Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HOME (HOUSE OF YOUNG MOTHER) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN CALON IBU MUDA Dian Rosadi; Fauzie Rahman; Siti Rahmi; Husnul Fatimah; Muhammad Syarif; Melati Noormaulidya Putri
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i3.10512

Abstract

ABSTRAKIndonesia termasuk kedalam 10 negara tertinggi perempuan yang telah menikah sebelum berusia 18 tahun. Kalimantan Selatan merupakan provinsi kedua terbanyak kasus pernikahan dini. Selanjutnya Kabupaten Banjar merupakan kabupaten dengan jumlah kasus pernikahan dini yang tertinggi kedua di Kalimantan Selatan yaitu sebanyak 103 kasus. Hal inilah yang nantinya akan berdampak pada risiko kesehatan khususnya pada wanita. Risiko kesehatan bagi wanita akan meningkat apalagi jika terjadi kehamilan pada usia dini, yang pada akhirnya akan berpotensi pada kejadian angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengupayakan peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti penyuluhan sebagai rangkaian program “HOME”. Metode yang digunakan ialah descriptive observasional dengan pendekatan cross sectional dengan uji komparatif menggunakan chi square / fishcer exact dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil kegiatan, dilakukan uji T-Bebas dari data yang dikumpulkan di lapangan, didapatkan nilai signifikan 0,000<0,05 yang artinya terdapat hubungan positif atau bermakna antara nilai pre-test dan post-test yang berarti terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan antara sebelum dan sesudah pemberian materi. Dalam kegiatan ini ditemukan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan ibu-ibu muda dan remaja. Kata kunci: ibu muda; pernikahan dini; HOME. ABSTRACTIndonesia is included in the top 10 countries for women who have married before the age of 18. South Kalimantan is the province with the second highest number of cases of early marriage. Furthermore, Banjar Regency is the district with the second highest number of cases of early marriage in South Kalimantan, which is as many as 103 cases. This will have an impact on health risks, especially for women. Health risks for women will increase especially if pregnancy occurs at an early age, which in turn will have the potential to increase infant mortality and maternal mortality. This study aims to determine the increase in participants' knowledge after attending counseling as a series of "HOME" programs. The method used is descriptive observational with cross sectional approach with comparative test using chi square / fishcer exact with 95% confidence level. Based on the results of the activity, a free T-test was carried out from the data collected in the field, it was obtained a significant value of 0.000 <0.05 which means that there is a positive or significant relationship between the pre-test and post-test values, which means that there is a difference in the increase in knowledge between before and after material giving. In this activity, it was found that there was an effect of health education on increasing the knowledge of young mothers and adolescents. Keywords: young mother; early marriage; HOME.
PENYULUHAN DAN PEMBENTUKAN KADER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ANGKA HIPERTENSI DESA WONOREJO KABUPATEN TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN Laily Khairiyati; M. Abdus Salam Assyaida; Melati Noormaulidya Putri; Metafriani Metafriani; Minna Salsabilla
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.13520

Abstract

ABSTRAKHipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah dalam jangka Panjang yang menimbulkan gejala berlanjut pada organ tubuh yang menjadi sasaran pemicu timbulnya kerusakan yang serius. Berdasarkan hasil survei pada diagnosa komunitas kegiatan PBL I melalui kuesioner dan wawancara di RT.12,RT.13 Desa Wonorejo, Kabupaten Tanah Bumbu terdapat 4,9% masyarakat mengalami Hipertensi. Setelah dilakukan analisa situasi dilengkapi dengan In Depth Interview bersama masyarakat, diketahuilah faktor risiko penyebab hipertensi. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh mahasiswa Kesehatan Masyarakat dengan melibatkan semua warga di Desa Wonorejo, RT. 12, RT. 13 berjumlah 50 KK, bertujuan mengupayakan peningkatan pengetahuan melalui program KASIH MESRA. Kegiatan ini dilakukan melalui metode door to door dengan pengambilan sampel berupa total sampling, melalui media proyektor dan leaflet. Hasil dari penyuluhan didapatkan peningkatan pengetahuan dengan kategori baik yang mana sebelum dilaksanakan sebesar 65,3% dan setelah dilaksanakan menjadi 78,8%, menggunakan uji T dengan hasil 0,0001 (p value < 0,05) Sehingga hasilnya signifikan antara sebelum dan sesudah dilaksanakanya penyuluhan. Intervensi dalam PBL II ini dapat membantu warga menyelesaikan permasalahan hipertensi dengan program yang berisikan sosialisasi, edukasi, serta pengecekan tekanan darah secara rutin oleh kader. Diharapkan agar warga dapat menjalin kerja sama dalam jangka panjang dan konsisten saling berbagi informasi kesehatan masyarakat setempat dan mendukung pelaksanaan program. Kata kunci: hipertensi; pengetahuan; desa Wonorejo RT 12 dan RT 13. ABSTRACTHypertension is an increase in blood pressure in the long term which causes continuous symptoms in the organs of the body that are the target of causing serious damage. Based on the results of a survey on community diagnoses of PBL I activities through questionnaires and interviews in RT.12, RT.13 Wonorejo Village, Tanah Bumbu Regency, there were 4.9% of the community experiencing hypertension. After conducting a situation analysis complete with an In Depth Interview with the community, the risk factors that cause hypertension are known. This community service was carried out by Public Health students by involving all residents in Wonorejo Village, RT. 12, RT. 13 totaling 50 families, aiming to increase knowledge through the KASIH MESRA program. This activity was carried out through the door to door method by taking samples in the form of total sampling, through the media projector and leaflets. The results of counseling obtained an increase in knowledge in the good category which before it was implemented was 65.3% and after it was implemented it was 78.8%, using the T test with a result of 0.0001 (p value <0.05) So the results were significant between before and after counseling is carried out. This intervention in PBL II can help residents solve hypertension problems with programs that contain outreach, education, and routine blood pressure checks by cadres. It is hoped that residents can cooperate in the long term and consistently share local public health information and support program implementation. Keywords: hypertension; knowledge; Wonorejo village RT 12 and RT 13
UPAYA PENCEGAHAN KASUS BULLYING DENGAN PEMBENTUKAN POLISI ANTI BULLYING PADA REMAJA DI KOTA BANJARBARU Iwan Aflanie; Firdha Yuserina; Fauzie Rahman; Husnul Fatimah; Zuhrufa Wanna Yolanda; Wetha Exavarani Susanto; Melati Noormaulidya Putri; Hamdanah Hamdanah; Nina Ulfatin Khaira; Nor Annisa; Muhammad Abdus Salam Assyaida; Chairul Ramadhan; Rahmat Nur Fadilah; Muhammad Syarif
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.16903

Abstract

ABSTRAKBullying (perundungan) merupakan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data bahwa sepanjang tahun 2022, setidaknya sudah terdapat lebih dari 226 kasus kekerasan fisik dan psikis, termasuk perundungan yang jumlahnya terus meningkat hingga saat ini. Pada tahun yang sama, Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak mencatat kasus perundungan di lingkungan sekolah. Bullying sering ditemukan di lingkungan sekolah karena merupakan tempat berkumpulnya banyak remaja dan aktivitas remaja banyak dihabiskan di lingkungan sekolah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait pencegahan bullying melalui program pembentukkan polisi anti-bullying. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri dari 3 tahapan, yaitu persiapan atau perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil capaian kegiatan diukur menggunakan pre-test dan post-test pengetahuan remaja dengan menggunakan uji T berpasangan. Berdasarkan hasil kegiatan, didapatkan bahwa dari 31 peserta kegiatan nilai rata-rata sebelum pemberian edukasi mengenai bullying pada siswa SMAN 1 Banjarbaru adalah sebesar 74,45 poin sedangkan nilai rata-rata setelah pemberian edukasi mengenai bullying pada siswa SMAN 1 Banjarbaru adalah sebesar 85,03 poin, adapun jumlah peserta yang mengalami peningkatan pengetahuan adalah sebanyak 31 orang (100%). Hasil dari kegiatan ini adalah ditemukannya perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah pemberian edukasi bullying pada siswa SMAN 1 Banjarbaru serta adanya peningkatan pengetahuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program ini dinilai efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait bahaya bullying dan penerapannya dalam pemberdayaan remaja. Kata kunci: bullying; remaja; polisi anti-bullying ABSTRACTBullying is a social problem that occurs in society. The Indonesian Child Protection Commission (KPAI) released data that throughout 2022, there have been at least 226 cases of physical and psychological violence, including bullying, the number of which continues to increase to date. In the same year, Indonesia ranked fifth highest out of 78 countries as the country with the most cases of bullying in the school environment. Bullying is often found in the school environment because it is a gathering place for many teenagers and many adolescent activities are spent in the school environment. This community service activity aims as a form of youth empowerment model in an effort to prevent cases of bullying among adolescents by forming anti-bullying police. The activity implementation method consists of 3 stages, namely preparation or planning, implementation, and monitoring and evaluation. The results of the activity achievements were measured using the pre-test and post-test of adolescent knowledge using a paired t test. Based on the results of the activity, it was found that of the 31 activity participants the average score before providing education about bullying to students of SMAN 1 Banjarbaru was 74.45 points while the average score after providing education about bullying to students of SMAN 1 Banjarbaru was 85.03 points. Then the results of the paired t test obtained a p-value before and after giving bullying education to students at SMAN 1 Banjarbaru of 0.000 which is a p-value <0.005. In this activity it was found that there were differences in knowledge before and after giving bullying education to students of SMAN 1 Banjarbaru and an increase in knowledge. Keywords: bullying; youth; anti-bullying police