Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERGERAKAN ARUS PERMUKAAN LAUT SELAT BALI BERDASARKAN PARAMETER ANGIN DAN CUACA Fajar Setiawan; Viv Djanat Prasita; Supriyatno Widagdo
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 1 No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v1i2.25

Abstract

Selat Bali sebagai penghubung Pulau Jawa-Bali semakin berkembang seiring peningkatan ekonomi dan wisata kedua pulau tersebut. Penelitian terhadap dinamika kondisi atmosfir kaitannya terhadap pergerakan arus laut di Selat Bali bagian Utara dengan memanfaatkan data arus permukaan laut yang dipisahkan menjadi komponen harmonik dan non-harmonik, citra satelit awan, curah hujan serta kondisi angin permukaan dan lapisan atas diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan terkait perubahan kondisi arus permukaan mengacu pada perubahan kondisi fisis atmosfir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus permukaan Selat Bali didominasi oleh arus harmonik pada arah meridional (Utara- Selatan) dengan nilai perbandingan rata-rata kecepatan terhadap arus non-harmonik (residu) sebesar 2.655. Angin lokal yang berhembus tidak berdampak langsung terhadap pergerakan arus akibat luas Selat Bali yang sempit sehingga stress angin yang ditimbulkan tidak cukup kuat untuk membangkitkan arus residu permukaan. Tendensi arah angin monsun dari Barat- Barat Laut pada puncak musim hujan juga memiliki hubungan yang sangat lemah terhadap arus residu permukaan yang ditimbulkan. Angin maksimum serta faktor cuaca lain berupa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai petir juga tidak berdampak langsung terhadap pergerakan arus residu di Selat Bali bagian Utara.
Evaluasi Kesesuaian Penempatan Keramba Jaring Apung Pulau Gili Ketapang, Probolinggo Ekavia Vinca Mulativa; Viv Djanat Prasita; Rudi Siap Bintoro
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 5 No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v5i2.75

Abstract

The research aims to analyze or evaluate the suitability of placing Floating Net Cages on the island of Gili Ketapang using Hydro-Oceanographic parameters. The sampling method in this study used purposive sampling method in December 2022. After obtaining primary data and secondary data then the overlay process is carried out to determine the suitability of land for KJA. While the method used to analyze the results of the study using the scoring method. The type of tides on the island of Gili Ketapang is mixed double daily, the greatest current velocity value of 0.3-0.4 m / s in the transitional season 2, the highest waves in the west season with a height of 0.3-0.4 m. The results of research on several oceanographic parameters on Gili Ketapang Island can be concluded that the conditions on Gili Ketapang Island are categorized as feasible for grouper cultivation with Floating Net Cages.
Evaluasi Kesesuaian Penempatan Keramba Jaring Apung Pulau Gili Ketapang, Probolinggo Ekavia Vinca Mulativa; Viv Djanat Prasita; Rudi Siap Bintoro
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 5 No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v5i2.75

Abstract

The research aims to analyze or evaluate the suitability of placing Floating Net Cages on the island of Gili Ketapang using Hydro-Oceanographic parameters. The sampling method in this study used purposive sampling method in December 2022. After obtaining primary data and secondary data then the overlay process is carried out to determine the suitability of land for KJA. While the method used to analyze the results of the study using the scoring method. The type of tides on the island of Gili Ketapang is mixed double daily, the greatest current velocity value of 0.3-0.4 m / s in the transitional season 2, the highest waves in the west season with a height of 0.3-0.4 m. The results of research on several oceanographic parameters on Gili Ketapang Island can be concluded that the conditions on Gili Ketapang Island are categorized as feasible for grouper cultivation with Floating Net Cages.
Perencanaan Breakwater di Pantai Binuangeun Desa Muara, Kabupaten Lebak, Banten Ahmad Nabil Wahyu Faraby; Rudi Siap Bintoro; Viv Djanat Prasita
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i1.82

Abstract

Pantai Binuangeun yang terletak pada sisi timur Tanjung Panto menghadapi permasalahan serius akibat abrasi yang dipicu oleh gelombang laut. Masalah ini menjadi lebih kompleks karena kurangnya infrastruktur pengamanan, seperti breakwater, yang dapat mengurangi dampak abrasi. Akibat dari abrasi ini adalah perubahan yang berkelanjutan pada garis pantai. Kabupaten Lebak, khususnya Desa Muara, yang terletak di bagian selatan Banten, menjadi salah satu daerah yang sangat terpengaruh oleh perubahan garis pantai ini. Maka perlu dilakukan tindakan pengamanan pantai yang efektif, terutama di Pantai Binuangeun. Salah satu solusi yang tengah dipertimbangkan adalah penggunaan breakwater, yang dapat membantu mengurangi dampak gelombang laut yang merusak.  Sebuah analisis mendalam perlu dilakukan. Analisis ini melibatkan pemodelan posisi breakwater dengan menggunakan perangkat lunak Mike 21. Hasil Analisis menunjukkan setelah dibangun Breakwater ini mampu meredam tinggi gelombang pada saat musim timur dengan pasang tertinggi yaitu dari 2.3 m menjadi 1.3 m. dan pada musim barat mampu meredam tinggi gelombang 2.4 m menjadi 1.4 m adapun arah fetch efektif yaitu pada arah tenggara, dan kemudian analisis desain Breakwater setelah perhitungan mencapai 11 m yang di tempatkan pada kedalaman -6 m.
Analisis Karakter Gelombang Laut di Selat Madura Periode Tahun 2024 Sutjipto; Widodo Setiyo Pranowo; Viv Djanat Prasita
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 7 No 2 (2025): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v7i2.169

Abstract

Selat Madura merupakan wilayah perairan dengan dinamika gelombang yang dipengaruhi oleh faktor oseanografi dan meteorologi, khususnya angin muson dan transisi antar-musim. Penelitian ini bertujuan menganalisis variasi spasial-temporal karakter gelombang laut sepanjang tahun 2024. Data sekunder diperoleh dari arsip CMEMS Marine Copernicus dengan resolusi temporal 3 jam, kemudian diolah menggunakan perangkat lunak Ocean Data View (ODV) melalui tahapan normalisasi, penyaringan anomali, dan visualisasi. Analisis menunjukkan bahwa tinggi gelombang bervariasi antara 0,02–2,2 m dengan arah dominan ke timur dan timur laut. Gelombang tertinggi terjadi pada bulan Maret (2,2 m) dipengaruhi transisi pancaroba, sementara gelombang relatif rendah tercatat pada November (0,02 m). Pola muson barat menghasilkan gelombang lebih tinggi dengan arah ke timur laut, sedangkan muson timur cenderung menghasilkan gelombang stabil ke arah timur. Pergeseran pola gelombang pada musim pancaroba menunjukkan pengaruh kuat perubahan atmosfer regional. Temuan ini menegaskan bahwa variasi musiman dan transisi iklim lokal sangat menentukan dinamika gelombang di Selat Madura. Hasil penelitian berimplikasi penting bagi navigasi, perencanaan infrastruktur maritim, serta mitigasi risiko pesisir.
Analisis Karakter Gelombang Laut di Selat Madura Periode Tahun 2024 Sutjipto; Widodo Setiyo Pranowo; Viv Djanat Prasita
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 7 No 2 (2025): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v7i2.169

Abstract

Selat Madura merupakan wilayah perairan dengan dinamika gelombang yang dipengaruhi oleh faktor oseanografi dan meteorologi, khususnya angin muson dan transisi antar-musim. Penelitian ini bertujuan menganalisis variasi spasial-temporal karakter gelombang laut sepanjang tahun 2024. Data sekunder diperoleh dari arsip CMEMS Marine Copernicus dengan resolusi temporal 3 jam, kemudian diolah menggunakan perangkat lunak Ocean Data View (ODV) melalui tahapan normalisasi, penyaringan anomali, dan visualisasi. Analisis menunjukkan bahwa tinggi gelombang bervariasi antara 0,02–2,2 m dengan arah dominan ke timur dan timur laut. Gelombang tertinggi terjadi pada bulan Maret (2,2 m) dipengaruhi transisi pancaroba, sementara gelombang relatif rendah tercatat pada November (0,02 m). Pola muson barat menghasilkan gelombang lebih tinggi dengan arah ke timur laut, sedangkan muson timur cenderung menghasilkan gelombang stabil ke arah timur. Pergeseran pola gelombang pada musim pancaroba menunjukkan pengaruh kuat perubahan atmosfer regional. Temuan ini menegaskan bahwa variasi musiman dan transisi iklim lokal sangat menentukan dinamika gelombang di Selat Madura. Hasil penelitian berimplikasi penting bagi navigasi, perencanaan infrastruktur maritim, serta mitigasi risiko pesisir.
MONITORING CHANGES IN CORAL REEF HABITAT COVER ON BERALAS PASIR ISLAND USING SPOT 4 AND SPOT 7 IMAGERY FROM 2011 AND 2018 Rosaria Damai; Viv Djanat Prasita; Kuncoro Teguh Setiawan
International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences Vol. 17 No. 2 (2020)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.ijreses.2020.v17.a3428

Abstract

Beralas Pasir is part of the Regional Marine Conservation Area (KKLD), which was established by the Bintan Regency Government with Bintan Regent Decree No. 261 / VIII / 2007. Water tourism activities undertaken by tourists on the island have had an impact on the condition of the coral reefs, as have other factors, such as bauxite, granite and land sand mining activities around the island. This research aims to determine changes in the coral reef habitat cover and the condition of the coral reefs around Beralas Pasir Island with a remote sensing function, using SPOT 4 imagery acquired on June 1, 2011 and SPOT 7 imagery from April 5, 2020. Data collection of environmental parameters related to the coral reefs was also made. The image processing used the Lyzenga algorithm to simplify the image classification process. The percentage of coral live cover around the island ranges from 26% -53%; this has experienced a significant change, from 67,560 hectares in 2011 to 38,338 hectares in 2018, a total decrease in the area of 29,222 hectares. Some of the natural factors found in the research which have caused damage to the reefs were Drupella snails, the abundance of Caulerpa racemosaalgae, and sea urchins. The majority of the coral reef types consist of Non-Acropora: Coral Massive, Coral, Coral Foliose, Coral Encrusting, Acropora: Acropora Tabulate, Acropora Encrusting, and Acropora Digitate