Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KONSENTRASI KLOROFIL DAUN PADI PADA SAAT KEKURANGAN AIR YANG DIINDUKSI DENGAN POLIETILEN GLIKOL Yunia E Banyo; Ai S Nio; Parluhutan Siahaan; Agustina M Tangapo
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 13 Nomor 1, April 2013
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.889 KB) | DOI: 10.35799/jis.13.1.2013.1615

Abstract

KONSENTRASI KLOROFIL DAUN PADI PADA SAAT KEKURANGAN AIR YANG DIINDUKSI DENGAN POLIETILEN GLIKOL ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai konsentrasi klorofil daun padi (Oryza sativa L.) kultivar Serayu dan IR 64 pada saat kekurangan air yang diinduksi dengan polietilen glikol (PEG). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan konsentrasi klorofil total, klorofil a dan klorofil b pada daun padi pada saat kekurangan air yang diinduksi dengan PEG 8000 dengan mengkultur tanaman padi pada medium dengan potensial air (PA) 0; -0,5 dan -1 MPa.  Sampel helaian daun (lamina) untuk tiap perlakuan diambil sebanyak 1 g, dihaluskan dengan mortar dan pestel, lalu diekstraksi dengan alkohol 95% sampai semua klorofil terlarut. Ekstrak disaring dan supernatan ditampung dalam labu ukur 100 ml, lalu ditambahkan alkohol 95% sampai 100 ml.  Konsentrasi klorofil diukur dengan spektrofotometer  pada panjang gelombang 649 dan 665 nm.   Berdasarkan hasil yang diperoleh, tanaman padi kultivar Serayu dan IR 64 mulai mengalami kekeringan pada PEG dengan PA -0,5 MPa dengan ciri-ciri daun yang kering, menggulung dan batang yang berwarna kecoklatan. Perbedaan konsentrasi klorofil total, klorofil a, dan klorofil b pada daun padi kultivar Serayu dan IR 64 diamati pada PEG dengan PA 0; -0,5 dan -0,1 MPa. Kata kunci: konsentrasi klorofil, polietilen glikol (PEG), kekurangan air, padi kultivar Serayu dan IR 64 THE CHLOROPHYLL CONCENTRATION IN RICE LEAVES UNDER POLYETHYLENE-GLYCOL- INDUCED WATER DEFICIT ABSTRACT A research was conducted to evaluate the concentrations of total clorophyll, chlorophyll a and clorophyll b in rice (Oryza sativa L.) leaves under polyethylene-glycol-induced water deficit. The water deficit was induced by culturing the plants in medium containing polyethylene glycol (PEG) 8000 with water potential (PA) 0;-0,5; and            -1 MPa for 2 days. Leaf lamina (1 g) was sampled from each treatment at day 0 and 2. Each sample was ground using porcelain mortar and pestle, and extracted with 95% ethanol until all chlorophyll was dissolved. The extract was filtered, the supernatant was collected in 100 ml flask and added with 95% ethanol until 100 ml. The chlorophyll concentration was measured using spechtrophotometer at 649 and 665 nm. The dry and rolled leaves and brown stems were observed in cultivar Serayu and IR 64 that were cultivated in media containing PEG with PA -0,5 and -1,0 MPa. The concentrations of total chlorophyll, chlorophyll a and b in leaves of cultivar Serayu and IR 64 cultivated in media containing  PEG with PA 0; -0,5 and -1,0 MPa were different. Keywords: chlorophyll concentration, polyethylene glycol (PEG), water deficit, Serayu and IR 64 rice cultivars
PERKEMBANGAN ULAT BUAH Heliothis armigera (Lepidoptera:Noctuidae) PADA BEBERAPA VARIETAS KACANG KEDELAI (Glycine max L.) Parluhutan Siahaan; Redsway T.D Maramis
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 14 Nomor 1, April 2014
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.658 KB) | DOI: 10.35799/jis.14.1.2014.4950

Abstract

PERKEMBANGAN ULAT BUAH Heliothis armigera (Lepidoptera:Noctuidae) PADA BEBERAPA VARIETAS KACANG KEDELAI (Glycine max L.) ABSTRAK Telah dilakukan percobaan untuk melihat pengaruh beberapa varietas kacang kedelai (grobogan, willis, sinabung dan gepakijo) terhadap perkembangan ulat buah Heliothis armigera karena serangga ini adalah hama penting terhadap tanaman ini. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh sebutir telur untuk menetas tidak berbeda pada semua varietas yang diujikan. Hal sama juga terjadi pada persentase jumlah telur yang menetas pada keempat varietas tersebuttidak berbeda. Secara umum terlihat bahwa untuk semua parameter yaitu fase larva, fase pupa, fase imago dan keperidian serangga yang dipelihara pada kedelai varietas willis dan sinabung tidak ada perbedaan, tetapi berbeda nyata apabila dibandingkan dengan yang dipelihara  pada varietas grobagan. Sedangkan yang berkembang pada varietas grobogan berbeda nyata dengan yang berkembang pada varietas gepak ijo. Dapat disimpulkan bahwa varietas gepak ijo adalah varietas yang paling baik dalam menekan perkembangan serangga H. armigera. Kata kunci:  ulat buah, kacang kedelai   THE DEVELOPMENT OF COOTON BOLLWORM Heliothis armigera (Lepidoptera:Noctuidae) ON SOME SOYBEAN VARIETIES (Glycine max L.) ABSTRACT Experiments were conducted to see the effect of some soybean varieties (Grobogan, willis, sinabung and gepakijo) on the development of cotton bollworm Heliothis armigera because this insect is an important pest on this crop. The results showed that the time taken by an egg to hatch is not different at all tested varieties. The same thing also happened on the percentage of eggs that hatch in four varieties are no different. In general, it appears that for all the parameters, namely the phase larva, pupa, imago and fecundity of insects reared on soybean varietiess sinabung and willis is no difference, but significantly different when compared to those reared on varieties grobogan. While evolving at significantly different Grobogan varieties that thrive on gepak ijo varieties. It can be concluded that gepak ijo varieties are the best varieties in suppressing  the development of  H. armigera. Keywords: Cooton bollworm, soybean
Penerapan Teknologi Jamur Trichoderma sp. Isolat Lokal untuk Mengendalikan Jamur Fusarium solani Penyebab Layu pada Tanaman Hortikultura Kelompok Tani Tomohon Ardelia Santoso; Dwina Kristianti; Krista Sitorus; Parluhutan Siahaan
The Studies of Social Sciences Vol. 4 No. 2 (2022): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.2022.4.2.43462

Abstract

Partners in this activity are the farmer group "Sombor Wanua Talumangan" located in Kakaskasen 3, Tomohon Utara District, Kota Tomohon Regency, North Sulawesi which cultivates horticultural crops. The problems faced by partners are the decline in the quality of production and production of chili plants due to wilt disease attacks caused by Fusarium solani and lack of knowledge of partner farmers about environmentally friendly pest and disease control. The solution to overcome the partner's problems is the application of Trichoderma sp. local isolates. The method of implementing is counseling on the benefits of Trichoderma sp., training on making Trichoderma sp. on rice media, the implementation of Trichoderma sp. on chili plants affected by Fusarium solani, and evaluation. The result showed an improved farmer’s knowledge and the skills of partner farmers in the manufacture and application of Trichoderma sp. on rice media. Based on the results of the implementation of Trichoderma sp. shows that chili plants become sturdy, leaves become lush, and there is an increase in chili plant growth and an increase in fruit production. Keywords: Trichoderma sp.; Fusarium solani; Counseling; Farmer Groups.AbstrakMitra dalam kegiatan ini adalah kelompok tani “Sombor Wanua Talumangan” Desa Kakaskasen 3, Kecamatan Tomohon Utara, Kabupaten Kota Tomohon, Sulawesi Utara yang mengusahakan tanaman hortikultura. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah menurunnya kualitas produksi dan hasil produksi tanaman cabai akibat serangan penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium solani dan rendahnya pengetahuan petani mitra tentang pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan mitra adalah penerapan teknologi pengendali hayati Trichoderma sp. isolat lokal. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi penyuluhan mengenai manfaat Trichoderma sp., pelatihan pembuatan Trichoderma sp. pada media beras, implementasi hasil pembuatan Trichoderma sp. pada tanaman cabai yang terserang Fusarium solani, dan evaluasi. Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan petani mitra dan keterampilan petani mitra dalam pembuatan dan penerapan Trichoderma sp. pada media beras. Berdasarkan hasil implementasi Trichoderma sp. pada tanaman cabai yang layu menunjukkan bahwa tanaman cabai menjadi lebih kokoh, daun menjadi lebih rimbun, dan terjadi peningkatan pertumbuhan tanaman cabai serta peningkatan produksi buah.Kata kunci: Trichoderma sp.; Fusarium solani; Pelatihan; Kelompok Tani
Uji Patogenisitas Jamur Metarhizium rileyi (Farlow) Isolat Tomohon Terhadap Larva Ulat Grayak Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae) Indry Angelia Mullo; Parluhutan Siahaan; Lalu Wahyudi
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 12 No. 1 (2022): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v12i1.35828

Abstract

The armyworm frugiperda (Spodoptera frugiperda) is one of the insect pests of the Order Lepidoptera that attacks corn plantations in Tomohon City. One of the efforts to control pests is the use of entomopathogens. This study aims to identify and analyze the pathogenicity of the entomopathogenic fungus Tomohon isolate against larvae S. frugiperda. This research was conducted in-vitro using experimental methods. Data were analyzed using probit analysis and Anova test at 95% level and the smallest significant difference test at 5% confidence level. The results showed that the entomopathogenic fungus that attacked the larvae of S. frugiperda was a species of Metarhizium rileyi. The mortality percentage of the treatment that killed the larvae the fastest until it reached an average mortality of 100%, namely spore density of 109 only took seven days after treatment (DAT). The LT50 value is 4 days, and the LC50 value is a concentration of 5.4. For the results of the analysis of the average mortality percentage of S. frugiperda carried out on four DAT using the ANOVA test, there were differences in the mortality of each treatment.Keywords: Metarhizium rileyi; entomopathogen; Spodoptera frugiperdaAbstrakUlat grayak frugiperda (Spodoptera frugiperda) merupakan salah satu hama serangga dari Ordo Lepidoptera yang menyerang perkebunan jagung di Kota Tomohon. Salah satu upaya untuk mengendalikan hama yaitu dengan pemanfaatan entomopatogen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis patogenisitas jamur entomopatogen isolat Tomohon terhadap Larva S. frugiperda. Penelitian ini dilakukan secara in-vitro dengan menggunakan metode eksperimental. Data dianalisis menggunakan analisis probit dan uji Anava pada taraf 95% dan uji beda nyata terkecil pada taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur entomopatogen yang menyerang larva S. frugiperda merupakan spesies Metarhizium rileyi. Persentase mortalitas perlakuan yang paling cepat mematikan larva hingga mencapai rata-rata mortalitas 100% yaitu kerapatan spora 109 konidium/ml hanya membutuhkan waktu tujuh hari setelah perlakuan (HSP). Nilai LT50 yaitu 4 hari, dan nilai LC50 yaitu konsentrasi 105,4 konidium/ml. Untuk hasil analisis rata-rata persentase mortalitas S. frugiperda pada empat HSP dengan menggunakan uji anava menunjukkan adanya perbedaan pada mortalitas tiap perlakuan.Kata Kunci: Metarhizium rileyi; entomopatogen; Spodoptera frugiperda
Status Kerentanan Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stål.) terhadap Jamur Beauveria bassiana (Bals.) Vuil. yang Diisolasi dari Berbagai Inang Parluhutan Siahaan; Rowland Mangais
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 12 No. 2 (2022): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v12i2.42286

Abstract

The brown plant hopper (Nilaparvata lugens. Stål.) is a pest of crops, especially rice crops worldwide and has been a problem for a long time. One of the reasons for the explosion of N. lugens was that it had developed resistance as a result of the inability of pesticides to suppress the growth of these insect pests. Utilization of the entomopathogenic fungus Beauveria bassiana is one of the efforts to reduce the use of synthetic pesticides. This study aimed to measure the susceptibility status of the brown planthopper (N. lugens) to the fungus B. bassiana isolated from several host insects. This study used a completely randomized design, with two treatments, namely the type of host and the concentration of conidia. The results showed that the highest mortality of N. lugens was in the treatment of L. oratorius isolates with concentrations of 109 and 108, namely 40% and 39.3%, and the lowest was in the isolates of Jati sari with concentrations of 106, which was 22.7%. N. lugens was more susceptible to the fungus B. bassiana L. oratorius isolate with an RR value of 0.63 compared to P. pallicornis isolates which had an RR value of 0.93.Keywords: Nilaparvata lugens; Beauveria bassiana; Resistance ABSTRAK Serangga wereng coklat (Nilaparvata lugens. Stål.) merupakan hama pada tanaman, terutama pada tanaman padi di seluruh dunia dan telah menjadi masalah sejak lama. Ledakan N. lugens salah satunya karena telah mengalami resistensi sebagai akibat dari ketidakmampuan pestisida dalam menekan pertumbuhan dari serangga hama tersebut. Pemanfaatan jamur entomopatogen Beauveria bassiana menjadi salah satu upaya mengurangi penggunaan pestisida sintetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur status kerentanan wereng batang coklat (N. lugens) terhadap jamur B. bassiana yang diisolasi dari beberapa serangga inang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, dengan dua perlakuan yaitu jenis inang dan konsentrasi konidia. Hasil penelitian menunjukkan mortalitas N. lugens tertinggi yaitu pada perlakuan isolat L. oratorius konsentrasi 109 dan 108 yaitu 40% dan 39,3% dan terendah pada isolat Jati sari konsentras 106 yaitu 22,7%. Hama N. lugens lebih rentan terhadap jamur B. bassiana isolat L. oratorius dengan nilai RR 0,63 dibandingan isolat P. pallicornis yang memiliki nilai RR 0,93.
Pelatihan Pemanfaatan Sabut Kelapa sebagai Bahan Pembuatan Kompos di Kelurahan Batu Putih Bawah, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara Parluhutan Siahaan; Franky R.D. Rengkung
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/q7fny555

Abstract

Limbah perkebunan kelapa yang berupa sabut kelapa sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos, baik dengan teknologi fermenter maupun secara konvensiaonal. Telah dilakukan kegiatan pelatihan pembuatan kompos dari sabut kelapa di Kelurahan Batuputih Bawah, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung untuk meningkatkan keterampilan petani kelapa dalam memanfaatkan limbah pertanian untuk bahan kompos. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2018 dengan peserta terdiri dari 9 orang yang bekerja di perkebunan kelapa, baik milik sendiri maupun milik orang lain. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini ialah ceramah dan praktik dalam pembuatan kompos dengan bahan dasar sabut kelapa. Evaluasi keberhasilan dilakukan dengan pengamatan untuk perubahan keterampilan dalam membuat kompos dengan bahan dasar limbah sabut kelapa dengan menggunakan skala Likert. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para peserta telah memiliki keterampilan dalam mengelola limbah sabut kelapa untuk dijadikan kompos, baik melalui teknologi fermentasi maupun secara konvensional.
Workshop Soft Skill bagi Pecinta Alam Provinsi Sulawesi Utara Saroyo; Parluhutan Siahaan
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/saqeym79

Abstract

Sebagai bagian dari Subkawasan Sulawesi, Sulawesi Utara memiliki kekayaan hayati yang sangat unik, yaitu keragamannya yang cukup tinggi serta memiliki beberapa bentuk endemik. Berbagai upaya pelestarian kekayaan hayati tersebut telah dilaksanakan oleh pemerintah, yaitu penetapan beberapa kawasan perlindungan atau kawasan konservasi, penetapan jenis-jenis yang dilindungi, maupun penegakan hukum terkait dengan pelanggaran undang-undang tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya. Keberhasilan dalam upaya konservasi, tidak hanya ditentukan oleh hal-hal tersebut di atas semata, tetapi juga oleh kesadaran masyarakatnya sendiri. Salah satu kelompok masyarakat yang memiliki peran penting dalam sosialisasi maupun teladan dalam upaya konservasi tersebut ialah Kelompok Pencinta Alam (KPA). Hanya sayangnya, masih banyak anggota komunitas ini yang belum sepenuhnya memahami peran dan tanggung jawab dalam upaya konservasi ini. Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya penanaman soft skill bagi kelompok pencinta alam. Kegiatan dilaksanakan secara daring pada tanggal 7 Agustus 2020 dengan menggunakan media teleconference Zoom Meeting. Peserta sebanyak 30 orang anggota KPA seluruh Sulawesi Utara. Materi workshop meliputi: Konsep Pencinta Alam, Kode Etik Pencinta Alam Indonesia, serta diskusi implementasi soft skill dalam kegiatan kepencintaalaman. Untuk mendapatkan gambaran soft skill peserta dan perubahannya setelah kegiatan dilakukan survei. Hasil survei awal menunjukkan nilai rata-rata peserta ialah 2,9 dan survei akhir dengan nilai rata-rata 3,6 dengan rentang skor 0-4.
Perspektif Iman Kristen dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Parluhutan Siahaan
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/4jdd1p75

Abstract

Virus Corona baru yang dikenal dengan singkatan Covid-19 atau kadangkala disebut 2019-nCoV, menjadi isu yang paling populer beberapa bulan belakangan ini, yang dikaji baik oleh praktisi kesehatan, pemimpin berbagai organisasi, kaum intelektual, orang dewasa dan anak-anak. Virus ini dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan mematikan. Akibat virus ini telah terdapat banyak korban meninggal. Virus ini sama sekali tidak memandang ras, status sosial, usia, pendidikan, dan bangsa. Setiap orang menjadi sangat rentan termasuk orang percaya dan bahkan hamba Tuhan sekalipun. Artikel ini memberikan penjelasan yang benar bagaimana manusia seharusnya memandang Covid-19 berdasarkan Perspektif Iman Kristen. Kegiatan webinar dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 Mei 2020, jumlah peserta yang mendaftar 106 peserta. Seluruh peserta diberikan sertifikat, diberikan bantuan pulsa untuk dapat bergabung. Hasil menunjukan bahwa pandemi Covid-19 bukanlah hukuman Tuhan atau hasil pekerjaan Tuhan tapi atas izin Tuhan segala Sesuatu terjadi di bumi ini dan bisa jadi ini menjadi sarana Allah untuk mendidik dan mengajar kita agar lebih dekat pada Tuhan.
Workshop Kegiatan Kepencitaan-alam di Sulawesi Utara pada Masa Pandemi Covid-19 Saroyo; Parluhutan Siahaan; Adelfia Papu
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/m4y4zc46

Abstract

Pandemi Covid-19 telah berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat termasuk para komunitas pencinta alam, yang mencakup aspek perekonomian, kesehatan, pendidikan, maupun kegiatan di alam bebas. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang baik dalam kegiatan kepencintaalaman di era Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga kegiatan dapat dilaksanakan secara aman dan sehat. Untuk sosialisasi tentang permasalahan ini, telah dilaksanakan workshop kegiatan kepencintaalaman di Sulawesi Utara di masa pandemi Covid-19. Kegiatan dilaksanakan secara daring pada tanggal 18 September 2021 dengan peserta sebanyak 77 orang dari dari mahasiswa pencinta alam (MPA), kelompok pencinta alam (KPA), serta umum. Workshop terdiri dari kegiatan pretes, pemaparan materi dan diskusi, serta postes. Materi terdiri dari: Biodiversitas dan Konservasi di Sulawesi Utara (Kasus di Kota Bitung) dan Pelaksanaan Protokol Kesehatan dalam Kegiatan Kepencintaalaman di Era PPKM. Hasil pretes dan postes menunjukkan rata-rata skor jawaban terhadap aspek pengetahuan ialah 78 dan postes ialah 87, sedangkan rata-rata hasil pretes dan postes terhadap aspek sikap ialah 76 dan postes ialah 77. Nilai ini menunjukkan bahwa untuk aspek pengetahuan, peserta dapat menyerap materi pemaparan dan diskusi, sementara untuk aspek sikap hanya terjadi sedikit sekali perubahan.
Pelatihan dalam Penggunaan Aplikasi Website untuk Mempelajari Satwa Kunci Sulawesi bagi Siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Batuputih Bawah, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung Saroyo; Parluhutan Siahaan; Edwin Tenda
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/m1pbwq50

Abstract

Latar belakang masalah ialah Pulau Sulawesi memiliki kekayaan hayati dan endemisitas satwa yang sangat unik yang merupakan percampuran antara flora dan fauna khas Asia dan Australia. Beberapa kawasan yang menyimpan kekayaan hayati endemik Sulawesi terlah berstatus sebagai kawasan konservasi, antara lain Cagar Alam DuasudaraTangkoko, Taman Wisata Alam Batuputih, Taman Wisata Alam Batuangus, Hutan Lindung Gunung Wiau, dan Hutan Lindung Gunung Klabat. Hanya sayangnya, banyak kekayaan hayati di Sulawesi Utara yang sedang menghadapi kepunahan akibat faktor perburuan untuk konsumsi dan perusakan habitat. Oleh karena itu permasalahan utama ialah rendahnya tingkat kesadaran generasi muda akan pentingnya keanekaragaman hayati, terutama satwa kunci Sulawesi di Kota Bitung, yang salah satu penyebabnya ialah kurangnya pengetahuan dan pemahaman digital di era saat ini dalam dalam mendukung upaya konservasi satwa kunci. Solusi yang disepakati dengan kedua mitra (Resort KSDA Batuputih dan Kelompok Pencinta Alam Tarantula) untuk mengatasi permasalahan di atas ialah pemanfaatan teknologi dalam rangka sosialisasi konservasi satwa kunci Sulawesi di Kota Bitung dengan kegiatan workshop dan praktik bagi generasi muda, yaitu siswa sekolah dasar. Tujuan kegiatan ini ialah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk murid-murid sekolah dasar di Kelurahan Batuputih, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung tentang konservasi satwa endemik Sulawesi di Kota Bitung terutama perubahan pengetahuan dan keterampilan dalam identifikasi satwa kunci dalam upaya konservasi biodiversitas, juga dalam mencegah/menghentikan praktik perburuan dan konsumsi satwa liar. Target kegiatan ialah terjadinya perubahan pengetahuan dan keterampilan atau pandangan dalam aspek konservasi satwa endemik Sulawesi terutama untuk menghentikan praktik perburuan dan konsumsi satwa liar. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini ialah (1) Pelatihan dan pendampingan dalam penggunaan aplikasi website untuk mempelajari satwa kunci Sulawesi (2) Praktik dan pendampingan dalam penggunaan aplikasi website untuk mempelajari satwa kunci Sulawesi. Evaluasi keberhasilan kegiatan dilakukan dengan pretes dan postes untuk menganalisis peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan aplikasi website untuk mempelajari satwa kunci Sulawesi, serta sikap terhadap aspek konservasi satwa endemik Sulawesi. Komponen evaluasi mencakup aspek kognitif (pengetahuan/penguasaan materi) dengan menggunakan pre-tes dan pos-tes, serta psikomotorik (keterampilan) dengan menggunakan rubrik penilaian. Hasil pelaksanaan kegiatan ialah: terjadinya peningkatan pengetahuan peserta tentang satwa endemik serta peningkatan keterampilan dalam memanfaatkan Google Lens untuk mengakses informasi tentang satwa tersebut. Hasil kegiatan telah memberikan hasil sebagai berikut: Terjadi peningkatan pengetahuan tentang satwa kunci Sulawesi pada peserta, yaitu dari rata-rata skor 62 menjadi 78; dan terjadi peningkatan pengetahuan tentang penggunaan Google Lens untuk mendapatkan informasi tentang satwa kunci Sulawesi, dari 0 menjadi 65. Dengan demikian program kemitraan masyarakat ini telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta.