Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Farmakoekonomi Saintifikasi Jamu Antihipertensi, Antihiperglikemia, Antihiperkolesterolemia, dan Antihiperurisemia -, Supriyatna; Sukandar, Hadiyana; Maesaroh, Imas; Maelaningsih, Firdha S.
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.431 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v1i2.7512

Abstract

Saintifikasi jamu dikembangkan agar dapat dipromosikan oleh profesional medis dalam kesehatan formal, bertujuan untuk memberikan dasar ilmiah pemanfaatan jamu di pelayanan kesehatan, membangun jaringan, mendorong penyediaan jamu yang aman, efektif, dan berkualitas. Penelitian dirancang untuk mengetahui efektivitas penggunaan simplisia dalam formula jamu (antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia, dan antihiperurisemia), membandingkan biaya terapi menggunakan simplisia jamu dan obat generik. Penelitian farmakoekonomi menggunakan metode cross-sectional, analisis efektivitas biaya secara retrospektif. Penyediaan dan penggunaan simplisia saintifikasi jamu di puskesmas Gondomanan Yogyakarta dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian terdapat sebanyak 18 simplisia untuk formula jamu antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia, dan antihiperurisemia. Pengukuran terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok jamu antihipertensi menunjukkan penurunan sebsesar 12,67% dan 2,33% setelah 7 hari penggunaan; kadar glukosa darah puasa 10,09% pada jamu antihiperglikemia, kadar kolesterol total 4,33% pada jamu antihiperkolesterolemia, dan kadar asam urat 32,91% pada jamu antihiperurisemia. Harga total jamu per hari setiap 1% penurunan lebih mahal daripada obat generik, yaitu Rp 1.290 untuk antihipertensi, Rp 750 antihiperglikemia, Rp 547,5 antihiperkolesterolemia, dan Rp 377,5 antihiperurisemia.
PENINGKATAN SIKAP POSITIF MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN TANAMAN OBAT PEKARANGAN RUMAH DI DESA SUKAMAJU DAN GIRIJAYA KABUPATEN GARUT -, Supriyatna; -, Moektiwardoyo, M.; -, Sofian, F.F.
Dharmakarya Vol 2, No 2 (2013): Dharmakarya
Publisher : DRPM Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.891 KB)

Abstract

Pemanfaatan bahan alam yang berpotensi sebagai obat di pekarangan rumah pendudukterdorong olehadanya pemahaman yang benar mengenai obat herbal. Potensi desa di Kabupaten Garut, yaitu DesaSukamaju dan Desa Girijaya memberikan peluang yang besar untuk dikembangkannya hal tersebut. Dalamhal ini, kegiatanPengabdian kepada Masyarakat Program Integratif dilakukan untuk meningkatkan sikappositif masyarakat desa dalam pemanfaatan tanaman obat di pekarangan rumah menjadi produk obatherbal untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah mengkajikeadaan pengetahuan awal masyarakat melalui kuesioner, memberikan pendidikan dan pengetahuan,serta menjelaskan cara pengolahan tanaman pekarangan menjadi produk obat herbal. Berdasarkanhasil kuesioner terhadap total 181 responden dari masyarakat Desa Sukamaju dan Girijaya, hasilnyamenunjukkan bahwa masyarakat Desa Sukamaju memiliki sikap negatif terhadap perilaku menanamtanaman obat di pekarangan, artinya mereka belum memiliki kecenderungan untuk menanam tanamanobat di pekarangan. Sedangkan, masyarakat Desa Girijaya memiliki sikap positif terhadap perilakumenanam tanaman obat di pekarangan rumah. Kurangnya lahan pekarangan yang bisa dimanfaatkanuntuk tanaman obat membuat masyarakat cenderung untuk tidak menanam tanaman obat di pekaranganrumah, karena disebabkan mereka merasa kurang memiliki pengetahuan mengenai jenis tanaman obatdan pengolahan tanaman obat tersebut. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, program kegiatan yangdilakukan dititikberatkan kepada menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya untuk meluangkanwaktu, tenaga, dan lahannya untuk dimanfaatkan menanam tanaman obat.Hasilnya masyarakat merasapenyuluhan ini dapat menambah pengetahuan mengenai jenis-jenis tanaman obat, bisa memanfaatkantanaman-tanaman obat yang sudah ada di pekarangan, serta bagi mereka yang belum memiliki tanamanobat menjadi terdorong untuk menanam tanaman tersebut di pekarangan rumah.Kata kunci: Tanaman Obat, Pekarangan, Desa Sukamaju, Girijaya.