This Author published in this journals
All Journal Tedc
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS CACAT CORAN PADA GRAVITY CASTING PRODUK TANGKI ATAS RADIATOR MOBIL Sunarko .
Jurnal TEDC Vol 11 No 3 (2017): Jurnal TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.049 KB)

Abstract

Porositas penyusutan adalah salah satu jenis cacat pada pengecoran. Cacat coran ini berupa rongga takberaturan, cenderung pada ujung-ujungnya menajam, permukaan kasar dan intergranular. Fenomena terjadiporositas penyusutan adalah ketika terjadi proses pembekuan, maka pada saat yang sama terjadi kontraksivolume logam cair, sehingga penyusutan volume logam cair tidak bisa dihindarkan, karena tidakmendapatkan pasokan logam cair dari penambah. Porosita penyusutan terjadi disebabkan oleh beberapaparameter pengecoran diantaranya : desain produk, proses produksi, komposisi kimia, dan sistem saluran.Penelitian cacat coran pada produk tangki atas radiator mobil terbuat dari material Al-6,2 Cu-3,8 Si yangtergolong material standar A 213.0, dengan cara melakukan pemeriksaan dan analisis terhadap temperaturtuang dan waktu tuang ; desain produk ; sistem saluran ; komposisi kimia. Hasil analisis menunjukkan bahwapenyebab porositas penyusutan akibat dari temperatur tuang yang terlalu tinggi, waktu tuang yang terlalulama, penambah yang kurang efektif, dan komposisi kimia yang kurang tepat, karena unsur Zn terlalu tinggi0,716 % dari persentase unsur Zn standar sehingga memperbesar peluang terjadinya cacat rongga. Hasilverifikasi sebagai uji coba dari solusi menunjukkan bahwa porositas penyusutan pada tangki atas radiatormobil dapat diminimalisir dengan cara : menurunkan temperatur tuang menjadi 7400C ; mempercepat waktutuang menjadi sekitar 4 detik ; dan menerapkan metoda penggunaan insulator pada bagian atas logam cairpada penambah agar memperlambat laju perpindahan panas ke atmosfir luar.Kata kunci: porositas penyusutan, temperatur tuang, waktu tuang, sistem saluran, dan insulator
PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 1030 PADA SAMBUNGAN FILLET POSISI 2F DENGAN PROSES LAS BUSUR MANUAL Sunarko .
Jurnal TEDC Vol 10 No 3 (2016): Jurnal TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.529 KB)

Abstract

Baja AISI 1030 adalah material yang baik untuk pembuatan konstruksi umum karena baja AISI 1030mempunyai nilai Ceq 0,425% sehingga mempunyai sifat mampu las yang baik dan tidak mudah terjadi cacatlas. Juga aman terhadap kemungkinan retak dingin dan retak pemanasan ulang karena mempunyai nilai CE0,3375% (retak dingin) dan nilai CE -2% (retak pemanasan ulang). Hasil pemeriksaan visual danpemeriksaan makro terhadap hasil las dari beberapa variasi arus pengelasan (80A, 100A, 120A, 140A, dan160A) terbukti tidak terjadi adanya cacat las, disamping itu welder yang mengelasa telah mempunyaisertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sehingga kualitaspengelasannya bisa dipertanggungjawabkan. Pertumbuhan butiran pada logam lasan mengarah ke sumberpanas, karena awal membekunya dimulai dari dinding logam dasar (Base metal) menuju ke logam lasan(weld metal). Waktu pendinginannya juga sangat cepat yaitu sekitar 6 (enam) detik, sehingga fasa terjadipada logam lasan yaitu fasa ferit dan perlit untuk arus pengelasan 80A dan 100A, sedangkan aruspengelasan 120A, 140A, dan 160A terbentuk fasa ferit, perlit, dan martensit dengan heat input antara 4800joule/cm sampai dengan 8400 joule/cm. Diameter butiran terbesar berlokasi pada logam dasar (BM),sedangkan diameter butiran pada daerah pengaruh panas (HAZ) dan logam lasan (WM) perbedaannya relatifkecil. Sesuai dengan teori bahwa diameter butiran semakin kecil mengindikasikan kekuatannya semakinmeningkat, hal ini dibuktikan dari hasil penelitian urutan dari nilai kekerasan yang tertinggi atau kekuatantertinggi berturut-turut berlokasi pada logam lasan (WM), daerah pengaruh panas (HAZ), dan logam dasar(BM). Dari hasil penelitian terbukti bahwa variasi arus 120A mempunyai nilai kekerasan dan kekuatantariknya tertinggi yaitu nilai kekerasan pada WM 276,867 HVN; HAZ 253,000 HVN; dan BM 240,989 HVNatau setara dengan kekuatan tarik pada WM 907,35 MPa; HAZ 831,45 MPa, dan BM 786,60 MPa.Kata kunci: Baja AISI 1030, base metal (BM), heated affected zone (HAZ), weld metal (WM), ferit, perlit, danmartensit
UPAYA PENINGKATAN SIFAT MEKANIS MATERIAL BISPLATE 80 GRADE 700 MELALUI POST WELD HEAT TREATMENT (PWHT) PADA PENGELASAN PROSES SHIELD METAL ARC WELDING (SMAW) POSISI 1G Sunarko .
Jurnal TEDC Vol 10 No 2 (2016): Jurnal TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.354 KB)

Abstract

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur alat-alat berat memproduksi dump truck,heavy transportation equipment, original component and attachments and mining support. Salah satunyaproduksinya light vessel yang berfungsi sebagai bak pengangkut batubara, sering terjadi kerusakan padadaerah-daerah yang terdapat sambungan pengelasan. Penyebabnya adalah daerah-daerah hasil lasan tidakdilakukan proses post weld heat treatment (PWHT)dan penggunaan secara kontinyu dalam mengangkutbatubara di area tambang yang mengakibatkan tegangan dalam di sambungan lasan, sehingga sering terjadikeretakan. Ditinjau dari komposisi dan aplikasinya, maka bisplate 80 grade 700 baik digunakan dalampembuatan light vessel. Proses fabrikasi dalam pembuatan light vessel teknik penyambungannyamenggunakan proses pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dan Flux Core Arc Welding (FCAW)dengan jenis sambungan fillet (sudut) dan groove (tumpul). Setelah proses pengelasan dilakukan, maka padadaerah las akan terjadi tegangan dalam (internal stress). Tegangan dalam terjadi karena struktur butiran padadaerah las menjadi tidak seragam, sehingga perlu dilakukan PWHT. Material bisplate 80 grade 700 memilikiweldability yang baik, karena memiliki CE 0,40 % atau < 0,45 %, tidak peka (aman) terhadap retak dingindengan nilai CE 0,185 % atau < 0,35 %, dan tidak peka (aman) terhadap retak pemanasan ulang dengan nilaiCE - 2% atau < 0. Penelitian ini PWHT menggunakan 3 variasi temperatur, yaitu 530o C, 550o C, dan 570o Cdengan waktu penahanan masing-masing 30 menit kemudian didinginkan secara perlahan. Pada non-PWHTmemiliki rata-rata nilai kekerasan tertinggi, yaitu 362,0 HVN. Hasil lasan dengan PWHT yang memiliki ratarata nilai kekerasan tertinggi, yaitu 358,6 HVN pada temperatur 530o C. Perbandingan sifat mekanis antaranon-PWHT dengan PWHT tidak jauh sehingga implementasi di lapangan (site) selayaknya menerapkanproses PWHT pasca pengelasan, karena dapat mengurangi tegangan sisa akibat proses pengelasan.Kata kunci : light vessel, SMAW,PWHT, bisplate 80 grade 700