Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EFEKTIVITAS KADAR EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galangal L. Willd.) TERHADAP JAMUR Candida albicans dalam NILAI KHM50 dan KHM90 Resha Ramadhania; Rollando Rollando; Chresiani Destianita Yoedistira
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 1 No. 2 (2021): Maret - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v1i2.94

Abstract

Abstrak Rimpang lengkuas (Alpinia galanga L. Willd) merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat, salah satunya sebagai antijamur. Kandungan senyawa pada rimpang lengkuas dianggapmemilikiaktivitas enghambatan terhadap jamur khususnya Candida albicans yang merupakan penyebab penyakit kandidiasis.Penelitian ini menggunakan ekstrak lengkuas sebagai alternatif obat antijamur alami pada Candida albicans serta untuk mengetahui kadar efektif ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga(L) Willd) terhadap jamur Candida albicans dalam nilai KHM50 dan KHM90.Rancangan penelitian ini menggunakan experimental murni sederhana atau posttest onlycontrol group design dengan menggunakan dua metode uji yaitu metode difusi cakram dan mikrodilusi. Kemudian dilakukan pengamatan zona hambat yang akan terlihat zona bening pada cawan petri, menghitung persen penghambatan dengan cara perhitungan absorbansi atau optical density (OD) dan dianalisis menggunakan Analisis Probit untuk melihat nilai KHM50 dan KHM90.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang lengkuas memiliki zona hambat sebesar 1,75 mm. Sedangkan dalam perhitungan nilai KHM50 KHM90 menggunakan analisis probit didapatkan nilai KHM50 terdapat pada konsentrasi 1834.933 µg/mL dan nilai KHM90 terdapat pada konsentrasi 13374.761 µg/mL. Kata kunci: Alpinia galanga L. Willd., Candida albicans, Difusi Cakram, Mikrodilusi, Kadar Hambat Minuman Abstract Galanga rhizome (Alpinia Galanga L. Wild.) is one of plants which have many savors, one of them is used for anti-fungus. The structure contained in Galanga rhizome is well known for the obstructive activity to the fungus, for especially Candida albicans which is the cause of the Candidiasis disease. This study used galanga rhizome extract as an alternative to natural antifungal for Candida albicans and to find out the effectiveness amount of extract Galanga rhizome (Alpina galanga L. Wild) to the Candida albicans fungus in the term of MIC50 and MIC90. This study is plain experimental or post –test only control group design by using two test methodology. There are disk diffusion method and microdilution. Then, followed by observing obstruction zone which will be appeared on the clear zone on the petri dish, valuating obstruction presentation by using absorbency counting or optical density (OD) and analyzed using probit analysis to see MIC50 and MIC90. The result of the study showed that extract Galanga rhizome had obstructive zone at least 1,75 mm. But, on the valuating MIC50, MIC90 point using probit analysis, the MIC50 concentration value was 1834.933µg/mL and the MIC90 concentration value was 13374.761 µg/mL. Keywords: Alpinia galanga L. Willd., Candida albicans, Disk Diffusion, Microdilution, Minimum Inhittoryhconcentration
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI ANTIPSIKOTIK KOMBINASI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN SKIZOFRENIA DI UPT PUSKESMAS TALUN KABUPATEN BLITAR Sri Susilowati; Martanty Aditya; Chresiani Destianita Yoedistira
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 2 No. 1 (2021): September - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v2i1.112

Abstract

Skizofrenia merupakan penyakit psikiatrik kronis yang banyak menimbulkan masalah psikologis. Penatalaksanaannya dengan memberikan obat antipsikotik, diberikan dalam bentuk kombinasi. Penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya depresi dan kemungkinan mengalami efek samping terapi. Oleh karena itu perlu diukur efektifitas terapi yang diukur melalui tingkat depresi meliputi depresi ringan, sedang, berat, sangat berat.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 58 responden. Pengambilan data dilakukan dengan cara retrospektif, kemudian dilanjutkan dengan wawancara terstruktur oleh peneliti dibantu oleh asisten peneliti dengan instrument kuesioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). Penelitian ini dilakukan pada penderita skizofrenia di UPT Puskesmas Talun Kabupaten Blitar pada bulan April-Juli 2020. Dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). Pengaruh pemberian terapi antipsikotik kombinasi terhadap tingkat depresi dilakukan menggunakan uji Kruskal Wallis, dan didapatkan bahwa probabilitas > alpha (5%), tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemberian antipsikotik kombinasi, dan dilaporkan pula efek samping berupa ekstrapiramidal ringan, ekstrapiramidal berat dan tremor. Pada kombinasi I dilaporkan terjadi efek samping ektrapiramidal ringan 1 pasien, berat 1 pasien, tremor 1 pasien. Pada kombinasi II dilaporkan terjadi efek samping ekstrapiramidal ringan 2 pasien dan pada kombinasi III dilaporkan tidak ada kejadian efek samping.  
Formulasi Dan Uji Mutu Fisik Krim Anti Aging Yang Mengandung Ekstrak Labu Kuning Cucurbita moschata Duch Renny Wulandari; Eva Monica; Chresiani Destianita Yoedistira
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 3 No. 1 (2022): September - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v3i1.182

Abstract

Labu kuning (Cucurbita moschata Duch) merupakan tanaman yang banyak dijumpai di Indonesia. Sebagian besar dari tumbuhan ini yang dapat digunakan yaitu bagian buahnya. Labu kuning (Cucurbita moschata Duch) memiliki kandungan fitokimia beragam diantaranya flavonoid, polifenol, saponin, potein dan karbohidrat. Labu kuning (Cucurbita moschata Duch) juga mengandung beberapa sumber nutrisi yang baik seperti vitamin A, zat besi, fosfor, dan kalsium. Kandungan karotenoid dan tokoferol pada labu kuning (Cucurbita moschata Duch) bertanggung jawab pada aktivitas antioksidan, yang manadapat mencegah reaksi oksidasi dari radikal bebas. Antioksidan alami yang terdapat pada buah labu kuning (Cucurbita moschata Duch) ini dapat dimanfaatkan sebagai sediaan farmasi seperti sediaan krim.Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan formula barudengan menggunakan bahan aktif ekstrak labu kuning (Cucurbita moschata Duch) dalam bentuk kosmetik untuk memaksimalkan perawatan serta pencegahan penuaan kulit. Penelitian ini juga dilakukanya pengujian mutu fisik yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, tipe krim, uji distribusi ukuran partikel, uji viskositas, uji stabilitas sentrifugasi, uji iritasi, uji antioksidan dan uji kelembapan kulit.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa krim anti aging ekstrak labu kuning (Cucurbita moschata Duch) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah dengan nilai IC50 > 50 ppm. Sedangkan pada tipe krim ini memiliki nilai HLB 10,7 yang artinya krim ini termasuk kedalam tipe M/A. Kata Kunci : Aktivitas Antioksidan, Krim, Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch), Penuaan Kulit.
Formulasi Sediaan Tonik Rambut Penumbuh Rambut Ekstrak Ginseng Jawa Talinum paniculatum Gaertn Fauziya Radani; Rollando Rollando; Chresiani Destianita Yoedistira
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 3 No. 1 (2022): September - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v3i1.186

Abstract

Ginseng Jawa (Talinum paniculatum Gaertn.) merupakan salah satu tanaman obat herbal yang mengandung berbagai macam senyawa bioaktif seperti saponin, steroid, polifenol dan minyak atsiri. Tanaman ini diduga sebagai sumber antioksidan, seperti yang diketahui bahwasanya antioksidan juga dapat membantu menjaga kesehatan kulit kepala dan rambut. Tonik rambut merupakan sediaan yang mengandung bahan-bahan yang diperlukan oleh rambut, akar rambut dan kulit kepala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula optimum, aktivitas antioksidan dan efektivitas pertumbuhan rambut secara in vivo dengan menggunakan hewan uji mencit jantan dari sediaan tonik rambut ekstrak ginseng jawa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan kuantitatif dengan analisa data menggunakan anova one way. Adapun uji yang dilakukan yaitu uji mutu fisik sediaan yang terdiri dari uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, hedonik, iritasi, uji aktivitas antioksidan dan uji efektivitas pertumbuhan rambut secara in vivo dengan menggunakan hewan uji mencit jantan yang dilakukan selama 15 hari. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan formula optimum terdapat pada formula 3, nilai IC50 yang didapat dari formula 1 sebesar 73,19579, IC50 formula 2 sebesar 68,13981 dan IC50 formula 3 sebesar 52,76862, berdasarkan hasil IC50 dari ketiga formula aktivitas antioksidan dari sediaan tonik rambut ekstrak ginseng jawa termasuk dalam kategori kuat. Efektivitas pertumbuhan rambut yang dilakukan secara in vivo pada hewan uji mencit jantan dari formula 3 dengan konsentrasi ekstrak sebesar 6% dapat menumbuhkan rambut mencit pada hari ke 15.
FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK SEDIAAN SERUM MIKROEMULSI EKSTRAK BIJI MELINJO Gnteum gnemon L Zahratun Khaira; Eva Monica; Chresiani Destianita Yoedistira
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 3 No. 1 (2022): September - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v3i1.197

Abstract

Biji melinjo termasuk komoditas pangan yang banyak terdapat di Aceh. Pemanfaatannya terbatas sebagai olahan sayur dan bahan baku pembuatan emping. Biji melinjo mengandung antioksidan yang tergolong dengan nilai IC50 59,52 ppm kuat bahkan setara dengan antioksidan sintetik Butylated Hydrotolune (BHT). Antioksidan adalah senyawa yang memiliki banyak manfaat untuk Kesehatan kulit yaitu sebagai antipenuaan dan perlindungan dari sinar UV. Atas dasar hal tersebut, maka biji melinjo dapat dioptimalkan penggunaanya sebagai sediaan kosmetik berupa serum mikroemulsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasikan formula serum ekstrak biji melinjo yang memenuhi persyaratan uji mutu fisik dan mengetahui aktivitas antioksidan yang terdapat dalam serum mikroemulsi ekstrak biji melinjo. Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Eksperimental ini didasarkan pada formulasi dan uji-uji yang dilakukan dalam penelitian ini. Data hasil uji yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisa menggunakan metode ANOVA one way. Sediaan serum mikroemulsi ekstrak biji melinjo yang telah dibuat dilakukan uji mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, tipe emulsi, hedonik, viskositas, ukuran partikel, kelembapan, dan iritasi serta uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula 3 ekstak biji melinjo 10% lebih unggul dibandingkan dua formula lainnya dalam hal pengujian organoleptis, homogenitas, pH, uji viskositas, tipe emulsi, ukuran globul, uji kelembapan, dan uji iritasi. Uji DPPH sediaan serum mikroemulsi ekstrak biji melinjo memiliki aktivitas antioksidan sedang hingga kuat dengan perolehan nilai IC50 pada F1 118,28 ppm, F2 88,03 ppm, dan F3 80,63 ppm. Kata Kunci : biji Melinjo, antioksidan, serum mikroemulsi, mutu fisik
Review Jurnal Kajian Resistensi Antibiotik Golongan Aminoglikosida dan Golongan Tetrasiklin Eunike Cynthia Theresylle; Rehmadanta Sitepu; Chresiani Destianita Yoedistira
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 3 No. 1 (2022): September - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v3i1.211

Abstract

Resistance is the ability of bacteria to resist or stop antibiotics. However, according to the Centers for Disease Control and Prevention (CDC), about 23,000 people die per year from resistance. Resistance begins with exposure to antibiotics, initially there are only one or two bacteria that have a chance to live but can grow and spread. The spread through person to person, inappropriate use of antibiotics due to weak infection control. So the purpose of this study is to find out how the process of resistance by bacteria, as well as genes that play a role in antibiotic resistance of Aminoglycosides and Tetracyclines. Thus we can wisely use antibiotics,for the medical community, the community and help in efforts to reduce the level of resistance and the impact of other resistance. The research method used is the journal review method of 40 articles which is used as material to compare the results of several research articles. The articles used using Scholar and Pubmed searches were selected based on inclusion and exclusion criteria. From the results of a journal review that Aminoglycoside and Tetracycline antibiotics have a high level of resistance. Aminoglycoside resistance is due to enzymatic inactivation by AAC,APH and ANT. The most common resistance is the Acetyltransferase (AAC) enzyme, namely the AAC(6')-I gene. Tetracycline resistance occurs by efflux pump mechanism, ribosome protection and enzymatic inactivation. The most common gene is tetM gene on ribosome protection mechanism which is expressed to mediate resistance to several antibiotics such as Doxycycline and Minocycline.