Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH MOTIVASI EMOSIONAL KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PENGGUNA SHOPEE INDONESIA PADA DEWASA AWAL Octa Ridwan Pratama; Aisyah Ratnaningtyas; Amalia Adhandayani
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 1 No. 3 (2021): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v1i3.631

Abstract

E-commerce yang marak digunakan untuk saat ini adalah Shopee. Terdapat berbagi keunggulan pada e-commerce Shopee, sehingga banyak masyarakat dari berbagai usia tertarik berbelanja khususnya didominasi oleh mereka yang berusia dewasa awal. Dilihat dari perkembangan kognitifnya menjadikan adanya dorongan individu untuk berperilaku konsumtif dalam pembelian. Salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi subjek berperilaku konsumtif adalah motivasi emosional konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi emosional konsumen terhadap perilaku konsumtif pengguna Shopee Indonesia pada dewasa awal. Metode penelitian ini adalah kuantitatif kausal komparatif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling untuk sampel sebanyak minimal 100 responden. Alat ukur yang digunakan adalah skala motivasi emosional konsumen dengan 34 aitem valid dan reliabilitas sebesar 0,928, dan skala perilaku konsumtif dengan 23 aitem valid dan reliabilitas sebesar 0,955. Berdasarkan hasil persamaan regresi linier menunjukkan ada pengaruh positif motivasi emosional konsumen terhadap perilaku konsumtif (sig p 0,000 dan Y = 12,491+0,502X). Motivasi emosional konsumen memiliki pengaruhi terhadap perilaku konsumtif sebesar 43% dan sisanya 57% dipengaruhi oleh faktor lain. Pengguna Shopee Indonesia lebih banyak memiliki motivasi emosional konsumen tinggi (53,9%) dan perilaku konsumtif tinggi (53,3%), dengan data demografis lebih banyak berjenis kelamin perempuan, berusia 18-22 tahun, dengan tingkat pendidikan S1, serta berstatus Pelajar/Mahasiswa diikuti Karyawan. E-commerce that is widely used at this time is Shopee. There are various advantages in Shopee's e-commerce, so that many people of all ages are interested in shopping, especially those who are in early adulthood. Judging from its cognitive development, it makes an individual drive to behave consumptive in purchasing. One of the factors that are thought to influence the subject of consumptive behavior is the emotional motivation of consumers. This study aims to determine the effect of consumers' emotional motivation on the consumptive behavior of Shopee Indonesia users in early adulthood. This research method is quantitative causal comparative with purposive sampling technique for a sample of at least 100 respondents. The measuring instrument used is the consumer's emotional motivation scale with 34 valid items and reliability of 0.928, and the consumptive behavior scale with 23 valid and reliability items of 0.955. Based on the results of the linear regression equation, it shows that there is a positive influence of consumers' emotional motivation on consumptive behavior (sig p 0.000 and Y = 12.491+0.502X). Consumers' emotional motivation has an influence on consumptive behavior 43% and the remaining 57% is influenced by other factors. Shopee Indonesia users are more likely to have high consumer emotional motivation (53.9%) and high consumptive behavior (53.3%), with more demographic data being female, with an undergraduate education level, and student status followed by employee’s status.
Kepuasan Pernikahan Tanpa Anak: Sebuah Studi Fenomenologi Amalia Adhandayani; Alifa Tri Febrianti; Nadhifa Itsna Maulida; Risha Asfrillah
Jurnal Online Psikogenesis Vol 10, No 1 (2022): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v10i1.2846

Abstract

Childfree berkembang sebagai stereotip yang mempertanyakan apakah pasangan puas tanpa kehadiran anak, terutama jika childfree adalah sebuah pilihan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan kualitas kepuasan pernikahan pada individu yang memutuskan untuk tidak memiliki anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologis. Partisipan berjumlah dua orang dan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan empat kriteria: a) Individu yang memutuskan untuk tidak memiliki anak secara sukarela (voluntary childless); b) Perempuan; c) Telah menikah dengan usia minimal menikah 1 tahun; d) Tinggal bersama pasangan dalam satu rumah, bukan yang sedang menjalani pernikahan jarak jauh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan tegas untuk tidak memiliki anak hanya ditemukan pada subjek GM. Dengan demikian, upaya untuk tidak memiliki anak lebih tepat menggambarkan keputusan subjek SA dan GM untuk menjalani pernikahan tanpa anak. Upaya ini mendorong komunikasi asertif, meningkatkan keintiman dengan melakukan aktivitas bersama, memiliki kesempatan menabung lebih banyak, serta lebih bebas beban tanpa anak. Namun, upaya tidak memiliki anak saling terkait dengan ketakutan ditolak oleh keluarga, yang mana mempengaruhi keraguan kedua subjek untuk tetap menjalani pernikahan childfree seumur hidup mereka. Dapat disimpulkan bahwa kualitas kepuasan pernikahan pada kedua subjek hanya diwakili oleh empat aspek kepuasan pernikahan yaitu communication, leisure activity, financial management serta children and parenting yang muncul pada tema-tema dari jawaban partisipan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan penelitian terkait pernikahan sukarela tanpa anak di Indonesia.
Pengalaman Ibu dengan Anak Disleksia: Studi Interpretative Phenomenlogical Analysis Nurul Khasanah; Amalia Adhandayani
Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/jpp.v13i1.718

Abstract

Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus seringkali tampil sebagai individu yang resilien. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman resiliensi orang tua yang memiliki anak dberkebutuhan khusus.  Subjek penelitian adalah tiga orang ibu yang memiliki anak dengan diagnosis disleksia. Teknik analisis data menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis. Hasil penelitian menggambarkan tujuh tema induk dalam pengalaman resiliensi para subjek yaitu kepekaan terhadap gejala disleksia, reaksi terhadap diagnosis, strategi coping, hambatan resiliensi, pola adaptasi positif, optimisme, dukungan sosial. Ada juga tema khusus yang ada pada para subjek yaitu religiusitas. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa sikap resilien para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tidak terbentuk dalam waktu yang singkat karena ada sejumlah tema yang mereka lalui dalam proses resiliensi.