Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Analisis Farmakoekonomi Saintifikasi Jamu Antihipertensi, Antihiperglikemia, Antihiperkolesterolemia, dan Antihiperurisemia -, Supriyatna; Sukandar, Hadiyana; Maesaroh, Imas; Maelaningsih, Firdha S.
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.431 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v1i2.7512

Abstract

Saintifikasi jamu dikembangkan agar dapat dipromosikan oleh profesional medis dalam kesehatan formal, bertujuan untuk memberikan dasar ilmiah pemanfaatan jamu di pelayanan kesehatan, membangun jaringan, mendorong penyediaan jamu yang aman, efektif, dan berkualitas. Penelitian dirancang untuk mengetahui efektivitas penggunaan simplisia dalam formula jamu (antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia, dan antihiperurisemia), membandingkan biaya terapi menggunakan simplisia jamu dan obat generik. Penelitian farmakoekonomi menggunakan metode cross-sectional, analisis efektivitas biaya secara retrospektif. Penyediaan dan penggunaan simplisia saintifikasi jamu di puskesmas Gondomanan Yogyakarta dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian terdapat sebanyak 18 simplisia untuk formula jamu antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia, dan antihiperurisemia. Pengukuran terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok jamu antihipertensi menunjukkan penurunan sebsesar 12,67% dan 2,33% setelah 7 hari penggunaan; kadar glukosa darah puasa 10,09% pada jamu antihiperglikemia, kadar kolesterol total 4,33% pada jamu antihiperkolesterolemia, dan kadar asam urat 32,91% pada jamu antihiperurisemia. Harga total jamu per hari setiap 1% penurunan lebih mahal daripada obat generik, yaitu Rp 1.290 untuk antihipertensi, Rp 750 antihiperglikemia, Rp 547,5 antihiperkolesterolemia, dan Rp 377,5 antihiperurisemia.
ANALISIS FARMAKOEKONOMI SIMPLISIA UNTUK HIPERTENSI DALAM SAINTIFIKASI JAMU Maesaroh, Imas; Supriyatna, Supriyatna; Sukandar, Hadiyana
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.099 KB)

Abstract

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui efektivitas biaya pada pasien hipertensi yang menggunakan simplisia jamu hipertensi yang selanjutnya dinamakan jamu hipertensi SJ, dibandingkandenganobat konvensional (obat generik) antihipertensi dan kombinasi keduanya. Data diambil secara retrospektif dari bulan Januari-Desember 2013. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan perspektif ASKES. Komponen biaya yang diukur adalah biaya medik langsung, mencakup biaya obat antihipertensi, biaya pemeriksaan medis dan biaya pendaftaran. Efektivitas terapiyang diukur adalah penurunan tekanan darah. Average cost effectivenes ratio ACER)dihitung berdasarkan rasio biaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi.Incremental cost effectivenes ratio (ICER) dihitung berdasarkan rasio antara selisihbiaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi. Kelompok terapi yangmempunyai nilai ACER dan ICER lebih rendah menunjukkan lebih costeffective.Berdasarkan parameter efektivitas terapi berupa % penurunan tekanan darah, nilaiACER pada kelompok jamu hipertensi SJ, captopril 25, kombinasi jamu hipertensi SJ+ amlodipin, dan amlodipinberurutan adalahRp 670,17; Rp 707,39; Rp 1.155,39danRp 1.163,27. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jamu hipertensiSJ lebih cost effectivedibandingkan obat generik captopril 25,amlodipin dankombinasi jamu antihipertensi + amlodipindalam menurunkan tekanan darah. NilaiICER menunjukkan bahwa terapi jamu hipertensi SJdan kombinasi jamu hipertensi SJ + amlodipin perlu penambahan biaya sebesar Rp 554,35 dan Rp 1.121,32; untuksetiap 1% penurunan tekanan darah dibandingkan dengan captopril 25 dan amlodipin.
UJI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PASTA GIGI EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musaparadisiaca. L) SEBAGAI PEMUTIH GIGI Maesaroh, Imas; Nurhayati, Euis
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : CERATA Jurnal Ilmu Farmasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara empirik diketahui bahwa kulit pisang kepok kuning dapat memutihkangigi. Telah dilakukan penelitian uji efektivitas penggunaan pasta gigi ekstrak kulitpisang kepok (Musa paradisiaca L.) sebagai pemutih gigi. Penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui formula pasta gigi ekstrak kulit pisang kepok yang efektif dalammemberikan perubahan warna pada gigi. Pada penelitian ini digunakan gigi sapisebanyak 20 buah yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif(Formula Basis Pasta Gigi{F0}), kelompok perlakuan (Formula Pasta Gigi EkstrakKulit Pisang Konsentrasi 10%{F1} dan Formula Pasta Gigi Ekstrak Kulit PisangKonsentrasi 15% {F2}) dan kelompok kontrol positif (Pasta Gigi PembandingMerk Zact {F3}). Setiap gigi direndam dalam teh terlebih dahulu selama 7 hariuntuk menguningkan gigi. Hasil pengamatan dianalisis secara kualitatif menggunakan metode ShadeGuide kemudian dianalisis secara statistik menggunakan metode one-way anova.Dari hasil pengamatan secara kualitatif dengan alat Shade Guide, didapatkan bahwapasta gigi ekstrak kulit pisang mampu memberikan perubahan pada warna gigi. Hasil analisis secara statistik pasta gigi kulit pisang dengan konsentrasi 15%memiliki efektivitas yang signifikan sebagai bahan alami pemutih gigi.Kata kunci: Kulit pisang, Gigi sapi, Pasta gigi, Warna gigi, Shade Guide
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS XI TERHADAP BAHAYA PENYALAHGUNAAN OBAT TRAMADOL DI SMK “X” DI KABUPATEN KUNINGAN Maesaroh, Imas; Rahmawati, Retina Aghistni
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 1 No 1 (2018): Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46774/pptk.v1i1.70

Abstract

Tramadol merupakan salah satu obat yang sering disalahgunakan oleh kalangan pelajar atau remaja. Tramadol termasuk golongan analgetik perifer sebagai pereda nyeri dan diperoleh melalui resep dokter. Tramadol mempunyai efek euphoria dan menyebabkan ketergantungan. Salah satu penyebab penyalahgunaan obat adalah kurangnya pengetahuan.Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas XI terhadap bahaya penyalahgunaan obat Tramadol di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Kuningan.Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa angket. Dari 96 responden, persentase rata-rata Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas XI Terhadap Bahaya Penyalahgunaan Obat Tramadol di SMK ?X? di Kabupaten Kuningan yaitu: 76,61% responden ?mengetahui? dan 23,39% responden ?tidak mengetahui? tentang penyalahgunaan obat Tramadol.Dari hasil pengumpulan data didapat kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas XI terhadap bahaya penyalahgunaan obat Tramadol di SMK ?X? di Kabupaten Kuningan mencapai 76,61%. Persentase ini termasuk dalam kategori baik. Hasil uji hipotesis menunjukan penerimaan H0, yang artinya skor rata-rata responden ? 8.
PERANAN PENGAWASAN MINUM OBAT (PMO) TERHADAP KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU Maesaroh, Imas; Nurjannah, Nourma; ., Prayoga
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

World Health Organitation (WHO) dalam Global Tuberculosis Report 2016 menyatakan bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk 254.831.222, menempati posisi kedua dengan beban Tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia setelah India. Menurut data dan informasi profil kesehatan Indonesia 2016 yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan RI pada Maret 2017. Jumlah kasus baru TB paru BTA positif tahun 2016 tercatat 156.723. Di Kabupaten Kuningan persoalan TB merupakan persoalan tingkat wilayah penemuan kasus case detection rate (CDR) mencapai 45,38% telah menyebar hingga 32 Kecamatan. Angka keberhasilan pengobatan yaitu 88,4% (2016). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Pengawasan Minum Obat (PMO) terhadap keberhasilan pengobatan TB paru dan mengetahui tingkat keberhasilan pengobatan TB  dengan adanya PMO. Jenis penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan studi retrospektif. Tempat penelitian adalah Kecamatan Maleber yang dilaksanakan pada 1 – 30 Juni 2018 dengan jumlah sampel pasien TB sebanyak 41 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan dokumentasi data pengobatan pasien TB dari puskesmas Maleber untuk mengetahui pengaruh peranan PMO terhadap keberhasilan pengobatan pasien TB paru. Dari hasil penelitian ini didapat nilai p value 0,792 (p > 0, 05) maka H0 diterimadan H1ditolak yang berarti ada pengaruh peranan PMO terhadap keberhasilan pengobatan pasien TB paru. Untuk mencapai target Kementrian Kesehatan “Indonesia Bebas TB Tahun 2050” diperlukan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan, pengawas minum obat, masyarakat, puskesmas dan Dinas kesehatan.
Perbandingan Daya Diuretik lnfus Daun Alpukat (Persea gratissima gaefrin) dengan Furosemid Aditya Rey; Imas Maesaroh
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 2 No 1 (2017): Volume 2 Nomor 1 Maret 2017
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1743.393 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai daya diuretik infus daun alpukat dan membandingkannya dengan furosemid suspense. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen atau percobaan yang di ujikan pada kelinci jantan (ocyctagus Caniculus) yang dilakukan pada bulan april sampai dengan Mei 2014 di laboratorium farmakologi Akademi Farmasi Muhammadiyah Kuningan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah volume urin rata-rata kelompok kontrol negatif yang diberikan aquadest sebanyak 10 ml menghasilkan rata - rata urin sebanyak 8,1 ml, kontrol positif yang diberikan furosemid suspensi sebanyak l0 ml menghasilkan rata - rata urin sebanyak 19,64 ml, dan kelompok uji yang diberikan infus daun alpukat sebanyak l0 ml menghasilkan rata - rata urin sebanyak 13,07 rnl. Perlakuan dengan furosemid suspensi menghasilkan rata rata volume urin paling besar dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (aquadest) maupun kelompok perlakuan dengan infus daun alpukat.
Uji Antipiretik Plester Gel Infusa Daun Kembang Sepatu (Hibiscusrosa-sinensis L.) pada kelinci Riri Juliani; Imas Maesaroh
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 2 No 2 (2017): Volume 2 Nomor 2 September 2017
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu cara pengobatan demam selain dengan bahan kimia adalah dengan kompres tanaman kembang sepatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek plester gel daun kembang sepatu terhadap demam pada kelinci yang telah diinduksi dengan larutan pepton serta mengetahui pada fomrula berapa plester gel yang paling efektif menurunkan demam. Penelitian ini menggunakan 5 ekor kelinci jantan dan dibagi menjadi 5 perlakuan yaitu plester gel infusa daun kembangsepatu 7%, 8,4%, l0%, blangko sebagai kontrol negatif dan plester gel merek x sebagai kontrol positif. Kelinci jantan diinduksi demam dengan larutan pepton dosis 4,4 ml, 5,2 ml, 6 ml, 6 ml dan 7,2 ml secara subcutdn. Suhu rektal diukur tiap 30 menit selama 90 menit. Penurunan suhu rektal kelinci dianalisis dengan uji ANAVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perlakuan plester gel daun kembang sepatu 7%,8,4%,10%, kontrol positif dan konfrol negatif.
PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM TARTRAT DENGAN PEMANIS STEVIA TERHADAP FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT SAINTIFIKASI JAMU OSTEOARTHRITIS (OA) Ina Rustina; Imas Maesaroh
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Maret 2019
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.084 KB)

Abstract

Uji klinis telah dilakukan untuk ramuan OA dan terbukti mengurangi gejala OA. Salah satu usaha mengubah bentuk obat tradisional menjadi obat modern adalah dengan membuatnya menjadi sediaan granul effervescent dari ekstrak tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam sitrat-asam tartrat terhadap sifat fisik granul effervescent dan untuk menentukan formula granul effervescent ekstrak jamu osteoarthritis yang optimum. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan cairan penyari etanol 70%. Granul effervescent dibuat dengan metode granulasi basah. Penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi asam yaitu untuk F1 mengandung 19% asam sitrat dan 28% asam tartrat, F2 mengandung 23% asam sitrat dan 23% asam tartrat sedangkan F3 mengandung 28% asam sitrat dan 19% asam tartrat. Hasil uji fisik granul menunjukan bahwa formula granul dengan konsentrasi asam sitrat-asam tartrat (28%, 19%) merupakan formula yang paling baik karena memenuhi uji organoleptik, uji sudut istirahat, uji waktu alir dan uji waktu larut, tetapi tidak memenuhi syarat uji kandungan air, sehingga tidak diperoleh rancangan formula yang optimum.
FORMULA DAN UJI EVALUASI SEDIAAN GRANUL EKSTRAK SERAI (Cymbopogon citratus) SEBAGAI EFEK BIOLARVASIDA NYAMUK Aedes aegypti Luvhy Dwi Astuti; Imas Maesaroh
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 5 No 2 (2020): Volume 5 Nomor 2 September 2020
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/jurnalfarmaku.v5i2.137

Abstract

Serai adalah tanaman rempah yang keberadaannya sangat melimpah di Indonesia.Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan sediaan granul dari ekstrak serai (Cymbopogon citratus). Formula yang dikembangkan saat ini adalah dalam sediaan granul dengan menggunakan zat aktif limonoida dari tanaman Serai (Cymbopogon citratus) sebagai efek biolarvasida terhadap nyamuk Aedes Aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak serai dapat diformulasikan menjadi sediaan granul dan memenuhi syarat mutu dari sediaan granul dengan konsentrasi ekstraik serai yaitu 5%, 10%, dan 15%. Ekstrak serai diperoleh dengan cara maserasi. Sediaan kemudian di evaluasi meliputi pengujian kadar air, uji kecepatan alir, uji sudut istirahat, distribusi ukuran partikel, dan uji waktu terdispersi granul. Hasil penelitian menunjukan bahwa formula 1, 2 dan 3 untuk pemeriksaan homogenitas, organoleptik, identifikasi senyawa, uji sudut istirahat, uji terdispersi, uji kadar air, uji kecepatan alir mendapatkan hasil yang baik, akan tetapi pada uji distribusi ukuran partikel ketiga formulasi tidak dapat melalui ayakan No. 100. Dipilih dari formulasi granul ekstrak serai pada formulasi 3. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak serai dapat di formulasikan dalam sediaan granul dan memenuhi syarat mutu sediaan granul.
IDENTIFIKASI ZAT RHODAMIN B PADA LIPSTIK YANG BEREDAR DI KECAMATAN KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN Imas Maesaroh; Silvia Wijayanti; Hana Handayani
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 6 No 2 (2021): Volume 6 Nomor 2 September 2021
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/jurnalfarmaku.v6i2.278

Abstract

Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Penggunaan pewarna sintetis sering disalahgunakan dalam pembuatan lipstik oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti penambahan pewarna berbahaya salah satunya yaitu Rhodamin B. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah produk lipstik mengandung zat berbahaya Rhodamin B, untuk mengetahui jumlah lipstik yang mengandung Rhodamin B pada sampel dan untuk mengetahui harga Rf (Reterdation Faktor) jika terbukti mengandung Rhodamin B. Identifikasi pewarna Rhodamin B dilakukan dengan metode Kromotografi Lapis Tipis dengan etil asetat-metanol-amonia (75:30:15) kemudian dilihat secara visual berwarna merah jambu dan dideteksi dibawah sinar UV 254 nm akan berfluoresensi kuning. Penelitian di lakukan di Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan dan dilakukan analisa di Laboratorium Stikes Muhammadiyah Kuningan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 6 sampel terdapat 1 sampel yang mengandung Rhodamin B dengan nilai Rf 0,96 cm dan baku pembanding 0,95 cm.