Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONSEP AMALGAMATION SEBAGAI SUATU PENYESUAIAN DALAM PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KAWASAN NAGOYA BATAM, PROVINSI KEPULAUAN RIAU Prawesthi, Ashri
Nalars Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Amalgamation merupakan kombinasi dari dua atau lebih sebuah lahan/ kavling; subdivision merupakan pembagian dari lahan besar menjadi beberapa blok atau kavling untuk tujuan pengembangan. Amalgamation dan subdivision adalah perangkat penting dalam pengembangan dan perencanaan dalam restrukturisasi kawasan yang akan dirubah. Blok-blok dan kavling-kavling menentukan tipe-tipe bangunan yang memungkinkan dibangun dan kapasitasnya yang sesuai dengan kawasan yang terpilih. Ketika sebuah area berubah dari satu fungsi ke fungsi lain – misalnya dari rumah berkapasitas keluarga tunggal atau dari kawasan industrial menjadi area perumahan vertikal – maka bentuk dan ukuran dari kavling tentunya harus dipertimbangkan kembali, selain itu juga layout dari jaringan jalan serta ukuran blok juga perlu dirubah.Terkadang, akan lebih mudah untuk menggabungkan kavling-kavling kecil menjadi kavling besar. Dengan cara ini, kita dapat membangun pengembangan yang lebih besar dengan besaran lahan yang sama. Strategi ini juga dapat membantu untuk merevitalisasi kawasan seperti halnya pada Nagoya Square di kota Batam. Hal ini membawa kehidupan baru dengan penduduk baru dan bisnis baru, karena dengan merevitalisasi sebuah area juga dapat menyediakan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih nyaman seperti halnya area parkir, taman, tempat makan dan juga pertokoan. Tipikal rumah toko dapat mengakomodasi pertokoan/ retail kecil dan juga kantor kecil. Beberapa rumah toko bahkan dapat dikombinasikan sehingga menjadi satu properti dengan menyediakan blok baru terbangun di belakangnya.Konsep ini dapat diaplikasikan di Nagoya Square, dimana area ini merupakan area untuk perdagangan dan layanan internasional namun memiliki kondisi fisik bangunan yang sangat buruk. Melalui cara ini, kita dapat menciptakan ruang untuk bernafas seperti kantong-kantong taman di antara bangunan-bangunan padat atau merubah jalur kendaraan menjadi jalur pedestrian serta menciptakan ruang-ruang publik baru yang dapat dinikmati oleh pengguna yaitu masyarakat. Tulisan ini akan menjelaskan tentang konsep tersebut dan hasilnya bagaimana sebuah kehidupan baru akan terjadi dengan aplikasi konsep tersebut. Beberapa rumah toko dapat dikombinasikan menjadi satu properti, dengan membangun satu blok baru di belakangnya. Deretan rumah toko yang lama adalah model pengembangan baru dan lama dengan menggandakan ruang yang disediakan.Kata Kunci: amalgamasi, penggabungan kecil, kavling besar ABSTRACT. Amalgamation is the combination of two or more lots; subdivision is the division of large land holdings into blocks and/or lots for the purpose of redevelopment. Amalgamation and subdivision are important planning and redevelopment tools for restructuring an area undergoing change. Blocks and lots determine the possible building types and capacities that fit into an area. When areas change from one use to another - for example, from single family detached houses or from industrial estates into residential flats - the size and shape of lots need to be considered, and street layout and block sizes may need to change.Sometimes, it is better to join small, fragmented plots of land into bigger plots. This way, we can build larger developments with the same amount of land. This strategy also helps to revitalise mature areas such as Nagoya Square in Batam City. This brings in new population and business, revitalizing an area; it also provides more amenities such as parking lots and parks, eateries and shops. A typical shophouse can accomodate small retail shops and small offices. Several shophouses can combine to become one property, with a new block built behind.This concept can be applied in Nagoya Square which is as an are for international trading and services but has poor condition of old buildings. Through this way, we can create breathing spaces like a pocket park between densely packed buildings, or pedestrianise a road to become and create new public spaces that all can enjoy. This paper tells about the concept itself and the result how a new lease of life happen. Several shophouses can combine to become one property, with a new block built behind. The old shophouse row is modeled to an old-new development, with double the space it used to provide.Keywords: Amalgamation, join small, bigger plots
KAJIAN SOUNDSCAPE DI RUANG PUBLIK TERBUKA TENGAH KOTA PADA MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS: TAMAN CATTLEYA, TOMANG, JAKARTA BARAT) Heryanto, Bambang; Anggiani, Mona; Prawesthi, Ashri
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Urban public spaces are public spaces that are visited by many urban residents with all the activities they can do. In the urban public space, various kinds of voices or sounds fill this space. Voices can be heard from any room or place in the city. The natural environment, humans, and mechanical equipment produce sound landscapes or soundscapes in the city space air. In urban public spaces, activities carried out by humans can produce artificial sound, while natural activities produce natural sound. The purpose of this study is to describe and explore the sound landscape in urban public space. This research was conduct on holidays, by observing various types of sounds and voices, the distribution of sources, time, and strength of sounds and voices to achieve the research objectives. Found that after the observation, in the open public space of Cattleya Tomang Park, West Jakarta, the results of mechanical sound sources came from the roar of motorized vehicles and the sound of construction work was more dominant than natural sounds that came from humans, trees, and animals. Research on soundscapes in urban public spaces is expected to be a basis for consideration in designing urban public spaces so that public spaces can be enjoyed more by city residents who use them.                                  Abstrak: Ruang publik kota merupakan ruang publik yang banyak dikunjungi oleh warga kota dengan segala kegiatan yang bisa dilakukan. Di dalam ruang publik kota, berbagai ragam suara atau bunyi mengisi ruang ini. Bentang suara dapat didengar dari berbagai ragam ruang atau tempat di kota. Alam lingkungan, manusia, maupun peralatan mekanik memproduksi bentang suara atau soundscape di udara ruang kota. Di ruang publik kota, kegiatan yang dilakukan oleh oleh manusia dapat menghasilkan bunyi, sementara kegiatan alami menghasilkan suara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan mengeksplorasi bentang suara yang berada di ruang publik kota. Penelitian ini dilakukan pada hari libur, dengan mengobservasi berbagai macam jenis bunyi dan suara, sebaran sumber, waktu, dan kekuatan bunyi dan suara untuk mencapai tujuan penelitian. Didapati setelah pengamatan, pada ruang publik terbuka Taman Cattleya Tomang, Jakarta Barat, hasil sumber bunyi mekanik berasal dari deru mesin kendaraan bermotor dan bunyi pekerjaan konstruksi pembangunan gedung lebih dominan dibandingkan dengan suara alami yang datang dari manusia, pepohonan, maupun hewan. Penelitian soundscape di ruang publik kota ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam perancangan ruang publik kota agar ruang publik lebih dapat dinikmati oleh warga kota yang memanfaatkannya.  
Landmark Kota Dalam Pandangan Masyarakat prasetya, edhi; Prawesthi, Ashri; S. Sadana, Agus; Anggita, Diptya; Ibnu Wibisono, Adryanto; Dewanto, Wahyu
Retii 2024: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-19 (Edisi Pengabdian Kepada Masyarakat)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program of Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is a Community Service Program aims to enhance public understanding of the role and significance of city landmarks, particularly the Tugu Pal Putih in Yogyakarta, within the context of urban spaces and cultural heritage. The range of activities were conducted using two methods: 1) offline distribution of cups and plates featuring landmark-related imagery and text, and 2) online dissemination through short videos on social media platforms such as Instagram and TikTok. The program also involved students as part of the team. The results showed: 1) an increased public awareness of the philosophical and historical values of Tugu Pal Putih, 2) a deeper understanding of the role of landmarks in the structure of urban spaces, and 3) a heightened awareness of the importance of preserving landmarks as part of world cultural heritage. The chosen media proved effective in reaching various segments of the public, both locally and regionally, and successfully encouraged greater community involvement in preserving and promoting city landmarks.
Landmark Sebagai Identitas Dan Daya Tarik Kota: Landmark as the Identity and Attraction of the City Prasetya, Edhi; S. Sadana, Agus; Prawesthi, Ashri; Anggita, Diptya; M. Adi, Swambodo
Retii 2025: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-20 (Edisi Pengabdian kepada Masyarakat)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu kewajiban dosen untuk menyebarluaskan hasil penelitian kepada masyarakat luas. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah penyuluhan mengenai peran landmark sebagai identitas dan daya tarik kota. Landmark berperan penting dalam menciptakan keteraturan visual kota, memperkuat orientasi ruang, serta membentuk ikatan emosional antara masyarakat dan lingkungannya. Melalui studi kasus Tugu Yogyakarta atau Tugu Pal Putih, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya landmark sebagai simbol budaya dan identitas kota yang berkontribusi terhadap citra dan daya tarik pariwisata perkotaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun Tugu Yogyakarta dikenal luas sebagai ikon wisata, sebagian besar masyarakat belum memahami nilai simbolik dan perannya dalam membangun citra kota. Oleh karena itu, program penyuluhan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap makna landmark, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam pelestarian nilai budaya dan penguatan karakter kota. Kata kunci: landmark, identitas kota, citra kota, pengabdian masyarakat, Tugu Yogyakarta