Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EKSPLORASI BAHAN ALAM SEBAGAI KOSMETIK GUNA PENCEGAHAN STRES OKSIDATIF PADA KULIT MANUSIA LITERATURE REVIEW Elvina Agus; Eva Monica; Godeliva Adriani Hendra
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 2 No. 2 (2022): Maret - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v2i2.120

Abstract

Keanekaragaman hayati Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai obat, obat tradisional, kosmetik dan makanan. Senyawaantioksidan banyak ditemukan pada tumbuhan, baik pada bunga, daun maupun buah. Saat ini sudah banyak sekali produk kecantikan yang menggunakan bahan alami. Selain lebih aman, bahan-bahan alami juga dipercaya dapat mengatasi masalah kulit dengan lebih baik daripada bahan-bahan kimia. Tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif flavonoid dapat digunakan sebagai obat potensial untuk mencegah stres oksidatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak tumbuhan apa saja yang dapat digunakan untuk mencegah stres oksidatif pada kulit manusia dengan kandungan antioksidan yang dimilikinya, mengetahui cara kerja antioksidan dalam mencegah stres oksidatif serta mengetahui tumbuhan mana yang memiliki nilai kandungan antioksidan paling baik menggunakan metode Literature Review. Metode Literature Review menjadi modal untuk membandingkan dan mempertentangkan hasil penelitian sendiri dengan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan orang lain. Dari hasil penelitian dan sesuai kriteria inklusi yang ada, menunjukkan bahwa terdapat 14 macam tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan. Dengan adanya kandungan antioksidan yang terdapat pada tanaman, antioksidan dapat bekerja guna mencegah adanya stres oksidatif pada kulit manusia dengan cara pemutusan rantai radikal bebas yang ada di dalam sistem dan melibatkan penghilangan ROS dengan memadamkan katalis pemrakarsa rantai. Zingiber officinale Rosc. (rimpang jahe) dengan nilai IC50 sebesar 8,29 ± 1,73 ppm dan Ixora javanica flower (bunga soka jawa) dengan nilai aktivitas pemulungan radikal (radical scavenging activity) sebesar 80% diketahui memiliki nilai kandungan antioksidan paling baik.
PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV VIS METODE DERIVATIF UNTUK ANALISIS KAFEIN DALAM SUPLEMEN Dzurriatul Maghfiroh; Eva Monica; Muhammad Hilmi Afthoni
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 2 No. 2 (2022): Maret - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v2i2.151

Abstract

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PHBS DAN PROTOKOL KESEHATAN PADA WARGA PACITAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID 19 Rika Dwi Indasari; Haryanto Susanto; Eva Monica
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 2 No. 2 (2022): Maret - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v2i2.157

Abstract

COVID-19 adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan coronavirus (SARS CoV-2) dengan gejala umum berupa demam, sakit tenggorokan, sesak nafas, dan dapat menular melalui droplet dari pasien terinfeksi. Upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dapat dilakukan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan protokol kesehatan. Pemberian edukasi tentang PHBS dan protokol kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang PHBS dan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan COVID-19 sehingga dapat meningkatkan perilaku masyarakat dalam melakukan pencegahan penularan COVID-19. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian one-group pretest-posttest dengan memberikan kuesioner kertas sebelum dan setelah pemberian edukasi. Edukasi dilakukan dengan metode ceramah dengan menggunakan media slide dan flipchart. Pengolahan data menggunakan SPSS dengan uji non parametrik Wilxocon. Pada uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang berarti H0 ditolak, H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengetahuan masyarakat tentang PHBS dan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan COVID-19 sebelum dan sesudah diberikan edukasi.
KAJIAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP ANTIBIOTIK DAN KETEPATAN PENGGUNAANNYA Novela Cantikasari; Haryanto Susanto; Eva Monica
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 3 No. 1 (2022): September - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v3i1.160

Abstract

Abstrak Antibiotik merupakan jenis obat yang paling umum digunakan dalam penanganan infeksi bakteri. Sayangnya, masyarakat sering kali menggunakan obat antibiotik tanpa pemeriksaan dan peresepan dokter, di mana hal tersebut justru akan menyebabkan resistensi bakteri. Dalam studi ini, dilakukan identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat terkait antibiotik dan ketepatan penggunaannya, serta keterkaitan antara keduanya. Pendekatan kuantitatif diterapkan dalam penelitian ini, dengan data primer yang diperoleh secara langsung menggunakan kuesioner. Sampel yang dikaji yaitu 148 responden yang terpilih berdasarkan teknik Random sampling. Lokasi spesifik pengambilan data adalah di Jl. Legundi RT 01 dan 02, Sananwetan, Kota Blitar, dengan waktu sampling pada bulan Mei hingga Juni 2021. Selain menganalisis deskripsi karakteristik dan pengetahuan masyarakat, studi ini turut meninjau korelasi antara pengetahuan dan penggunaan obat antibiotik melalui analisis korelasi Spearman. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar masyarakat (83,8%) ternyata memiliki pengetahuan yang rendah terkait antibiotik, sementara penggunaan antibiotik juga tergolong sangat rendah (95,9%). Selanjutnya, analisis korelasi mengonfirmasi bahwa pengetahuan masyarakat terkait antibiotik memiliki hubungan signifikan dengan penggunaan antibiotik. Fakta tersebut perlu menjadi pertimbangan bagi tenaga kesehatan atau dinas kesehatan setempat untuk untuk meningkatan pengetahuan masyarakat terkait antibiotik dan ketepatan pengunaannya melalui berbagai kegiatan sosialisasi. Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, antibiotik, obat
Formulasi Dan Uji Mutu Fisik Krim Anti Aging Yang Mengandung Ekstrak Labu Kuning Cucurbita moschata Duch Renny Wulandari; Eva Monica; Chresiani Destianita Yoedistira
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 3 No. 1 (2022): September - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v3i1.182

Abstract

Labu kuning (Cucurbita moschata Duch) merupakan tanaman yang banyak dijumpai di Indonesia. Sebagian besar dari tumbuhan ini yang dapat digunakan yaitu bagian buahnya. Labu kuning (Cucurbita moschata Duch) memiliki kandungan fitokimia beragam diantaranya flavonoid, polifenol, saponin, potein dan karbohidrat. Labu kuning (Cucurbita moschata Duch) juga mengandung beberapa sumber nutrisi yang baik seperti vitamin A, zat besi, fosfor, dan kalsium. Kandungan karotenoid dan tokoferol pada labu kuning (Cucurbita moschata Duch) bertanggung jawab pada aktivitas antioksidan, yang manadapat mencegah reaksi oksidasi dari radikal bebas. Antioksidan alami yang terdapat pada buah labu kuning (Cucurbita moschata Duch) ini dapat dimanfaatkan sebagai sediaan farmasi seperti sediaan krim.Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan formula barudengan menggunakan bahan aktif ekstrak labu kuning (Cucurbita moschata Duch) dalam bentuk kosmetik untuk memaksimalkan perawatan serta pencegahan penuaan kulit. Penelitian ini juga dilakukanya pengujian mutu fisik yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, tipe krim, uji distribusi ukuran partikel, uji viskositas, uji stabilitas sentrifugasi, uji iritasi, uji antioksidan dan uji kelembapan kulit.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa krim anti aging ekstrak labu kuning (Cucurbita moschata Duch) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah dengan nilai IC50 > 50 ppm. Sedangkan pada tipe krim ini memiliki nilai HLB 10,7 yang artinya krim ini termasuk kedalam tipe M/A. Kata Kunci : Aktivitas Antioksidan, Krim, Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch), Penuaan Kulit.
FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK SEDIAAN SERUM MIKROEMULSI EKSTRAK BIJI MELINJO Gnteum gnemon L Zahratun Khaira; Eva Monica; Chresiani Destianita Yoedistira
Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi Vol. 3 No. 1 (2022): September - Sainsbertek Jurnal Ilmiah Sains & Teknologi
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/sb.v3i1.197

Abstract

Biji melinjo termasuk komoditas pangan yang banyak terdapat di Aceh. Pemanfaatannya terbatas sebagai olahan sayur dan bahan baku pembuatan emping. Biji melinjo mengandung antioksidan yang tergolong dengan nilai IC50 59,52 ppm kuat bahkan setara dengan antioksidan sintetik Butylated Hydrotolune (BHT). Antioksidan adalah senyawa yang memiliki banyak manfaat untuk Kesehatan kulit yaitu sebagai antipenuaan dan perlindungan dari sinar UV. Atas dasar hal tersebut, maka biji melinjo dapat dioptimalkan penggunaanya sebagai sediaan kosmetik berupa serum mikroemulsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasikan formula serum ekstrak biji melinjo yang memenuhi persyaratan uji mutu fisik dan mengetahui aktivitas antioksidan yang terdapat dalam serum mikroemulsi ekstrak biji melinjo. Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Eksperimental ini didasarkan pada formulasi dan uji-uji yang dilakukan dalam penelitian ini. Data hasil uji yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisa menggunakan metode ANOVA one way. Sediaan serum mikroemulsi ekstrak biji melinjo yang telah dibuat dilakukan uji mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, tipe emulsi, hedonik, viskositas, ukuran partikel, kelembapan, dan iritasi serta uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula 3 ekstak biji melinjo 10% lebih unggul dibandingkan dua formula lainnya dalam hal pengujian organoleptis, homogenitas, pH, uji viskositas, tipe emulsi, ukuran globul, uji kelembapan, dan uji iritasi. Uji DPPH sediaan serum mikroemulsi ekstrak biji melinjo memiliki aktivitas antioksidan sedang hingga kuat dengan perolehan nilai IC50 pada F1 118,28 ppm, F2 88,03 ppm, dan F3 80,63 ppm. Kata Kunci : biji Melinjo, antioksidan, serum mikroemulsi, mutu fisik