Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE OVERVIEW OF SURGICAL SITE INFECTION OF PASCA CAESAREAN SECTION AT ARIFIN ACHMAD GENERAL HOSPITAL OF RIAU PROVINCE 1 JANUARY – 31 DECEMBER 2014 PERIOD Muttaqien, M. Imam; Hamidy, Muhammad Yulis; Rustam, Ruza Prima
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran Vol 3, No 1 (2016): Wisuda Februari 2016
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTCaesarean section has high risk of surgical site infection (SSI). This research explain about surgical site infection after caesarean section in RSUD Arifin Achmad Province of Riau 1 January – 31 December period. The method of this research is retrospective descriptive. The source of data were taken from medical record of patient that underwent caesarean section in RSUD Arifin Achmad Province of Riau. This research found 573 patients that underwent caesarean section in 2014. The number of SSI in this research is 3.49% (20 patients). Based on the characteristics, the SSI were found most in the age of 18-34 years, the normal nutritional status and obesity level one and level of elementary education. Based on preoperative condition, the SSI were found most in the preoperative hemoglobin ≥11 g/dl, preoperative diagnosis with the complications and were not given prophylactic antibiotics. Based on intraoperative conditions, the SSI were found most in cito surgery, Pfannenstiel incision and amount of bleeding <1000 ml with an average duration of surgery 58.75 minute. Based on postoperative condition, the SSI were found most in the period <5 days. The conclusion from this research is the incidence of surgical site infection after caesarean section at Arifin Achmad 1 January – 31 December period is good enough according to the prevalence of the SSI in Indonesia.Key word : surgical site infection, caesarean section, feature of patient
Prevalensi dan Pola Sensitivitas Enterobacteriaceae Penghasil ESBL di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Anggraini, Dewi; Sholihin, Uswathun Hasanah; Savira, Maya; Djojosugito, Fauzia Andrini; Irawan, Dino; Rustam, Ruza Prima
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2018.030.01.9

Abstract

Resistensi antibiotik merupakan masalah besar baik di rumah sakit maupun di masyarakat, resistensi menyebabkan pilihan terapi infeksi menjadi terbatas. Prevalensi resistensi antibiotik cenderung makin meningkat, salah satu diantaranya adalah bakteri ESBL (extended spectrum beta lactamases), suatu kelompok bakteri penghasil enzim yang dapat menghidrolisis antibiotik beta laktam yang mengandung grup oxyimino seperti sefalosporin generasi satu sampai ketiga dan aztreonam. Penelitian ini  dilakukan secara deskriptif retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi ESBL pada Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli, serta pola sensitivitasnya di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Data diambil dari hasil kultur bakteri dan uji resistensi antibiotik dari berbagai spesimen klinik yang diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi RSUD Arifin Achmad selama tahun 2015. Uji ESBL dilakukan dengan alat VITEK 2 compact yang membandingkan antara proporsi penurunan pertumbuhan bakteri terhadap antibiotik sefalosporin saja dengan antibiotik kombinasi sefalosporin ditambah asam klavulanat. Hasil penelitian menunjukkan ESBL-K. pneumoniae sebesar 66,2%, dan ESBL-E. coli 62,2%, dan total rata-rata pada kedua bakteri 65,2%. Prevalensi ESBL-K. pneumoniae dan ESBL-E. coli paling tinggi berasal dari ruangan Instalasi Perawatan Intensif Anak dan berasal dari spesimen sputum dan pus, namun secara statistik tidak didapatkan perbedaan bermakna proporsi ESBL positif dan negatif berdasarkan asal ruangan dan jenis spesimen. Sensitivitas ESBL-K. pneumoniae dan ESBL-E. coli paling baik dengan antibiotik golongan karbapenem, amikasin dan tigesiklin. Penelitian ini menunjukkan tingginya prevalensi K. pneumoniae dan E. coli penghasil ESBL di RSUD Arifin Achmad dibanding beberapa rumah sakit rujukan nasional dii Indonesia. Saran untuk menurunkan angka ESBL dengan cara mencegah transmisi melalui penerapan kewaspadaan kontak dan kewaspadaan berbasis transmisi, aspek pencegahan dan pengendalian infeksi dan peningkatkan rasionalisasi penggunaan antimikroba harus dilakukan.
LAPORAN KASUS: MANAJEMEN PREEKLAMSIA BERAT DENGAN KARSINOMA OVARIUM STADIUM LANJUT Pangaribuan, Machyuddin Tumpak Marojahan; Rustam, Ruza Prima
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 16 No 1 (2024): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v16i1.2518

Abstract

Preeklamsia merupakan kelainan pada kehamilan yang berhubungan dengan hipertensi, terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan seringkali mendekati usia kehamilan cukup bulan. Patofisiologi kejadian preeklamsia melibatkan faktor angiogenik dan anti angiogenik. karsinoma adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Tujuan laporan kasus ini adalah mengetahui manajemen pelaksanaan preeklamsi berat dengan karsinoma ovarium. Penelitian dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Arifin Achmad, Riau. Data diambil secara retrospektif dari rekam medis pada tahun 2021. Penatalaksanaan karsinoma ovarium selama kehamilan memiliki tantangan karena mempengaruhi organ reproduksi tempat janin berkembang terutama wanita dengan preeklamsia. Preeklampsia berat yang terjadi pada pasien ini kemungkinan merupakan sindrom mirip preeklamsia yang dipicu oleh karsinoma ovarium Pada pasien ini segera dilakukan operasi inkologi untuk terminasi abdominal karena memenuhi kriteria terminasi kehamilan yaitu 36 minggu dimana Pasien diobati dengan MgSO4 dan nifedipine dan segera dilakukan operasi Caesar dan dikeluarkan ± 500 cc cairan asites yang berwarna kuning dan ditemukan tumor seed di segmen bawah rahim. Sayatan semilunar dibuat pada segmen bawah rahim yang bebas dari benih tumor. Pengobatan karsinoma saat hamil harus menyeimbangkan kesehatan ibu dan janin. Penatalaksanaan berupa operasi onkologi dapat dilakukan kapan saja selama kehamilan jika terdapat indikasi. Kemoterapi dapat dimulai pada trimester kedua dan ketiga. Preeklamsia berat yang terjadi pada pasien ini kemungkinan merupakan sindrom mirip preeklamsia yang dipicu oleh karsinoma ovarium.