Anak Agung Ayu Mayun Artati
Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengembangan Desain Pembelajaran Seni Tari Di Sekolah Dasar Berbasis Localgenius Knowledge Berpendekatan Integrated Learning Ni Luh Sustiawati; Ni Ketut Suryatini; Anak Agung Ayu Mayun Artati
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 32 No 2 (2017): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v32i2.110

Abstract

Pencatuman seni dalam program-program pendidikan dapat difungsikan untuk membantu pendidikan, khususnya dalam usahanya untuk menumbuhkembangkan peserta didik agar menjadi utuh, dalam arti cerdas nalar serta rasa, sadar rasa kepribadian serta rasa sosial, dan cinta budaya bangsa sendiri maupun bangsa lain. Localgenius knowledge atau pengetahuan kearifan lokal Bali sebagai identitas/kepribadian budaya bangsa wajib dilestarikan dan ditransformasikan sejak pendidikan usia dini melalui pengalaman belajar seni untuk menjadikan siswa mampu mewarisi dan mempertahankan nilai-nilai luhur kearifan lokal budaya Bali sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.Tujuan penelitian ini teridentifikasinya potensi localgenius Bali sesuai dengan topik dan tema kurikulum sekolah dasar sebagai sumber pengembangan desain pembelajaran seni tari di sekolah dasar berpendekatan Integrated Learning. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan pendekatan Research and Development (R&D). Penelitian tahun pertama ini diawali dengan research melalui beberapa tahapan yaitu (1) analisis kebutuhan; (2) analisis kurikulum di sekolah dasar; (3) analisis potensi localgenius Bali; (4) analisis komparasi antara hasil analisi kebutuhan, kurikulum sekolah dasar dan potensi localgenius Bali. Teknik pengumpulan data digunakan studi pustaka, wawancara, observasi, dokumentasi dan diskusi terarah, serta analisis datanya digunakan analisis deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan, hasil analisis kebutuhan bahwa adanya fenomena rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air semakin menipis, maka hasil analisis kurikulum dipilihlah tema 3 yaitu “Hidup Rukun” dan tema 5 yaitu “Bangga Sebagai Bangsa Indonesia” di kelas 5 sekolah dasar. Hasil analisis Localgenius Bali, dipilih seni tradisi Bali yang masih lestari dan sarat dengan nilai-nilai luhur religius, etika, estetika, bela negara dan kepahlawanan, yaitu (1) Gebug Seraye (mewakili Bali Timur/Kabupaten Karangasem); (2) Med-medan (mewakili Bali Selatan/Kota Denpasar); (3) Megoak-goakan (mewakili Bali Utara/Kabupaten Buleleng); dan (4) Makepung (mewakili Bali Barat/Kabupaten Jembrana).
Pengembangan Desain Pembelajaran Seni Tari Di Sekolah Dasar Berbasis Localgenius Knowledge Berpendekatan Integrated Learning Ni Luh Sustiawati; Ni Ketut Suryatini; Anak Agung Ayu Mayun Artati
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 33 No 1 (2018): Februari
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v33i1.322

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain pembelajaran seni tari di sekolah dasar dengan memanfaatkan sumber-sumber pengetahuan keunggulan budaya daerah (localgenius knowledge) Bali. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang produknya diharapkan dapat memfasilitasi proses pembelajaran seni tari berpendekatan pembelajaran terpadu (integrated learning). Tahapan pengembangan desain pembelajaran, yaitu (1) pendesainan strategi pengorganisasian isi pelajaran dan strategi penyampaian isi pelajaran serta strategi pengelolaan pelaksanaan pembelajaran; (2) pengujian desain pembelajaran melalui tiga tahap, yakni tahap pertama uji pakar dan pengguna/user (guru); tahap kedua uji publik melalui lokakarya (focus group discussion) dan uji coba tahap ke tiga melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Untuk keperluan pengumpulan data digunakan angket, lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara. Sesuai dengan tahapan pengembangan, diperoleh hasil sebagai berikut: Pertama, teori yang digunakan untuk mengembangkan desain pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian isi pelajaran dan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran adalah Model Kemp, Model Elaborasi, dan Component Display Theory. Untuk uji coba produk digunakan model Borg & Gall. Kedua, desain pembelajaran seni tari berbasis localgenius knowledge berpendekatan integrated learning yang telah ditinjau dan diuji coba oleh pakar, user, seniman, guru, siswa mendapat respon yang sangat positif dan ada dalam kualifikasi sangat layak. Sedangkan uji coba melalui penelitian tindakan kelas (PTK) pada siklus Idan siklus II terkatagori baik.This research aims at resulting dance teaching and learning design in elementary schools by applying the sources of Bali’s local genius knowledge. Research types is development research which provides a product which able to facilitate the process of dance teaching and learning design based on integrated learning approach. The stages of teaching and learning design development consists of; (1) the making of content organization, content delivering and teaching and learning management strategies; (2) Evaluation of teaching and learning design, which can be divided into; 1st stage is expert and user (teachers) evaluation; 2nd stages is public evaluation through focus group discussion and 3rd stage is class research. The data was collected in the form of quisioners, observations sheets, field notes and interviews guideline. Based on development stages, the results can be concluded as below: firstly, the theories which are applied to develop dance teaching and learning design of teaching, delivering and management contents are Kemp and Elaboration Models, and Component Display Theory. During the product evaluation stage the teories applied is Borg & Gall model. Secondly, teaching and learning design based on local genius using integrated learning approach has been reviewing and evaluating by experts, users, artist and students obtain positive response in excellence quality. Meanwhile, evaluation through callas activity on cycles I and II is categorized good.
Makna Tari Baris Dadap dan Tari Baris Panah di Desa Kertha Mandala, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem Anak Agung Ayu Mayun Artati; Ni Luh Putu Nila Yuliantini; Anak Agung Oka Adnyana
Journal on Education Vol 5 No 3 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to be able to understand and explain the existence of the Baris Dadap Dance and the Baris Arrow Dance in Kerta Mandala Village. This research was conducted using qualitative methods. The data sources for this research were the performance of the Baris Dadap Dance and the Baris Panah Dance itself, the elders, the administrators of the Maksan Ngis Temple, community leaders, the Maksan Ngis Temple community, Kerta Mandala Village, who were selected based on purposive sampling and snowball techniques. All data that has been collected through observation, interviews, and literature studies is analyzed using structural-functional theory and religious theory. The results showed that the Baris Dadap Dance and the Baris Panah Dance which are performed every six months, to be precise at every Tumpek Kuningan at Maksan Ngis Temple, Kerta Mandala Village, are ceremonial dances. This can be seen from the process of presentation, the variety of movements, the structure of the performance, the fashion make-up, and the musical accompaniment of the performance. Until now, the people of Kerta Mandala Village continue to preserve these two sacred dances because these dances function as ceremonial dances which are presented at every piodalan ceremony of Ida Meraga Taksu Baris Dadap and Baris Panah in Kerta Mandala Village. Apart from functioning as ceremonial dances, the two ceremonial dances are preserved because they function as binders of social relations for the local community.
Tari Bayu Sutha Karya Anak Agung Anom Putra Nayunda Nayunda; Anak Agung Ayu Mayun Artati; I Wayan Sutirtha
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 1 (2022): Terbitan Pertama Bulan Juni tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/journalofdance.v2i1.1602

Abstract

Bayu Sutha Dance by Anak Agung Anom Putra The title of this study is Tari Bayu Sutha Karya Anak Agung Anom Putra. The purpose of this study is to find out the beginning of the creation, form and function of Bayu Sutha dance, to measure how far the author's ability to research or study a dance work, and provide information related to the beginning of the creation, shape and function of Bayu Sutha dance. In this study qualitative methods are used, to obtain complete data. The stages of data collection in this study, namely observation, interview, literature study, documentation study. The overall results of the data are processed and analyzed neatly and structured in order to get good results and appropriate conclusions from the research. Bayu Sutha dance is a dance creation that is danced singleally, created by Anak Agung Anom Putra. The dance was created as a request from the organizers of the International Gamelan Festival Amsterdam (IGFA) in the 100th anniversary event of the Tropen Museum Amsterdam on 9-11 September 2010. This Bayu Sutha dance tells the story of Hanoman's mercurial youth and has a sincere heart. Hanoman is the protagonist in the Ramayana story. Anak Agung Anom Putra was also inspired by his name "Anom", therefore a dance was created that depicted the character of Hanoman. In general Hanoman dance is displayed in ramayana sendratari. However, it is different from Bayu Sutha dance that is danced single-handedly. Accompaniment music in Bayu Sutha dance using the semarandhana gong. Keywords: bayu sutha, creation dance, Ramayana.
PROSES PENCIPTAAN, BENTUK DAN PESAN TARI GEN DI YAYASAN BUMI BAJRA SANDHI Ketut Novia Apsari; Ni Made Ruastiti; Anak Agung Ayu Mayun Artati
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 2 (2022): Terbitan Kedua Bulan November tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/journalofdance.v2i2.1887

Abstract

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk dapat memahami dan menjelaskan karya seni pertunjukan Tari GEN. Tari GEN ini terinspirasi dari aksara sebagai proses penciptaan. Tari ini memiliki kekhasan dan keunikan sendiri mulai dari awal mula proses penciptaannya, bentuk pertunjukan dan pesan yang disampaikan Tari GEN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan landasan teori estetika dan ikat kait. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ide penciptaan dalam Tari GEN ini berawal dari keinginan pencipta mengangkat aksara sebagai proses penciptaan. Bentuk pertunjukan Tari GEN terdiri dari tiga struktur yakni: (1). Menggambarkan suasana yang magis. (2). Menggambarkan suasana yang ceria. (3). Semua penari melihat bulan sambil menyanyikan lagu Panedeng Masa Kartika. Gerak yang digunakan Tari GEN adalah gerakan yoga asanas, serta menggunakan beberapa gerakan Tari Bali. Pola lantai yang digunakan dalam Tari GEN adalah diagonal, vertikal, horizontal, spiral dan lingkaran yang dibantu menggunakan level tinggi, rendah dan sedang. Riasan pada wajah menggunakan corak berwarna putih ke beberapa penari saja sedangkan penari lainnya tampil tidak memakai riasan wajah atau natural. Busana yang berwarna-warni menjadikan kesan dari anak-anak jelas terlihat. Gending yang dinyanyikan pada tarian berjudul Panedeng Masa Kartika. Alat musik yang digunakan yaitu berupa selonding, riong, ceng-ceng, kendang, suling, kemong/kajar, rebab dan gong dengan digarap menyesuaiakan kebutuhan garapan. Artictic stage dan lighthing design Tari GEN menggunakan layar berlukiskan aksara bali visual art. Pesan pada Tari GEN adalah mengajak seluruh masyarakat khususnya di Bali agar melestarikan bahasa daerah atau aksara Bali.Kata Kunci: Tari GEN, Proses Penciptaan, bentuk, pesan
TATA RIAS WAJAH PENARI BALI PERIODE TAHUN 1920-1940-AN (Perspektif Maestro Tari Bali Ni Ketut Arini) Ni Nyoman Ayu Kunti Aryani; Anak Agung Ayu Mayun Artati
Jurnal Seni Makalangan Vol. 12 No. 1 (2025): "Merawat Warisan" Nilai Tradisi dan Kontemporer
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tata rias merupakan elemen penting dalam seni pertunjukan, termasuk dalam tari Bali, karena tidak hanya mempercantik penampilan tetapi juga memperkuat karakter dan ekspresi penari. Penelitian ini mengungkap tata rias penari Bali pada periode 1920–1940-an berdasarkan keterangan dari maestro tari Bali Ni Ketut Arini (82 tahun), berdasarkan pada ingatannya sewaktu masih kecil saat memperhatikan para penari berhias, dan mengacu pada foto seniman I Wayan Rindi yang merupakan paman sekaligus guru tari dari Ibu Arini. Metode yang digunakan meliputi wawancara, observasi, studi dokumen, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata rias pada masa tersebut menggunakan bahan-bahan alami seperti jelaga, buah pinang, tangkai sirih, daun dlungdung (dadap berduri), minyak kelapa, perlengkapan nginang, kapas, bedak dari bahan alami, dan pamor (kapur sirih). Peralatan sederhana yang digunakan dalam proses menata rias seperti lampu sentir, lidi, pisau, dan cermin. Proses merias didahului dengan persembahyangan untuk memohon restu-Nya agar proses merias berjalan dengan lancar. Kajian ini memperkaya pemahaman terhadap praktik tata rias tradisional dan kearifan lokal dalam seni pertunjukan Bali.
Karya Tari Warak Kruron Nyoman Pasek Meisa Gunawan; Anak Agung Ayu Mayun Artati; Kompiang Gede Widnyana
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 5 No 1 (2025): Jurnal IGEL Vol 5 No 1 2025
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v5i1.5652

Abstract

Warak Kruron Dance is a new dance work inspired by the phenomenon of abortion and a cleansing process. The creator drew on these creative sources to produce a unified concept for the dance work. The creation of the Warak Kruron dance piece aims to educate the public about the importance of understanding the consequences of one's actions. Additionally, the creator incorporates several key aspects of choreography into the purification ritual as a symbolic vessel for a ceremony. The Warak Kruron dance piece was created using Alma M. Hawkins' creation method, which consists of three stages: exploration, improvisation, and formation. This dance piece is performed by nine male dancers and one female dancer, with a contemporary form consisting of three parts: part one, part two, and part three. The music for this dance piece uses MIDI (Musical Instrument Digital Interface) with a musical method (quadrasonic) equivalent to what is now called 4.0 surround sound, using four audio channels with speakers placed at the four corners of the listening space. This system allows for the reproduction of sound signals that are (entirely or partially) independent of one another. Quadraphonic surround sound with four channels can be used to recreate the highly realistic effects of a three-dimensional live concert experience at home. It can also enhance the listener's experience beyond the limitations of conventional two-channel stereo sound. Quadraphonic audio was the earliest consumer product in surround sound. Since its introduction to the public in the early 1970s, thousands of quadraphonic recordings have been produced. The makeup in the Warak Kruron dance piece uses minimalist makeup tailored to the concept of the production, and the costume design features a brown strait endek shirt, a kimono, harem pants, a sleeveless shirt, a kemben, and tile pants. Keyword: Warak Kruron, Aborsi, Prosesi, Contemporary
TARI KEBYAR TELEK Kadek Indah Cahya Ningsih; Anak Agung Ayu Mayun Artati; I Wayan Adi Gunarta
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 5 No 2 (2025): Jurnal IGEL: Journal Of Dance VOL.5 NO.2, Oktober 2025
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v5i2.6072

Abstract

AbstrakTari Kebyar Telek adalah tarian yang mengambil sumber kreatif penciptaan dari kearifan lokal yang terdapat diPura Dalem Penataran Tegal Jaya, Desa Adat Padang Luwih, Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Tarianini mengangkat tentang tradisi Tari Telek di Pura Dalem Penataran yang dahulu pernah ada, namun kini keberadaannyatelah punah. Karya tari ini mentransformasikan spirit tari Telek ke dalam pola garap tari kakebyaran, sehinggamenghasilkan tari Telek kreasi baru dengan bentuk kakebyaran. Kebyar Telek terdiri dari kata Kebyar yang berarti suatubunyi yang muncul menggelegar secara tiba-tiba dan meriah. Dalam konteks tari, Kebyar ialah kreasi baru dalam tari Bali.Sedangakan kata Telek berarti tarian yang menggunakan topeng dengan karakter lembut dan halus dengan hiasan kepalaunik. Tahapan penciptaan Tari Kebyar Telek menggunakan metode penciptaan Angripta Sesolahan (menciptakan tari-tarian)oleh I Kt. Suteja yang memiliki lima tahapan Penciptaan, yaitu ngarencana (merencanakan), nuasen (prosespersembahyangan), makalin (proses improvisasi), nelesin (proses pembentukan), dan ngebah (proses pementasan). TariKebyar Telek adalah sebuah hasil karya cipta baru yang menggunakan pola garap tari kakebyaran dengan karakterbebancihan dan ditarikan secara berkelompok oleh tujuh orang penari putri. Gerak tarian ini menyajikan perpaduandinamika gerak tari Telek yang berkarakter lembut dan lues dengan gerak tari Kebyar yang berkarakter keras, tegas, dandinamis. Struktur tarinya ini terdiri dari dua bagian yang disajikan dalam durasi 13 menit dan musik tarinya menggunakangamelan semarandhana. Tata rias dan busana yang digunakan ialah jenis tata rias tari panggung dan tata busananyamenggunakan motif-motif dan desain kostum bergaya klasik model sesaputan yang dipadukan dengan gaya busanakakebyaran model lelancingan. Kata Kunci: Kebyar Telek, Dalem Penataran, Kakebyaran