Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UPAYA PENCEGAHAN KASUS BULLYING DENGAN PEMBENTUKAN POLISI ANTI BULLYING PADA REMAJA DI KOTA BANJARBARU Iwan Aflanie; Firdha Yuserina; Fauzie Rahman; Husnul Fatimah; Zuhrufa Wanna Yolanda; Wetha Exavarani Susanto; Melati Noormaulidya Putri; Hamdanah Hamdanah; Nina Ulfatin Khaira; Nor Annisa; Muhammad Abdus Salam Assyaida; Chairul Ramadhan; Rahmat Nur Fadilah; Muhammad Syarif
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.16903

Abstract

ABSTRAKBullying (perundungan) merupakan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data bahwa sepanjang tahun 2022, setidaknya sudah terdapat lebih dari 226 kasus kekerasan fisik dan psikis, termasuk perundungan yang jumlahnya terus meningkat hingga saat ini. Pada tahun yang sama, Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak mencatat kasus perundungan di lingkungan sekolah. Bullying sering ditemukan di lingkungan sekolah karena merupakan tempat berkumpulnya banyak remaja dan aktivitas remaja banyak dihabiskan di lingkungan sekolah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait pencegahan bullying melalui program pembentukkan polisi anti-bullying. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri dari 3 tahapan, yaitu persiapan atau perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil capaian kegiatan diukur menggunakan pre-test dan post-test pengetahuan remaja dengan menggunakan uji T berpasangan. Berdasarkan hasil kegiatan, didapatkan bahwa dari 31 peserta kegiatan nilai rata-rata sebelum pemberian edukasi mengenai bullying pada siswa SMAN 1 Banjarbaru adalah sebesar 74,45 poin sedangkan nilai rata-rata setelah pemberian edukasi mengenai bullying pada siswa SMAN 1 Banjarbaru adalah sebesar 85,03 poin, adapun jumlah peserta yang mengalami peningkatan pengetahuan adalah sebanyak 31 orang (100%). Hasil dari kegiatan ini adalah ditemukannya perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah pemberian edukasi bullying pada siswa SMAN 1 Banjarbaru serta adanya peningkatan pengetahuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program ini dinilai efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait bahaya bullying dan penerapannya dalam pemberdayaan remaja. Kata kunci: bullying; remaja; polisi anti-bullying ABSTRACTBullying is a social problem that occurs in society. The Indonesian Child Protection Commission (KPAI) released data that throughout 2022, there have been at least 226 cases of physical and psychological violence, including bullying, the number of which continues to increase to date. In the same year, Indonesia ranked fifth highest out of 78 countries as the country with the most cases of bullying in the school environment. Bullying is often found in the school environment because it is a gathering place for many teenagers and many adolescent activities are spent in the school environment. This community service activity aims as a form of youth empowerment model in an effort to prevent cases of bullying among adolescents by forming anti-bullying police. The activity implementation method consists of 3 stages, namely preparation or planning, implementation, and monitoring and evaluation. The results of the activity achievements were measured using the pre-test and post-test of adolescent knowledge using a paired t test. Based on the results of the activity, it was found that of the 31 activity participants the average score before providing education about bullying to students of SMAN 1 Banjarbaru was 74.45 points while the average score after providing education about bullying to students of SMAN 1 Banjarbaru was 85.03 points. Then the results of the paired t test obtained a p-value before and after giving bullying education to students at SMAN 1 Banjarbaru of 0.000 which is a p-value <0.005. In this activity it was found that there were differences in knowledge before and after giving bullying education to students of SMAN 1 Banjarbaru and an increase in knowledge. Keywords: bullying; youth; anti-bullying police
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS PLOTAGON MATA PELAJARAN IPA UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR Hamdanah Hamdanah; Hamsi Mansur; Karyono Ibnu Ahmad
J-INSTECH Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/j-instech.v2i1.3818

Abstract

Pengembangan media video pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan modifikasi dari model Borg and GalII, fokus penelitian ini adalah pengembangan video pembelajaran berbasis plotagon materi gaya dan gerak untuk anak kelas IV SD dan mengetahui kelayakan dari media video. Langkah- langkah model Borg and Gall terdiri dari enam tahapan yaitu (1) Penelitian, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan, (4) Uji Ahli, (5) Revisi, dan (6) diseminasi dan implementasi. Hasil penelitian ini menunjukan video pembelajaran berbasis plotagon materi gaya dan gerak memperoleh hasil yaitu: Ahli Media memperoleh nilai 100% dengan kategori sangat layak, Ahli Materi memperoleh nilai 100% dengan kategori sangat layak, dan Ahli Naskah Bahasa memperoleh nilai 82,8% dengan katagori sangat layak. Ketiga penilaian tersebut dapat disimpulkan media video pembelajaran berbasis plotagon Sangat Layak untuk di gunakan. Peneliti merekomendasikan media ini bisa di lanjutkan oleh peneliti setelah ini guna mengetahui seberapa jauh efektiivtas media video berbasis plotagon ini terhadap pembelajaran
Pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan stunting dengan program KETAN SEHAT (Kebun dan Taman Sehat Bebas Stunting) di desa Aranio Monicha Septrya Marpaung; Hamdanah Hamdanah; Adelia Puspita Sari; Muhamad Khafiz Irwannor; Muhamad Ihsan Fadhiel; Nita Pujianti
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.23512

Abstract

Abstrak Stunting (kerdil) adalah suatu keadaan di mana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur seusianya. Berdasarkan data survei lapangan yang telah dilakukan di Desa Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, didapatkan 21 anak yang berstatus stunting, yaitu 58,6% di antaranya pendek dan 41,4% di antaranya sangat pendek. Tujuan program KETAN SEHAT untuk membantu meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kesehatan warga desa khususnya ibu yang memiliki balita dan kader kesehatan akan pentingnya pemenuhan gizi serta sebagai alternatif yang dilakukan untuk mendapatkan bahan makanan yang dapat melengkapi gizi keluarga khususnya untuk balita. Metode yang dilakukan pada kegiatan pengabdian ini yaitu (1) edukasi dan sosialisasi mengenai stunting dan program KETAN SEHAT, (2) pembentukan tim pengurus tanaman, dan (3) pembuatan KETAN SEHAT. Setelah dilakukan uji statistik pada hasil pre-test dan post-test menggunakan uji normalitas data dan uji wilcoxon diketahui p-value < 0,05, oleh karena itu berarti terjadi perbedaan yang bermakna antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan karena terjadi peningkatan skor pada kebanyakan peserta. Saran untuk keberlanjutan program yaitu untuk dapat dilaksanakan pada musim hujan saja, karena apabila dilaksanakan pada musim kemarau terdapat kendala berupa kesulitan air untuk menyirami tanaman. Kata kunci: stunting; penyuluhan; kebun; taman. Abstract Stunting is a condition in which toddlers have less length or height when compared to their age. Based on field survey data conducted in Aranio Village, Banjar Regency, South Kalimantan, 21 children were stunted, of which 58,6% were short and 41,4% were very short. The purpose of the KETAN SEHAT program is to help increase the knowledge, awareness and health of villagers, especially mothers who have toddlers and health cadres about the importance of fulfilling nutrition and as an alternative to get food ingredients that can complement family nutrition, especially for toddlers. The methods carried out in this service activity are (1) education and socialization about stunting and the KETAN SEHAT program, (2) the formation of a plant management team, and (3) the creation of KETAN SEHAT. After statistical tests were carried out on the pre-test and post-test results using the data normality test and the Wilcoxon test, it was found that the p-value   < 0.05, therefore it means that there is a significant difference between knowledge before and after counseling because there is an increase in scores in most participants. The suggestion for the sustainability of the program is to be implemented in the rainy season only, because if it is carried out in the dry season there are obstacles in the form of water difficulties to water plants. Keywords: stunting; counseling; plants; garden.