Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Perkembangan Kuman Pada Daging Se’i Yang Dikemas Divakum dan Dikemas Tanpa Divakum Debora Gaudensiana Suluh
Oehònis Vol 3 No 1 (2019): Sanitasi Dasar, Teknologi Sanitasi dan Pengendalian Vektor
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.766 KB)

Abstract

Daging se’i merupakan makanan khas Kota Kupang yang prinsip pengolahannya dengan cara pengasapan di atas tungku api dengan jangka waktu tertentu. Dalam sajian pemasarannya, untuk menghindari terjadinya kontaminasi maka daging tersebut diberikan kemasan. Pengemasan dilakukan dengan cara divakum dan tanpa divakum. Permasalahan yang ditemukan adalah pada kemasan daging tersebut tidak dicantumkan masa kadaluarsa (expired), sehingga konsumen tidak tahu kapan daging tersebut menjadi tidak layak untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kuman pada daging sei yang dikemas dengan divakum dan dikemas tanpa divakum setelah penyimpanan dengan jangka waktu tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan rangkain waktu (time series design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh daging se’i sapi yang dijual di tempat pengolahan daging se’i Ibu Soekiran, dengan sampelnya adalah 2 kg daging se’i yang kemudian diberikan perlakuan dikemas divakum dan dikemas tanpa divakum. Variabel peneltian terdiri dari variabel bebas lama waktu penyimpanan dan variabel terikat adalah kondisi fisik daging se’i dan angka kuman daging se’i dikemas divakum dan dikemas tanpa divakum. Data hasil penelitian kemudian diolah, disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif dan untuk hasil laboratorium dibandingkan dengan standar persyaratan Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BSNI) tentang batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Setelah diberikan perlakuan penyimpanan daging se’i pada suhu 20oC dengan lama waktu 4 minggu, Kondisi fisik daging se’i dikemas divakum mengalami perubahan hingga berlendir pada minggu ke-4 setelah penyimpanan, Kondisi fisik daging se’i dikemas tanpa divakum mengalami perubahan sampai berlendir pada minggu ke-3, Angka kuman daging se’i dikemas divakum memenuhi syarat dengan jumlah 5,7 x 104 koloni/gr sampel sampai dengan minggu ke-4, Angka kuman daging se’i dikemas tanpa divakum tidak memenuhi syarat sejak penyimpanan 1 hari / minggu ke-0, dengan jumlah 5,7 x 107 koloni per gram sampel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas daging yang dikemas dengan divakum lebih lama waktu penyimpanannya dibandingkan dengan pengemasan tanpa divakum. Disarankan bagi tempat pengolahan dan penjualan daging se’i sapi agar dapat melihat tahap proses pengolahan sampai pada proses pengemasan daging sebelum dipasarkan, denga memperhatikan hygiene sanitasi pada setiap proses pengolahan dan suhu penyimpanan yang tepat bagi daging kemasan divakum dan tanpa divakum serta penetapan tanggal kadaluarsa.
Potential Spread of Parasites Through Fly Marthin Sufandi Banamtuan; Oktofianus Sila; Debora Gaudensiana Suluh; Ragu Theodolfi; Sucipto , Mega Rahmawati
Journal of Tropical Diseases and Health Science Vol. 3 No. 2 (2024): Journal of Tropical Diseases and Health Science
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jtdhs.v3i2.2232

Abstract

Parasites that can be transmitted by flies include Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworm eggs. The purpose of this study was to determine the potential for parasite spread through flies in food stalls at the Naikoten 1 Inpres Market, Kupang City. This type of research is descriptive research. The research variables are fly density levels, fly types, and parasites on fly bodies. The sample in this study was 4 food stalls that have the potential for parasite transmission at the Naikoten 1 Inpres Market, Kupang City. Data collection methods were obtained by measuring fly density levels using a Flygrill, as well as examining fly types and parasites on fly bodies using a microscope. The results of the fly density measurement study at food stalls at the Naikoten 1 Inpres Market, Kupang City were categorized as low (100%). The types of flies caught were 95% Musca domestica (house flies) and 5% Sarcophaga flies. The results of the worm egg examination found 35% Ascaris lumbricoides and 5% Trichuris Trichiura. For this reason, there needs to be socialization and community empowerment in food and drink sanitation so that the chain of transmission of worm eggs to humans can be broken through fly control and attention to the cleanliness of sales locations.