Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Formulasi Dan Uji Aktivitas Sediaan Salep Ekstrak Etanol Daun Meniran Hijau Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes Rugayyah Alyidrus; Ahmad Irsyad Aliah; Nur Laela Alydrus; Andi Ulfah Magefirah; Rasyid Nurfadillah
Journals of Ners Community Vol 13 No 1 (2023): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i1.2522

Abstract

Meniran Hijau (Phyllantus niruri L) memiliki senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin yang berpotensi sebagai antibakteri. Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui ekstrak etanol daun meniran hijau (Phyllantus niruri L.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan salep stabil secara fisika dan kimia serta mempunyai aktivitas menghambat bakteri Propionibacterium acne. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%, serta metode sumuran. Dibuat sediaan salep dengan berbagai konsentrasi yaitu, formula 1 (2,5%), formula 2 (5%), formula 3 (7,5%), dan kontrol positif dan negatif. Hasil aktivitas zona hambat didapatkan F1: 8,6 mm (sedang), F2: 8,8 mm (sedang), F3: 11,1 mm (kuat), K(+) : 16,6 mm (kuat), K(-) : 2 mm (lemah). Hasil analisis statistik menggunakan ANOVA SPSS 21.0 dengan berbagai konsentrasi memilikih nilai signifikan (0,001 < 0,05 ) artinya memiliki perbedaan aktivitas setiap formulasi. Kesimpulan salep ekstrak etanol daun meniran hijau (Phlantus niruri L) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan salep yang stabil dari segi mutu yakni dari segi organoleptik,homogenitas dan daya sebar sedangkan dari segi pengukuran pH sediaan salep tidak stabil dimana dipengaruhi oleh suhu yang mengakibatkan terjadinya ketidak stabilan pada pH. Serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne.
Efektifitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle L) Terhadap Staphylococcus Aureus Nur Laela Alydrus; Nurul Khofifahl
INHEALTH : INDONESIAN HEALTH JOURNAL Vol. 1 No. 1 (2022): INHEALTH JOURNAL
Publisher : CV. Eureka Murakabi Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.521 KB)

Abstract

Daun sirih hijau (Piper betle L) sudah lama digunakan oleh warga Indonesia selaku obat tradisional. Ekstrak daun sirih hijau memiliki energi antibakteri yang terdiri dari fenol serta senyawa turunannya yang membatasi bermacam berbagai perkembangan Bakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Efektifitas Antibakteri ekstrak Daun sirih hijau (Piper betle L) Terhadap Staphylococcus aureus.  Dan mengetahui efektifitas dari beberapa konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% dalam meghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. untuk uji zona hambat pada pertumbuhan Staphyloccocus aures dengn menggunakan metode sumuran di atas permukaan medium MHA (Mueller Hinton Agar). Berdasarkan kategori zona hambat yang paling kuat pada konsentrasi 80% artinya nilai zona hambatnya sensitif dengan diameter zona bening yaitu 23,3 mm. dan pada kontrol positif dengan menggunakan antibiotik Levofloxacin terdapat zona bening disekitar sumuran dan diameter nilai rata-rata 26,3 mmm yang dikategorikan berdasarkan nilai zona hambatnya sensitif. Dan konsentrasi yang paling rendah pada 20% dengan diameter nilai rata-rata 17,6 mm yang dikategorikan berdasarkan nilai zona hambatnya intermediet.
Formulasi dan Uji Aktivitas Sediaan Gel Handsanitizer Ekstrak Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea Coromandelica) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Rugayyah Alyidrus; Nur Laela Alydrus; Yuli Supianti
INHEALTH : INDONESIAN HEALTH JOURNAL Vol. 1 No. 2 (2022): INHEALTH JOURNAL
Publisher : CV. Eureka Murakabi Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.162 KB) | DOI: 10.56314/inhealth.v1i2.50

Abstract

Kulit batang kayu jawa (Lannea coromandelica) mengandung senyawa golongan salah satunya flavonoid. Flavonoid yang merupakan golongan fenol berperan sebagai antibakteri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai handsanitizer. Tujuan penelitian ini adalah membuat formulasi handsanitizer ekstrak kulit batang kayu jawa (Lannea coromandelica) serta aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Metode eksperimental menggunakan ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 96% dan diformulasi menjadi sediaan gel handsanitizer dengan konsentrasi ekstrak formula 1 1%, formula 2 3% dan formula 3 5%. Gel handsanitizer di evaluasi meliputi uji organoleptik, uji pH, uji daya sebar, dan uji homogenitas. Pengujian antibakteri yang digunakan adalah metode difusi sumuran. Hasil evaluasi sediaan menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang kayu jawa dapat diformulasi menjadi sediaan gel. Sediaan gel handsanitizer memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada Formula dengan konsentrasi 1% (2,8 mm), konsentrasi 3 % (5,9 mm),  dan konsentrasi 5 % (7,6 mm). Berdasarkan uji statistik anova one way kontrol (-) signifikan atau terdapat perbedaan terhadap konsentrasi 1%, 3% dan 5%. Sedangkan kontrol (+) non signifikan atau tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap konsentrasi 3%.
Deteksi Entamoeba coli Pada Anak Balita Stunting Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) Nur Laela Alydrus; Rugayyah Alyidrus; Welna Souhuwat
INHEALTH : INDONESIAN HEALTH JOURNAL Vol. 2 No. 1 (2023): INHEALTH JOURNAL
Publisher : CV. Eureka Murakabi Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.87 KB) | DOI: 10.56314/inhealth.v2i1.100

Abstract

Stunting pada anak merupakan masalah kekurangan gizi kronis karena pemberian makanan yang kurang sesuai dengan gizi seimbang mengakibatkan asupan gizi berkurang, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan mental dan pekembangan motorik. Entamoeba coli hidup sebagai komensial di rongga usus besar. Dalam daur hidupnya terdapat stadium vegetatif dan stadium kista. Morfologinya mirip Entamoeba histolytica namun Entamoeba coli  tidak bersifat pathogen sehingga jarang menyebabkan insiden. Akan tetapi, jumlah yang melebihi ambang  batas maka bisa menyebabkan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat Entamoeba coli pada feses balita anak stunting menggunakan metode PCR. Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 16 sampel feses anak balita stunting tidak terdapat Entamoeba coli pada visualisasi Gel doc dengan target 550 bp. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Entamoeba coli pada sampel feses anak balita stunting dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) dengan target 550 bp.
DETEKSI KOINFEKSI TREPONEMA PALLADIUM PENDERITA HIV MENGGUNAKAN METODE REAL TIME POLYMERASE CHAIN REACTION Nur Laela Alydrus; Nahumury I Yossy; Rugayyah Alyidrus; Ummu Kalsum
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.14756

Abstract

Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan suatu penyakit defisiensi imun sekunder yang paling umum di dunia dan merupakan masalah epidemik dunia yang sangat serius. Treponema  pallidum memiliki jalur transmisi dan faktor resiko yang sama dengan  HIV. Peranan T. pallidum pada penderita HIV yaitu bakteri ini dapat meningkatkan jumlah virus HIV di dalam darah dan menurunkan jumlah CD4 pada pasien koinfeksi sifilis. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui adanya Treponema pallidum pada penderita HIV (human immunodeficiency virus)  menggunakan Metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi laboratorium dengan menggunakan desain cross sectional study. Hasil penelitian sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebanyak 10 sampel penderita HIV di Puskesmas Jumpandang Baru. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa terdapat 3 sampel yang terdeteksi Treponema pallidum dengan nilai Ct nya pada sampel nomor 1 yaitu 20,71, sampel nomor 3 yaitu 36,01, dan sampel nomor 8 yaitu 33,36. Dengan status dari masing-masing sampel belum menikah, dan 7 sampel tidak terdeteksi Treponema pallidum atau negatif. Dapat disimpulkan bahwa terjadi adanya koinfeksi sifilis pada penderita HIV pada 3 dari 10 sampel penderita HIV yang terdeteksi treponema pallidum pada pemeriksaan RT-PCR setelah dilihat melalui hasil table dan grafik pada komputer dan nilai Ct yang didapati.