Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

LGBT DAN LIWĀT UMAT NABI LUTH DALAM PERSPEKTIF TAFSIR Wahyu Ihsan; Umar Faruq Thohir
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 2 No 1 (2022): Proceeding of The 2nd Conference on Strengthening Islamic Studies in the Digital
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.654 KB)

Abstract

In 2021-2022, many LGBT campaigns were found that were carried out openly, ranging from the realm of sports, politics, mass media to the realm of religion, by sharing campaign forms such as rainbow colored flags and rainbow colored stickers displayed in the public sphere and mass media. . Ironically, there are cases of great British protection in Jakarta and mosques in Germany flying rainbow colored flags, this proves that politics and religion have been possessed by the LGBT virus. The LGBT campaign has something to do with the story of the people of Prophet Lut AS being called same-sex lovers, his actions in Arabic terms liwat or fāhisah. They also commit acts openly to influence others to commit these heinous acts. The purpose of this research is to analyze the LGBT campaign with a historical approach to the story of the people of Prophet Lut As in the Qur'an. Verses about LGBT include: Q.S al-A'raf 80-81, Hud 78-79, Ash-Syuara 165, an-Naml 54-55 and al-Ankabut 28-29. The results of this research prove that the emergence of the LGBT campaign has something to do with the story of the people of Prophet Lut in the US due to environmental, psychological and theological influences. The impact of the LGBT campaign is very significant and the causes of the LGBT campaign openly include legal tolerance for LGBT actors and the existence of figures who openly voice LGBT. So, it's time for us, especially scholars, intellectuals, politicians, governments and even young people to immediately anticipate LGBT viruses or LGBT activists in their own ways so that they don't spread to the public sphere and mass media.
Pendidikan Berbasis Al-Qur’an : Pengembangan Kurikulum dan Disiplin Madrasah Diniyah Tarbiyatusshibyan Madiun Wahyu Ihsan
Altifani : Jurnal Pengabdian Masyarakat Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Vol. 1 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.671 KB) | DOI: 10.32939/altifani.v1i2.1019

Abstract

Pengabdian ini berfokus pada perbaikan kurikulum pendidikan Madrasah dan peningkatan disiplin santri Madrasah Tarbiyatusshibyan yang terletak di Dusun Basekan Desa Banjarsari Wetan Madiun. Pengembangan kurikulum dilakukan karena sudah usang dan tidak layak diajarkan oleh para santri. Ditambah dengan santri yang tidak mau berdisiplin dan tidak taat pada ustadz. Masalahnya adalah tidak ada kesejahteraan guru, jam pelajaran yang sebentar, latar belakang keluarga dan sifat para santri yang berbeda sampai kualitas SDM yang sangat minim. Untuk mengatasi masalah ini memanfaatkan asset dan potensi yang ada, seperti masyarakat, masjid, lembaga Madrasah dan pihak KEMENAG Kab.Madiun. hasilnya sangat memuaskan bahwa (1)pemahaman santri terhadap kurikulum baru yaitu penambahan pelajaran Akhlaq, Bahasa Arab dan SKI bisa diterima santri, mereka paham dan menerapakannya di luar pelajaran, (2)disiplin santri yang meningkat karena para ustadz memberlakukan aturan ketat disertai dengan hukuman apabila melanggar aturan, (3)disetujuinya proposal bantuan anggaran Madrasah dari pihak KEMENAG Kab.Madiun untuk mengatasi kesejahteraan para ustadz serta meningkatkan sarana prasarana. Maka dengan melihat hasil kegiatan, bisa dinilai bahwa pengabdian ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dan disiplin para santri, mengatasi kesenjangan kesejahteraan para ustadz dan antusias baik para masyarakat sekitar serta pengurus Madrasah.
KONSEP MAKANAN HALAL DAN ṬAYYIB MENURUT ṬANṬAWI BIN JAWHARI AL-MISHRI DALAM TAFSIRNYA AL-JAWĀHIR FĪ TAFSĪR AL-QUR’ĀN AL-KARĪM Wahyu Ihsan; Zahrul Fata
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1780.71 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i2.566

Abstract

Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya memerintahkan manusia memakan makanan yang halal dan baik (ṭayyib). Makanan halal di sini tidak hanya dari aspek fisik atau dzatnya, Tapi juga halal dari sisi hukumnya. Salah satu mufassir yang kompeten untuk mengkaji masalah ini adalah Ṭanṭawi Jawhari. Jenis penelitian ini adalah library. Mengkaji ayat-ayat perintah makanan yang halal dan ṭayyib? Bagaimana penafsiran Ṭanṭawi terhadap ayat-ayat peintah memakan makanan halal dan ṭayyib? Dan menganalisa relevansi penafsiran Ṭanṭawi pada konteks ilmu kesehatan ? Hasil penelitian atau kesimpulan yang didapatkan bahwa (1) Ayat-ayat yang berbicara mengenai halal dan ṭayyib ada tiga belas (2) Makanan halal adalah makanan mubah diperbolehkan asalkan zatnya, mendapatkannya, memprosesnya halal sedangkan ṭayyib merupakan yang sehat dan tidak berlebihan (3) Menurut panafsiran ilmiah Ṭanṭawi terhadap makanan era sekarang, Tidak cukup memperhatikan aspek halal, perlu mengetahui kandungan gizi dan kebersihan lingkungan. Serta pengobatan penyakit akibat pola makan salah dengan menggunakan teori kedokteran Eropa atau Nabi SAW yang dikenal dengan tibbun al-Nabawi.