Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Selomerto 1 dan 2 Nadia Fitraningtyas; Danang Tri Yudono; Adiratna Sekar Siwi
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2022: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2022)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.18 KB) | DOI: 10.35960/snppkm.v2i1.1102

Abstract

Hipertensi menjadi permasalahan kesehatan mendunia yang disepakati sebagai penyumbang utama penyakit kardiovaskuler. Pada wilayah kerja Puskesmas Selomerto 1 dan 2 terdapat total 6.195 kasus yang mana menjadi Kecamatan dengan penderita Hipertensi tertinggi di Kabupaten Wonosobo. Tujuan penelitian guna mendapat pengetahuan tentang hubungan dukungan keluarga dan kepatuhan diet penderita hipertensi di Puskesmas Selomerto 1 dan 2 Kabupaten Wonosobo. Metode penelitian yaitu cross sectional. Populasinya keseluruhan pasien prolanis yang mengalami hipertensi di Puskesmas Selomerto 1 dan 2 yaitu sebanyak 97 orang. Teknik penentuan sampel dengan total sampling. Pelaksanaan penelitian pada bulan Oktober 2021 sampai Juli 2022. Analisis data menerapkan uji spearman-rank dan untuk instrument mengaplikasikan kuesioner. Penelitian menunjukkan bahwa responden dukungan keluarga baik sebanyak 63 (64%) dan kepatuhan diet patuh sebanyak 71 (73,2%) responden. Hasil uji spearman-rank didapatkan nilai p-value 0,000 kurang dari < (0,05) dan nilai coefficient correlation (CC) sebesar 0,442. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Diharapkan perawat atu petugas kesehatan puskesmas dapat memberikan bentuk pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan pada pasien hipertensi.
Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Menggunakan Anestesi Regional Intra Vena di Ruang Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Provinsi Sumatera Utara Asnawi Asnawi; Danang Tri Yudono; Wasis Eko Kurniawan
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2022: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2022)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.82 KB) | DOI: 10.35960/snppkm.v2i1.1168

Abstract

Kecemasan masih masalah kesehatan dalam tindakan operasi ditandai dengan perubahan prilaku, tanda vital pasien dalam pre, intra dan post anestesi dan penurunan kesadaran 20-50 % kegelisahan, takut berlebihan, gangguan tidur. Tujuan Penelitian untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan responden di Ruang Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Metode Penelitian Menggunakan metode deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien pre operatif dengan tekhnik sampling accidental sampling yaitu sebanyak 53 responden. Kuisioner mencakup penilaian tingkat kecemasan dengan menggunakan kuisioner APAIS. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil menunjukkan gambaran karakteristik responden paling banyak berjenis kelamin perempuan berjumlah 35 orang (66%), usia dewasa (20-60 tahun) berjumlah 41 orang (77,4%), pendidikan menengah SMP dan SMA berjumlah 34 orang (64,2%), bekerja (PNS, Swasta, Pensiunan) berjumlah 28 orang (52,8%), jenis operasi sedang berjumlah 29 orang (54,7%), belum mengetahui sumber informasi bejumlah 34 orang (64,2%), belum pernah operasi berjumlah 42 orang (79,2%), dan gambaran tingkat kecemasan responden di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara berada tingkat kecemasan berat atau panik berjumlah 30 orang (56,6%).
PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI POSYANDU LANCAR BAHAGIA DESA GLEMPANG KECAMATAN MAOS KABUPATEN CILACAP Ade Suryana; Adiratna Sekar Siwi; Danang Tri Yudono
Journal of Nursing and Health Vol. 8 No. 2 (2023): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v8i2.213

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) type 2 is never separated from pain in the feet caused by peripheral neuropathy. An alternative to reduce pain in type 2 DM sufferers is diabetic foot exercise. Diabetic foot exercise is a simple physical exercise that can be applied at any time. Diabetic kako exercise if done regularly can reduce pain intensity to the maximum and can also reduce the risk of osteoporosis. This study aims to determine the effect of foot exercise on pain intensity in patients with type 2 DM. This study used a pre-experimental method with a one group pretest-posttest design approach. Samples were taken with a total sampling of 27 respondents. Respondents came from the experimental group of 27 respondents. The research instruments used were videos, SOPs, Numerical Rating Score (NRS) sheets and observation sheets. The data analysis used in this research is the Wilcoxon test. Data collection was carried out after passing the ethical test. The results showed that there was an effect of diabetic foot exercise on pain intensity in the experimental group with a p-value of 0.000. The conclusion of this study is that diabetic foot exercises are effective in reducing pain intensity in type 2 DM patients.
Factors Influencing the Incidence of Hypothermia in Spinal Anesthesia Patients at the Central Surgery Installation of Islamic Fatimah Hospital, Cilacap Elsha Paramadinah; Danang Tri Yudono; Feti Kumala Dewi
Viva Medika Vol 16 No 4 (2023): VOLUME 16 / Nomor 04 /NOVEMBER/ 2023
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/vm.v16i4.1221

Abstract

The patient’s care body temperature below 36°C is usually diagnosed as hypothermia. The human thermoregulatory system maintains metabolic activity by keeping body temperature about 37ºC. Hypothermia is linked to anesthesia and surgery. This study examines the risk factors for hypothermia in spinal anesthesia patients at the Central Surgical Installation of RSI Fatimah Cilacap. Age, gender, BMI, and length are variables. This research method is using a quantitative analytical observational approach with total sampling technique. The results of this study showed that the most dominant age of respondents was adults 25-46 years (45.9%) with mild hypothermia (29.7%). The study also found 59.5% of participants were female and 29.7% had mild or moderate hypothermia. Most respondents (64.9%) had an average BMI 37.8% had mild hypoyhermia. Finally, 56.8% of respondents had 1-2-hour surgery, with 32.4% experiencing mild hypothermia. The conclusion of this study found that Body Mass Index (BMI) is the main risk factor for hypothermia with 64.9% of people having a normal BMI.
Efikasi Teknik Relaksasi Benson Pada Skor Nyeri Pasien Acute Myocardial Infarction (AMI) Adiratna Sekar Siwi; Danang Tri Yudono; Septiana Mixvora Sebayang; Awal Tunis
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol. 7 No. 1 (2023): Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute
Publisher : Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33862/citradelima.v7i1.343

Abstract

The blockage that occurs in the coronary arteries causes blood flow to the heart muscle to stop/obstruct. Acute Myocardial Infarction is life-threatening which is dangerous because of chest pain, collapse, and sudden death. The main symptom of acute myocardial infarction is chest pain that does not go away even after resting. other symptoms that may appear are cold sweats, nausea, vomiting, coughing, palpitations, and dizziness. Relaxation can take the form of deep breathing, guided imagery, dhikr, listening to music, and Benson relaxation. The application of Benson relaxation can be applied to AMI sufferers in reducing the anxiety they feel. This study uses the Pre and post-test approach without control, using a sample of 40 respondents. Sampling by accidental sampling. The statistical test results found a significant difference in the patient's pain score before and after the intervention was carried out (p-value: 0.00). Further research is needed to see the efficacy of this therapy in a larger sample size.
Gambaran Manajemen Nyeri Post Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) Novi Yulianti Nuraeni; Danang Tri Yudono; Tri Sumarni; Amin Susanto
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 6 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10652566

Abstract

Sectio caesarea (SC) merupakan proses melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus. Teknik anestesi spinal dan epidural menjadi pilihan. Masalah post SC yaitu nyeri akibat insisi pembedahan. Manajemen nyeri dapat dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi. Ditemukan metode baru sebagai upaya penanganan masalah pada pasien SC yaitu metode Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Manajemen Nyeri Post Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS). Penelitian dilaksanakan di RSI Fatimah Cilacap. Metode penelitian ini adalah desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 18 responden. Instrumen penelitian lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen nyeri 2 jam post ERACS secara Farmakologi paling banyak menggunakan analgesia multimodal yaitu kombinasi Ketorolac, Tramadol, Fentanyl dengan 13 responden (72,2%). Secara non farmakologi pasien melakukan mobilisasi dini pada level 1 yaitu 17 responden (94,4%), dan tercepat mobilisasi level 2 dengan 1 responden (5,6%).
Gambaran Kejadian Shivering Pada Pasien Dengan Tindakan Operasi Yang Menggunakan Anestesi Spinal di RSUD Cilacap Winda Amiarti; Danang Tri Yudono; Tri Sumarni; Amin Susanto
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 6 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10657235

Abstract

Teknik anestesi spinal tetap populer untuk prosedur operasi. Terlepas dari kenyataan bahwa banyak pasien melaporkan komplikasi setelah anestesi spinal. Shivering adalah masalah paling umum yang muncul. Shivering adalah respons fisiologis yang normal, hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien dan berpotensi menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen karena otot-otot tubuh bekerja lebih keras. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran kejadian shivering pada pasien dengan tindakan operasi yang menggunakan anestesi spinal di RSUD Cilacap. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif, deskriptif observasional dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 66 responden dengan teknik sampel consecutive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kejadian shivering terjadi pada: Usia lanjut akhir dengan 21 responden, laki-laki dengan 37 responden, pada 42 responden berat badan normal, jenis tindakan operasi mayor 47 responden, 45 responden pada lama operasi sedang, dan 25 responden mengalami kejadian shivering derajat 2.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRE OPERASI DENGAN SPINAL ANESTESI DI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN Jihan Saputra; Danang Tri Yudono; Dwi Novitasari; Septian Mixrova Sebayang
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 9 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11178627

Abstract

Peningkatan tekanan darah yang terjadi sebelum operasi dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh, Perubahan tekanan darah pada pemberian anestesi spinal dapat terjadi karena beberapa faktor seperti status psikologis pasien. Status psikologis pasien dalam hal ini berkaitan dengan kecemasan pasien. Kecemasan akan mengakibatkan hiperaktivitas saraf simpatis. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan tekanan darah pada pasien pre operasi dengan spinal anestesi di RSUD dr. Soedirman Kebumen. Penelitian ini menggunakan desain survei studi korelasional dan cross sectional sebagai pendekatannya. Pasien operasi dengan spinal dan general anestesi di RSUD dr. Soedirman Kebumen sebanyak 116 responden dijadikan sebagai responden menggunakan teknik consecutive sampling. Alat yang digunakan untuk mendapatkan data yaitu lembar kuesioner. Analisis dilakukan dengan spearman rank. Penelitian ini menunjukkan karakteristik pasien pre operasi paling banyak responden memiliki usia kategori dewasa awal (26-35 tahun) (39.7%), memiliki jenis kelamin laki-laki (52.6%), dan memiliki status gizi normal (59.5%). Kecemasan pada pasien pre operasi dengan spinal anestesi memiliki rata-rata skor kecemasan adalah 22.37. Tekanan darah pada pasien pre operasi dengan spinal anestesi memiliki rata-rata tekanan darah sistolik adalah 143.28 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik adalah 88.59 mmHg. Hasil uji spearman rank didapatkan nilai p value 0.000 dan 0.001 < 0.05. Kesimpulan ada hubungan kecemasan dengan tekanan darah pada pasien pre operasi dengan spinal anestesi di RSUD dr. Soedirman Kebumen.
Hubungan Lama Operasi dan Kebutuhan Oksigenasi dengan Kejadian Shivering pada Pasien dengan Anestesi Spinal Adhariannur Hasan; Danang Tri Yudono; Made Suandika; Amin Susanto
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 5 (2024): Oktober 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i5.4292

Abstract

Orang yang menjalani anestesi akan kehilangan semua indra, termasuk sentuhan, suhu, pergerakan, dan nyeri. Pasien lebih rentan shivering saat menjalani anestesi spinal karena anestesi spinal mencegah penyempitan pembuluh darah dan mendistribusikan kembali panas inti dari tubuh (di bawah level blok) ke jaringan perifer. Lamanya operasi dan kebutuhan oksigenasi adalah dua faktor yang memengaruhi kemungkinan shivering. Pasien yang shivering menggunakan lebih banyak oksigen, yang meningkatkan resiko hipoksemia dan nyeri selama prosedur anestesi spinal. Studi ini berupaya untuk memastikan apakah shivering selama anestesi spinal berhubungan dengan lamanya operasi, kebutuhan oksigenasi, atau keduanya. Desain studi deskriptif analitis cross-sectional digunakan. Metode yang dipakai dalam studi ini adalah purposive sampling, yang mencakup 89 responden menurut hasil perhitungan populasi menggunakan rumus Slovin. Uji Pearson dan peringkat Spearman digunakan dalam analisis data studi ini. Dengan kekuatan korelasi sebesar 0,291 dan nilai-p sebesar 0,006 < 0,05, hasil uji Spearman menunjukkan hubungan positif antara lamanya operasi dan kejadian shivering. Dengan menggunakan uji Pearson dengan nilai-p sebesar 0,109 > 0,05, penelitian ini tidak menemukan korelasi antara kebutuhan oksigenasi dan kejadian shivering. Pada pasien yang dilakukan anestesi spinal, terdapat korelasi positif antara jumlah shivering dan lamanya operasi. Pada pasien yang dilakukan anestesi spinal, tidak terdapat korelasi antara kebutuhan oksigen dan shivering.