Lintang Permata Sari Yuliadi, Lintang Permata Sari
Departemen Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univ. Padjadjaran Kampus Jatinangor, UBR 40600-Jawa Barat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Konservasi Penyu Di Pesisir Pangandaran, Jawa Barat Oktavianti, Lestari; Pamungkas, Wahyuniar; MS, Yuniarti; Yuliadi, Lintang Permata Sari
Jurnal Kelautan Vol 18, No 2: Agustus (2025)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v18i2.31230

Abstract

ABSTRAKPenyu merupakan salah satu reptil laut yang kini keberadaannya terancam punah. Kawasan konservasi penyu memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan penyu. Konservasi penyu yang terdapat di Pangandaran, diantaranya berada di pesisir pantai Batu Hiu dan Legokjawa. Pengelolaan kawasan konservasi tersebut dinilai masih kurang optimal, sehingga diperlukan perbaikan pengelolaan agar dapat berjalan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan pengelolaan konservasi penyu di Pantai Batu Hiu dan Legok Jawa, Kabupaten Pangandaran ditinjau dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan infrastruktur. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multidimensional Scaling (MDS) dengan bantuan Rapfish. Hasil analisis menunjukkan bahwa status keberlanjutan konservasi penyu di Batu Hiu dan Legok Jawa berada pada kategori cukup berkelanjutan dengan nilai indeks masing-masing sebesar 62,43% dan 56,35%. Seluruh dimensi yang dianalisis menunjukkan status keberlanjutan dengan kategori cukup berkelanjutan. Di kawasan konservasi Batu Hiu, dimensi infrastruktur memiliki nilai tertinggi sebesar 73,36%, sedangkan dimensi ekologi memperoleh nilai terendah 53,93%, kemudian dimensi sosial memperoleh nilai 71,44%, ekonomi 55,53%, dan kelembagaan 57,92%, Sementara pada konservasi Legok Jawa, dimensi ekologi memiliki nilai tertinggi sebesar 65,61%, sedangkan dimensi ekonomi memiliki nilai terendah 51,54%. Kemudian dimensi lainnya, yaitu dimensi sosial memiliki nilai 54,61%, dimensi kelembagaan 54,58%, dan dimensi infrastruktur 55,41%. Kata Kunci: Konservasi Penyu, Keberlanjutan, MDS, PengelolaanABSTRACTSea turtles are one of the marine reptiles that are now threatened with extinction. Sea turtle conservation areas play an important role in ensuring the survival of sea turtles. Sea turtle conservation areas in Pangandaran include those located on the coast of Batu Hiu and Legokjawa. The management of these conservation areas is considered to be less than optimal, so improvements are needed to ensure sustainable management. This study aims to analyze the sustainability status of sea turtle conservation management at Batu Hiu and Legok Jawa beaches in Pangandaran District, focusing on ecological, economic, social, institutional, and infrastructure dimensions. The analysis method used in this study is Multidimensional Scaling (MDS) with the assistance of Rapfish. The analysis results indicate that the sustainability status of sea turtle conservation at Batu Hiu and Legok Jawa falls into the moderately sustainable category, with index values of 62.43% and 56.35%, respectively. All analyzed dimensions show a moderately sustainable status. At the Batu Hiu conservation area, the infrastructure dimension has the highest value at 73.36%, while the ecological dimension had the lowest value of 53.93%, followed by the social dimension with a value of 71.44%, the economic dimension with 55.53%, and the institutional dimension with 57.92%. Meanwhile, in the Legok Jawa conservation area, the ecological dimension had the highest value of 65.61%, while the economic dimension had the lowest value of 51.54%. The other dimensions are as follows: the social dimension has a value of 54.61%, the institutional dimension 54.58%, and the infrastructure dimension 55.41%. Keywords: Sea Turtle Conservation, Sustainability, MDS, Management
Hubungan Kerapatan Lamun dengan Kelimpahan Teripang (Holothuroidea) di Perairan Pantai Domba, Kabupaten Pandeglang, Banten Shofiah, Audina; Sunarto, Sunarto; Yuliadi, Lintang Permata Sari; Pamungkas, Wahyuniar
Juvenil Vol 6, No 3: Agustus (2025)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v6i3.31141

Abstract

Padang lamun dengan kerapatan tinggi dimanfaatkan sebagai tempat perlindungan bagi teripang, menciptakan lingkungan yang aman dari predator dan menyediakan berbagai sumber makanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kerapatan lamun, kelimpahan teripang dan hubungan antara keduanya di Perairan Pantai Domba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengamatan tegakan lamun dan jumlah teripang dilakukan dengan menggunakan metode line transek kuadran. Penentuan stasiun pengamatan berdasarkan kerapatan lamun rapat, sedang dan jarang. Kerapatan lamun rapat berjumlah 191,27 ind/m2, kerapatan sedang sebesar 128,85 ind/m2, dan kerapatan jarang sebesar 99,03 ind/m2. Jenis lamun yang tumbuh di wilayah Pantai Domba, terdapat tiga spesies lamun yang ditemukan, yaitu Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata. Spesies teripang yang ditemukan hanya Holothuria leucospilota. Pada area dengan lamun rapat, kelimpahan berkisar antara 4,36 – 5,58 ind/m², pada lamun sedang 2,67 - 3,27 ind/m², dan pada lamun jarang 1,45 – 2,06 ind/m². Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kerapatan lamun dengan Kelimpahan Teripang di Pantai Domba dengan nilai (r = 0,998). Sebanyak 99,6 % kelimpahan teripang dipengaruhi oleh kerapatan lamun dan sisanya sebanyak 0,4 % dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti faktor lingkungan dan ketersediaan makanan yang mempengaruhi kelangsungan hidup teripang