Jean Gloria Kamara
Universitas Borneo Tarakan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Memahami Profil Pendidik Guru Matematika yang menginspirasi Berdasarkan Pengalaman Belajar Calon Guru Matematika Rustam Effendy Simamora; Jean Gloria Kamara
JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.568 KB) | DOI: 10.33603/jnpm.v7i1.7689

Abstract

Abstrak. Inspirasi berperan penting dalam memicu atau meningkatkan minat belajar. Inspirasi tersebut juga akan membentuk identitas matematis Calon Guru Matematika (CGM) setelah bekerja sebagai guru matematika profesional di masa depan. Pendidik Guru Matematika (PGM) dapat menjadi sumber inspirasi bagi CGM, sehingga penelitian untuk memahami dan menjelaskan profil PGM yang menginspirasi adalah kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan teoritisasi profil PGM yang menginspirasi berdasarkan pengalaman CGM. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan constructivist grounded theory dengan melibatkan 21 mahasiswa Pendidikan Matematika semester II-XIII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PGM yang menginspirasi memiliki profil: memberikan rasa nyaman, berwawasan luas, memotivasi, memberikan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan, memberikan wawasan baru dan pemahaman, disiplin dan berwibawa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemahaman adalah aspek yang paling dibutuhkan oleh CGM.  Kualitas kepribadian, kemampuan pedagogis dan matematis serta hubungan baik yang dibina PGM mengoptimalkan pemahaman sehingga CGM terinspirasi.Kata Kunci: calon guru matematika, constructivist grounded theory, profil pendidik matematika, pedagogi inspirasi, guru inspiratif.
EKSPLORASI FAKTOR PENGHAMBAT BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MENENGAH PERTAMA Jean Gloria Kamara; Rustam Effendy Simamora; Setia Widia Rahayu
Mathematics Education And Application Journal (META) Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/meta.v5i1.4070

Abstract

AbstractMathematical Creative Thinking Ability (MCTA) is a crucial skill for students in their mathematics learning. However, limited research exists on the inhibiting factors of Mathematical Creative Thinking (MCT), specifically among junior high school students. Therefore, this study aims to explore these inhibiting factors among junior high school students using a qualitative method with a case study approach. Data were collected through assignment tasks, observations, and interviews, wherein the tasks were designed as open-ended questions. The study identified themes generated from the data analysis, revealing several factors inhibiting students’ MCT. These factors include negative perceptions towards mathematics and its learning, intrinsic motivation, inadequate understanding of basic concepts, the experience of learning loss, low self-efficacy towards open-ended questions, low procedural understanding of open-ended questions, and insufficient teacher competence.Keywords: Mathematical creative thinking, school mathematics, open-ended problem, case study.AbstrakKemampuan berpikir kreatif matematis (KBKM) adalah kemampuan esensial yang harus dimiliki siswa pada pembelajaran Matematika. Akan tetapi, belum banyak penelitian yang membahas faktor penghambat berpikir kreatif matematis (BKM) siswa menengah pertama. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor penghambat BKM siswa menengah pertama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui pemberian tugas, melakukan pengamatan, dan melakukan wawancara. Tugas yang dikerjakan oleh partisipan adalah tipe soal open-ended. Temuan pada penelitian ini merupakan tema-tema yang dihasilkan dari analisis data. Berdasarkan temuan yang diperoleh, faktor-faktor yang menghambat BKM siswa adalah memiliki persepsi negatif terhadap Matematika dan pembelajarannya, motivasi intrinsik, pemahaman konsep dasar yang rendah, mengalami learning loss, efikasi diri yang rendah terhadap soal open-ended, pemahaman prosedural yang rendah terhadap soal open-ended, dan kompetensi guru yang kurang memadai.Kata kunci: Berpikir kreatif matematis, Matematika sekolah, soal open-ended, studi kasus.