Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Pola Konsumsi Makanan Sumber Kalsium dan Magnesium dengan Kadar Kolesterol Total Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSU Dr. Saiful Anwar Malang Wijayanti, Prima; Sujuti, Hidayat; Tritisari, Kanthi Permaningtyas
Majalah Kesehatan FKUB Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.966 KB)

Abstract

Pasien diabetes mellitus (DM) di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 8.43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21.257 juta jiwa pada tahun 2030. Pada pasien DM terjadi peningkatan kadar kolesterol akibat pemecahan energi yang berasal dari protein dan lemak. Beberapa penelitian menunjukkan kalsium dan magnesium mempunyai kemampuan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi makanan sumber kalsium dan magnesium dengan kadar kolesterol total pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan purposive sampling (n = 53). Pola konsumsi makanan sumber kalsium dan magnesium diperoleh dengan menggunakan semi quantitative food frequency questionnaire (SQFFQ). Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden perempuan (62,3 %), usia responden 51-59 tahun (81,1 %), pendidikan perguruan tinggi (35,8 %), kebiasaan olahraga (69,8 %), tidak memiliki kebiasaan merokok (92,8 %), tidak minum alkohol (100 %), pernah melakukan konsultasi gizi (71,7 %), kolesterol normal (62,3 %). Hasil uji korelasi Pearson’s product moment didapatkan tidak ada korelasi yang bermakna antara pola konsumsi makanan sumber kalsium dengan kadar kolesterol total (p = 0,705). Tidak ada korelasi yang bermakna antara pola konsumsi makanan sumber magnesium dengan kadar kolesterol total (p = 0,233). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara pola konsumsi makanan sumber kalsium dan magnesium dengan kadar kolesterol total pasien diabetes mellitus tipe 2. Kata Kunci :  Diabetes mellitus tipe 2, Kadar kolesterol total, Kalsium, Magnesium.
Pengaruh Pemberian Tepung Daun Katuk terhadap Penebalan Dinding Aorta Tikus Wistar Callista, Olga; Handayani, Dian; Tritisari, Kanthi Permaningtyas
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.749 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2015.002.02.3

Abstract

AbstrakKejadian aterosklerosis biasa diawali dengan cedera sel endotel yang menyebabkan peningkatan permeabilitas sel sehingga komponen plasma dapat masuk ke dalam dinding arteri, termasuk asam lemak. Akumulasi asam lemak dalam arteri dapat teroksidasi dan membentuk lapisan lemak di dinding arteri sehingga mengakibatkan penebalan dinding arteri dan penyempitan pembuluh darah. Salah satu terapi yang dapat mencegah peningkatan kadar lipid dalam darah adalah pemberian fitosterol. Daun katuk (Sauropus androgynus L. Merr) merupakan salah satu tanaman yang mengandung tinggi fitosterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun katuk berbagai dosis terhadap penebalan dinding aorta tikus putih Wistar yang diberi diet aterogenik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan Post Test Control Group Design yang dilakukan pada 30 ekor tikus Wistar jantan. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu Kelompok Negatif (diet normal), Kelompok Positif (diet aterogenik), Kelompok P1, P2, dan P3 yang diberi diet aterogenik dengan substitusi tepung daun katuk 6%, 9%, dan 12%. Pemberian tepung daun katuk diberikan setiap hari secara peroral melalui pakan selama 60 hari. Parameter yang diukur adalah tebal dinding aorta. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok (p>0,05). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian tepung daun katuk belum memberikan pengaruh terhadap penurunan ketebalan dinding aorta, sehingga disarankan untuk meningkatkan jangka waktu intervensi penelitian.Kata kunci: penebalan dinding aorta, tepung daun katuk, diet aterogenik  AbstractAtherosclerosis usually begins with endothelial cell injury which causes increased cell permeability. This injury will affect plasma component so that it can get into the arteries wall, that includes fatty acids. Accumulation of fatty acids in arteries can be oxidized and forms a layer of fat in the arterial wall that leads to thickening of the artery walls and narrowing of blood vessels. One of the therapies that can prevent the elevation of plasma level is phytosterols therapy. Katuk leaf (Sauropus androgynus L. Merr) is a plant that contains high phytosterols. This study aims to determine the effect of various doses of katuk leaf powder on the aortic wall thickening of Wistar rats fed atherogenic diet. This study used a completely randomized design with post-test control group design on 30 male Wistar rats. The samples were divided into 5 groups, namely control negative group (normal diet), control positive group (atherogenic diet), P1, P2, and P3 groups were given atherogenic diet with katuk leaf powder substitution 6%, 9%, and 12% respectively. Katuk leaf powder was given orally every day for 60 days through feeding. The measured parameter was the aortic wall thickness. Statistical test results showed that there was no significant difference among the groups (p> 0.05). This study concludes that the administration of katuk leaf powder had no effects on decreasing the aortic wall thickness. Thus, it is advised to increase the duration of intervention.Keyword: aortic wall thickness, katuk leaf powder, atherogenic diet 
Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium guajava) dan Jeruk Siam (Citrus nobilis) terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada Pasien Dislipidemia (The Effect of Guava Extract (Psidium guajava) and Siam Citrus Fruit (Citrus nobilis) on HDL Level in Dyslipidemic Patients) Hayudanti, Dewinta; Kusumastuty, Inggita; Tritisari, Kanthi Permaningtyas
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.759 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2016.003.01.5

Abstract

AbstrakPenurunan kadar HDL merupakan salah satu tanda yang terjadi pada penderita dislipidemia. Pada penderita dislipidemia, serat memiliki peranan penting sebagai arteroprotektif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian jus jambu biji merah dan buah jeruk siam dapat memenuhi kebutuhan hingga 21,5 g serat/hari (serat larut air) sehingga dapat meningkatkan kadar HDL. Study quasi experimental ini  menggunakan desain pre-post test control group yang dilakukan  terhadap pasien dislipidemia di Puskesmas Cisadea Kota Malang. Sampel dipilih secara non probability yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol (n=16) yang hanya diberikan konseling gizi saja dan kelompok perlakuan (n=16) yang diberikan konseling gizi serta jus jambu biji merah dan buah jeruk siam yang diintervensi selama 14 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan selisih kadar HDL dari pemberian jus jambu biji merah dan buah jeruk siam antara kelompok kontrol ±1,06 dan kelompok perlakuan ±0,06. Setelah dilakukan analisis menggunakan uji Independent t-test, terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05).Kata kunci: dislipidemia, HDL, jambu biji merah, buah jeruk siam. AbstractLow levels of HDL is a feature in dyslipidemia patient. Fiber has an important role as arteroprotective in dislipidemia patient. The fibers in red guava juice and siam citrus fruit can meet up to 21,5 g fiber/day. This research aims to prove that fibers increase HDL levels. Quasi experimental study used design pre-post test control group in patient with dislipidemia in Public Health Center Cisadea of Malang City. The sample was selected based on  by non probability sampling to be devided into two groups, the control group (n=16) were only given nutritional counseling and treatment (n=16) were given nutritional counseling as well as guava juice and siam citrus fruit who intervention during the 14 days. The results of this research suggest that increased the difference of levels of HDL as an influence of red guava juice and siam citrus fruits between control group ±0,06 mg/dl and treatment group 1.06 mg/dl, and it show that the comparison of the difference in HDL levels increase between groups, there was a significant different (p<0,05). Conclusions of this research is red guava juice and siam citrus fruit affecting HDL levels significantly. Based on the research results, suggestions for further research are using other foods as a source of fiber.Keywords: dyslipidemia, HDL, red guava, siam citrus fruit.
ASUPAN MAKANAN SUMBER ANTIOKSIDAN DAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI JAWA TIMUR Tritisari, Kanthi Permaningtyas; Handayani, Dian; Ariestiningsih, Ayuningtyas Dian; Kusumastuty, Inggita
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.486 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.02.6

Abstract

Penyakit DM tipe 2 pada perkembangannya dapat menimbulkan stres oksidatif yang mengakibatkan terjadinya perubahan aktivitas antioksidan endogen dan juga meningkatnya kerusakan biomolekul secara oksidatif. Kondisi ini menyebabkan penderita DM tipe 2 memerlukan asupan antioksidan eksogen dalam jumlah besar untuk menghambat kerusakan oksidatif di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan makanan sumber antioksidan dengan kadar glukosa darah puasa pada penderita DM tipe 2 di Jawa Timur.  Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional pada penderita DM tipe 2 di 4 Kota dan Kabupaten di Jawa Timur. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, dengan jumlah  sampel sebanyak 160 responden. Makanan sumber antioksidan pada penelitian ini adalah makanan sumber vitamin A, vitamin C, vitamin E. Data asupan antioksidan diperoleh dari hasil dietary assessment SQ FFQ, sedangkan kadar glukosa darah diperoleh dari pemeriksaan laboratorium. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan vitamin A (p = 0,185), vitamin C (p = 0,057), dan vitamin E (p = 0,211) dengan kadar glukosa darah puasa. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan makanan sumber antioksidan dengan kadar glukosa darah puasa  penderita DM tipe 2 di Jawa Timur. Kata kunci: antioksidan, DM tipe 2, glukosa darah puasa, SQ FFQ, vitamin
Hubungan lama terdiagnosa diabetes dan kadar glukosa darah dengan fungsi kognitif penderita diabetes tipe 2 di Jawa Timur Tsalissavrina, Iva; Tritisari, Kanthi Permaningtyas; Handayani, Dian; Kusumastuty, Inggita; Ariestiningsih, Ayuningtyas Dian; Armetristi, Fannisa
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 3, No 1 (2018): AcTion Vol 3 No 1 Tahun 2018
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.707 KB) | DOI: 10.30867/action.v3i1.96

Abstract

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang bisa menyebabkan resiko gangguan kognitif melalui gangguan pada pembuluh darah termasuk diantaranya pembuluh darah di otak. Lama menderita DM dan kadar glukosa darah akan mempengaruhi fungsi kognitif penderita DM. Skrining fungsi kognitif diperlukan untuk pencegahan komplikasi seperti penyakit alzheimer. Tujuan penelitian ini menganalisis  hubungan lama terdiagnosa DM, Kadar Glukosa Darah dengan fungsi kognitif penderita DM Tipe 2 di Jawa Timur. Metode penelitian ini deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Skrining fungsi kognitif dengan Montreal Cognitive Assessment – versi Indonesia (MoCA – INA) dan glukometer untuk pengukuran kadar glukosa darah puasa (GDP) dan glukosa darah 2 jam PP(GD2JPP). Hasil uji chi square pada skor uji kognitif menggunakan MoCA dengan lama terdiagnosa DM tidak mempunyai hubungan (p=0,858). Demikian juga nilai chi square pada  skor uji kognitif  dengan kadar GDP  dan GD2JPP menunjukkan tidak ada hubungan (p=0,376 dan p=0,144). Sedangkan uji korelasi menunjukkan nilai yang signifikan untuk GDP2JPP ( p=0,015) dan adanya nilai koefisien korelasi negatif (-0,191).. Kesimpulan terdapat korelasi antara GD2JPP dengan penurunan fungsi kognitif. Semakin tinggi nilai GD2JPP maka semakin terganggu fungsi kognitif penderita DM tipe 2.Kata kunci:  Lama terdiagnosa DM, Kadar glukosa darah, fungsi kognitif, MoCA Diabetes Mellitus is a disease that can cause the risk of cognitive impairment through disorders of the blood vessels including blood vessels in the brain. Long-suffering from DM and blood glucose levels affect the cognitive function of patients with DM. Cognitive function screening is necessary for the prevention of complications such as Alzheimer's disease. The purpose of this study to analyze the relationship diagnosed DM, Blood Glucose Level with cognitive function of Type 2 DM patients in East Java. This research method is descriptive observational with a cross-sectional approach. Screening for cognitive function with the Montreal Cognitive Assessment - Indonesian version (MoCA - INA) and glucometer for fasting glucose (GDP) and blood glucose 2 hours PP (GD2JPP). Chi-square test results in cognitive test scores using MoCA with long diagnosed DM did not have a relationship (p = 0.858). Likewise, the chi-square value in the cognitive test scores with GDP and GD2JPP levels showed no relationship (p = 0.376 and p = 0.144). While the correlation test showed a significant value for GDP2JPP (p = 0.015) and the value of negative correlation coefficient (-0.191). Conclusion there is a correlation between GD2JPP with decreased cognitive function. The higher the GD2JPP value the more disturbed the cognitive function of patients with type 2 diabetes mellitus.Keywords: Duration of diabetes, glucose level, cognitive function, MoCA
Anthropometry, Fatty Liver, Plasma Lipid, and Adipose Tissue on Rat Wistar Induced Low-Protein Diet Handayani, Dian; Kusumastuty, Inggita; Tritisari, Kanthi Permaningtyas; Ekawati, Laily; Galuh, Glaveria; Muniro, Lailatul; Satya, Lega; Supratiwi, Ratih Indah; Mahmudah, Anis
Journal of Tropical Life Science Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jtls.07.01.08

Abstract

Protein energy malnutrition problem still exists in developing country. In fact, Indonesia has faced it as double burden of nutrition problems. This study aims to develop a standardized diet for developing protein energy malnutrition (PEM) on the rat to support nutrition research. Low-protein modified AIM-93M diet (LP) has been given to rats for 12 weeks intervention compared to normal protein diet (ND). Anthropometry, plasma lipid, fatty liver and the weight of adipose tissue have been analysed. The LP group showed a significantly lower body weight, body length and waist circumference (p < 0.05), a more fatty liver marker shown in LP compared to ND (p < 0.05). This study suggests that giving low protein modified AIN-M93 diet promotes protein energy malnutrition in the rat.
INTRODUCTION OF THE MY WEIGHT LOSS DIET APPLICATION AS AN INTERVENTION IN ADOLESCENT OBESITY MANAGEMENT Ariestiningsih, Ayuningtyas Dian; Tritisari, Kanthi Permaningtyas; Wilujeng, Catur Saptaning; Cempak, Anggun Rindang; Kusumastuty, Inggita; Handayani, Dian
Caring: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2024): CARING Jurnal Pengabdian Masyarakat (Agustus 2024)
Publisher : Caring: Jurnal Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.caringjpm.2024.004.02.4

Abstract

Obesity has been an alarming global health issue that relates to nutrition intake. In Indonesia, the prevalence of obesity among individuals aged over 18 years showed upward trend from 2013 to 2018 as reported by the Basic Health Research. Obesity is a key factor contributing to the development of metabolic syndrome. Addressing this issue requires adequate education to the public on obesity prevention through various methods. This community service program was conducted in the form of webinars, held on July 4, 2021, and July 11, 2021 on Zoom and was attended by 424 participants. Several topics were discussed in the webinars, including deep dive into obesity, its management, dietary planning, and an introduction to the My Weight Loss Diet application. A notable improvement in participants understanding was evident as seen from increased post-test scores. My Weight Loss Diet application is expected to assist participants in regulating their food intake in order to prevent obesity.