Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Makna Sesamaku Manusia Berdasarkan Lukas 10:25-37 Daniel Siswanto; Janes Sinaga; Micle Edwin Tumundo; Juita Lusiana Sinambela
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya Vol 5, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tritt Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.304 KB) | DOI: 10.53827/lz.v5i2.87

Abstract

"Who is my neighbor?" The scribe's question was motivated by his understanding of "neighborhood" which was only limited to Jews. The Jews in a series of ceremonies made themselves most holy. They do not think about foreigners or other nations other than their own people. This kind of understanding will tend to limit behavior to love others outside of a certain relationship. The purpose of this study is to provide a true and in-depth understanding according to biblical standards regarding the understanding of who is my neighbor. Delivering straightforwardly and clearly the intent and purpose of the Lord Jesus in giving parables according to Luke 10:25-37 as well as the correct view and understanding of who my neighbor is. This study uses a qualitative method by collecting and analyzing from various literature sources such as the Bible, books and journals so as to get a correct understanding of fellow human beings in Luke 10:25-37. In the story of the good Samaritan, Christ wanted to show that true religion does not depend on rules, beliefs, or religious ceremonies, but in performing acts of love and true goodness. The lesson on the parable of the Good Samaritan in the context of “Who is My Neighbor”, gives an understanding to every reader that a fellow human being is not just someone who believes in us.“Siapakah sesamaku manusia?” Pertanyaan seorang ahli Taurat ini dilatarbelakangi oleh adanya pemahamannya tentang “sesamanya manusia” yang hanya terbatas pada orang Yahudi saja. Orang Yahudi dalam suatu rentetan upacara menjadikan diri mereka sendiri paling kudus. Mereka tidak memikirkan orang asing atau bangsa lain selain kaum mereka sendiri. Pemahaman seperti ini akan cenderung membatasi perilaku untuk mengasihi orang lain di luar satu ikatan hubungan tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang benar dan mendalam sesuai dengan standard Alkitabiah sehubungan dengan pengertian siapakah sesamaku manusia. Menyampaikan dengan lugas dan jelas akan maksud dan tujuan dari Tuhan Yesus dalam memberikan perumpamaan sesuai Lukas 10:25-37 serta pandangan dan pemahaman yang benar tentang siapakah sesamaku manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan dan menganalisa dari berbagai sumber Pustaka seperti Alkitab, buku dan jurnal sehingga mendapatkan pemahaman yang benar mengenai sesama manusia dalam Lukas 10:25-37. Dalam kisah orang samaria yang baik hati, Kristus ingin menunjukkan bahwa agama yang benar itu bukanlah bergantung pada peraturan, kepercayaan, atau upacara agama, melainkan dalam melakukan perbuatan kasih, dan kebaikkan sejati. Pelajaran perumpaan Orang Samaria Yang Baik Hati dalam konteks “Siapakah Sesamaku Manusia”, memberikan pemahaman kepada setiap pembacanya bahwa sesama manusia bukan hanya seorang yang seiman dengan kita.
Raising Responsible Children: Forms of Parental Concern in Providing Character Education Janes Sinaga; Juita Lusiana Sinambela; Dale Dompas Sompotan; Daniel Siswanto; Kingston Pandiangan; Beni Chandra Purba
Indonesian Journal of Contemporary Multidisciplinary Research Vol. 2 No. 1 (2023): January, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.276 KB) | DOI: 10.55927/modern.v2i1.2745

Abstract

The purpose of this paper is so that every parent understands their role in providing the first education before or after the child enters formal education in general. Often parents leave education problems to their teachers at school, but parents forget that education must start at home and parents are the teachers. By providing the first education at home through parents, the parents will be able to properly direct what are the goals or aspirations of the parents towards their children, both formally and in character. If parents do not neglect this, there will be many children who can be educated properly and correctly according to the expectations of the parents in the future. The research was conducted using qualitative methods by collecting data from bibliography of books and scientific journals as well as online media. It is hoped that this research can increase parental awareness in providing the first education to their children
Kebanggaan Akan Kemakmuran Akar Kejatuhan: Kajian Teologis Kisah Raja Salomo, Dari Pemimpin Yang Paling Bijaksana Menjadi Pemimpin Yang Lalim Bernard Maruli Hutabarat; Daniel Siswanto; Janes Sinaga; Juita Sinambela
JUITAK : Jurnal Ilmiah Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 1 (2023): JUITAK - MARET
Publisher : PT. Penerbit Tiga Mutiara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61404/juitak.v1i1.28

Abstract

Penelitian ini mengulas perjalanan dan transformasi kepemimpinan Raja Salomo, yang awalnya dikenal sebagai pemimpin yang paling bijaksana dalam sejarah, namun kemudian menjadi pemimpin yang lalim. Penelitian ini menganalisis peran teologis dalam narasi Kisah Raja Salomo, dengan fokus pada aspek kebanggaan dan kemakmuran yang berkontribusi pada akar kejatuhan Salomo. Dalam konteks ini, penelitian ini menjelaskan bagaimana kebijaksanaan awal Salomo digantikan oleh kemewahan dan pengaruh negatif kekayaan, sehingga dia terjerumus ke dalam berbagai dosa terhadap rakyatnya dan Tuhannya. Serta semua kesalahan yang dilakukannya berkaitan dengan perubahan paradigma kepemimpinan. Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya moralitas dan nilai-nilai spiritual dalam menjaga kualitas kepemimpinan, serta mengilustrasikan bagaimana kejatuhan seorang pemimpin dapat menjadi pelajaran berharga dalam konteks teologis.