Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI POLAR DAUN KUMIS KUCING ( Orthosiphon stamineus) TERHADAP Propionibacterium acnes Putri Nabila Khalisha; Ike Widyaningrum; Sasi Purwanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.188 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus) memiliki kandungan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis kucing ( O. stamineus) terhadap Propionibacterium acnes yang dibandingkan dengan klindamisin.Metode: Daun kumis kucing diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan dilakukan fraksinasi dengan pelarut polar (etanol:air) dengan rasio (9:1). Selanjutnya dilakukan pengamatan aktivitas antibakteri dengan zona hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan konsentrasi ekstrak etanol dan fraksi polar dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1%. Diukur dengan uji zona hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan metode difusi cakram Kirby-Bauer (disc diffusion) menggunakan klindamisin 2µg.Hasil: Ekstrak etanol daun kumis kucing menggunakan setiap konsentrasi terhadap Propionibacterium acnes dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1% berturut-turut adalah  7.79±0,10mm; 7.70±0,08mm; 7.49±0,11mm; 7.37±0,28mm  dan pada fraksi polar daun kumis kucing menggunakan setiap konsentrasi terhadap Propionibacterium acnes dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1% berturut-turut adalah 7.56±0,34mm; 7.36±0,24mm; 7.19±0,38mm; 7.10±0,29mm. ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis memiliki signifikansi (p<0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa ekstrak etanol dan fraksi polar memiliki daya hambat yang lebih rendah dari klindamisin.Kesimpulan: Ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis kucing dengan persentase  10%, 7,5%, 5%, 1%   memiliki perbedaan daya hambat yang lebih rendah dari klindamisin dalam menghambat P.acnes.Kata kunci: Daun Kumis Kucing: Orthosiphon stamineus; Ekstrak Etanol; Fraksi Polar; Propionibacterium acnes.
PENINGKATAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI MELALUI EDUKASI BUKU ILUSTRASI “KREASI” Yusuf Satrio Nugroho; Sasi Purwanti; Dewi Martha Indria
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.718 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Prevalensi Skabies di kota Malang cukup tinggi dengan angka kejadian sebesar 89,9% terutama di lingkungan pondok pesantren. Hal ini dapat dikurangi dengan pemberian edukasi yang baik melalui buku ilustrasi Kreasi kepada santri. Namun, efek penggunaan buku ilustrasi Kreasi pada pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan Skabies santri belum diketahui sehingga perlu diteliti.Metode: Uji quasi eksperimental jenis pre-test and post-test control group design dengan responden santri laki-laki yang dibagi dalam kelompok kontrol (n=42) dan kelompok intervensi (n=46). Kelompok intervensi mendapatkan pendidikan kesehatan melalui media buku ilustrasi “Kreasi”. Pre-test dan post-test menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan penyakit Skabies dilakukan pada kedua kelompok tersebut. Hasil pre-test dan post-test dianalisa dengan uji Wilcoxon dan uji Post Hoc LSD (dengan p < 0.05 dianggap signifikan).Hasil: Persentase responden yang mendapat nilai pre-test kategori kurang pada kelompok kontrol (pengetahuan 38,1%, sikap 0%, dan perilaku 16,7%) dan pada kelompok intervensi (pengetahuan 47,8%, sikap 0%, dan perilaku 16,7%). Persentase responden kelompok intervensi yang mendapat nilai post-test kategori kurang masing-masing pengetahuan 10,9%, sikap 0%, dan perilaku 17,4%. Uji Wilcoxon didapatkan perbedaan signifikan pada pengetahuan kelompok intervensi (Sig = 0,00). Uji post hoc pada nilai post-test pengetahuan antar kelompok (Sig = 0,001). Intervensi buku hanya bisa merubah pengetahuan, tapi sikap dan perilaku tidak bisa berubah dalam waktu 2 minggu (sikap Sig =0,183, perilaku Sig=0,765).  Kesimpulan: Pemberian edukasi melalui buku ilustrasi dapat meningkatkan pengetahuan namun tidak merubah sikap dan perilaku santri tentang pencegahan Skabies.Kata kunci: Skabies, santri, pengetahuan, sikap, perilaku, buku ilustrasi
PENURUNAN JUMLAH ERITROSIT TANPA PERUBAHAN INDEKS ERITROSIT PADA WANITA LANSIA SEHAT DI KOTA MALANG Muhammad Dwiki Kevin Pribadi; Sasi Purwanti; Rahma Triliana
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1137.719 KB)

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Jumlah penduduk lansia di Indonesia cukup tinggi. Penuaan diketahui menyebabkan perubahan pada jumlah eritrosit dan indeks eritrosit. Namun, pengaruh penuaan pada jumlah eritrosit dan indeks eritrosit yakni Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH), dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) belum pernah diteliti pada wanita sehat di Kota Malang sehingga perlu dilakukan.Metode: Penelitian studi Cross-sectional ini dilakukan pada individu wanita sehat yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok dewasa muda usia (19-23 tahun, n=40) dan lansia (usia 59-66 tahun, n=40). Kedua kelompok dilakukan pemeriksaan darah lengkap dengan Hematology Auto Analyzer untuk menilai jumlah eritrosit dan indeks eritrositnya. Data dianalisis dengan uji Independent T-Test/Mann Whitney. Selanjutnya dilakukan uji korelasi Pearson/Spearman dengan p <0.05 dianggap signifikan.Hasil dan Pembahasan: Rata-rata jumlah eritrosit dewasa muda dan lansia didapatkan 4.91±0.47 vs 4.66±0.38 (p=0.040). Rata-rata indeks eritrosit dewasa muda dan lansia pada MCV adalah 85.05±4.34 vs 86.94±4.24 ( p= 0.122), MCH 28.39±1.55 vs 28.55±1.70 (p= 0.525) , dan MCHC 33.32±1.10 vs 32.90±1.33 (p= 0.107). Uji korelasi antara usia dengan jumlah eritrosit  didapatkan r= -0.150 (p= 0.185) sedangkan uji korelasi antara usia dengan indeks eritrosit pada MCV r= 0.174 (p=0.123), MCH r= 0,157 (p=0.164), dan MCHC r= -0.078 (p= 0.493). Hal ini  menunjukkan penuaan menurunkan jumlah eritrosit yang diduga karena lansia mengalami permasalahan produksi dan destruksi eritrosit.Kesimpulan: Penuaan menurunkan jumlah eritrosit namun tidak mempengaruhi indeks eritrosit.Kata Kunci : Usia, Penuaan, Eritrosit, Indeks Eritrosit
PENGARUH EDUKASI BUKU ILUSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU HIGIENE DIRI SERTA PHBS SANTRI DI PONPES Baharudin Hadi Mustofa; Sasi Purwanti; Dewi Martha Indria
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.895 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Pelaksanaan PHBS di pondok pesantren kurang terlaksana dengan baik, terutama pada aspek higiene diri santri. Jika hal tersebut dibiarkan dapat menimbulkan penyakit seperti infeksi parasit, diare, penyakit kulit, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan suatu promosi kesehatan dengan harapan adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku santri terhadap higiene diri dan PHBS santri di pondok pesantren.Metode: Desain studi menggunakan quasi eksperimental dengan kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Intervensi dengan edukasi kesehatan melalui Buku Ilustrasi KREASI. Sedangkan untuk penilaian menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku pada pretest dan posttest untuk mengukur hal yang sama. Kemudian, hasil tersebut dianalisa menggunakan uji beda (Uji Wilcoxon), uji beda lanjut (Uji Post Hoc LSD), dan uji korelasi (Uji Chi-Square)Hasil: Pada kelompok intervensi, variabel pengetahuan dan sikap mengalami peningkatan yang signifikan setelah diberikan intervensi dengan hasil uji Wilcoxon kurang dari nilai p-value (≤ 0.05). Pada uji Post Hoc LSD, variabel pengetahuan dan sikap antar kelompok terdapat perbedaan yang siginifikan Sedangkan pada hasil analisa uji Chi-square yang dilakukan pada kelompok intervensi didapatkan variabel pengetahuan memiliki hubungan dengan sikap dengan nilai p-value ≤ 0.05.Kesimpulan: Pemberian intervensi Buku Ilustrasi KREASI tentang higiene diri dan PHBS hanya dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap responden. Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor seperti usia, kebiasaan, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Sebaliknya, pada perilaku responden tidak didapatkan adanya perubahan setelah diberikan intervensi dikarenakan ada beberapa faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.Kata kunci: Higiene diri, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pondok Pesantren
PENINGKATAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI MELALUI EDUKASI BUKU ILUSTRASI “KREASI” Yusuf Satrio Nugroho; Sasi Purwanti; Dewi Martha Indria
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Prevalensi Skabies di kota Malang cukup tinggi dengan angka kejadian sebesar 89,9% terutama di lingkungan pondok pesantren. Hal ini dapat dikurangi dengan pemberian edukasi yang baik melalui buku ilustrasi Kreasi kepada santri. Namun, efek penggunaan buku ilustrasi Kreasi pada pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan Skabies santri belum diketahui sehingga perlu diteliti.Metode: Uji quasi eksperimental jenis pre-test and post-test control group design dengan responden santri laki-laki yang dibagi dalam kelompok kontrol (n=42) dan kelompok intervensi (n=46). Kelompok intervensi mendapatkan pendidikan kesehatan melalui media buku ilustrasi “Kreasi”. Pre-test dan post-test menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan penyakit Skabies dilakukan pada kedua kelompok tersebut. Hasil pre-test dan post-test dianalisa dengan uji Wilcoxon dan uji Post Hoc LSD (dengan p < 0.05 dianggap signifikan).Hasil: Persentase responden yang mendapat nilai pre-test kategori kurang pada kelompok kontrol (pengetahuan 38,1%, sikap 0%, dan perilaku 16,7%) dan pada kelompok intervensi (pengetahuan 47,8%, sikap 0%, dan perilaku 16,7%). Persentase responden kelompok intervensi yang mendapat nilai post-test kategori kurang masing-masing pengetahuan 10,9%, sikap 0%, dan perilaku 17,4%. Uji Wilcoxon didapatkan perbedaan signifikan pada pengetahuan kelompok intervensi (Sig = 0,00). Uji post hoc pada nilai post-test pengetahuan antar kelompok (Sig = 0,001). Intervensi buku hanya bisa merubah pengetahuan, tapi sikap dan perilaku tidak bisa berubah dalam waktu 2 minggu (sikap Sig =0,183, perilaku Sig=0,765).  Kesimpulan: Pemberian edukasi melalui buku ilustrasi dapat meningkatkan pengetahuan namun tidak merubah sikap dan perilaku santri tentang pencegahan Skabies.Kata kunci: Skabies, santri, pengetahuan, sikap, perilaku, buku ilustrasi
PENURUNAN JUMLAH ERITROSIT TANPA PERUBAHAN INDEKS ERITROSIT PADA WANITA LANSIA SEHAT DI KOTA MALANG Muhammad Dwiki Kevin Pribadi; Sasi Purwanti; Rahma Triliana
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Jumlah penduduk lansia di Indonesia cukup tinggi. Penuaan diketahui menyebabkan perubahan pada jumlah eritrosit dan indeks eritrosit. Namun, pengaruh penuaan pada jumlah eritrosit dan indeks eritrosit yakni Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH), dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) belum pernah diteliti pada wanita sehat di Kota Malang sehingga perlu dilakukan.Metode: Penelitian studi Cross-sectional ini dilakukan pada individu wanita sehat yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok dewasa muda usia (19-23 tahun, n=40) dan lansia (usia 59-66 tahun, n=40). Kedua kelompok dilakukan pemeriksaan darah lengkap dengan Hematology Auto Analyzer untuk menilai jumlah eritrosit dan indeks eritrositnya. Data dianalisis dengan uji Independent T-Test/Mann Whitney. Selanjutnya dilakukan uji korelasi Pearson/Spearman dengan p <0.05 dianggap signifikan.Hasil dan Pembahasan: Rata-rata jumlah eritrosit dewasa muda dan lansia didapatkan 4.91±0.47 vs 4.66±0.38 (p=0.040). Rata-rata indeks eritrosit dewasa muda dan lansia pada MCV adalah 85.05±4.34 vs 86.94±4.24 ( p= 0.122), MCH 28.39±1.55 vs 28.55±1.70 (p= 0.525) , dan MCHC 33.32±1.10 vs 32.90±1.33 (p= 0.107). Uji korelasi antara usia dengan jumlah eritrosit  didapatkan r= -0.150 (p= 0.185) sedangkan uji korelasi antara usia dengan indeks eritrosit pada MCV r= 0.174 (p=0.123), MCH r= 0,157 (p=0.164), dan MCHC r= -0.078 (p= 0.493). Hal ini  menunjukkan penuaan menurunkan jumlah eritrosit yang diduga karena lansia mengalami permasalahan produksi dan destruksi eritrosit.Kesimpulan: Penuaan menurunkan jumlah eritrosit namun tidak mempengaruhi indeks eritrosit.Kata Kunci : Usia, Penuaan, Eritrosit, Indeks Eritrosit
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI POLAR DAUN KUMIS KUCING ( Orthosiphon stamineus) TERHADAP Propionibacterium acnes Putri Nabila Khalisha; Ike Widyaningrum; Sasi Purwanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus) memiliki kandungan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis kucing ( O. stamineus) terhadap Propionibacterium acnes yang dibandingkan dengan klindamisin.Metode: Daun kumis kucing diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan dilakukan fraksinasi dengan pelarut polar (etanol:air) dengan rasio (9:1). Selanjutnya dilakukan pengamatan aktivitas antibakteri dengan zona hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan konsentrasi ekstrak etanol dan fraksi polar dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1%. Diukur dengan uji zona hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan metode difusi cakram Kirby-Bauer (disc diffusion) menggunakan klindamisin 2µg.Hasil: Ekstrak etanol daun kumis kucing menggunakan setiap konsentrasi terhadap Propionibacterium acnes dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1% berturut-turut adalah  7.79±0,10mm; 7.70±0,08mm; 7.49±0,11mm; 7.37±0,28mm  dan pada fraksi polar daun kumis kucing menggunakan setiap konsentrasi terhadap Propionibacterium acnes dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1% berturut-turut adalah 7.56±0,34mm; 7.36±0,24mm; 7.19±0,38mm; 7.10±0,29mm. ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis memiliki signifikansi (p<0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa ekstrak etanol dan fraksi polar memiliki daya hambat yang lebih rendah dari klindamisin.Kesimpulan: Ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis kucing dengan persentase  10%, 7,5%, 5%, 1%   memiliki perbedaan daya hambat yang lebih rendah dari klindamisin dalam menghambat P.acnes.Kata kunci: Daun Kumis Kucing: Orthosiphon stamineus; Ekstrak Etanol; Fraksi Polar; Propionibacterium acnes.
PENGARUH EDUKASI BUKU ILUSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU HIGIENE DIRI SERTA PHBS SANTRI DI PONPES Baharudin Hadi Mustofa; Sasi Purwanti; Dewi Martha Indria
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Pelaksanaan PHBS di pondok pesantren kurang terlaksana dengan baik, terutama pada aspek higiene diri santri. Jika hal tersebut dibiarkan dapat menimbulkan penyakit seperti infeksi parasit, diare, penyakit kulit, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan suatu promosi kesehatan dengan harapan adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku santri terhadap higiene diri dan PHBS santri di pondok pesantren.Metode: Desain studi menggunakan quasi eksperimental dengan kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Intervensi dengan edukasi kesehatan melalui Buku Ilustrasi KREASI. Sedangkan untuk penilaian menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku pada pretest dan posttest untuk mengukur hal yang sama. Kemudian, hasil tersebut dianalisa menggunakan uji beda (Uji Wilcoxon), uji beda lanjut (Uji Post Hoc LSD), dan uji korelasi (Uji Chi-Square)Hasil: Pada kelompok intervensi, variabel pengetahuan dan sikap mengalami peningkatan yang signifikan setelah diberikan intervensi dengan hasil uji Wilcoxon kurang dari nilai p-value (≤ 0.05). Pada uji Post Hoc LSD, variabel pengetahuan dan sikap antar kelompok terdapat perbedaan yang siginifikan Sedangkan pada hasil analisa uji Chi-square yang dilakukan pada kelompok intervensi didapatkan variabel pengetahuan memiliki hubungan dengan sikap dengan nilai p-value ≤ 0.05.Kesimpulan: Pemberian intervensi Buku Ilustrasi KREASI tentang higiene diri dan PHBS hanya dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap responden. Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor seperti usia, kebiasaan, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Sebaliknya, pada perilaku responden tidak didapatkan adanya perubahan setelah diberikan intervensi dikarenakan ada beberapa faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.Kata kunci: Higiene diri, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pondok Pesantren
PAPARAN MERKURI (Hg) PADA Staphylococcus aureus MENYEBABKAN PEMANJANGAN FASE LAG TANPA PENURUNAN SENSITIVITAS ANTIBIOTIK Yulia Resty; Rio Risandiansyah; Sasi Purwanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan : Merkuri (Hg) adalah salah satu logam berat yang banyak digunakan secara legal maupun illegal pada berbagai industri salah satunya adalah industri kosmetik (Skincare). Penggunaan Hg pada kulit dalam jangka panjang dikhawatirkan dapat mempengaruhi salah satu normal flora di kulit yaitu Staphylococcus aureu. Staphylococcus aureus yang bertahan hidup dibawah paparan Hg akan beradaptasi dan berpotensi menyebabkan terjadinya resistensi pada antibiotik. Penelitian ini akan melihat pengaruh paparan Hg pada kurva pertumbuhan dan sensitivitas antibiotik bakteri Staphyloccus aureus. Metode : Penelitian ini menggunakan metode in vitro dengan melakukan pemaparan 7 dosis logam berat Hg 0,05 ppm, 0,1 ppm, 0,2 ppm, 0.4ppm, 0,8 ppm, 1,6 ppm dan 3,2 ppm pada bakteri Staphylococcus aureus. Kemudian dilihat kurva pertumbuhannya melalui absorbansinya dengan spektrofotometri selama 24 jam dan menghitung nilai Lag Extention (LE) dengan membagi waktu fase lag kontrol dan fase lag perlakuan. Pada bakteri dengan pemanjangan fase lag dilakukan uji sensitivitas dengan metode disc-diffusion terhadap Amoxicillin, Kloramfenikol, Tetrasiklin, Meropenem dan Trimetropim. Uji statistik data menggunakan aplikasi R Studio Studio 1.2.5033 dengan uji Kruskal wallis Hasil : Paparan Hg dengan dosis 0.05 ppm, 0.1 ppm dan 0.2 ppm menyebabkan pemanjangan fase lag dengan nilai LE 1,6, 2,3 dan 3. Sedangkan paparan Hg pada dosis lainnya tidak menunjukan adanya pertumbuhan. Uji sensitivitas melalui zona inhibisi pada 5 antibiotik yaitu Amoxicillin, Kloramfenikol, Tetrasiklin, Meropenem dan Trimetoprim tidak didapatkan penurunan sensitivitas secara signifikan (p<0.05). Kesimpulan : Paparan Hg dosis 0,05 ppm, 0,1 ppm dan 0,2 ppm pada bakteri S. aureus menyebabkan pemanjangan fase lag namun tidak terdapat penurunan sensitivitas. Kata kunci : Merkuri, Resistensi antibiotik, Staphylococcus aureus, Fase Lag