Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN SPASIAL KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN PINELENG, KABUPATEN MINAHASA Manullang, Jerry S. R. K.; Gosal, Pierre; Karongkong, Hendriek
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor penting dalam keberlangsungan pembangunan di suatu wilayah perkotaan adalah ketersediaan sumber daya alam yang mencukupi guna memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.Salah satu sumber daya alam yang memiliki peran vital di wilayah perkotaan adalah sumber daya air bersih. Yang menjadi fokus dari penelitian ini yakni mengkaji fungsi spasial wilayah Kecamatan Pineleng, memproyeksi kebutuhan air bersih dalam jangka waktu 10 tahun kedepan (2013-2023), serta mengetahui rasio ketersediaan sumber air (kapasitas produksi) terhadap proyeksi kebutuhan air selama 10 tahun kedepan. Lingkup dari penelitian ini adalah Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa.Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif-kualitatif dengan menggunakan analisis spasial GIS dan analisis proyeksi geometrik.Analisis spasial GIS mencakup kajian tentang kelerengan, topografi, perkembangan kawasan terbangun dan tidak terbangun, pola pemanfaatan lahan, dan kajian sumber air.Sedangkan analisis proyeksi geometrik mencakup proyeksi tentang kependudukan 10 tahun kedepan, proyeksi kebutuhan sektor domestik, dan proyeksi kebutuhan sektor non domestik.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara spasial Kecamatan Pineleng terletak pada kelerengan 15-25 % dan terletak pada ketinggian 77-429 mdpl.kemudian untuk proyeksi kebutuhan air domestik dan non domestik selama 10 tahun mendatang mencapai 38,963 liter/detik atau meningkat sebesar 34,10 %. Kemudian total ketersediaan air bersih dari seluruh sumber air di Kecamatan Pineleng sebesar 154,45 l/dtk. Sedangkan untuk rasio ketersediaan sumber air dengan proyeksi kebutuhan air diperoleh hasil bahwa sumber air di Kecamatan Pineleng masih dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun kedepan.   Kata kunci : Kajian spasial, kebutuhan air bersih, Kecamatan Pineleng
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP RELOKASI PASAR TRADISIONAL DI KELURAHAN GENGGULANG KECAMATAN KOTAMOBAGU UTARA Mokoginta, Syobrian; Gosal, Pierre; Supardjo, Suryadi
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan sektor ekonomi Kota Kotamobagu yang begitu pesat. Menyebabkan terbentuknya pusat pertumbuhan yang baru,sehingga meningkatnya aktivitas kota. Hal ini juga berdampak pada kemacetan kususnya pasar 23 maret dan pasar serasi, Hal ini membuat pemerintah Kota Kotamobagu memutuskan untuk merelokasi Pasar 23 maret dan pasar serasi ke Pasar Tradisional Genggulang di kecamatan Kotamobagu Utara. Tetapi setelah pelaksanaan relokasi dilaksanakan, masih terlihat aktivitas perdagangan yang ramai di Pasar 23 maret dan serasi, sedangkan di Pasar Tradisional Genggulang terlihat aktivitas perdagangan yang masih tampak sepi.Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat dan pedagang mengenai masalah relokasi pasar tersebut dan strategi apa saja yang bisa meramaikan pasar baru serta apa sebenarnya yang diinginkan masyarakat dan pedagang terkait dengan masalah ini. Dengan demikian yang menjadi sumber informasi dari penelitian ini yaitu masyarakat sekitar kususnya kecamatan Kotamobagu Utara dan Pedagang Pasar Tradisional Genggulang. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Berdasaran hasil analisis dari penelitian ini, kesimpulan yang didapatkan yaitu mayoritas pedagang dan masyarakat sekitar menolak pelaksanaan relokasi, karena tidak tersedianya terminal di lokasi pasar yang baru yaitu Pasar Tradisional Genggulang serta lokasi pasar yang baru tidak strategis.   Kata Kunci: Persepsi, Relokasi, Pasar Tradisional
Studi Pendinginan Pasif untuk Peningkatan Kenyamanan Ruang di Gedung Kantor Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Selatan Dingo, Noldy J; Kindangen, Jefrey; Gosal, Pierre
Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Amurang memiliki cuaca yang panas dengan suhu rata rata mencapai 34 o C. Hal tersebut dapat mempengaruhi pada kurangnya kenyamanan termal dalam bangunan. Salah satu strategi yang dapat membantu menurunkan temperatur dalam ruang dengan tanpa menggunakan pemakaian daya listik atau pemanfaatan alat alat mekanik lainnya adalah strategi pendinginan pasif yang dalam penerapannya memanfaatkan energi alam sebagai salah satu solusi mengatasi dampak kenaikan suhu rata rata bumi yang diakibatkan pemanasan global maupun heat island. Pada iklim torpis lembab, Strategi Pendinginan Pasif yang dapat diterapkan yaitu Teknik Pendinginan Ruang Luar, dan Teknik Ventilasi Kenyamanan . Studi Pendinginan Pasif dilakukan pada objek penelitian yaitu gedung kantor Perumahan dan Permukiman Kabupaten Minahasa Selatan, dimana penulis menemukan fenomena menarik, pada saat berkunjung di Gedung Perumahan dan Permukiman Kabupaten Minahasa Selatan dan selanjutnya menuju Bangunan Gedung Rumah Makan yang similar, baik bentuk bangunan, bentuk atap, dan material yang digunakan, ternyata didapati perbedaan temperatur yang cukup signifikan dan sensasi kenyamanan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan metode komparatif dalam penelitian, dimana pengukuran di lakukan dengan membandingkan dua objek penelitian.
ANALISIS KERENTANAN DAN STRATEGI MITIGASI BENCANA BANJIR DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Supit, Joko Novanli; Gosal, Pierre; Tinangon, Alvin
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 1 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i1.52660

Abstract

ABSTRAK Intensitas hujan yang tinggi dan juga wilayah ini berada di dataran rendah menyebabkan bahwa sungai di tiap kecamatan meluap. Akibatnya permukiman warga terendam banjir serta merusak rumah warga hingga beberapa fasilitas desa dan juga pernah memakan korban jiwa. Daerah dumoga terdapat sumber penghidupan masyarakat yaitu tambang rakyat, itu adalah alasan mengapa masyarakat setempat masih ingin bermukim di daerah rentan banjir. Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi tingkat kerentanan bencana banjir yang berlokasi di kabupaten bolaang mongondow, Dan juga peneliti merekomendasikan strategi mitigasi bencana banjir dari aspek kerentanan yang berlokasi di kabupaten bolaang mongondow. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis skoring dan overlay, berdasarkan beberapa variabel yaitu variabel lingkungan, fisik, sosial dan eknomi yang masingmasing terdapat indikator. Setelah mendapatkan hasil dari tiap variabel berdasarkan indikatorindikator, dengan menggunakan rumus yang ada maka hasil dari kerentanan total terdapat tiga tingkat kerentanan yaitu rendah, sedang, tinggi. Kerentanan tinggi terdapat 5 kecamatan, kerentanan sedang terdapat 1 kecamatan dan kerentanan rendah terdapat 6 kecamatan. Kata Kunci : Kerentanan Bencana Banjir, Mitigasi Bencana Banjir, Bolaang Mongondow. ABSTRACT The high intensity of rain and also that this area is in the lowlands causes the rivers in each subdistrict to overflow. As a result, residents' settlements were flooded and damaged residents' homes to several village facilities and also claimed lives. The dumoga area has a source of livelihood for the community, namely people's mining, which is the reason why local people still want to live in floodprone areas. In this study, researchers identified the level of vulnerability to floods located in Bolaang Mongondow district and also recommended flood disaster mitigation strategies from the aspect of vulnerability located in Bolaang Mongondow district. The method used in this research is a quantitative descriptive method. This study uses scoring and overlay analysis techniques, based on several variables, namely environmental, physical, social, and economic variables, each of which has indicators. After getting the results of each variable based on the indicators, using the existing formula, the results of the total vulnerability are three levels of vulnerability, namely low, medium and high. There are 5 districts with high vulnerability, 1 district with medium vulnerability, and 6 districts with low vulnerability. Keywords: Flood Disaster Vulnerability, Flood Disaster Mitigation, Bolaang Mongondow
ANALISIS KERENTANAN DAN STRATEGI MITIGASI BENCANA BANJIR DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Supit, Joko Novanli; Gosal, Pierre; Tinangon, Alvin
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 1 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i1.52660

Abstract

ABSTRAK Intensitas hujan yang tinggi dan juga wilayah ini berada di dataran rendah menyebabkan bahwa sungai di tiap kecamatan meluap. Akibatnya permukiman warga terendam banjir serta merusak rumah warga hingga beberapa fasilitas desa dan juga pernah memakan korban jiwa. Daerah dumoga terdapat sumber penghidupan masyarakat yaitu tambang rakyat, itu adalah alasan mengapa masyarakat setempat masih ingin bermukim di daerah rentan banjir. Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi tingkat kerentanan bencana banjir yang berlokasi di kabupaten bolaang mongondow, Dan juga peneliti merekomendasikan strategi mitigasi bencana banjir dari aspek kerentanan yang berlokasi di kabupaten bolaang mongondow. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis skoring dan overlay, berdasarkan beberapa variabel yaitu variabel lingkungan, fisik, sosial dan eknomi yang masingmasing terdapat indikator. Setelah mendapatkan hasil dari tiap variabel berdasarkan indikatorindikator, dengan menggunakan rumus yang ada maka hasil dari kerentanan total terdapat tiga tingkat kerentanan yaitu rendah, sedang, tinggi. Kerentanan tinggi terdapat 5 kecamatan, kerentanan sedang terdapat 1 kecamatan dan kerentanan rendah terdapat 6 kecamatan. Kata Kunci : Kerentanan Bencana Banjir, Mitigasi Bencana Banjir, Bolaang Mongondow. ABSTRACT The high intensity of rain and also that this area is in the lowlands causes the rivers in each subdistrict to overflow. As a result, residents' settlements were flooded and damaged residents' homes to several village facilities and also claimed lives. The dumoga area has a source of livelihood for the community, namely people's mining, which is the reason why local people still want to live in floodprone areas. In this study, researchers identified the level of vulnerability to floods located in Bolaang Mongondow district and also recommended flood disaster mitigation strategies from the aspect of vulnerability located in Bolaang Mongondow district. The method used in this research is a quantitative descriptive method. This study uses scoring and overlay analysis techniques, based on several variables, namely environmental, physical, social, and economic variables, each of which has indicators. After getting the results of each variable based on the indicators, using the existing formula, the results of the total vulnerability are three levels of vulnerability, namely low, medium and high. There are 5 districts with high vulnerability, 1 district with medium vulnerability, and 6 districts with low vulnerability. Keywords: Flood Disaster Vulnerability, Flood Disaster Mitigation, Bolaang Mongondow