Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Tedc

PENGENDALIAN BISING INTERIOR PESAWAT TERBANG BALING-BALING (TURBOPROP) DENGAN ACTIVE NOISE CONTROL Ahmad Kurnia
Jurnal TEDC Vol 12 No 2 (2018): Jurnal TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.001 KB)

Abstract

Kenyamanan penumpang pesawat terbang khususnya untuk pesawat baling-baling (turboprop) tak terlepas dari kenyamanan dari suara bising di dalam kabin pesawat (“interior noise”) . Bising ini ditimbulkan terutama oleh mesin dan baling-baling pesawat yang bisingnya dominan pada frekwensi rendah. Sudah menjadi sifat alam bahwa material lebih mudah untuk meloloskan frekwensi rendah dibanding frekwensi tinggi. Dengan demikian bahan insulasi badan pesawat secara umum memiliki rugi-rugi transmisi ( tran s mission loss - TL) yang rendah pada frekwensi rendah dan tinggi pada frekwensi tinggi. Akibatnya bising dari baling-baling pesawat sukar ditangani secara pasif seperti dengan pemilihan dan modifikasi material insulasi badan pesawat. Oleh karena itu untuk menanganinya dikembangkan teknologi yang relatif baru, yaitu dengan membuat alat dan sistem yang dinamakan active noise control. Active Noise Control atau ANC adalah pengendalian bising secara aktif, yakni gelombang suara bising diredam dengan cara membuat gelombang suara yang mempunyai frekwensi sama tetapi fasanya berlawanan (1800), sehingga terjadi superposisi dua gelombang akhirnya yang saling menghilangkan. Penggunaan ANC pada beberapa pesawat turboprop telah berhasil menurunkan intesitas kebisingan sampai 10 dBA. Kata Kunci: Active Noise Control (ANC), Transmission Loss (TL), Bising Interior, Pesawat Turboprop
KONSEP PEMAHAMAN TEORI RELATIVITAS KHUSUS EINSTEIN TENTANG PEMUAIAN WAKTU Ahmad Kurnia
Jurnal TEDC Vol 15 No 2 (2021): JURNAL TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.144 KB)

Abstract

Teori relativitas khusus Einstein tentang pemuaian waktu telah memberi pandangan bahwa besaran waktu, panjang dan juga massa adalah besaran relatif atau dinamis. Einstein menyampaikan teori tersebut setelah melihat fakta bahwa kecepatan cahaya adalah tetap tidak tergantung dari gerak pengamat. Obyek yang bergerak mendekati kecepatan cahaya menurut pandangan pengamat yang diam akan terilhat waktunya berjalan lebih lambat. Fenomena ini diuraikan dalam “Paradok Kembar”, istilah dalam konsep pemuaian waktu. Paradok Kembar karena hukum alam, bahwa fenomena tersebut berada dalam kontinum berdimensi empat ruang-waktu dengan 3 koordinat x,y,z untuk ruang dan koordinat ke-4 yakni i (ct) yang terkait waktu (i = √-1). Dengan memakai postulat ke-2 Einstein, akan dapat difahami konsep dan proses pemuaian waktu. Pembuktian pemuaian waktu dengan wahana berawak seperti roket yang membawa astronot pulang-pergi ke bulan, tidak teramati karena hanya berbeda 0,72 mikro detik untuk perjalanan 7 hari. Baru setelah 60 tahun dicetuskan Einstein, dua fisikawan dari MIT Amerika Serikat telah berhasil membuktikan kebenaran teori tersebut. Beliau mengamati peluruhan partikel hasil tumbukan sinar kosmik dengan atmosfir bumi yang disebut muon, yang mengalami peluruhan lambat, yang seharusnya tersisa 5 % ketika sampai di permukaan laut, ternyata masih tersisa 68 % . Ini berarti muon yang berkecepatan 0,94 c mengalami pelambatan waktu sehingga peluruhannya baru sedikit. Kata kunci: teori relativitas, Einstein, pemuaian waktu, paradok kembar
SIMULASI PERHITUNGAN INTENSITAS RADIASI DAN ENERGI SURYA DENGAN TURBO PASCAL 5.5 Ahmad Kurnia
Jurnal TEDC Vol 15 No 3 (2021): JURNAL TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.625 KB)

Abstract

Potensi Energi Surya sebagai energi baru dan terbarukan di Indonesia sangat besar, per-harinya mencapai 4800 watt-jam/m2 atau 17 juta joule/m2. Salah satu faktor penyebabnya karena letak geografis Indonesia di daerah tropis, dimana matahari memancarkan sinarnya setiap tahun. Melihat begitu besarnya potensi energi surya, maka perencanaan pemanfaatannya sangat diperlukan, dan untuk tujuan dimaksud perlu simulasi perhitungan dalam memprediksi besarnya energi surya di suatu lokasi. Tulisan ini membahas simulasi perhitungan model matematis radiasi surya dengan menghitung radiasi surya global dari persamaan geometri surya dan data kondisi cuaca di suatu lokasi. Perhitungan menggunakan program Turbo Pascal 5.5, salah satu program yang banyak digunakan untuk komputasi di bidang sains dan teknik. Hasil perhitungan untuk energi harian rata-rata dengan sampel kota Bandung, diperoleh yang tertinggi pada bulan Januari yakni 8515 Wh/m2 dan terendah bulan Juli 5936 Wh/m2. Untuk perbedaan hasil simulasi besarnya radiasi surya global per detik di kota Bandung pada radiasi puncak (tengah hari pukul 11.00 – 13.00) antara bulan Januari dan Juli mencapai 486 W/m2 . Sedangkan perbedaan besar radiasi surya bila dilihat hanya pengaruh jarak bumi-matahari, yakni radiasi saat jarak terjauh (aphelion) tanggal 6 Juli dan saat jarak terdekat (perihelion) tanggal 5 Januari, hanya berbeda 57,9 W/m2. Ini berarti Deklinasi Surya kota Bandung pada bulan Januari dan Juli menjadi faktor utama tinggi-rendahnya radiasi surya di dua bulan tersebut dan bukan karena faktor jarak bumi-matahari terdekat dan terjauh. Hasil perhitungan dalam simulasi ini cukup akurat, hanya berbeda 3,6% dengan hasil pengukuran oleh LAPAN, sehingga model matematis simulasi perhitungan energi radiasi surya ini dapat digunakan untuk perencanaan pemanfaatan energi surya di suatu tempat dalam suatu waktu tertentu. Kata kunci: energi surya, radiasi surya global, simulasi perhitungan, aphelion-perihelion, deklinasi surya