Paende, Elvin
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PELAYANAN TERHADAP JEMAAT LANJUT USIA SEBAGAI PENGEMBANGGAN PELAYANAN KATEGORIAL Elvin Paende
Missio Ecclesiae Vol. 8 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v8i2.99

Abstract

Lanjut usia adalah mereka yang rata-rata telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Dalam usia seperti ini setiap orang mengalami perubahan-perubahan yang mengarah pada kemunduran-kemunduran, baik dari segi fisik maupun rohani. Perubahan fisik akan mempengaruhi segi psikologis, sosiologis, dan pneumatologis para lanjut usia, sehingga mereka akan mengalami perasaan rendah diri karena merasa tidak mampu dan tidak berguna lagi.Hal tersebut akan membuat mereka menutup diri, akibatnya mereka merasa kesepian. Masalah ini akan terasa lebih berat lagi oleh karena memang para lanjut usia akan ditinggalkan oleh anak-anak yang telah terpencar ke berbagai tempat untuk membangun rumah tangga sendiri (sidron “sarang kosong”). Dalam keadaan demikian para lanjut usia cenderung untuk berdiam diri di rumah saja, suatu kondisi yang menjadi penyebab timbulnya masalah baru bagi para lanjut usia. Mereka akan menjadi asing bagi linkungan dan dilupakan orang, akibatnya mereka tertolak dan kehilangan harga diri. Oleh karena itu pelayanan gereja terhadap para lanjut usia haruslah ditempatkan sebagai satu pelayanan kategorial dan serius ditangani oleh pekerja dan hamba Tuhan khusus yang sungguh memahami persoalan atau permasalahan lanjut usia.Pelayanan kategorial tersebut akan membuat gereja terikat secara moril pada penanganan yang serius dan bertanggung jawab terhadap para lanjut usia yang menjadi anggota jemaat. Itu berarti pelayanan kategorial akhirnya memberikan keseimbangan dalam perhatian dan aksi penatalayanan dalam seluruh gerak pelayanan gereja.
Pemahaman Tentang Esensi Orang Percaya Menurut Surat Kolose Dalam Upaya Peneguhan Iman Jemaat Elvin Paende
Jurnal Arrabona Vol. 4 No. 2 (2022): Februari
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.163 KB) | DOI: 10.57058/juar.v4i2.61

Abstract

Pemahaman esensi diri sebagai orang percaya merupakan dasar yang penting bagi struktur kepercayaan atau keyakinannya. Bahkan memahami esesnsi diri sebagai orang percaya penting untuk pola tingkah laku setiap hari. Bagaimanapun juga pemahaman yang benar tentang diri sendirilah yang menentukan apa yang dilakukan seseorang bukan sebaliknya (Band. Roma 7: 24-25; Lukas 5: 8). Seseorang menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya ia memiliki hidup yang kekal. Ketika itu ia diperdamaikan dengan Allah sehingga menjadi kudus, tak bercacat, dan tak bercela. Ia dipenuhi dalam Kristus lalu meninggalkan tubuh yang berdosa dan dihidupkan bersama Yesus Kristus. Di dalam Kristus diciptakan menjadi manusia baru. Tetapi pada kenyataannya ada banyak orang Kristen yang tidak memahami tentang esensi orang percaya. Karena itu banyak orang percaya tidak bertumbuh secara rohani dan tidak menemukan arti keberadaannya sebagai orang Kristen serta menjalani kehidupan Kristen tidak sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan mereka belum mengerti dan memahami esensi dan identitas dirinya di dalam Yesus Kristus. Karena itu pemahaman tentang esensi orang percaya menurut surat Kolose dalam upaya meneguhan iman orang percaya sangat penting. Penulisan ini menggunakan metode bibliologis dan metode deskriptif, yang ditindaklanjuti dengan penelitian literatur. Dikatakan bibliologis, karena penelitian ini berupaya membentuk pemahaman, pengertian, wawasan theologis berdasarkan atau bersumber dari teks alkitab. Penelitian yang dilakukan memakai studi kata dan pendekatan kitab. Dikatakan Metode deskriptif karena berusaha untuk menjelaskan permasalahan yang tetap relevan dan memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa kini.
Peran Orang Tua Dalam Peningkatan Sosial Emosional Anak Usia 4-6 Tahun Dan Implementasinya Bagi Orang Tua Masa Kini Elvin Paende; Felisya Florensya; Risart Pelamonia
Jurnal Arrabona Vol. 5 No. 1 (2022): Agustus
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.564 KB) | DOI: 10.57058/juar.v5i1.66

Abstract

Perkembangan sosial emosioal merupakan aspek perkembangan yang menunjukkan kemampuan anak untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik dan mampu mengerti aturan-aturan yang berlaku dilingkungan sekitar dengan kemampuan dalam mengungkapan perasaan. Perilaku dan sikap sosial emosional anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Pembentukan dan peningkatan sosial emosial anak merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua. Namun pada kenyataannya masih ditemukan orang tua yang kurang berperan atau bahkan tidak berperan dalam perkembangan dan peningkatan sosiol emosional pada anak, sehingga berakibat anak menjadi pemurung, agresif, kasar, tidak mampu mengontrol emosi, sulit mengungkapkan keinginan, sulit berinteraksi dan bersosialisasi, dan bertampak terhadap perilaku anak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yang ditindaklanjuti dengan penelitian literatur. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar dari suatu objek. Berdasarkan dari pemaparan hasil penelitian yang ditemukan dari berbagai sumber, menjelaskan bahwa: Peran orang tua dalam peningkatan sosial emosional anak usia 4-6 tahun sebagai pendidik pertama dan merupakan cerminan anak dalam segala aspek baik perilaku, emosional dan cara bersosialisasi masih ditemukan orang tua yang kurang atau bahkan yang tidak berperan dalam peningkatan sosial emosional anak.
Air Bah Nuh: “Bukti-Bukti Yang Masih Terus Dicari” Iwan Setiawan; Hotman P. Simanjuntak; Elvin Paende; Yuliana Lu
Makarios: Jurnal Teologi Kontekstual Vol 1 No 1 (2022): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/mak.v1i1.164

Abstract

Air Bah adalah peristiwa yang mengundang banyak kontroversi, terutama antara pandangan para teolog dan ilmuwan, apakah Air Bah itu global atau lokal dan apakah itu mitos atau fakta? Banyak pendapat yang memberikan alasan terjadinya peristiwa Air Bah menurut versinya masing-masing. Pendapat terkadang bertentangan tetapi terkadang mendukung. Diakui untuk menyatukan dua pendapat ini tidak mudah, karena masing-masing punya alasan tersendiri. Para teolog menjelaskan pendapat mereka atas dasar Biblika sebagai sumber utama mereka, sementara para ilmuwan mendasarkan bukti empiris mereka pada fakta-fakta yang mereka temukan. Tidak mudah untuk mencapai titik temu. Oleh karena itu, untuk melihat permasalahan apa yang akan dicari dari perbedaan banjir ini, maka harus dicari sumber yang kompeten dari masing-masing pendapat. Baik dari sudut pandang para teolog maupun dari sudut pandang para ilmuwan, akan terlihat di mana tepatnya perbedaan pandangan itu terjadi dan di mana kesamaan pandangan tersebut. Baik penemuan dari sudut teologi (Alkitab) maupun dari sudut geologi, arkeologi, sehingga dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki persamaan dan perbedaan penemuan masing-masing berdasarkan perspektif masing-masing.