Claim Missing Document
Check
Articles

Perbedaan Kandungan Serat Pangan pada Makanan Siap Saji Khas Indonesia yang Dianalisis dengan Menggunakan Nutrisurvey dan Enzimatik Gravimetri Kusumastuty, Inggita; Harti, Leny Budhi; Misrina, Sofie Ayu
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 4 (2016): MAJALAH KESEHATAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.439 KB)

Abstract

Serat pangan memiliki manfaat bagi kesehatan salah satunya mengontrol berat badan atau kegemukan. Terdapat dua metode dalam menentukan kandungan serat makanan yaitu uji laboratorium metode enzimatik gravimetri dan software contohnya nutrisurvey. Nutrisurvey tidak membutuhkan biaya yang mahal, praktis, dan cepat dibandingkan dengan uji laboratorium. Sementara, uji laboratorium merupakan metode yang dijadikan gold standart dalam menentukan kandungan gizi makanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan serat pangan pada 15 makanan siap saji khas Indonesia dengan menggunakan nutrisurvey dan enzimatik gravimetri serta melihat ada tidaknya perbedaan dari kedua metode tersebut. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analisis, yaitu sampel yang telah ditentukan kemudian dikumpulkan untuk diobservasi kandungan serat pangan. Data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan serat pangan yang dianalisis dengan nutrisurvey memiliki rata-rata standar deviasi 5,10 + 4,28 gram. Serat pangan yang diuji dengan metode enzimatis gravimetri memiliki rata-rata standar deviasi 36,53 + 14,05 gram. Terdapat perbedaan yang signifikan antara serat pangan yang diuji dengan nutrisurvey dan enzimatik gravimetri (p = 0,00). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kandungan serat pangan pada analisis nutrisurvey dan enzimatik gravimetri.Kata Kunci : Enzimatik gravimetri , Nutrisurvey, Serat pangan.
HUBUNGAN KADAR SOD DAN JUMLAH SEL RADANG AKUT AKIBAT PEMBERIAN TEPUNG PSPL PADA TIKUS YANG DIPAPAR ASAP ROKOK Kusumastuty, Inggita; Nugroho, Fajar Ari; Harti, Leni Budhi
GIZI INDONESIA Vol 37, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v37i1.146

Abstract

Daun ubi jalar unggu (Purple Sweet Potato Leaves, PSPL) mengandung antioksidan yang tinggi dan dapat memperbaiki tingkat stres oksidatif akibat tingginya oksidan di dalam tubuh. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan SOD dengan jumlah sel radang akut alveoli paru tikus yang diberi PSPL dan dipapar asap rokok. Penelitian ini menggunakan rancangan Randomized Post Test Control Design dengan menggunakan sampel tikus putih sebanyak 30 ekor. Kelompok perlakuan dipapar asap rokok dan diberikan tepung PSPL sejumlah 0,07 g (P1); 0,14 g (P2) dan 0,28 g (P3) selama 30 hari. Kadar SOD dan jumlah sel radang akut alveoli paru kemudian diukur.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PSPL dapat meningkatkan SOD dan menurunkan jumlah sel radang akut alveoli paru pada tikus. Ada hubungan antara kadar SOD dengan jumlah sel radang akut alveoli paru, dimana semakin tinggi kadar SOD maka semakin rendah jumlah sel radang akut alveoli paruABSTRACT    THE RELATION BETWEEN SODAND NUMBER OF ACUTE INFLAMMATORY IN RATS WITH PSPL  POWDER TREATMENT AND CIGARETTE SMOKE EXPOSURE Purple sweet potato leaves (PSPL) contains polyphenols in high concentration that lead to improve oxidative Stres levels due to high oxidant present in the body. The purpose of this study was to determine the relationship between SOD with the number of acute inflammatory cells of lung alveoli rats that it was fed with PSPL and exposure with cigarette smoke. This research was Randomized Post Test Control Design using 30 white rats. The treatment groups exposed with cigarette smoke and PSPL’s powder that they were 0.07 g (P1), 0.14 g (P2) and 0.28 g (P3) in 30 days. The level of SOD and acute inflammatory cell lung alveoli will measured. The result is PSPL powder have ability to increase SOD and decrease the number of acute inflammatory cells of the lung alveoli of rats.There was a correlation between the level of SOD and the number of  acute inflammatory pulmonary alveoili, where the higher levels of SOD induced the lower number of acute inflammatory pulmonary alveoli.Keywords: PSPL, SOD, antioxidant
PENGARUH DAUN UBI JALAR UNGU TERHADAP KADAR SUPEROKSID DISMUTASE TIKUS YANG DIPAPAR ASAP ROKOK (EFFECT OF PURPLE SWEET POTATO LEAVES ON SUPEROXIDE DISMUTASE LEVEL ON RATS EXPOSED TO CIGARETTE SMOKE) Kusumastuty, Inggita; Falahia, Emirani; Adi, Prasetyo
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.054 KB)

Abstract

Abstrak Superoksid Dismutase (SOD) merupakan suatu antioksidan enzimatik yang melindungi sel dari stres oksidatif dengan mengkatalisa dismutase dari superokside (O2-) menjadi O2 dan H2O2. Daun ubi jalar ungu atau Purple sweet potato leaves (PSPL) merupakan sejenis sayuran yang mengandung antioksidan polifenol yang cukup tinggi. Daun ubi jalar unggu dalam bentuk tepung memiliki kandungan polifenol 1805 mgGAE per 100 gram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung PSPL terhadap kadar SOD hewan coba yang dipapar asap rokok. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian adalah jenis Rattus novergicus strain wistar, jantan, usia 6-8 minggu dengan berat badan 140-250 gram serta dalam keadaan sehat selama penelitian dan tidak mendapat pengobatan sebelumnya. Hewan coba yang memenuhi kriteria inklusi diadaptasikan selama satu minggu kemudian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu tidak dipapar asap rokok (P0), dipapar asap rokok (P1), dan dipapar asap rokok dengan penambahan PSPL sebesar 0,07g (P2), 0,14g (P3), dan 0,28g (P4) selama 30 hari dalam bentuk tepung. Di akhir penelitian dilakukan pemeriksaan SOD serum dengan metode spektrofotometri. Hasil analisa menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan (ANOVA, p=0,000). Pemberian tepung PSPL dapat meningkatkan kadar SOD pada semua kelompok perlakukan. Semakin banyak dosis tepung PSPL yang diberikan pada penelitian ini maka kadar SOD semakin meningkat. Kata kunci : daun ubi jalar ungu, kadar SOD, paparan asap rokok AbstractSuperoxide Dismutase (SOD) is an enzymatic antioxidant that protects cells from oxidative stress by catalyzing dismutase from superoxide into O2 and H2O2. The purple sweet potato leave (Ipomoea batatas L. Lam) is a kind of vegetable plant that contains  high polyphenol which is about 1805 mgGAE on 100-gram edible portions. This research was aimed to determine the effect of purple sweet potato leaves powder in SOD levels that had been given to an animal model with cigarette smoke exposure. 6-8 week- male Rattus novergicus-wistar’s strain was used in this experiment that weighed about 140-250 gram and the entire rats were in healthy condition and were never exposed to another treatment before. Firstly, the rats were prepared in one week which was then divided into 5 treatment groups, a group that had not been exposed to cigarette smoke (P0), cigarette smoke exposed (P1), and exposed to cigarette smoke with the addition PSPL flour treatment in varying doses: 0.07g (P2), 0.14g (P3), and 0.28g (P4) for 30 days. After that, SOD levels were measured with spectrophotometry method. The result shows that there was obviously a significant difference between the treatment groups (ANOVA, p=0.000). In short, it was found that the given PSPL dosages resulted in higher SOD’s level. Keywords :, purple sweet potato leaves, Superoxide Dismutase level, cigarette smoking
Hubungan Status Gizi dan Pola Makan terhadap Penambahan Berat Badan Ibu Hamil (Correlation between Nutritional Status and Dietary Pattern on Pregnant Mother’s Weight Gain) Harti, Leny Budhi; Kusumastuty, Inggita; Hariadi, Irwan
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 3, No 1 (2016): Suplemen "Malang Current Issues On Nutrition (MCION)"
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.387 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2016.003.Suplemen.6

Abstract

AbstrakStatus gizi dan pola makan merupakan faktor yang mempengaruhi penambahan berat badan ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara status gizi dan pola makan terhadap penambahan berat badan ibu hamil. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 71 orang responden di wilayah kerja Puskesmas Penujak Kecamatan Praya Barat Nusa Tenggara Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner, SQ-FFQ, dan data dari buku KIA. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden, berat badan awal, berat badan saat hamil trimester 3 serta pola makan (pola makan makanan pokok dan lauk hewani). Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson pada program SPSS windows version 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berstatus gizi normal dengan rata-rata IMT 21,68 kg/m2 (±1,887 SD), rata-rata penambahan berat badan selama kehamilan 7,06+ 3,956 SD, dan sebagian besar pola konsumsi makanan pokok adalah 6 porsi dan lauk hewani <4 porsi dan >4 porsi. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi terhadap penambahan berat badan (p= 0,008, r = -0,311), ada hubungan antara pola makan makanan pokok terhadap penambahan berat badan (p= 0,003, r = 0,344), dan ada hubungan antara pola makan lauk sumber hewani terhadap penambahan berat badan (p= 0,024, r = 0,268). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan pola makan (pola makan makanan pokok dan lauk hewani) terhadap penambahan berat badan ibu hamil.Kata kunci: status gizi, pola makan, penambahan berat badan ibu hamil AbstractNutritional status and diet are factors that influence weight gain for pregnant women. This study aims to prove the relationship between nutritional status and diet on weight gain for pregnant women. This study uses an analytic observational study with cross sectional approach conducted on 71 respondents in Public Health Centre of Penujak Praya District of West Nusa Tenggara Barat. Data was collected through interviews with questionnaires, SQ-FFQ, and data from KIA book. Data collected included the characteristics of the respondent, the initial weight loss, weight gain during pregnancy in the third trimester and diet (diet of staple food and animal protein dish). Statistical analysis was performed using Pearson correlation test in SPSS windows version 15. The results showed that most respondents have normal nutritional status with an average BMI of 21,68 kg / m2 (± 1,887 SD), the average weight gain during pregnancy 7,06+ 3,956 SD, and the majority of staple food consumption patterns is 6 servings and animal protein  side dish <4 servings and> 4 servings. Based on the statistical test it showed that there is a correlation between the nutritional status of the weight gain (p = 0,008, r = -0,311) and there is a relationship between diet of staple food to weight gain (p = 0,003, r = 0,344), and there is a correlation  between diet of dishes of  animal protein and weight gain (p = 0,024, r = 0,268). The conclusion of this study indicates that there is a significant relationship between nutritional status and diet (diet of staple food and animal protein  side dish) and weight gain for pregnant women.Keywords: nutrition, diet, weight gain of pregnant women
Hubungan Komposisi Tubuh dengan Kepadatan Tulang Wanita Usia Subur di Kota Bandung Eka Widyanti, Laras Ristati; Kusumastuty, Inggita; Arfiani, Eva Putri
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.67 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2017.004.01.3

Abstract

AbstrakOsteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan karena dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas hidup dan kematian. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepadatan tulang diantaranya yaitu komposisi tubuh. Komposisi tubuh seseorang terbagi menjadi total lemak tubuh dan lean mass. Beberapa penelitian menyatakan bahwa komposisi tubuh berhubungan dengan kepadatan tulang, namun masih memiliki kesimpulan berbeda antar peneliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komposisi tubuh dan kepadatan tulang wanita usia subur di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 70 orang yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Pada penelitian ini didapatkan rata-rata usia responden adalah 37 tahun dengan status gizi yang normal namun memiliki lemak tubuh dalam kategori obesitas. Mayoritas kepadatan tulang responden termasuk dalam kategori osteopenia. Berdasarkan uji korelasi Pearson dan regresi menyatakan bahwa ada hubungan positif antara total lemak tubuh dengan kepadatan tulang (p-value 0,006) dengan keeratan (0,327) serta ada hubungan negatif antara lean mass dan kepadatan tulang (0,006) dengan keeratan (-0,328). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah semakin tinggi lemak tubuh seseorang maka memiliki resiko lebih rendah terkena osteoporosis, akan tetapi menjaga lemak tubuh dengan kategori normal akan menghindarkan dari penyakit yang berhubungan dengan kelebihan berat badan seperti jantung, diabetes melitus sehingga disarankan kepada responden untuk tetap menjaga total lemak tubuh dan berat badan dalam katagori normal.Kata kunci: kepadatan tulang, komposisi tubuh, total lemak tubuh, lean mass AbstractOsteoporosis is one of health problems that can lead to reduced life quality and death. Body composition is one of factors that affect bone density. Body composition is divided into total body fat and lean mass. Some studies suggest that body composition is associated to bone density, but some researchers have different conclusions. This study aims to determine the relationship between body composition and bone density of women of reproductive age in Bandung. This study used cross sectional approach with a total sample of 70 respondents selected using purposive sampling method. In this study, the average age of respondents obtained was 37 years with normal nutritional status but had body fat in obesity category. The majority of bone density of respondents was under osteopenia category. Based on Pearson correlation test and regression test, there was a positive relationship between total body fat with bone density (p-value 0.006) with low closeness of variable (0.327), but there is a negative relationship between lean mass and bone density (0.006) with low closeness of variable (-0.328). This study concludes that the higher the body fat of a person, the lower the risk of osteoporosis. However, maintaining normal body fat will prevent diseases associated with overweight such as heart disease and diabetes mellitus, so the respondents are suggested to keep the total body fat and body weight in normal category.Keywords: bone density, body composition, total body fat, lean mass
HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2 (CORRELATION BETWEEN MAGNESIUM INTAKE AND FASTING BLOOD GLUCOSE LEVEL IN OUTPATIENTS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS) Faradhita, Anggun; Handayani, Dian; Kusumastuty, Inggita
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.731 KB)

Abstract

Abstrak Pada Diabetes Melitus Tipe 2 terjadi resistensi insulin, dimana salah satu faktor yang dapat menyebabkan resistensi insulin adalah kurangnya asupan magnesium. Peran potensial magnesium dalam penyakit Diabetes Melitus adalah memperbaiki sensitifitas insulin. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ada hubungan terbalik antara asupan magnesium dengan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara asupan magnesium dan kadar glukosa darah puasa pasien rawat jalan Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat. Desain dalam penelitian ini adalah Cross Sectional dengan jumlah responden 46 orang yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan bulan Juni-Juli tahun 2013 yang meliputi data umum, kebiasaan olahraga, status gizi, asupan energi, asupan magnesium, asupan protein, asupan serat dan data kadar glukosa darah puasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan magnesium dan kadar glukosa darah puasa pasien (p < 0,001) dengan kekuatan korelasi sedang (r = -0,562), semakin tinggi asupan magnesium semakin rendah kadar glukosa darah puasa. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar para penderita Diabetes Melitus mengkonsumsi magnesium dalam jumlah cukup serta mengatur pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur sebagai langkah dalam pengendalian kadar glukosa darah. Kata Kunci: Asupan Magnesium, Kadar Glukosa Darah Puasa, Diabetes Melitus Tipe 2 AbstractDiabetes Mellitus type 2 reveals resistance insulin. Inadequate magnesium consumption has been reported to promote insulin resistance. The potential role of magnesium in Diabetes Mellitus is improving insulin sensitivity. Previous studies indicated that there is an inverse correlation between magnesium intakes and the incidence of type 2 Diabetes. This study aimed to analyze the association between magnesium intake and fasting blood glucose levels in outpatients with Type 2 Diabetes Mellitus in Al Ihsan Hospital. Cross-sectional study in 46 participants was taken by purposive sampling. Data collection was conducted in June-July 2013 which included common data, exercise habits, nutritional status, energy intake, magnesium intake, protein intake, fiber intake and fasting blood glucose levels. This research showed that there was a significant association between magnesium intake and fasting blood glucose levels of patients (p < 0.001) with a correlation of moderate strength (r = -0.562), high magnesium intake was followed by a decrease in fasting blood glucose levels. It is then suggested that people with diabetes mellitus consume adequate amounts of magnesium and set a good diet and regular exercise as a step in the control of blood glucose levels. Keywords: Magnesium Intake, Fasting Blood Glucose, Type 2 Diabetes Mellitus
Asupan Protein dan Kalium Berhubungan dengan Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Rawat Jalan (Protein and Potassium Intake Related to Decreased Blood Pressure in Outclinic Hypertensive Patients) Kusumastuty, Inggita; Widyani, Desty; Wahyuni, Endang Sri
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.641 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2016.003.01.3

Abstract

AbstrakHipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang prevalensinya semakin meningkat setiap tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah pada pasien hipertensi adalah asupan protein dan kalium. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan protein dan asupan kalium terhadap tekanan darah pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Bareng Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling sebanyak 60 orang pasien hipertensi yang ada diwilayah kerja Puskesmas Bareng dan sudah memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman dengan variabel yang diukur yaitu asupan protein, asupan kalium, tekanan darah sistolik, dan tekanan darah diastolik. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan tekanan darah sistolik (rs= -0,407, p=0,001) dan tekanan darah diastolik (rs = -0,519, p=0,000) dengan arah korelasi negatif. Asupan kalium berhubungan dengan tekanan darah sistolik (rs= -0,518, p=0,000) dan tekanan darah diastolik (rs= -0,419, p=0,000) dengan arah korelasi negatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah asupan protein dan asupan kalium berhubungan signifikan dengan penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.Kata kunci: protein, kalium, tekanan darah, hipertensi. AbstractHypertension is one of the degenerative diseases whose prevalence experiences an increase every year. One of the factors that influence blood pressure in hypertensive patients is protein and potassium intake. The purpose of this study was to determine the relationship of protein intake and potassium intake on blood pressure in hypertensive outpatient in community health centers of Bareng Malang. The method of this study was cross – sectional study. Samples were selected by purposive sampling with 60 hypertensive patients who have already met the inclusion criteria. Statistical test used Spearman correlation test with a variable that measured protein intake, potassium intake, systolic and diastolic blood pressure. Bivariate test indicates that a protein intake was related significantly associated to systolic blood pressure (rs = -0,407, p = 0,001) and diastolic blood pressure (rs = -0,519, p = 0,000) leading to negative correlation. Potassium intake had a significant correlation to systolic blood pressure (rs = -0518, p=0,000) and diastolic blood pressure (rs= -0419, p=0.000) leading to negative correlation. It was then concluded from thisresearch that protein and potassium intake was associated with systolic and diastolic blood pressure.Keywords: protein, potassium, blood pressure, hypertension.
Formulasi Food Bar Tepung Bekatul dan Tepung Jagung sebagai Pangan Darurat Kusumastuty, Inggita; Fandianty, Laily; Julia, Arliek Rio
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.948 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2015.002.02.1

Abstract

AbstrakPangan darurat merupakan pangan yang dalam keadaan darurat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sebesar 233-250 kkal/50 gram bahan. Salah satu contoh produk pangan darurat adalah food bar. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan food bar ini berasal dari tepung bekatul dan tepung jagung. Bekatul dan jagung dipilih karena selama ini pemanfaatan bekatul masih terbatas untuk pangan, padahal kandungan gizinya dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan suatu produk food bar. Sementara itu jagung dipilih karena jagung merupakan penyumbang terbesar kedua setelah padi dalam subsektor tanaman pangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi food bar dari tepung bekatul dan tepung jagung yang sesuai syarat pangan darurat dan daya terima produk. Penelitian ini menggunakan desain true experiment dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perbandingan tepung bekatul dan tepung jagung yang diterapkan adalah 10:90, 20:80, 30:70, 40:60, 50:50. Uji yang dilakukan adalah uji Kruskall Wallis dan uji Man Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi food bar berbahan baku tepung bekatul dan tepung jagung tidak berbeda terhadap parameter mutu gizi protein (p=0,187), lemak (p=0,852), karbohidrat (p=0,114), akan tetapi memberikan perbedaan yang signifikan terhadap parameter mutu organoleptik rasa (p=0,004), aroma (p=0,016), tekstur (p=0,005), warna (p=0,004). Maka food bar yang tepat sesuai syarat pangan darurat dan baik daya terimanya adalah food bar dengan tepung bekatul : tepung jagung (10:90) yang mengandung energi 232,43 kkal, protein 6,35 gram, lemak 9,41 gram dan karbohidrat 30,58 gram dalam 50 gram bahan serta memiliki tingkat kesukaan “suka” pada rasa, aroma dan tekstur, dan tingkat kesukaan “sangat suka” pada warna.Kata kunci: pangan darurat, food bar, bekatul, jagung, mutu gizi.  AbstractEmergency food products are food in emergency situation that are expected to meet requirements of 233-250 kcal/50 grams food. One of the forms of emergency food product is food bar. Materials used in this research were rice bran flour and corn flour. This study aims to determine the food bar formulation of rice bran flour and corn flour that is appropriate with emergency food product requirements and product acceptance. True experiment with a completely randomized design (CRD) were used in this study. The independent variables were amount of wheat flour (100%) and amount of rice bran flour: corn flour (10:90, 20:80, 30:70, 40:60, 50:50), while the dependent variable was the value of macronutrients (protein, fat, carbohydrate) and physical quality (texture, flavor, color, scent). Statistical test used kruskall Wallis and Mann-Whitney with level of credibility 95%. The results showed that the formulation of food bar from rice bran flour and corn flour did not have any difference with nutritional quality parameters of protein (p=0,187), fat (p=0,852), carbohydrate (p=0,114), but had a significant difference with organoleptic quality of taste (p=0,004), aroma (p=0,016), texture (p=0,005), color (p=0,004). In conclusion, the food bar that was suited with food product requirements and product acceptance was food bar with rice bran flour:corn flour (10:90) containing energy 232,43 kcal, 6,35 protein grams, 9,41 fat grams and carbohydrate 30,58 grams in 50 grams of food bar and had preference level "likes" on flavor, scent and texture, and "really like" on color.Keyword : Emergency food product, food bar, rice bran, corn, nutritional quality
Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium guajava) dan Jeruk Siam (Citrus nobilis) terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada Pasien Dislipidemia (The Effect of Guava Extract (Psidium guajava) and Siam Citrus Fruit (Citrus nobilis) on HDL Level in Dyslipidemic Patients) Hayudanti, Dewinta; Kusumastuty, Inggita; Tritisari, Kanthi Permaningtyas
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.759 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2016.003.01.5

Abstract

AbstrakPenurunan kadar HDL merupakan salah satu tanda yang terjadi pada penderita dislipidemia. Pada penderita dislipidemia, serat memiliki peranan penting sebagai arteroprotektif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian jus jambu biji merah dan buah jeruk siam dapat memenuhi kebutuhan hingga 21,5 g serat/hari (serat larut air) sehingga dapat meningkatkan kadar HDL. Study quasi experimental ini  menggunakan desain pre-post test control group yang dilakukan  terhadap pasien dislipidemia di Puskesmas Cisadea Kota Malang. Sampel dipilih secara non probability yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol (n=16) yang hanya diberikan konseling gizi saja dan kelompok perlakuan (n=16) yang diberikan konseling gizi serta jus jambu biji merah dan buah jeruk siam yang diintervensi selama 14 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan selisih kadar HDL dari pemberian jus jambu biji merah dan buah jeruk siam antara kelompok kontrol ±1,06 dan kelompok perlakuan ±0,06. Setelah dilakukan analisis menggunakan uji Independent t-test, terdapat perbedaan yang signifikan (p&lt;0,05).Kata kunci: dislipidemia, HDL, jambu biji merah, buah jeruk siam. AbstractLow levels of HDL is a feature in dyslipidemia patient. Fiber has an important role as arteroprotective in dislipidemia patient. The fibers in red guava juice and siam citrus fruit can meet up to 21,5 g fiber/day. This research aims to prove that fibers increase HDL levels. Quasi experimental study used design pre-post test control group in patient with dislipidemia in Public Health Center Cisadea of Malang City. The sample was selected based on  by non probability sampling to be devided into two groups, the control group (n=16) were only given nutritional counseling and treatment (n=16) were given nutritional counseling as well as guava juice and siam citrus fruit who intervention during the 14 days. The results of this research suggest that increased the difference of levels of HDL as an influence of red guava juice and siam citrus fruits between control group ±0,06 mg/dl and treatment group 1.06 mg/dl, and it show that the comparison of the difference in HDL levels increase between groups, there was a significant different (p&lt;0,05). Conclusions of this research is red guava juice and siam citrus fruit affecting HDL levels significantly. Based on the research results, suggestions for further research are using other foods as a source of fiber.Keywords: dyslipidemia, HDL, red guava, siam citrus fruit.
SARI BUAH MARKISA UNGU MENCEGAH PENINGKATAN MDA SERUM TIKUS DENGAN DIET ATEROGENIK Kusumastuty, Inggita
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.338 KB)

Abstract

Abstrak Markisa ungu merupakan buah tropis yang mengandung antioksidan antara lain vitamin A, vitamin C, β-karoten, komponen flavonoid dan fiber. Dalam 100 ml sari buah markisa ungu terdapat 1070 µg β-karoten. Pemberian sari buah markisa diduga dapat mencegah peningkatan MDA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah markisa ungu per oral terhadap pencegahan peningkatan kadar MDA serum. Desain penelitian ini adalah Post-test Control Group yang dilakukan pada 30 ekor tikus jantan. Kelompok I adalah tikus yang diberi pakan normal (P0), kelompok II diberi diet aterogenik (P1), kelompok III diberi diet aterogenik dan sari buah markisa ungu 2,3 ml (P2), kelompok IV diberi diet aterogenik dan sari buah markisa ungu 3,3 ml (P3) dan kelompok V diberi diet aterogenik dan sari buah markisa ungu 4,2 ml (P4). Pemberian sari buah markisa ungu dilakukan secara oral melalui sonde setiap hari selama 60 hari. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar MDA serum dengan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian sari buah markisa ungu terhadap penghambatan  peningkatan kadar MDA serum (ANOVA, p=0.000). Uji Post Hoc Tukey menunjukkan ketiga dosis sari markisa ungu yang diberikan dapat mencegah peningkatan kadar MDA serum tikus wistar. Dosis ketiga yaitu 4,2 ml/ hari yang diberikan selama 60 hari bersamaan dengan diet aterogenik secara statistik dapat mengembalikan tikus pada kondisi normal (post hoc tuckey, p=0,115). Kata kunci : sari buah markisa ungu, kadar MDA serum, diet aterogenik   Abstract Purple passion fruit is the one of tropical fruits which is contain of antioxidans such as vitamin A, vitamin C, β-karoten, flavonoid and fiber. One hundred mililitres of purple passion fruit’s juice contain 1070 µg of β-karoten. Purple passion fruit’s juice has been predicted to  inhibit the increase of MDA. The aim of this study was to find the effects of purple passion fruit’s juice in inhibiting the increased of MDA serum level. This study was used control group post-test only design. There were 5 groups containing 30 male rats which were divided into: normal diet group (P0); atherogenic diet group (P1); atherogenic diet and 2,3 ml purple passion fruit’s juice (P2); atherogenic diet and 3,3 ml purple passion fruit’s juice (P3); and atherogenic diet and 4,2 ml purple passion fruit’s juice (P4). Purple passion fruit’s juice was given orally in 60 days. MDA serum level was measured by UV-Vis spectrophotometer instrument. The result showed a significant difference of MDA serum level among all of the purple passion fruit’s juice treatment groups (ANOVA, p = 0.000). Post hoc tuckey test showed that all of dossage of purple passion fruit’s juice can inhibit the increasing of MDA serum level. The best dossage to inhibit the increasing of MDA level was in P4 group. This dossage showed the best ability of purple passion fruit’s juice to inhibit MDA serum level through a normal condition (post hoc tuckey, p=0,115). Keywords : purple passion fruit’s juice, MDA serum level, atherogenic diet
Co-Authors Adelya Desi Kurniawati Adi Nugroho, Dwi Agus Putra Murdani Agustina, Mulya Alma Maghfirotun Innayah Amanda, Efina Anak Agung Gede Anom Aswin Anak Agung Gede Sugianthara Andanu Bima Saputra Anggun Faradhita Anggun Rindang Cempaka Anis Mahmudah Anis Mahmudah, Anis Arintya, Diandra Ariska, Hanisa Iis Ariyani, Anita Dwi Arliek Rio Julia, Arliek Rio Armetristi, Fannisa Asti Melani Astari Aulanni'am, Aulanni'am Ayuningtyas Dian Ariestiningsih Balqis, Rani Diana Barakatun Nisak Mohd Yusof Cahyaningrum, Aladhiana Calista, Rizky Ayu Diella Caressa, Dea Amanda Catur Saptaning Wilujeng Cempak, Anggun Rindang Chandra, Rico Budhiarta Damayanti, Fransiska Erna Della Martha Halimatussa’diah Desiana, Nur Rahma Desty Widyani, Desty DEWI ARIANI Dewi, Diva Regita Diah Ayu Puspitasari Dian Handayani Dian Handayani Dian Handayani Dian Handayani Dian Handayani Dian Handayani Dian Handayani Dian Handayani Eka Nanda Wulandar Eka Widyanti, Laras Ristati Ekawati, Laily Elsa Permata Sari Elvira Sari Dewi Emirani Falahia Etik Sulistyowati Eva Putri Arfiani Evi Tresnowati Fajar Ari Nugroho Febriani, Devi Frinny Sembiring Fuadiyah Nila Kurniasari Galuh, Glaveria Glaveria Galuh Haq, Nabila Ainul Harjoedi Adji Tjahjono Hermanto, Andrik Hidayanti, Alfiani Hidayat Sujuti Ilzamha Hadijh Rusda Intan Yusuf Habibie Irwan Hariadi, Irwan Ismail, Dina Dewi Sartika Lestari Ismi Ningtyas Iva Tsalissavrina Kanthi Permaningtyas Tritisari Kanthi Permaningtyas Tritisari Kanthi Permaningtyas Tritisari, Kanthi Permaningtyas Kawitantri, Orchidara Herning Kumboyono Kumboyono Kuncoro, Safiratuz Zahra ‘Aisy Kusumawati, Diana Kuswandari, Luh Shanti Laila, Nike Lailatul Muniro Laily Ekawati Laily Fandianty, Laily Latif, Atifa Nafia Hasantie Lega Satya Leni Budhi Harti, Leni Budhi Leny Budhi Harti Lestari, Intan Indah Lola Ayu Istifiani Malahayati, Huzaifah Maulia, Putri Hersya Muhammad Rivai Muladefi Choiriyah Munif, Badrul Muniro, Lailatul Nadhiya Aprilliani Sunarno Nafisah, Nabilahasna Nareswari, Andayu Nindy Sabrina Ningtyas, Ismi Nora Attamimi Oktania, Rizkyah Pamungkas, Akhmad Yanuar Fahmi Pekerti, Annisaa Catur Prasetyawan, Riyan Dwi Prasetyo Adi Puspa, Diah Putri, Dianita Setya Pradita Rahma Micho Widyanto Rahmawan, Fajri Andi Ratih Indah Supratiwi Restyani, Ida Retty Ratnawati Rizal, Ardian Rizky Ayu Diella Calista Roshanti, Dian Rosuli, Ahmad Rudiyanto Rudiyanto, Rudiyanto Rukia, Sera Salwa, Putri Santoso, Savitri Pramesti Satrianto, Anang Satya, Lega Setiawati, Sindi Shinta Anggraini, Shinta Silvy Kartika Rahayuningtyas Sofie Ayu Misrina, Sofie Ayu Sri Andarini Sri Andarini Sudardjo, Meilany Purnamasari Sukarlin, Sukarlin Suprapto, Ratih Paramita Supratiwi, Ratih Indah Supriyanto Supriyanto Suryanto Suryanto Titin Andri Wihastuti Toga, Erik Tri Hidayat Ulul Azmi Videlia, Videlia Wahyu Alfyati Regina Wibowo, Rizka Azhari Widya Rahmawati Yeni Intan Kusuma Dewi Affandy Yohanes Kristianto Zunita Puri Prihandini