Mohamad Jaelani, Mohamad
Dosen Prodi D IV Gizi Jurusan Gizi Poltekkes Semarang

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Asupan Magnesium dan Kadar Magnesium Serum dengan Tekanan Darah Pasien Rawat Jalan Penderita Hipertensi Rahmawati, Aprilia Kusuma; Krisnamurni, Sri; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol 1, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v1i2.92

Abstract

Background : Hypertension is the third major cause of death in Indonesia. The prevalence of hypertension 37% in Central Java was higher the national average   (Riskesdas 2007).  5395 hypertensive patients visited “Puskesmas” I Mranggen in 2012. One of the factors affect hypertension is low magnesium intake, which was correlated with serum magnesium levels. Hipomagnesemia more common in hypertensive subjects, can  increased vascular tone and affect the activity of vasoconstrictor and dilator responses to a variety of agents that cause an increase in peripheral resistance then increases blood pressure.Objective : This study was designed to determine the relationship between magnesium intake and serum magnesium levels with a blood pressure of hypertensive subjects At On The Way Care Unit In “Puskesmas” Mranggen I, DemakMethod : The present study was a cross sectional study. Thirty three (13 males and 20 females) hypertensive outpatients subjects were recruited into the study. Data collected included blood pressure was measured using a sphygmomanometer samples, serum magnesium levels were measured by the method using Photometric test xylidyl blue. Data of magnesium intake were obtained using a semi-quantitative food frequency. Data were analyzed using Rank Spearman test with α = 0.05.Results : The percentage of subjects younger than 45 years was 15,2% males and 18,2% in females. And older than 45 years was 24,2% in males and 42,4% females. No associations was found between magnesium intake with systolic blood pressure (p = 0.0203) and diastolic (p = 0.252). Magnesium intake was found to be associated with serum magnesium levels (p=0,014 to r=0,423), and also between  serum magnesium levels with systolic blood pressure of (p = 0.012;  r = -0.433) and diastolic (p = 0.025    r = -0.390) hypertension subjects at On The Way Care Unit In “Puskesmas” Mranggen I, Demak.Conclusions : There is a correlations between magnesium intake and serum magnesium levels, and serum magnesium levels with systolic blood pressure. Further studies are needed in hypertension to determine whether magnesium intake was needed in dietetics therapy for hypertensive subjects.
Perbedaan Asupan Energi dan Protein Pasien Skizofrenia Non Pasung dan Post Pasung di Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondohutomo Semarang Rumahorbo, Nursani; Hendriyani, Heni; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol 2, No 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.3237

Abstract

Latar belakang: Fenomena pemasungan pada penderita skizofrenia, yang sering diasosiasikan sebagai gila dan layak dikucilkan dari interaksi social tampak masih terjadi. Tindakan pemasungan ini dapat mempengaruhi, sehingga akan berdampak pada tingkat asupan energi dan protein.Tujuan: Mengetahui perbedaan asupan energi dan protein pasien skizofrenia non pasung dan post pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo SemarangMetode: Penelitian ini berjenis eksplanatif komparatif dengan rancangan cross sectional. Dilakukan pada pasien skizofrenia non pasung dan post pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo Semarang umur 18 tahun, bisa diajak berkomunikasi, sudah tenang saat makan, menderita skizofrenia bukan dengan ketergantungan obat, dan bersedia menjadi sampel. Total sampel 60 orang dibagi dua kelompok yaitu 30 pasien skizofrenia non pasung, dan 30 pasien skizofrenia post pasung. Tingkat asupan energi dan protein diperoleh melalui metode recall 3x24 jam, diuji dengan independent sample t-test.Hasil: penelitian menunjukkan tingkat asupan protein skizofrenia non pasung dan post pasung berbeda signifikan yaitu 1.798 k.kal pada kelompok non pasung dan 1.761 k.kal pada kelompok post pasung dengan nilai p =0,012. Rata-rata asupan protein pasien skizofrenia non pasung adalah 65,59 gr, sedangkan pada post pasung adalah 63,28 gr dengan nilai p = 0,023. Tingkat asupan energi dan protein pada kelompok pasien skizofrenia non pasung adalah lebih tinggi daripada kelompok pasien post pasung.Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat asupan energi dan protein pasien skizofrenia post pasung dan non pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo Semarang.
Media E-Booklet dapat Berpengaruh terhadap Pengetahuan dan Sikap untuk Pencegahan DM Tipe 2 pada Remaja Nurhidayanti, Nova; Yuniarti, Yuniarti; Supadi, J.; Ambarwati, Ria; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol 11, No 2 (2023): November (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v11i2.10674

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan Kabupaten Rembang merupakan kabupaten dengan prevalensi diabetes mellitus tertinggi ke 7 di Jawa Tengah yaitu sebesar 3,02%. Pencegahan penyakit diabetes melitus yang meliputi promosi pola hidup sehat dapat dimulai sejak usia remaja. Masa remaja memegang peranan penting dalam menentukan status kesehatan pada masa dewasa atau lanjut usia.Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas pendidikan gizi melalui e-booklet terhadap pengetahuan dan sikap Pencegahan DM Tipe 2 pada remaja.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian gizi klinis dengan jenis penelitian true eksperimental dan rancangan randomized pre and post test control group design. Jumlah responden sebanyak 17 kelompok intervensi dan 17 kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan adalah pengetahuan dan sikap. Analisis statistik menggunakan uji Independent t-test, uji Mann-Whitney dan uji Regresi Linier.Hasil: Terdapat pengaruh pendidikan gizi dengan e-booklet terhadap pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,038). Pemberian pendidikan gizi dengan media e-booklet efektif meningkatkan pengetahuan remaja sebesar 2,420 kali lipat, sikap sebesar 0,217 kali dibandingkan tidak diberikan pendidikan gizi.Kesimpulan : Edukasi gizi melalui e-booklet pencegahan diabetes melitus tipe 2 efektif meningkatkan pengetahuan (25,49%) dan sikap (0,24).
Asupan Magnesium dan Kadar Magnesium Serum dengan Tekanan Darah Pasien Rawat Jalan Penderita Hipertensi Rahmawati, Aprilia Kusuma; Krisnamurni, Sri; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol 1, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v1i2.92

Abstract

Background : Hypertension is the third major cause of death in Indonesia. The prevalence of hypertension 37% in Central Java was higher the national average   (Riskesdas 2007).  5395 hypertensive patients visited “Puskesmas” I Mranggen in 2012. One of the factors affect hypertension is low magnesium intake, which was correlated with serum magnesium levels. Hipomagnesemia more common in hypertensive subjects, can  increased vascular tone and affect the activity of vasoconstrictor and dilator responses to a variety of agents that cause an increase in peripheral resistance then increases blood pressure.Objective : This study was designed to determine the relationship between magnesium intake and serum magnesium levels with a blood pressure of hypertensive subjects At On The Way Care Unit In “Puskesmas” Mranggen I, DemakMethod : The present study was a cross sectional study. Thirty three (13 males and 20 females) hypertensive outpatients subjects were recruited into the study. Data collected included blood pressure was measured using a sphygmomanometer samples, serum magnesium levels were measured by the method using Photometric test xylidyl blue. Data of magnesium intake were obtained using a semi-quantitative food frequency. Data were analyzed using Rank Spearman test with α = 0.05.Results : The percentage of subjects younger than 45 years was 15,2% males and 18,2% in females. And older than 45 years was 24,2% in males and 42,4% females. No associations was found between magnesium intake with systolic blood pressure (p = 0.0203) and diastolic (p = 0.252). Magnesium intake was found to be associated with serum magnesium levels (p=0,014 to r=0,423), and also between  serum magnesium levels with systolic blood pressure of (p = 0.012;  r = -0.433) and diastolic (p = 0.025    r = -0.390) hypertension subjects at On The Way Care Unit In “Puskesmas” Mranggen I, Demak.Conclusions : There is a correlations between magnesium intake and serum magnesium levels, and serum magnesium levels with systolic blood pressure. Further studies are needed in hypertension to determine whether magnesium intake was needed in dietetics therapy for hypertensive subjects.
Asupan Magnesium dan Kadar Magnesium Serum dengan Tekanan Darah Pasien Rawat Jalan Penderita Hipertensi Rahmawati, Aprilia Kusuma; Krisnamurni, Sri; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol. 1 No. 2 (2013): November 2013
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v1i2.92

Abstract

Background : Hypertension is the third major cause of death in Indonesia. The prevalence of hypertension 37% in Central Java was higher the national average   (Riskesdas 2007).  5395 hypertensive patients visited “Puskesmas” I Mranggen in 2012. One of the factors affect hypertension is low magnesium intake, which was correlated with serum magnesium levels. Hipomagnesemia more common in hypertensive subjects, can  increased vascular tone and affect the activity of vasoconstrictor and dilator responses to a variety of agents that cause an increase in peripheral resistance then increases blood pressure.Objective : This study was designed to determine the relationship between magnesium intake and serum magnesium levels with a blood pressure of hypertensive subjects At On The Way Care Unit In “Puskesmas” Mranggen I, DemakMethod : The present study was a cross sectional study. Thirty three (13 males and 20 females) hypertensive outpatients subjects were recruited into the study. Data collected included blood pressure was measured using a sphygmomanometer samples, serum magnesium levels were measured by the method using Photometric test xylidyl blue. Data of magnesium intake were obtained using a semi-quantitative food frequency. Data were analyzed using Rank Spearman test with α = 0.05.Results : The percentage of subjects younger than 45 years was 15,2% males and 18,2% in females. And older than 45 years was 24,2% in males and 42,4% females. No associations was found between magnesium intake with systolic blood pressure (p = 0.0203) and diastolic (p = 0.252). Magnesium intake was found to be associated with serum magnesium levels (p=0,014 to r=0,423), and also between  serum magnesium levels with systolic blood pressure of (p = 0.012;  r = -0.433) and diastolic (p = 0.025    r = -0.390) hypertension subjects at On The Way Care Unit In “Puskesmas” Mranggen I, Demak.Conclusions : There is a correlations between magnesium intake and serum magnesium levels, and serum magnesium levels with systolic blood pressure. Further studies are needed in hypertension to determine whether magnesium intake was needed in dietetics therapy for hypertensive subjects.
Perbedaan Asupan Energi dan Protein Pasien Skizofrenia Non Pasung dan Post Pasung di Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondohutomo Semarang Rumahorbo, Nursani; Hendriyani, Heni; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.3237

Abstract

Latar belakang: Fenomena pemasungan pada penderita skizofrenia, yang sering diasosiasikan sebagai gila dan layak dikucilkan dari interaksi social tampak masih terjadi. Tindakan pemasungan ini dapat mempengaruhi, sehingga akan berdampak pada tingkat asupan energi dan protein.Tujuan: Mengetahui perbedaan asupan energi dan protein pasien skizofrenia non pasung dan post pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo SemarangMetode: Penelitian ini berjenis eksplanatif komparatif dengan rancangan cross sectional. Dilakukan pada pasien skizofrenia non pasung dan post pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo Semarang umur 18 tahun, bisa diajak berkomunikasi, sudah tenang saat makan, menderita skizofrenia bukan dengan ketergantungan obat, dan bersedia menjadi sampel. Total sampel 60 orang dibagi dua kelompok yaitu 30 pasien skizofrenia non pasung, dan 30 pasien skizofrenia post pasung. Tingkat asupan energi dan protein diperoleh melalui metode recall 3x24 jam, diuji dengan independent sample t-test.Hasil: penelitian menunjukkan tingkat asupan protein skizofrenia non pasung dan post pasung berbeda signifikan yaitu 1.798 k.kal pada kelompok non pasung dan 1.761 k.kal pada kelompok post pasung dengan nilai p =0,012. Rata-rata asupan protein pasien skizofrenia non pasung adalah 65,59 gr, sedangkan pada post pasung adalah 63,28 gr dengan nilai p = 0,023. Tingkat asupan energi dan protein pada kelompok pasien skizofrenia non pasung adalah lebih tinggi daripada kelompok pasien post pasung.Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat asupan energi dan protein pasien skizofrenia post pasung dan non pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo Semarang.
Media E-Booklet dapat Berpengaruh terhadap Pengetahuan dan Sikap untuk Pencegahan DM Tipe 2 pada Remaja Nurhidayanti, Nova; Yuniarti, Yuniarti; Supadi, J.; Ambarwati, Ria; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol. 11 No. 2 (2023): November (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v11i2.10674

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan Kabupaten Rembang merupakan kabupaten dengan prevalensi diabetes mellitus tertinggi ke 7 di Jawa Tengah yaitu sebesar 3,02%. Pencegahan penyakit diabetes melitus yang meliputi promosi pola hidup sehat dapat dimulai sejak usia remaja. Masa remaja memegang peranan penting dalam menentukan status kesehatan pada masa dewasa atau lanjut usia.Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas pendidikan gizi melalui e-booklet terhadap pengetahuan dan sikap Pencegahan DM Tipe 2 pada remaja.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian gizi klinis dengan jenis penelitian true eksperimental dan rancangan randomized pre and post test control group design. Jumlah responden sebanyak 17 kelompok intervensi dan 17 kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan adalah pengetahuan dan sikap. Analisis statistik menggunakan uji Independent t-test, uji Mann-Whitney dan uji Regresi Linier.Hasil: Terdapat pengaruh pendidikan gizi dengan e-booklet terhadap pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,038). Pemberian pendidikan gizi dengan media e-booklet efektif meningkatkan pengetahuan remaja sebesar 2,420 kali lipat, sikap sebesar 0,217 kali dibandingkan tidak diberikan pendidikan gizi.Kesimpulan : Edukasi gizi melalui e-booklet pencegahan diabetes melitus tipe 2 efektif meningkatkan pengetahuan (25,49%) dan sikap (0,24).
Asupan Magnesium dan Kadar Magnesium Serum dengan Tekanan Darah Pasien Rawat Jalan Penderita Hipertensi Rahmawati, Aprilia Kusuma; Krisnamurni, Sri; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol. 1 No. 2 (2013): November 2013
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v1i2.92

Abstract

Background : Hypertension is the third major cause of death in Indonesia. The prevalence of hypertension 37% in Central Java was higher the national average   (Riskesdas 2007).  5395 hypertensive patients visited “Puskesmas” I Mranggen in 2012. One of the factors affect hypertension is low magnesium intake, which was correlated with serum magnesium levels. Hipomagnesemia more common in hypertensive subjects, can  increased vascular tone and affect the activity of vasoconstrictor and dilator responses to a variety of agents that cause an increase in peripheral resistance then increases blood pressure.Objective : This study was designed to determine the relationship between magnesium intake and serum magnesium levels with a blood pressure of hypertensive subjects At On The Way Care Unit In “Puskesmas” Mranggen I, DemakMethod : The present study was a cross sectional study. Thirty three (13 males and 20 females) hypertensive outpatients subjects were recruited into the study. Data collected included blood pressure was measured using a sphygmomanometer samples, serum magnesium levels were measured by the method using Photometric test xylidyl blue. Data of magnesium intake were obtained using a semi-quantitative food frequency. Data were analyzed using Rank Spearman test with α = 0.05.Results : The percentage of subjects younger than 45 years was 15,2% males and 18,2% in females. And older than 45 years was 24,2% in males and 42,4% females. No associations was found between magnesium intake with systolic blood pressure (p = 0.0203) and diastolic (p = 0.252). Magnesium intake was found to be associated with serum magnesium levels (p=0,014 to r=0,423), and also between  serum magnesium levels with systolic blood pressure of (p = 0.012;  r = -0.433) and diastolic (p = 0.025    r = -0.390) hypertension subjects at On The Way Care Unit In “Puskesmas” Mranggen I, Demak.Conclusions : There is a correlations between magnesium intake and serum magnesium levels, and serum magnesium levels with systolic blood pressure. Further studies are needed in hypertension to determine whether magnesium intake was needed in dietetics therapy for hypertensive subjects.
Perbedaan Asupan Energi dan Protein Pasien Skizofrenia Non Pasung dan Post Pasung di Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondohutomo Semarang Rumahorbo, Nursani; Hendriyani, Heni; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol. 2 No. 2 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v2i2.3237

Abstract

Latar belakang: Fenomena pemasungan pada penderita skizofrenia, yang sering diasosiasikan sebagai gila dan layak dikucilkan dari interaksi social tampak masih terjadi. Tindakan pemasungan ini dapat mempengaruhi, sehingga akan berdampak pada tingkat asupan energi dan protein.Tujuan: Mengetahui perbedaan asupan energi dan protein pasien skizofrenia non pasung dan post pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo SemarangMetode: Penelitian ini berjenis eksplanatif komparatif dengan rancangan cross sectional. Dilakukan pada pasien skizofrenia non pasung dan post pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo Semarang umur 18 tahun, bisa diajak berkomunikasi, sudah tenang saat makan, menderita skizofrenia bukan dengan ketergantungan obat, dan bersedia menjadi sampel. Total sampel 60 orang dibagi dua kelompok yaitu 30 pasien skizofrenia non pasung, dan 30 pasien skizofrenia post pasung. Tingkat asupan energi dan protein diperoleh melalui metode recall 3x24 jam, diuji dengan independent sample t-test.Hasil: penelitian menunjukkan tingkat asupan protein skizofrenia non pasung dan post pasung berbeda signifikan yaitu 1.798 k.kal pada kelompok non pasung dan 1.761 k.kal pada kelompok post pasung dengan nilai p =0,012. Rata-rata asupan protein pasien skizofrenia non pasung adalah 65,59 gr, sedangkan pada post pasung adalah 63,28 gr dengan nilai p = 0,023. Tingkat asupan energi dan protein pada kelompok pasien skizofrenia non pasung adalah lebih tinggi daripada kelompok pasien post pasung.Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat asupan energi dan protein pasien skizofrenia post pasung dan non pasung di Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondohutomo Semarang.
Media E-Booklet dapat Berpengaruh terhadap Pengetahuan dan Sikap untuk Pencegahan DM Tipe 2 pada Remaja Nurhidayanti, Nova; Yuniarti, Yuniarti; Supadi, J.; Ambarwati, Ria; Jaelani, Mohamad
JURNAL RISET GIZI Vol. 11 No. 2 (2023): November (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v11i2.10674

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan Kabupaten Rembang merupakan kabupaten dengan prevalensi diabetes mellitus tertinggi ke 7 di Jawa Tengah yaitu sebesar 3,02%. Pencegahan penyakit diabetes melitus yang meliputi promosi pola hidup sehat dapat dimulai sejak usia remaja. Masa remaja memegang peranan penting dalam menentukan status kesehatan pada masa dewasa atau lanjut usia.Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas pendidikan gizi melalui e-booklet terhadap pengetahuan dan sikap Pencegahan DM Tipe 2 pada remaja.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian gizi klinis dengan jenis penelitian true eksperimental dan rancangan randomized pre and post test control group design. Jumlah responden sebanyak 17 kelompok intervensi dan 17 kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan adalah pengetahuan dan sikap. Analisis statistik menggunakan uji Independent t-test, uji Mann-Whitney dan uji Regresi Linier.Hasil: Terdapat pengaruh pendidikan gizi dengan e-booklet terhadap pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,038). Pemberian pendidikan gizi dengan media e-booklet efektif meningkatkan pengetahuan remaja sebesar 2,420 kali lipat, sikap sebesar 0,217 kali dibandingkan tidak diberikan pendidikan gizi.Kesimpulan : Edukasi gizi melalui e-booklet pencegahan diabetes melitus tipe 2 efektif meningkatkan pengetahuan (25,49%) dan sikap (0,24).