Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HISTORICITY OF SANAD HADITH THEORY: An Epistemological Review Kamridah, Kamridah; Tangahu, Deybi Agustin
RIWAYAH Vol 9, No 1 (2023): Riwayah : Jurnal Studi Hadis
Publisher : ilmu hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/riwayah.v9i1.17465

Abstract

Sanad is the most important element in a Hadith. Without a sanad, the authenticity of the hadith can be doubted, whether the hadith is from the Prophet or not. In fact, historical records prove that in practice, the sanad system has existed since the time of the Prophet Muhammad. However, entering the modern era, studies and criticisms of the theory of sanad are ample. In fact, this theory tends to be considered not to be used as a benchmark in determining the authenticity of a hadith, because it is considered to still have weaknesses. Based on this background, this paper aims to analyze the theory of sanad in the epistemological aspect. Some of the issues to be discussed in this research are discourses related to the concept of sanad, methodology of sanad and the authenticity value of sanad. The author focuses on these three main points, because they are the essence of epistemological issues. Thus, this paper is expected to provide an overview regarding the nature of sanad, its concepts and methodologies which are benchmarks in determining the validity, authenticity and historicity of a hadith.[Sanad merupakan unsur terpenting dalam sebuah hadis. Tanpa adanya sanad, maka keabsahan hadis dapat diragukan, apakah hadis tersebut berasal dari Nabi atau bukan. Faktanya, catatan sejarah membuktikan bahwa dalam praktiknya, sistem sanad sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Namun memasuki era modern, kajian dan kritik terhadap teori sanad sudah banyak. Faktanya, teori ini cenderung dianggap tidak bisa dijadikan tolak ukur dalam menentukan keabsahan suatu hadis, karena dianggap masih memiliki kelemahan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tulisan ini bertujuan untuk menganalisis teori sanad dalam aspek epistemologis. Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah wacana terkait konsep sanad, metodologi sanad dan nilai keaslian sanad. Penulis memusatkan perhatian pada ketiga pokok bahasan tersebut, karena merupakan inti permasalahan epistemologis. Dengan demikian, tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai hakikat sanad, konsep dan metodologinya yang menjadi tolok ukur dalam menentukan keabsahan, kesahihan, dan historisitas suatu hadis.]
KONTRIBUSI PEMIKIRAN BUYA HAMKA ETIKA KOMUNIKASI ANTAR UMAT BERAGAMA kamridah, kamridah
Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Vol 20 No 1 (2024)
Publisher : Komunitas Dosen Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-mishbah.Vol20.Iss1.390

Abstract

Buya Hamka is one of the Indonesian Muslim scholars and scholars who is known to be very moderate, inclusive, and prioritizes ethics and morality in interfaith communication. However, in reality, harmony and communication between religious communities in Indonesia are still often colored by various frictions and conflicts. This paper aims to explore Buya Hamka's thoughts related to the ethics of communication between religious communities to be used as a guide in caring for religious diversity and harmony in Indonesia. This research uses a qualitative method with an approach to interpretation and hermeneutics. The research data was obtained from the literature review of Buya Hamka's work and thoughts, tolerance between religious communities must be based on mutual respect, dialogue with the positive goal of finding common ground, prioritizing equality over differences, and prioritizing the spirit of universal human brotherhood. The relevance of Buya Hamka's thinking is very great to be implemented in the social life of contemporary existence in order to realize harmony and minimize conflicts in the name of religion. His ideas can be the foundation for efforts to prevent conflicts and social disharmony due to misunderstandings in communication between religious communities. Abstrak Buya Hamka adalah salah satu ulama dan cendikiawan muslim Indonesia yang dikenal sangat moderat, inklusif, dan mengedepankan etika serta moralitas dalam berkomunikasi lintas agama. Namun, pada kenyataannya, kerukunan dan komunikasi antar umat beragama di Indonesia masih sering diwarnai berbagai gesekan dan konflik. Tulisan ini bertujuan menggali pemikiran Buya Hamka terkait etika komunikasi antar umat beragama guna dijadikan panduan dalam merawat keberagamaan dan kerukunan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan ilmu tafsir dan hermeneutika. Data penelitian diperoleh dari telaah Pustaka terhadap karya dan pemikiran Buya Hamka, toleransu antar umat beragama harus dilandasi dengan sikap saling menghormati, dialog dengan tujuan postif untuk menemukan titik temu, mengutamakan persamaan ketimbang perbedaan, serta mengedepankan semangat persaudaraan kemanusiaan universal. Relevansi pemikiran Buya Hamka sangat besar untuk diimplementasikan dalam kehidupan sosial keberagaan kontemporer guna mewujudkan kerukunan dan meminimalisir konflik atas nama agama. Gagasan beliau dapat menjadi pondasi bagi upaya-upaya pencegahan konflik dan disharmoni sosial akibat kesalapahaman komunikasi antar umat beragama
DAKWAH ONLINE PADA MASYARAKAT PERKOTAAN (Suatu kajian kemanfaatan) Fatimah, Fatimah; kamridah, kamridah
Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Vol 20 No 2 (2024)
Publisher : Komunitas Dosen Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-mishbah.Vol20.Iss2.417

Abstract

This research aims to determine the social reality of urban communities in utilizing digital platforms which focuses on the use of Facebook as a medium for da'wah. The focus of this research study discusses online da'wah in urban communities, a study of benefits as an ethical principle in Islamic journalism. The benefit intended in this paper is a study of da'wah targets who use the Facebook application to access da'wah material. This type of research is qualitative with a communication science and da'wah approach. Data collection techniques through observation and interviews using content analysis. Urban communities respond well to the use of Facebook on social media platforms in online da'wah. It is very easy for people who use smartphones to access preaching materials according to Mad'u's needs. The use of Facebook as a social media platform is supported by the availability of an adequate internet network. Online Da'wah is a new construction of da'wah with the use of new media as a development of digital technology. The challenges of Online Da'wah can be seen in the aspects: connection, content, context and contact. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realitas sosial masyarakat Perkotaan dalam memanfaatkan platform digital yang difokuskan pada penggunaan facebook sebagai media dakwah. Fokus kajian penelitian ini membahas tentang dakwah online pada Masyarakat perkotaan suatu kajian kemanfaatan sebagai prinsip etika dalam jurnalistik Islam. Kemanfaatan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah kajian tentang sasaran dakwah yang menggunakan aplikasi facebook dalam mengakses materi dakwah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan ilmu komunikasi dan dakwah. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan content analisys. Masyarakat Perkotaan merespon baik adanya pemanfaatan facebook pada platform media sosial dalam dakwah online. Masyarakat pengguna smartphone sangat mudah mengakses materi dakwah sesuai dengan kebutuhan mad’u. Penggunaan Facebook sebagai Platform media sosial didukung dengan ketersediaan jaringan internet yang memadai. Dakwah Online merupakan dakwah konstruksi baru dengan pemanfaatan new media sebagai perkembangan teknologi digital. Tantangan Dakwah Online dapat dilihat dalam aspek: connection, content, context dan contact.
Peran Pustakawan dalam Mengembangkan Perpustakaan Keliling: (Studi Kasus di Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah) Putri, Saskia; Nurdin, Nurdin; Kamridah, Kamridah
Inkunabula: Journal of Library Science and Islamic Information Vol. 1 No. 1 (2022): March
Publisher : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam Universitas Islam Negerin Datokarama Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.473 KB) | DOI: 10.24239/ikn.v1i1.917

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang peran pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan keliling (studi kasus di perpustakaan daerah provinsi sulawesi tengah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pustakawan terhadap pengembangan perpustakaan keliling dan untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh pustakawan dalam mengembangkan perpustakaan keliling. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu kepala perpustakaan dan staf perpustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pustakawan mempunyai peran yang cukup singnifikan terhadap perkembangan Perpustakaan Keliling, baik dari pengajuan anggaran, pengadaan perlengkapan, pelayanan, dan promosi. Perpustakaan Keliling yang dimiliki oleh Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah belum dapat memberikan layanannya secara merata di sekolah maupun di daerah-daerah Provinsi Sulawesi Tengah, karena luasnya area wilayah Kota Sulawesi Tengah menjadi salah satu faktornya. Sedangkan kendala yang dialami oleh Pustakawan dalam mengembangkan Perpustakaan Keliling Daerah provinsi Sulawesi Tengah secara garis besar adalah kurangnya dana yang diberikan khusus untuk pengelolaan Perpustakaan Keliling, serta terhambatnya sistem birokrasi yang sangat ketat dalam mengelolah keuangan.
Tracing Educational Concepts in the Qur’an: A Semantic Meaning Approach to Holistic Learning Kamridah, Kamridah; Husnaeni , Maftuha; Deliany, Susy
Utamax : Journal of Ultimate Research and Trends in Education Vol. 7 No. 2 (2025): Utamax : Journal of Ultimate Research and Trends in Education (In-Press)
Publisher : LPPM Universitas Lancang Kuning. Pekanbaru. Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/ba279616

Abstract

In an era shaped by fragmented educational ideals and ethical uncertainty, the pursuit of integrative learning models has become increasingly critical. Although the Qur'an is widely regarded as a source of moral and intellectual guidance, its semantic construction of educational concepts remains largely unexplored within contemporary holistic education discourse. This study addresses that gap by applying Izutsu’s semantic analysis to examine how the Qur’an presents a comprehensive vision of education that integrates intellectual, spiritual, moral, and social dimensions. Employing a case study approach within an interpretive paradigm, the research systematically identifies and analyzes six key educational terms drawn from the Qur'anic text. These terms are tarbiyah (nurturing growth), ta’lim (teaching and imparting knowledge), ta’aruf (mutual recognition and understanding), tazkiyah (purification and self-enhancement), ta’dib (discipline and character refinement), and ta’alluq (connection and meaningful attachment). Through meticulous semantic tracing and cross-validation with classical exegetical sources, the study reveals how these terms form an interconnected conceptual network reflecting the Qur’an's holistic perspective on human development. The findings suggest that this educational framework emerged as a response to pre-Islamic social inequalities, the limited accessibility of knowledge, and the need for education to drive personal and societal transformation. By integrating Islamic educational philosophy with humanistic and posthumanistic theories, the study contributes a culturally grounded yet globally relevant model of education. Its implications extend to curriculum design, teacher preparation, and policy reform, affirming the Qur’anic vision of education as a transformative process that cultivates ethical, inclusive, and ecologically conscious individuals equipped for the complexities of modern life.
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM TEORI EMANASI MENURUT AL FARABI DAN IBNU SINA Karmawati, Karmawati; Santalia, Indo; Kamridah, Kamridah
Madika: Jurnal Politik dan Governance Vol. 4 No. 1 (2024): Madika: Jurnal Politik dan Governance
Publisher : Program Studi Pemikiran Politik Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/madika.v4i1.3018

Abstract

Pemikiran Al Farabi dan Ibnu Sina terhadap teori emanasi, membahas masalah tentang bagaimana teori emanasi menurut pandangan Al-Farabi dan Ibnu Sina. Teori emanasi merupakan teori yang membahas tentang permulaan penciptaan alam. Al Farabi dan Ibnu Sina merupakan tokoh filsafat Islam yang mencoba megembangkan teori emanasi yang diadopsi dari teori Plato dan Neo Paltonisme. Teori emanasi menurut al-Farabi bahwa hanya Tuhan saja yang ada dengan sendiri-Nya tanpa sebab dari luar diri-Nya, dari satu akal keluarlah satu akal pula dan satu planet beserta jiwanya, kemudian dari akal kesepuluh sesuai dengan dua seginya yaitu wajib al-wujud karena Tuhan maka keluarlah manusia beserta jiwanya dan dari segi dirinya yang merupakan wujudnya keluarlah unsur empat (api, air, tanah dan udara) dengan perantaraan benda-benda langit. Sedangkan Teori emanasi Ibnu Sina adalah dari ta’aqqul Tuhan terhadap dirinya memancarkan akal Pertama, dari akal Pertama memancar akal kedua dan langit pertama begitu selanjutnya sampai akal kesepuluh dan bumi. Dari akal kesepuluh inilah memancar kembali yang menghasilkan empat unsur yaitu: Api, air, tanah dan udara. Konsep wajib al wujud menjadi bukti adanya Tuhan dan mungkin al-wujud bi zatihi atau wajib al-wujud bi ghairihi adalah menjadi bukti adanya alam jagad raya.