Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISA KEKUATAN TAHANAN LATERAL SAMBUNGAN KAYU-BETON Suriani, Efa
EMARA Indonesian Journal of Architecture Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : EMARA Indonesian Journal of Architecture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.042 KB)

Abstract

Perkiraan kekuatan tahanan lateral pada sambungan kayu beton menggunakan alat sambung Lag-screw atau sekrup kunci akibat beban lateral sangat diperlukan dalam desain konstruksi sambungan. Hal tersebut diperlukan agar diketahui perilaku sambungan sehingga kegagalan sambungan dapat diprediksi. Dalam penelitian ini untuk mengetahui kekuatan tahanan lateral dilakukan pengujian geser sambungan dengan pembebanan monotonik dan model analisa mengadopsi dari model EYM (European Yield Model). Kayu yang digunakan: Toona sureni (berat jenis 0,45), Swietenia mahagoni (berat jenis 0,51) dan Artocarpus heterophyllus (berat jenis 0,54) dan mutu beton aktual 15,93 MPa. Sekrup kunci dipakai diameter 8 mm (panjang 130 mm), ring penutup diameter 22,8 mm, dan fischer S14. Hasil penelitian menunjukkan persentase tahanan lateral (metode 5% offset) antara prediksi dengan eksperimen adalah 36,40% sampai 48,15%. Hasil ini memperlihatkan tahanan lateral prediksi dengan persamaan tahanan lateral EYM cukup mendekati dari hasil tes.
Analisa Kekuatan Tahanan Lateral Sambungan Kayu-Beton Efa Suriani
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 1 No. 1 (2015): EIJA | August ~ October 2015 Edition
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.042 KB)

Abstract

Perkiraan kekuatan tahanan lateral pada sambungan kayu beton menggunakan alat sambung Lag-screw atau sekrup kunci akibat beban lateral sangat diperlukan dalam desain konstruksi sambungan. Hal tersebut diperlukan agar diketahui perilaku sambungan sehingga kegagalan sambungan dapat diprediksi. Dalam penelitian ini untuk mengetahui kekuatan tahanan lateral dilakukan pengujian geser sambungan dengan pembebanan monotonik dan model analisa mengadopsi dari model EYM (European Yield Model). Kayu yang digunakan: Toona sureni (berat jenis 0,45), Swietenia mahagoni (berat jenis 0,51) dan Artocarpus heterophyllus (berat jenis 0,54) dan mutu beton aktual 15,93 MPa. Sekrup kunci dipakai diameter 8 mm (panjang 130 mm), ring penutup diameter 22,8 mm, dan fischer S14. Hasil penelitian menunjukkan persentase tahanan lateral (metode 5% offset) antara prediksi dengan eksperimen adalah 36,40% sampai 48,15%. Hasil ini memperlihatkan tahanan lateral prediksi dengan persamaan tahanan lateral EYM cukup mendekati dari hasil tes.
Bambu Sebagai Alternatif Penerapan Material Ekologis: Potensi dan Tantangannya Efa Suriani
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 3 No. 1 (2017): EIJA | August ~ October 2017 Edition
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1122.928 KB) | DOI: 10.29080/emara.v3i1.138

Abstract

Bidang industri konstruksi disinyalir menjadi pelaku kedua dalam menyumbang pemanasan global. Pemakaian bahan material yang tidak dapat diperbaharui dalam jangka waktu tertentu akan habis dan efek yang ditimbulkan merusak lingkungan. Penerapan material ekologis yang merupakan pemenuhan aspek pada konsep green building menjadi topik yang terus dikaji oleh peneliti atau praktisi. Bambu memenuhi kriteria sebagai alternatif penerapan material ekologis. Berbagai potensi bambu baik unsur kekuatan, cepat tumbuh, rendah energi, dan bahan melindungi ekosistem bumi termasuk peningkatan ekonomi. Kendala bambu adalah mulai tergerus oleh perkembangan teknologi modern. Bambu sebagai penopang kehidupan sehari-hari mulai kehilangan identitasnya yang mengakibatkan pasokan material bambu atau keberlangsungan material bambu, perlahan di masyarakat mulai langka/sulit dicari. Oleh sebab itu, material bambu dapat digunakan sebagai material ekologis dengan terobosan dalam hal modernisasi pemanfaatan bambu dalam konteks industri. Dimensi bambu harus dapat mengakomodir kesulitan perancang dalam mendisain bambu. Membangun identitas budaya bambu modern dalam konteks industri. Sehingga, bambu sustainable dengan terjadinya harmoni bahan baku bambu dengan budaya terhadap arus kemajuan teknologi. Dalam rangka mengurangi efek global warming dan terwujudnya kelestarian alam demi generasi mendatang
Kajian Terhadap Variasi Metode dan Bahan Pengawet pada Proses Pengawetan Bambu-Kayu di Indonesia Efa Suriani
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 4 No. 1 (2018): EIJA | August ~ October 2018 Edition
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1084.14 KB) | DOI: 10.29080/emara.v4i1.338

Abstract

Bamboo and wood are natural materials, each of which has a variety of uniqueness. Among its uniqueness is an irreplaceable building material between one another. However, weaknesses are also found in them especially related to termites or powder beetles. To be able to obtain maximum results in the use of these two materials, the preservation process was needed as a special treatment. With a variety of Bamboo preservation techniques, this paper tries to identify and examine various studies and best practices related to the Bambu-kayu preservation method in Indonesia. A qualitative approach was used with literature study techniques, field observations and in-depth interviews with entrepreneurs in preserving bamboo. From the results of the study obtained an illustration that the preservation method carried out depends on the needs of the user. It is also known that 10% Borak Boric concentrate has been able to be a chemical preservative that can be trusted to maximize material age. There should also be research on other preservatives, both chemical ones such as pyrolysis oil from plastic waste, as well as natural ones such as coconut shell liquid smoke and tobacco. Further research can also be focused on the strength of bamboo preserved by the preservation / boiling method. In addition to optimal material service age, it is necessary to consider several other criteria such as the ability to be mass produced / according to industry needs and able to be implemented significantly. Thus, it is expected that preservatives will be obtained that are safe for humans, environmentally friendly, workable and economical.
Pengujian Kuat-Lentur Bambu Petung Yang Diawetkan Dengan Metode Perebusan Efa Suriani
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 4 No. 2 (2018): EIJA|December 2018 ~ February 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1336.491 KB) | DOI: 10.29080/eija.v4i2.418

Abstract

Penggunaan material bambu telah dikenal penggunaannya sejak jaman dahulu. Namun bambu juga dikenal memiliki beberapa kelemahan, diantaranya rentan terhadap serangan rayap dan jamur bila terkena air. Oleh karenanya diperlukan perlakuan khusus untuk memperpanjang usia penggunaan bambu bila hendak digunakan sebagai material konstruksi. Metode pengawetan dengan perebusan adalah salah satu metode baru yang diterapkan dilapangan untuk memenuhi pasokan bambu awet, selain metode Visual Soak Diffusion (VSD) yang cenderung memakan waktu yang lebih lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanik kuat-lentur bambu Petung dengan metode pengawetan perebusan. Hasil pengujian memperlihatkan peningkatan kuat-lentur bambu yang signifikan (dua puluh persen lebih kuat-lentur) setelah diawetkan dengan metode perebusan, meskipun kadar air dalam bambu meningkat yang berimbas pada potensi serangan jamur. Hal ini dapat diatasi dengan cara menambahkan bahan anti jamur pada larutan pengawetan. Metode pengawetan dengan perebusan ini mampu menjadi alternatif utama pengganti bahan pengawet kimia.
KAJIAN STUDI ALTERNATIF DESAIN BANGUNAN TERHADAP BEBAN LATERAL PADA BANGUNAN TINGGI Efa Suriani
NALARs Vol 22, No 1 (2023): NALARs Volume 22 Nomor 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.22.1.35-48

Abstract

ABSTRAK. Kondisi tektonik Indonesia terletak pada pertemuan lempeng besar dunia dan kecil, sehingga memberi dampak bahwa wilayah tersebut berpotensi akan sering terjadi gempa. Kota Surabaya dikategorikan sebagai ibukota yang cukup padat, sehingga potensi terjadinya bahaya gempa bumi yang berasal dari sesar Kendeng terbukti aktif serta melakukan pergerakan 5 milimeter per tahun. Menyadari fenomena tersebut merupakan hal yang mutlak sebagai bahan pertimbangan dalam mendisain dan membangun bangunan di wilayah seluruh Indonesia. Sebagai usaha memperkuat pembelajaran terutama pengenalan desain seismik pada mahasiswa Arsitektur, sehingga perlu diteliti prinsip (faktor) yang mempengaruhi desain seismik dengan studi kasus adalah gedung perpustakaan kampus I UINSA, sebagai kajian studi alternatif desain bangunan terhadap ketahanan gedung akibat beban lateral. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif selanjutnya dianalisis menggunakan software Resist 4,0. Prinsip atau faktor desain seismik yang mempengaruhi pada bangunan bertingkat yaitu, informasi detail konstruksi gedung, rencana lantai (bentuk denah), data seismik (peta wilayah gempa), beban angin, jenis perkuatan struktur dan material yang digunakan baik pada arah X maupun Y, dan informasi terkait konstruksi pondasi. Alternatif pilihan desain seismik terdapat 132 pilihan kombinasi yang dapat digunakan terhadap 12 pilihan jenis perkuatan untuk lateral struktur pada arah X dan Y yang tidak sama masing-masing pada kedua arah tersebut. Pilihan tersebut dapat digunakan pada bangunan studi kasus. Hasil analisis sebagai struktur awal (pembelajaran) yang dapat digunakan oleh mahasiswa Arsitektur maupun Teknik sipil dan hasilnya tidak diperkenankan sebagai hasil desain akhir pada bangunan dilapangan. Kata kunci: beban lateral, gedung bertingkat, desain seismik, tahap awal ABSTRACT. Indonesia's tectonic conditions are located at the confluence of the world's large and small plates, thus giving the impact that the region has the potential for frequent earthquakes. Surabaya is categorized as a relatively dense capital city, so the potential for earthquake hazards from the Kendeng fault is proven active and moves 5 millimeters per year. Realizing this phenomenon is an absolute thing as a material consideration in designing and constructing buildings throughout Indonesia. To strengthen learning, especially the introduction of seismic design to Architecture students, it is necessary to examine the principles (factors) that influence seismic design with a case study of the I UINSA campus library building as an alternative study of building design against building resistance due to lateral loads. The research method is descriptive and quantitative, then analyzed using Resist 4.0 software. Seismic design principles or factors that affect high-rise buildings are detailed information on building construction, floor plans (plan form), seismic data (earthquake area maps), wind loads, types of structural reinforcement, and materials used in both the X and Y directions and information related to foundation construction. Alternative seismic design options 132 combination options can be used against 12 choices of reinforcement types for lateral structures in the X and Y directions, which are not the same in both directions. These options can be used in case study buildings. The results of the analysis as an initial structure (learning) that can be used by students of Architecture and Civil Engineering, and the results are not allowed as the result of the final design of the building in the field. Keywords: lateral load, high rise building, design seismic, preeliminary
KAJIAN GAYA DALAM PADA KONSTRUKSI RANGKA BATANG (VAKWERK) Suriani, Efa -
CLAPEYRON: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2023): Clapeyron : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/clapeyron.v4i2.6487

Abstract

Dalam ilmu statika benda didalam bidang dapat dibedakan menjadi konstruksi batang dan konstruksi rangka batang. Konstruksi rangka batang merupakan konstruksi yang terdiri dari elemen penyusun batang tarik atau tekan. Konstruksi struktur rangka dalam kehidupan sehari-hari banyak diterapkan pada konstruksi ringan seperti kuda-kuda atap, maupun pada konstruksi berat pada jembatan. Pemahaman gaya dalam pada konstruksi rangka batang merupakan hal penting untuk dapat dipahami oleh peserta didik. Model konstruksi rangka batang penelitian ini merupakan hasil dari survei dilapangan pada konstruksi rangka batang sederhana pada konstruksi atap. Tujuan penelitian untuk menganalisis kestabilan dan gaya dalam pada konstruksi rangka batang tunggal. Metode penelitian digunakan deskriptif kuantitatif. Analisis gaya dalam menggunakan analisis metode titik buhul dibandingkan dengan metode elemen hingga (SAP 2000). Penentuan kestabilan memiliki persyaratan dari jumlah batang, jumlah reaksi, dan jumlah titik buhul yang menyusun komposisi konstruksi rangka batang tersebut. Hasil survei di lapangan terdapat konstruksi rangka batang yang tidak stabil atau labil. Model konstruksi rangka batang yang banyak digunakan dimasyarakat adalah model konstruksi rangka batang tunggal dengan tipe Howe. Hasil perhitungan gaya dalam untuk konstruksi rangka batang tunggal model 1 bahwa gaya dalam dan reaksi perletakan signifikan sama. Konstruksi rangka batang tunggal model 1, 2 dan 6 dihasilkan reaksi perletakan signifikan sama. Selain itu, elemen penyusun konstruksi rangka batang pada bagian bawah dan tengah merupakan batang tarik. Pada bagian atas merupakan batang tekan. Terdapat batang yang tidak dikategorikan tarik atau tekan dan batang tersebut memiliki gaya dalam dengan nilai gaya sama dengan nol.
Pemanfaatan Moringa oleifera melalui Proses Elektroflotasi Biokoagulasi dalam Penjernihan Limbah Cair Laboratorium Setyowati, Rr Diah Nugraheni; Wijayanti, Arik; Suriani, Efa; Adila, Surya Puspa; Al Hikmi, Achmad Syahri
Journal of Science and Engineering Vol 7, No 1 (2024): Journal Of Science And ENgineering (JOSAE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/josae.v7i1.8378

Abstract

The problem of waste was a serious concern of the world, as well as for the government and the people of Indonesia. The particular concern regarding waste does not only apply in the industrial and trade sectors, but also in other sectors that generate waste such as in the tourwasm, health, research development, and education sectors, especially those that have integration laboratory. The biocoagulant used were moringa seeds with a dose variation of 0.025; 0.05; and 0.1 grams/250 mL. The electroflotation process was carried out electrodes, namely graphite electrodes at the anode and stainless steel at the cathode with a constant voltage of DC 21 V for 60 minutes. The effectiveness of the electroflotation-biocoagulation process was valuated by looking at the decrease in the electrical conductivity (EC), total dwassolved solids (TDS), turbidity, metal Pb and Cu. The study's result was the electroflotation-biocoagulation process was more effective than the electroflotation and coagulation processes. Electrical conductivity (EC) was successfully reduced to 9.76% by 0.1 gram/500 mL, TDS (dwassolved solids) was reduced to 8.78% by moringa oleifera, waste turbidity was decreased to 91.70%, the concentration of Pb was reduced to 12.80 % and Cu was reduced to 0,119.Â