digunakan untuk mengunyah makanan dan merasa kurang nyaman ketika minum minuman yang hangat. Diagnosis gigi #37 adalah karies profunda dengan nekrosis pulpa. Perawatan yang dipilih pada kasus ini adalah perawatan saluran akar dan crown lengthening dilanjutkan dengan restorasi mahkota porselin fusi metal dengan custom split dowel core. Hasil pemeriksaan pada kontrol 1 bulan, menunjukkan hasil restorasi yang baik, pasien tidak menunjukkan adanya keluhan. Kesimpulan perawatan ini adalah penggunaan custom split dowel core efektif memperkuat gigi karena pasak tersebut mampu mengisi sesuai bentuk saluran akar yang ada serta menyediakan ferrule yang cukup untuk restorasi akhirnya nanti.
Penatalaksanaan gigi fraktur ellis kelas III dengan pulpektomi dan restorasi resin komposit dengan penguat pasak fiber prefabricated I Gusti Ayu Fienna Novianthi Sidiartha; Wignyo Hadriyanto
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65723

Abstract

Seorang wanita usia 18 tahun datang ke klinik Konservasi RSGM UGM Prof. Soedomo dengan keluhan gigi depan atas sakit saat menggigit makanan. Gigi depan atas fraktur oleh karena terjatuh sejak 6 tahun yang lalu. Fraktur melibatkan ½ panjang mahkota gigi dan sudah mencapai pulpa berdasarkan gambaran radiograf dan diklasifikasi sebagai fraktur Ellis kelas III. Tujuan studi kasus adalah untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan pulpektomi dan restorasi resin komposit dengan pasak fiber pada gigi yang mengalami trauma. Riwayat ditambal tiga kali namun selalu terlepas. Saat ini dilakukan perawatan pulpektomi dilanjutkan restorasi resin komposit dengan pasak fiber prefabricated. Pemilihan pasak fiber prefabricated karena memiliki fleksibilitas dan elastisitas yang menyamai dentin, serta mampu mengisi saluran akar secara tiga dimensi. Seminggu kemudian restorasi berhasil dengan baik dan tidak ada keluhan saat menggigit makanan. Gigi fraktur ellis kelas III dapat dilakukan restorasi resin komposit dengan penguat pasak fiber prefabricated setelah pulpektomi.
Perawatan Satu Kunjungan Restorasi Pasak Fiber Reinforced Composite Pada Gigi Insisivus Atas Ria Ariani; Wignyo Hadriyanto
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 20, No 1 (2013): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.482 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.8341

Abstract

Perawatan saluran akar satu kali kunjungan memberikan keuntungan antara lain memperkecil resiko kontaminasi mikroorganisme dan menghemat waktu perawatan. Pasak fiber reinforced composite memiliki ikatan yang baik dengan dentin menggunakan semen resin dan inti dari resin. Penggunaan pasak bisa mengurangi risiko fraktur. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengevaluasi hasil restorasi gigi 11 nekrosis pulpa pasca perawatan saluran akar disertai restorasi dengan pasak fiber reinforced composite. Pasien wanita, 22 tahun datang ke Klinik Konservasi RSGM FKG UGM untuk merawat gigi depan atas kanan yang berlubang. Berdasarkan pemeriksaan subjektif, objektif dan radiografis diperoleh diagnosis gigi 11 nekrosis pulpa. pasca perawatan saluran akar gigi Gigi direstorasi dengan resin komposit dan pasak fiber reinforced composite. Kesimpula dari hasil evaluasi klinis saat kontrol tidak ada keluhan rasa sakit dan pasien merasa puas.One Visit Treatment of Fiber Reinforced Compositerestoration in Maxillary Right First Incisivus. One visit root canal treatment is advantageous to minimize the risk of microorganism contamination. It saves time and more tolerable for the patients. Fiber reinforced composite post is fabricated, and it has been known to have a good bond with dentinal wall of root space, resin cement and composite resin core. The use of this post could decrease the risk of fracture. The purpose of this paper is to report the results of dental restoration 11 pulp necrosis after root canal treatment with resin composite restorations and post fiber reinforced composite. A 22 year-old female patient who came to Faculty of Dentistry UGM complained about her maxillary right incisor teeth which decayed and needed a treatment. Based on the subjective, objective and radiograph examinations, it was diagnosed that the pulp was necrotic. After one visit root canal treatment and based on clinical evaluation, it is concluded that the right upper incisor that was restored using fiber reinforced composite post and composite resin showed no pain, and patient was satisfied.