Ragam hias rumah tradisional Kudus berkaitan erat dengan nilai- nilai budaya masyarakat Kudus. Melihat letaknya Kudus termasuk dalam akar budaya Jawa pesisir yang mengandalkan sektor perdagangan sebagai penunjang perekonomiannya, Akses untuk berhubungan dengan dunia luar mengakibatkan adanya kontak budaya. Kontak budaya melalui perdagangan membuka jalan terjadinya percampuran kebudayaan. Hubungan yang semula sekedar hubungan perdagangan akhirnya berkembang menjadi hubungan yang saling mempengaruhi antar budaya masingmasing, terjadilah proses akulturasi budaya yang pada akhirnya ikut membentuk budaya Jawa Kudus. Akulturasi budaya ini tidak hanya terbatas pada nilainilai dan pengetahuan saja, tetapi juga berpengaruh kepada artefak budayanya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekaran kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan studi lapangan melalui survei langsung di lapangan dan wawancara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam hias yang diterapkan pada rumah tradisional Kudus merupakan percampuran dari budaya lokal dan berbagai pengaruh ragam hias yang datang ke Indonesia. Hal ini disebabkan oleh sifat budaya Jawa yang sinkretistik. Berdasarkan bentuk ragam hias yang diterapkan, terdapat jenis ragam hias geometris, flora, fauna, dan makhluk khayalan. Penempatan ragam hiasnya terdapat pada bagian komponen kaki, badan dan kepala/atap bangunan dengan pola penyusunan ragam hias simetris. Selain untuk memenuhi fungsi estetik, ragam hiasnya juga bermakna simbolik yang berfungsi sebagai media rupa untuk menyampaikan pesan yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman hidup masyarakat setempat.